Perjalanan dari kota W ke kota Y cukup memakan waktu yang lama, Bahkan bisa menyita waktu 8 jam. Hari menjelang siang, mereka memutuskan untuk makan di warung yang berada di kota X.
Aisa dan Rere duduk di pojokan warung, mereka memesan makanan Soto Medan. Rere sangat lahap memakannya karena mungkin saat ini ia sedang rindu kampung halamannya.
"Pelan-pelan Re" tegur Aisa.
"Aku udah lama Sa gak makan Soto Medan, ini rasa sotonya emang gak seenak buatan opungku (nenek) , tapi hampir mendekati lah" jelas Rere sambil cengengesan.
Aisa hanya menanggapinya dengan senyuman, sahabatnya ini emang lucu baginya. Tiba-tiba
ekhem
"Boleh gabung gak?" Tanya seorang lelaki.
Aisa dan Rere terkesiap, mereka melihat siapa yang bicara "kamu?"
Orang tersebut tersenyum "Boleh tidak?" tanyanya dengan lembut.
"Ah, i----iya kak, boleh kok" ucap Aisa gelagapan Lalu lelaki itu duduk di samping Aisa, sementara Rere berada di depannya.
"Maaf ya, jadi ganggu, soalnya kursinya penuh " ujar lelaki itu.
Aisa dan Rere langsung melihat ke kanan dan kiri, ternyata memang benar keadaannya saat ini sedang penuh.
"Iya kak gak apa-apa"
"Kalian suka soto Medan?" tanya lelaki itu basa-basi
"Rere lebih tepatnya kak" sahut Aisa.
"Kalau kamu suka nya apa?"
"Aku sih semuanya suka kak, hheheh! kalau kak Athar?"
"Emhh apa ya, samain aja deh!" goda lelaki itu, Athar.
"Ada-ada aja kak ahahha!" sahut Aisa sambil tertawa.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang sedang cemburu, 'aku gak habis pikir, bagaimana bisa aku menaruh hatiku pada gadis cupu sepertinya' gumamnya dalam hati.
Akhirnya mereka melanjutkan perjalanannya, dan kini mereka sudah sampai di sebuah villa yang mereka sewa, dan kini barang-barang Juga sudah masuk ke dalam kamar.
"Sa, malam ini ada kegiatan gak sih?" tanya Rere yang sudah lelah.
"Nanti cuma ada pengarahan tapi kayanya ada api unggun juga deh Re, tuh banyak banget kayu"
"Wah asyik dong"
"Gak jadi lelahnya nih?"
"Hehehehe"
Namun tiba-tiba ada yang datang menghampiri mereka!
"Hai Aisa, hai Rere"
"Hai kak"
"Kenapa tidak masuk ke kamar?"
"Hmm iya kak, ini mau masuk, kami tinggal ya" Sahut Aisa, namun saat membalikkan badan Tiba-tiba....
brukkk
Aisa terjatuh, namun badannya melayang, ia sudah memejamkan matanya, ia fikir saat ini ia sudah terjatuh ke lantai, tapi kenapa tidak sakit?.
Perlahan ia membuka mata saat merasakan ada tangan kekar yang memegangnya. "Em--maap kak" Ucapnya
Mata mereka bertemu, seperti ada Desiran di hati Athar, Aisa dapat melihat itu sehingga membuatnya menjadi semakin gugup saja.
"Iya, lain kali hati-hati " ucap Athar dengan lembut
ekhemmm
Deheman itu membuat Athar , Aisa dan Rere menoleh
"Eh bapak.. malam Pak"
"Malam" ucapnya dingin.
Pak Ghibran melihat tangan Athar yang masih memegang Aisa "Kalian ini panitia acara, berikan contoh yang baik."
"Maksud bapak?"
"Jangan pacaran di sembarang tempat" jawabnya dingin membuat Aisa dan Athar mengikuti arah mata Pak Ghibran.
"Enggak pak, maaf.. tapi----"
"Sudah, sebaiknya kalian masuk ke kamar saja " potong Pak Ghibran
"Baik Pak " sahut Aisa dan Rere.
Kini, Aisa dan Rere sudah bergabung dengan teman nya yang lain di kamar, Rere mendekati Aisa "Pak Ghibran kalau sudah cemburu seram juga ya Sa"
uhukkk uhukkkk
"Re, jangan asal bicara gitu. gak enak kalau di dengar orang"
"Tapi kau suka kan?"
"Ngawur kamu"
"Kelihatan kali Sa, kalau kau sama Pak Ghibran saling suka"
"Masa sih kelihatan?"
"Jadi beneran?"
"Ngaco! hahahaha"
***
Malam ini, mereka sudah pada ngumpul di sebuah taman, ternyata acara ini bukan hanya sekedar untuk UMKM tapi juga menjadi makrab (malam keakraban) para mahasiswa.
Ada yang bermain gitar, ada juga yang menyanyikan lagunya. Tiba-tiba saja, Athar maju ke depan, membawakan sebuah lagu.
"Lagu ini saya persembahkan untuk seorang wanita yang dulunya cupu, namun sudah masuk ke sini" ucap nya sambil menunjuk hatinya.
"Wuuuuuu" Sorak sebagian,
dan ada juga yang menggodanya "Ciyeee"
Lagu yang di nyanyikan oleh Athar berjudul "kekasih impian" Suaranya begitu merdu sampai membuat semua orang terpanah, apalagi Aisa yang matanya sudah berkaca-kaca.
**Aku tak pernah meminta
sosok pendamping sempurna
cukup dia yang selalu
sabar menemani dalam kekuranganku
Namun Tuhan menghadirkan
kamu wanita terhebat
kuat tak pernah mengeluh
Bahagiaku selalu bersamamu**
Tiba-tiba saja mata Athar menuju Aisa, Rere yang melihat itu pun langsung menyenggol tangan Aisa sambil senyam-senyum gak jelas.
Andai ada keajaiban
ingin ku ukirkan
namamu di atas bintang-bintang angkasa
agar semua tahu
kau berarti untuk ku
Selama-lamanya kamu milikku.
"Wuuuuuu"
"So sweet"
Ya begitu lah sorak anggota lainnya.
"Duh beruntung banget kau Saaa" ucap Rere
Pak Ghibran yang melihat itu langsung mengepalkan tangannya, ia benar-benar cemburu saat ini. Pak Ghibran duduk di sebelah Aisa tanpa sepengetahuan Aisa.
ekhmm
Aisa menoleh "Eh bapak, ngagetin saja"
"Senang ya dinyanyiin?" sahut pak Ghibran tanpa melihat Aisa.
Aisa terkejut, ia mengerutkan alisnya "Maksud bapak?"
"Jadi benar ya? kamu senang dinyanyikan?"
"Bapak cemburu?" sambil menyipitkan matanya, hal itu membuat Pak Ghibran semakin gemas.
"Tidak, siapa bilang?" elak Pak Ghibran
"Ya sudah kalau begitu" sahut Aisa santai.
"Saya juga bisa nyanyiin kamu"
"Benarkah?"
"Kamu nantangin saya?"
"Saya perlu bukti"
"Hmm baiklah" Pak Ghibran langsung pergi dan mengambil gitar yang sedang dipegang oleh Athar.
Sontak saja membuat semua orang bersorak gembira, bagaimana tidak? dosen yang terkenal dingin namun ketampanannya memukau para wanita itu saat ini menyanyikan sebuah lagu yang mereka tidak tahu lagi itu untuk siapa.
"Malam semua" ucap Pak Ghibran
"Malam pak, mau nyanyi ya? horeeeee" celetuk salah satu mahasiswa
Pak Ghibran mengangguk "boleh kan?"
"Boleh banget pak" sahut mahasiswa lain.
"Lagu ini saya persembahkan untuk wanita yang saya sayangi. Entah dia menyadarinya atau tidak namun namanya selalu saya selipkan dalam do'a"
"Wah so sweet banget"
"Iya benar, beruntung banget wanita itu, jadi pengen loh"
Aisa mendengar semua yang di ucapkan teman-temannya, perasaannya kini campur aduk, antara senang, malu dan cemburu juga karena banyak yang mengagumi Pak Ghibran.
Kali ini, Pak Ghibran menyanyikan lagu cinta dalam hati.
Mungkin ini memang jalan takdirku
mengagumi tanpa dicintai
tak mengapa bagiku
asal engkau pun bahagia
dalam hidupmu, dalam hidupmu
Disela-sela nyanyinya, Pak Ghibran sesekali melihat Aisa, begitupun Aisa bahkan tak jarang pandangan mereka bertemu.
Telah lama ku pendam perasaan itu
Menunggu hatimu menyambut diriku
tak mengapa bagiku cintaimu Pun adalah
bahagia untukku , bahagia untukku.
Tak sedikit yang tersentuh, bahkan banyak yang mengangkat tangannya sambil mengayunkannya ke kanan dan ke kiri.
Ku ingin kau tahu diriku disini menanti diri mu
meski kutunggu hingga ujung waktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya.
Pak Ghibran menghentikan lagunya saat melihat Aisa dengan keadaan tidak sadar di gendong oleh seorang lelaki dan menjauh dari keramaian.
Sontak membuat Pak Ghibran mengejarnya, begitu pun dengan Athar yang melihat Pak Ghibran yang panik juga ikut mengikuti Pak Ghibran.
"Siapa lelaki itu? kenapa dia membawa Aisa? ini gak beres ni!" gumam Pak Ghibran sambil mengejar Aisa dan lelaki itu.
Athar pun juga kalut dengan pikirannya "Pak Ghibran mau kemana ya?" itulah yang dibenak nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments