Pagi itu di sebuah Taman Bunga, Franky sedang duduk di sebuah kursi yang terbuat dari anyaman bambu.
Tiba-tiba, dia di kejutkan oleh sosok tinggi besar berkulit hitam dan bermata merah menyala, dan wujudnya menyerupai Genderuwo.
Franky terjatuh dari tempat duduknya.
"Si ... siapa kamu?" gagap Franky.
"Huahahahaha!"
Sosok itu tertawa menggelegar membuat kuping Franky sakit.
"Aku akan kasih waktu tiga hari, kalau kau tak juga meninggalkan Rinjani, maka kau akan mati manusia bodoh!"
"Enggak ... enggak ... enggak ...!"
"Franky, bangun, sudah siang, anda mimpi buruk lagi ya?" Sebuah suara membangunkan tidur Franky.
Perlahan Franky membuka matanya kemudian dia menyipitkan matanya karena merasa silau akibat sinar matahari yang menembus masuk ke jendela kamar.
"Rinjani," panggil Franky.
Rinjani tersenyum.
"Mandilah, supaya badan anda terasa segar," titah Rinjani.
Franky melirik jam dinding yang tergantung di kamarnya.
"Hah? Jam dua belas siang? Masa sih, aku bangun kesiangan, padahal aku baru saja tidur sebentar," gumam Franky dalam hati.
"Baik Rin, aku akan mandi."
Franky beranjak dari tidurnya, kemudian menuju ke kamar mandi.
Franky mengguyurkan air ke rambut hingga seluruh tubuhnya.
Sedang asik mandi, tiba-tiba lampu kamar mandi padam, Franky pun panik.
"Kenapa lampunya mati?" batin Franky.
Tak lama, lampu kamar mandi menyala kembali, bersamaan dengan itu muncul sebuah gumpalan asap hitam di dalam kamar mandi, perlahan asap itu membentuk sebuah sosok, yaitu Genderuwo, matanya menatap tajam ke arah Franky.
Franky terbelalak, dia sangat ketakutan.
"Pergi kamu! Jangan ganggu aku, aku nggak ada urusan sama kamu!" seru Franky.
"Huahahahahaha!"
Genderuwo itu tertawa menggelegar.
"Ingat manusia bodoh! Tinggalkan alam ini secepatnya!"
Kemudian sang Genderuwo menyemburkan asap, hingga tubuh Franky merasakan panas yang luar biasa.
"Aaarrrggghhh!"
Franky mengerang kepanasan, hingga akhirnya pandangan menjadi gelap seketika, Franky pun tak ingat apa-apa lagi.
"Fran.. bangun," sebuah suara menyadarkan Franky dari pingsannya, Franky mengerjapkan matanya, dan memandang ke sekeliling.
"Rin, di mana aku?"
Rinjani hanya tersenyum menatap Franky.
Tiba-tiba, seorang pria masuk dan merangkul pundak Rinjani.
"Wahai manusia, kamu di dalam kamar calon istriku," ucap pria itu yang ternyata Pangeran Endro.
Franky terkejut bukan main, hatinya mendadak merasa panas seperti di bakar api cemburu.
"Maafkan saya Franky, besok saya akan menikah dengan Pangeran Endro." kata Rinjani tersenyum sinis.
"A ... apa? Kenapa kamu tega Rin? Aku sudah berkorban untuk kamu, tapi kamu malah melakukan pengkhianatan!" seru Franky.
Rinjani dan pangeran Endro tertawa menggelegar, dan dalam sekejap mereka berdua berubah wujud.
Pangeran Endro berubah menjadi Genderuwo sedangkan Rinjani berubah menjadi Kuntilanak dengan wajah yang hancur mengerikan.
Franky bergidig ngeri, dia pun berlari keluar rumah.
Lagi-lagi Franky terkejut, karena rumah Rinjani yang awalnya berbentuk Istana itu, kini telah berubah menjadi bangunan tua yang terkesan angker, banyak sarang laba-laba di setiap atap rumahnya, dan para kelelawar pun bergelantungan di atap rumah tersebut.
Franky kembali berlari, mencari seseorang yang mungkin bisa di mintai pertolongan.
"Tolong! tolong aku, aku ingin pulang!" seru Franky sambil terus berlari.
Kedua makhluk gaib tadi ikut mengejar Franky.
"Aku akan menunjukkan jalan pulang untukmu," kata sebuah suara.
Franky mencari sumber suara itu tepi dia tidak menemukan seseorang pun di tempat itu.
Franky terus berlari, tiba-tiba langkahnya terhenti, dia mendengar suara lantunan ayat suci yang begitu merdu.
Franky menjadi sedikit tenang tidak sepanik sebelumnya, kini dia tidak lagi berlari melainkan berjalan perlahan.
Sayup-sayup terdengar suara bisikan Leon di telinga Franky.
"Cepat pulang Fran, aku dan Bento sangat merindukanmu, rindu akan kebersamaan kita, pulanglah, supaya kita bisa berkumpul bersama lagi."
"Leon," gumam Franky.
Suara lantunan ayat suci masih terdengar di telinga Franky, tapi lambat laun suara itu manjadi lirih hingga akhirnya hening.
Franky merasa silau, perlahan dia membuka matanya dan bangun dari tidurnya, di dekatnya sudah ada Rinjani dan Raja Jin.
"Kau mimpi buruk Fran, dari semalam kau berteriak-teriak tidak jelas," ujar Rinjani.
Franky kebingungan.
"Aku bermimpi? Tapi kenapa mimpiku berulang-ulang?" tanyanya dalam hati.
"Bagaimana anakku? Setelah kau melihat dia tersiksa seperti itu, apakah kau masih akan mempertahankan hubungan kalian?" tanya Raja Jin.
Rinjani terdiam, dia tak sanggup mengeluarkan sepatah kata pun.
Raja Jin akhirnya pergi meninggalkan mereka berdua.
"Rin, apa yang terjadi? Kenapa aku bermimpi buruk sekali, dan anehnya lagi mimpiku selalu berlanjut, seperti kenyataan, sebenarnya ada apa ini?" Franky menghujani Rinjani dengan berbagai pertanyaan.
Rinjani gugup, dia tak tahu harus berbicara apa, akhirnya Rinjani keluar kamar meninggalkan Franky seorang diri.
"Bagaimana ini? Apa aku pergi saja dari sini? Dan kembali ke rumah pak Yusuf," gumam Franky dalam hati.
Franky bergegas keluar kamar, menuju ke halaman rumah.
Satu jam dia berputar-putar di sekitar tempat itu, namun, dia tidak juga menemukan jalan pulang ke rumah kontrakannya.
"Di mana jalan yang dulu pernah aku lewati berdua sama Rinjani? Kenapa aku sama sekali nggak lihat?" Franky semakin bertambah bingung.
Sementara itu di suatu tempat, terlihat Rinjani sedang menemui Pangeran Endro.
"Bagaimana Rin? Apakah kau sudah siap menikah denganku?" Pangeran Endro melebarkan senyumnya.
"Tidak Pangeran, maaf.. saya sama sekali tidak mencintai anda, saya sudah mantap akan menikah dengan Franky" jawab Rinjani.
"Tapi, kita kan sebangsa Jin juga, kenapa kau justru lebih memilih manusia itu? Bukankah kau tahu, kalau kau menikah dengan manusia, kekuatanmu akan semakin melemah, dan bisa saja kekuatanmu itu lenyap, kau akan musnah juga, ingat itu Rin," Pangeran Endro meyakinkan.
"Saya tidak peduli Pangeran, saya akan tetap bersama dengan manusia itu, karna kami saling mencintai," sahut Rinjani.
"Jangan bertindak bodoh Rin, kau dan
dia berbeda jauh, kalian tidak akan mungkin bisa bersatu," Pangeran Endro bersikeras.
"Cukup Pangeran, biarlah saya menjalani kehidupan ini tanpa campur tangan dari anda," jawab Rinjani ketus.
Pangeran Endro merasa kesal, dia pun membaca mantera yang dia dapat sewaktu bertapa.
"OWAH GINGSIR SIFATING URIP, KANG OWAH MUNG KATRESNANKU MANJUNG DADI SAWIJI SAJIWO LAN SAROGO KALAYAN JIWO ROGONE SI VIOLETTA LAN ANAK TURUNE ORA PISAH SALAWASE GESANG"
"Hahahaha!" Rinjani tertawa mengerikan.
"Anda pikir, saya ini manusia? Di bacakan mantra abal-abal begitu," Rinjani merasa lucu dengan tingkah Pangeran Endro.
Pangeran Endro pun terdiam, dia merasa malu karena mantranya gagal, dan tak bereaksi apa-apa terhadap Rinjani.
Rinjani terus tertawa mengejek, sedangkan Pangeran Endro menatap Rinjani dengan tatapan tajam.
"Awas kau Rin, kali ini kau menang dan bisa lolos dariku, tapi lihat saja suatu saat, kau pasti akan tunduk di hadapanku," batin Pangeran Endro.
"Hahahaha, anda bilang apa Pangeran? Dengar Pangeran, sampai kapanpun, saya tidak akan sudi tunduk di hadapan Anda!" seru Rinjani lagi.
Pangeran Endro bertambah malu, dia lupa kalau Rinjani juga makhluk gaib, yang bisa mendengar ucapan dalam hati.
Rinjani pun menghilang dari hadapan pangeran Endro.
****
terimakasih sudah mampir di karyaku, mohon maaf jika banyak typo berkeliaran dan kekeliruan dalam kepenulisan, entah itu nama orang tempat dll 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments