"Ibuku bilang, katanya banyak makhluk halus berkeliaran," jawab Bento.
"Ah masa sih?" Leon semakin penasaran.
"Aku juga nggak tahu pasti Le, aku juga hanya menuruti saja apa yang dikatakan ibuku, kalau sudah jam lima sore, ya harus di dalam rumah."
"Kata pak Yusuf, Rinjani itu hantu ya?" tanya Leon.
"Kata ibuku juga begitu," ujar Bento.
Leon ingin menceritakan perihal Rinjani yang meminta tumbal setiap tahunnya, namun dia mengurungkan niatnya, dia takut kena marah oleh pak Yusuf.
"Jadi, tempat ini seram ya Ben."
"Ya begitulah Le, pokoknya yang namanya berurusan sama hantu, pasti repot deh, resikonya besar sekali, jadi.. jangan sekali-kali bermain-main sama mereka yang nggak kelihatan," papar Bento.
"Berarti, arwah Rinjani tiap malam gentayangan ya?"
"Bisa jadi, Le."
"Duh, berarti selama ini, si Franky pacaran sama hantu dong."
"Ya mungkin saja, Le, aku juga kurang paham."
"Apakah kamu sudah pernah ketemu hantu, Ben?" tanya Leon.
"Alhamdulillah belum, Le, dan nggak minta juga," jawab Bento.
"Kalau kamu, Le?" Bento balik bertanya.
"Kalau aku sih belum pernah, tapi aku sering lihat Franky sedang halu," ujar Leon.
"Halu bagaimana, Le?" tanya Bento sambil mengerutkan keningnya.
"Ya, dia kadang suka senyum-senyum sendiri, atau bicara sendiri gitu," jawab Leon.
"Mungkin dia bicara sama Rinjani, Le."
"Iya juga ya, bisa jadi Ben," kata Leon.
"Eh Le, boleh nggak aku lihat si Franky?"
"Boleh saja kok Ben, ayo masuk," ajak Leon.
Mereka berdua masuk ke dalam kamar Franky.
Di sana Franky sedang terbaring tenang tanpa bergerak sama sekali, hanya hembusan nafas yang terdengar di kamar itu.
"Apakah Franky tidur terus seperti ini, setiap harinya?" tanya Bento.
"Iya Ben," lirih Leon.
"Kasihan sekali," kata Bento sambil memandang iba ke arah Frnky.
"Terus, Franky juga nggak makan?"
"Gimana mau makan Ben, dia saja nggak bergerak gitu, dan besok Kyai Toha akan membawa infus kesini," kata Leon.
"Kamu yang sabar, Le, banyak-banyak ikhtiar juga, semoga saja Franky bisa kembali seperti semula," kata Bento.
"Iya Ben, makasih ya atas dukungannya."
"Sama-sama Le, ya sudah aku pulang dulu," kata Bento.
"Hehe iya Ben, pamit pulang dari tadi malah di interogasi terus sama aku ya," Leon terkekeh.
"Santai Le, yang penting aku sudah berbagi informasi," kata Bento sambil berjalan keluar di ikuti Leon, kemudian Bento melompati pagar dan berlalu dari hadapan Leon.
Leon masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu, dia masuk ke dalam kamar Franky, dan menatapnya sebentar.
Rasa iba terus bernaung di hati Leon, kemudian Leon keluar dari kamar Franky, tak lupa menutup pintu.
Leon masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat
****
Di alam gaib Rinjani sedang duduk di depan rumahnya, sedangkan Franky saat itu sedang berada di dalam kamar.
"Anakku, kemarilah," panggil Raja Jin, dari dalam rumah.
"Iya Romo, ada apa?" Rinjani masuk ke dalam menghampiri Raja Jin.
"Bagaimana ini anakku? Besok Pangeran Endro akan pulang dari tapanya, romo sudah berjanji, akan menjodohkan kau dengan dia, bukankah kalian dulu menyanggupinya kan?" ucap Raja Jin.
Diam-diam Franky menguping pembicaraan mereka dari balik pintu kamarnya.
"Tapi, saya sudah bilang berkali-kali Romo, kalau saya tidak suka dengan yang namanya perjodohan," tegas Rinjani.
"Tapi waktu itu, kau menyanggupinya," kata Raja Jin.
"Itu karena dia terus memaksa, sudahlah Romo, lagi pula saya mau menikah dengan Franky, tak perlu membahas Pangeran Endro lagi," tutur Rinjani.
"Tapi, ini akan menjadi masalah besar anakku, Pangeran pasti akan datang ke mari, dan menagih janji romo kepadanya," kata Raja Jin.
"Saya sudah mantap, akan menikah dengan Franky, dan saya tidak berniat menambah suami lagi Romo, saya akan setia dengan Franky," jawab Rinjani.
"Tapi, dunia kalian berbeda sekali anakku, sudahlah, biar dia kembali ke dunianya, dan kau menikahlah dengan Pangeran Endro, kalian akan hidup bahagia karena kalian sebangsa juga," Raja Jin bersikeras.
Rinjani dan ayahnya pun terlibat dalam perdebatan seru.
"Jadi, Rinjani sudah di jodohkan dengan Pangeran? Tapi kenapa dia mengajak aku nikah? Terus, bagaimana dengan pangeran itu, kalau sampai dia kesini dan melihatku? Dia pasti marah sekali denganku," gumam Franky dalam hati, dia seakan merasa bersalah.
Setelah berdebat cukup lama, akhirnya Rinjani masuk ke dalam kamarnya.
"Rin, kenapa kamu nggak pernah cerita? Kalau kamu sudah di jodohkan, kan aku jadi nggak enak," kata Franky.
"Saya tidak cinta dengan dia Franky, sudahlah, anda tenang saja, saya sudah memilih anda."
"Tapi, kalau dia sampai ke sini, dan marah sama aku bagaimana?" tandas Franky.
"Anda tenanglah, saya akan mengatur semuanya," hibur Rinjani.
Franky diam namun pikirannya kini tak tenang, dia terus memikirkan ucapan Raja Jin.
Suatu malam Rinjani berpamitan kepada Franky.
"Fran, saya akan keluar sebentar, menemani ayah saya, kamu diamlah di sini dan jangan keluar rumah," pesan Rinjani.
"Kamu mau kemana Rin?" tanya Franky penuh selidik.
"Ada urusan, yang harus saya dan ayah saya selesaikan," jawab Rinjani tenang.
Franky pun mengangguk.
Beberapa saat kemudian setelah kepergian Rinjani ada seseorang bertubuh tinggi besar masuk ke dalam kamar yang ditempati oleh Franky.
"Siapa kau? Berani sekali berada di dalam kamar calon istriku!" hardik orang itu.
Franky terkejut bukan main.
"Calon istri? Jangan-jangan ... dia adalah Pangeran Endro yang di maksud Raja Jin?" batin Franky.
"Saya ... saya teman Rinjani," Franky berbohong.
"Hahahaha! Mana ada, seorang teman berani masuk ke dalam kamar, selagi si empunya rumah tak berada di tempatnya, dan dari aroma badan kau, sepertinya kau bukan sebangsa kami, di mana Rinjani?" tanya Pangeran Endro ketus.
Franky nampak ketakutan.
"Dia sedang keluar bersama ayahnya."
Pangeran Endro langsung mencekik leher Franky, kemudian mengangkat tubuhnya setinggi mungkin, dan melemparkannya ke arah dinding tembok di kamar itu.
"Aaarrrgghhh!"
Franky mengerang kesakitan.
"Sebaiknya, kau pergi saja dari dunia kami, sebelum aku berbuat sesuatu yang lebih keji," ancam Pangeran Endro.
"Cukup!"
Tiba-tiba Rinjani sudah berada di dalam kamar itu.
"Rin, ada hubungan apa kau dengan dia, dia bukan sebangsa kita Rin, kalian berbeda, kau bisa celaka kalau berhubungan dengan manusia," kata Pangeran Endro.
"Ini bukan urusan anda Pangeran," kata Rinjani dengan tatapan sinis.
"Tapi, romo sudah menjodohkan kita, Rin, dan kita akan menikah besok," ucap Pangeran Endro.
"Jangan mimpi anda, saya akan menikah dan bersatu dengan dia, jadi mana mungkin aku akan menikah lagi," kata Rinjani sambil menunjuk ke arah Franky.
"Tapi Rin ...."
"Pergilah, carilah pasangan anda sendiri," ketus Rinjani.
Dengan terpaksa pangeran Endro pergi setelah sebelumnya menatap tajam ke arah Franky.
Franky hanya terdiam tak berdaya.
"Rin, lebih baik aku pulang saja ke tempatku, aku nggak mau cari masalah, kamu menikahlah dengan dia, lagi pula kalian sudah di jodohkan bukan? Biarlah aku yang mengalah," kata Franky.
"Tidak, Fran, saya akan tetap bersama dengan anda," tutur Rinjani.
Setelah berdebat cukup lama akhirnya dua insan berbeda alam itu tertidur.
****
Franky sedang berjalan di sebuah taman, tiba-tiba seseorang mendekatinya.
"Kau harus segera meninggalkan Rinjani, kalau tidak, teman kau akan aku sandera," kata seseorang tersebut yang ternyata adalah Pangeran Endro.
"Enggak, jangan, kamu nggak boleh menyentuh temanku, dia nggak ada urusan sama kamu," Franky ketakutan.
"Hahaha! Lihat saja nanti, kamu akan menyesal manusia sialan!" Pangeran Endro tertawa menggelegar.
"Enggak ... enggak! Jangan! Jangan!"
"Franky, Fran, bangun, anda kenapa?"
Franky terbangun, rupanya dia telah mimpi buruk.
"Aku mimpi tentang Pangeran Endro, dia mengancamku, Rin," kata Franky dengan keringat dingin mengucur deras di keningnya.
Raja Jin yang tidak sengaja menguping pembicaraan mereka memanggil Rinjani.
"Romo sudah peringatkan, kalau kau memang mencintainya, kau harus tinggalkan dia, kalau kau terus seperti ini, itu sama artinya kau sudah menyiksa dia, kalau kau memang benar-benar mencintai manusia itu, kau pasti tak akan rela melihat dia menderita bukan, karna kau begitu egois, dia sekarang dalam puncak penderitaan," ungkap Raja Jin.
Rinjani menjadi bimbang.
"Lantas, apa yang harus saya lakukan Romo?"
"Kau harus melepaskan dia, biarlah dia pulang ke alamnya."
"Tapi, kalau dia kita pulangkan bukan atas dasar keinginan dia sendiri, tetap saja tidak bisa Romo, dia baru bisa kembali ke alamnya, atas kemauan dia sendiri," kata Rinjani.
Raja Jin menghembuskan nafasnya lalu pergi meninggalkan Rinjani.
Malam berikutnya Franky diganggu oleh Pangeran Endro, dan setiap malam dia selalu di ganggu.
Akhirnya Franky tidak tahan lagi dengan semuanya.
Pagi hari Franky mengobrol dengan Rinjani di depan rumah.
"Rin, lebih baik kita berpisah saja, dan kamu menikahlah dengan orang yang sudah di jodohkan," kata Franky.
"Jadi, anda akan meninggalkan saya?" Rinjani tampak sedih.
"Kalau aku terus berada disini, kita nggak akan bisa bahagia, karna calon yang sudah di jodohkan sama kamu, selalu menggangguku, aku ikhlas kamu menikah sama dia, dan aku akan kembali ke tempatku, kamu jangan khawatir, aku akan selalu mengingatmu, aku juga nggak akan pernah menikah dengan siapapun," ungkap Franky tulus.
Rinjani terisak, meratapi semuanya.
"Saya tak sanggup, kalau harus berpisah dengan anda."
"Tapi, pangeran itu akan terus mengganggu kita, dia pasti terus mengejar kamu sampai dapat, aku takut kalau dia akan mencelakai temanku, Rin," Franky mengiba.
"Kau lihat sendiri anakku, karna keegoisan, dia dan temannya akan menderita, apa kau tega melihat orang yang kau cintai menderita?" ujar Raja Jin, yang tiba-tiba sudah berada di hadapan kedua insan itu.
Rinjani diam, dia menatap Franky dengan tatapan sendu.
****
hai, selamat menikmati karya receh author, mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan nama atau tempat, maklum masih penulis pemula 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments