Wusshhhh ....
Jraaassshhh ....
Jraaassshhh ....
Franky terkejut sedangkan Rinjani nampak sangat murka sekali.
"Fran, kau masuklah ke dalam kamar sekarang!" titah Rinjani.
"Baik, Rin," kata Franky.
Dia baru saja menghabiskan separuh dari makanannya kemudian dia meminum air putih dan segera masuk ke dalam kamar.
Rinjani tampak berkomat kamit membaca mantra sambil menangkis serangan-serangan tersebut.
"Siapapun anda, keluarlah dan jangan jadi pengecut!" seru Rinjani dengan gusar.
Seorang lelaki tua yang tempo hari pernah memasuki kamar Rinjani datang lagi.
"Saya tidak pernah punya urusan dengan anda, kenapa anda selalu mengusik saya?" tanya Rinjani.
"Karna kau sudah membawa saudaraku, jadi jangan salahkan, kalau aku akan melenyapkanmu," kata lelaki tua itu.
"Cih, saya rasa saya tidak pernah memaksa dia untuk ikut dengan saya, tapi dia sendirilah yang mau hidup bersama saya," cibir Rinjani.
"Dasar Iblis keparat! Mana mungkin saudaraku yang menawarkan diri untuk ikut dengan kamu, kamu benar-benar Jin sialan!" hardik lelaki tua itu.
Kemudian lelaki tua itu mengeluarkan sebuah kilatan berwarna putih dan mengarahkannya ke arah Rinjani yang berdiri di depannya.
Tubuh Rinjani terhempas dan menghantam dinding tembok yang berada di belakangnya, seketika dia mengerang kesakitan.
"Kurang ajar anda, beraninya dengan perempuan!" seru Rinjani.
Sementara di dalam kamar, Franky tak mendengar apa-apa, dia mengintip keluar namun sepi seolah tak ada seseorang pun di luar kamar.
"Sebaiknya aku tunggu Rinjani saja, sampai kembali," gumamnya dalam hati.
"Sudahlah serahkan saudaraku secara baik-baik, maka aku nggak akan mengganggu kamu lagi," kata lelaki tua itu yang ternyata adalah Kyai Toha, ayah dari Aisyah.
"Saya akui anda memang sakti, tapi anda tak akan pernah bisa membawa Franky, karna kami sudah bersatu dan sukmanya sudah terikat denganku, jadi dia tak akan bisa lagi kembali ke dunianya, kecuali dia sendiri yang punya keinginan untuk pulang," ucapan Rinjani seakan mengejek Kyai Toha.
"Kamu benar-benar Jin gila, beraninya kamu membawa saudaraku tanpa meminta ijin kepadaku terlebih dahulu, apakah kamu lupa, kalau kamu menjalin hubungan dengan manusia, kekuatan yang kamu miliki akan pudar secara perlahan lalu menghilang, dan kamu sendiri yang akan musnah," kata Kyai Toha dengan raut wajah penuh kebencian.
"Saya sudah tahu semuanya, dan itu tidak berpengaruh sama sekali untuk saya, karena saya sangat mencintai manusia itu, saya ingin hidup kekal abadi, bersama dia sampai akhir jaman," papar Rinjani.
"Ck, ck, ck, jangan mimpi kamu Jin sok cantik, aku beri kamu waktu sampai malam selasa kliwon, kalau kamu nggak juga menyerahkan saudaraku, maka aku akan melenyapkan kamu dan istanamu beserta seluruh isinya ikut aku musnahkan!" Bentak Kyai Toha.
Kemudian kiyai Toha kembali mengeluarkan kilatan cahaya berwarna putih, dan menyerang Rinjani secara bertubi-tubi.
Rinjani pun terkulai lemas tak berdaya.
Sementara Kiyai Toha tertawa menggelegar, kemudian menghilang sementara Rinjani masuk ke dalam kamar sambil memegangi dadanya.
"Kamu kenapa?" tanya Franky cemas.
"Saya tak apa-apa, anda tak perlu mencemaskan saya, sekarang anda beristirahatlah," ucap Rinjani.
Rinjani merebahkan diri di atas kasur, sedangkan Franky ikut rebahan di samping tubuh Rinjani.
****
Siang itu di dunia manusia kiyai Toha tengah berbincang dengan Aisyah.
"Bagaimana Yah? Apakah ayah berhasil mengalahkan Rinjani?" tanya Aisyah.
"Rinjani adalah Jin yang sangat keras kepala, dia nekat ingin mempertahankan Franky," sahut Kyai Toha.
"Terus, bagaimana dengan mas Franky?" tanya Aisyah lagi.
"Rinjani telah menyembunyikannya, aku kasih dia waktu sampai hari selasa kliwon, kalau dia nggak menyerahkan Franky, maka ayah akan memusnahkan dia," ujar kiyai Toha.
Aisyah diam ....
****
Di rumah kontrakan, Bento datang menghampiri Leon.
"Hai Le, sedang apa kamu? kok murung begitu?"
"Aku hanya sedih dan kasihan sama Franky, nggak nyangka nasibnya akan jadi seperti ini," jawab Leon lemas.
"Terus, bagaimana dengan Franky?" tanya Bento lagi.
Leon pun menceritakan ketika dia dan pak Yusuf menemukan tubuh Franky yang pingsan di depan hutan.
"Hah? Kamu serius? Lalu, sekarang di mana dia?" Bento terus bertanya karena rasa penasarannya yang besar.
"Tiap hari dia hanya berbaring tak berdaya, di dalam kamarnya, tiap hari juga Aisyah sama ayahnya membacakan ayat suci dan mendoakannya."
Bento terdiam, dia pun turut merasa prihatin terhadap Franky.
"Oh iya, ini ada titipan dari ibuku, kamu makanlah," kata Bento sambil menyerahkan sebuah bungkusan plastik berwarna hitam.
Leon menerimanya dan membuka bungkusan tersebut, yang ternyata berisi nasi beserta lauknya.
"Ibu kamu baik sekali," kata Leon sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Iya beliau menanyakan kamu dan Franky terus setiap hari, karna kalian sudah nggak pernah ke warung kami," kata Bento dengan murung.
"Entahlah Ben, sejak Franky pingsan, aku jadi malas beraktifitas, napsu makanku juga berkurang, tiap hari aku hanya makan mie instan, itupun kadang nggak habis," sahut Leon dengan nada datar.
"Kamu tuh seharusnya semangat Le, kalau kamu ikutan sakit, siapa yang akan menjaga Franky?" ujar Bento.
"Kamu benar juga kawan, aku nggak nyangka akan bertemu dengan orang sebaik kamu Ben, semoga kita bisa bersahabat baik selamanya ya," Leon pun menghabiskan makanan yang di berikan oleh Bento.
"Amin, sesama manusia memang harus saling menolong kan?" ucap Bento sambil tersenyum.
Leon pun menyunggingkan senyumnya.
"Kamu kalau lapar, datanglah ke warungku, jangan makan mie terus, nggak baik untuk kesehatan, masalah uang nggak perlu kamu pikirkan, kalau kamu memang kehabisan uang, kamu mintalah dulu nggak perlu sungkan, itu pesan dari ibuku," kata Bento antusias.
"Oke deh Ben, kalau masalah uang, orang tuaku nggak telat kirim kok tenang saja," terimakasih sudah mensuport aku."
Leon dan Bento mengobrol dengan sangat akrab, sesekali mereka tertawa bersama.
"Eh Le, ngomong-ngomong si Franky itu novelis terkenal ya?" tanya Bento.
"Iya Ben, karyanya sudah ribuan bahkan jutaan.
Hanya saja, terakhir dia membuat novel, semua penerbit menolak karyanya," sahut Leon.
"Lho, memangnya kenapa Le?" tanya Bento penasaran.
"Karna istrinya meninggal beserta anak di dalam kandungannya, jadi dia sering melamun dan depresi berat, bisa jadi, dia kehilangan konsentrasinya untuk membuat novel lagi," ucap Leon.
"Wah, kasihan juga ya, pantas saja dia sering pergi ke Pantai, mungkin untuk menenangkan diri dan melampiaskan kesedihannya di tempat itu," ujar Bento.
"Bisa jadi seperti itu Ben," kata Leon.
"Ya sudah, aku pulang dulu ya, sudah sore, sejak kejadian yang menimpa Franky, penduduk kampung ini jadi pada takut, kalau jam lima sore, mereka semua pasti sudah berada di dalam rumah, nggak ada yang berani berkeliaran di luar," kata Bento.
Leon mengerutkan keningnya.
"Masa sih Ben?"
"Beneran Le."
"Memangnya kenapa Ben?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments