Pulau Abadi

Pulau Abadi

Novel Ditolak

Brakkk ....!

"Apa ini, Fran? Buku kamu sangat buruk sekali, alur ceritanya lemah, karakter tidak jelas, dan endingnya pun tidak meyakinkan, saya benar-benar tidak habis pikir, seorang Franky penulis terbaik dan sudah terkenal dengan ribuan karyanya, tiba-tiba turun popularitas, semua kantor pusat penerbit menolak karyamu, sebenarnya ... apa yang kamu pikirkan? Apa kamu masih belum ikhlas, dengan kepergian istri kamu?"

Di sebuah kantor penerbit novel, seorang wanita paruh baya bertubuh tidak terlalu tinggi, dia berusia sekitar empat puluh tahun dan bernama Nurdiana, tampak terlihat sangat kesal dan membanting beberapa lembar kertas berisi salinan naskah ke atas meja.

Pria bermata elang, bersurai kecoklatan dan berahang tegas itu terdiam sejenak, dia tampak tengah berfikir ....

"Maafkan saya, Nyonya, saya memang sedang banyak pikiran, jadi tidak begitu fokus dengan apa yang saya tulis, tolong kasih saya kesempatan sekali lagi, dan saya berjanji untuk menulis dengan lebih baik lagi," mohon Franky dengan wajah sayu.

"Fran, kita ini bukan hanya sekedar penulis dan penerbit, tapi sudah seperti keluarga sendiri, kalau ada masalah, berbagilah dengan saya, siapa tahu saya bisa memberi solusi yang terbaik," tutur Nurdiana.

Franky menggelengkan kepala, dan Nurdiana pun menghembuskan napas kasar.

"Ya sudah, Fran, pokoknya kamu harus membuat ulang novel ini, perbaiki letak kesalahannya, intinya novel ini harus jadi sempurna, kamu paham, kan?" tegas Nurdiana.

Franky mengangguk lemas.

"Sekarang, kita pergi makan dulu, saya akan menghubungi suami saya, kita makan bertiga sekaligus berbincang-bincang, supaya kamu tidak terlalu merasa stress."

Franky mengangguk, dan dengan langkah gontai dia mengikuti Nurdiana masuk ke dalam mobil. Nurdiana mengendarai mobilnya menuju sebuah warung makan. Sesampainya, mereka berdua turun dan masuk ke dalam untuk mencari tempat duduk. Tak lama, Abdul Rozak sang editor sekaligus suami dari Nurdiana datang menghampiri Franky dan Nurdiana.

"Halo, Fran, bagaimana kabar kamu?" tanya Abdul Rozak sambil mengulurkan tangannya mengajak Franky untuk bersalaman.

Pria berwajah tampan itu, hanya membalas jabatan tangan Abdul Rozak dengan senyum terpaksa.

Nurdiana merasa prihatin dengan Franky, dia menatap pria itu dengan tatapan iba. Akhirnya Nurdiana menceritakan masalah karya Franky yang dianggapnya buruk.

Setelah berpikir sebentar, Abdul Rozak pun mempunyai sebuah ide.

"Em, bagaimana kalau kamu pergi, ke Pulau Abadi? Nanti asisten saya akan mengantar dan menemani kamu selama di sana, tempat itu sangat tenang, jadi kamu bisa mencari inspirasi untuk cerita yang akan kamu buat, dan saya yakin, kamu pasti bisa membuat novel yang sempurna," papar Abdul Rozak.

"Pulau Abadi? Tempat apa itu? Seumur hidup, saya belum pernah mendengarnya sama sekali," ujar Franky heran.

"Iya, Fran, saya pun sama, belum pernah pergi ke tempat itu, jadi saya pun tidak tahu, seperti apa tempat itu, tapi teman saya pernah bercerita kepada saya, dia juga seorang penulis sama seperti kamu, dia pernah gagal menulis karena sebuah masalah juga, dan dia mendengar dari seseorang, kalau ada sebuah tempat bernama Pulau Abadi dan tempatnya sangat tenang. Awalnya temanku itupun hanya iseng-iseng pergi ke tempat itu, tapi sungguh tidak diduga, sepulang dari Pulau itu, dia membawa sebuah karya yang sangat luar biasa. Dia bilang, dia mendapat inspirasi untuk membuat novel di Pulau tersebut." Abdul Rozak bercerita dengan sangat antusias.

"Bagaimana, Fran? Apakah kamu tertarik, untuk pergi ke tempat itu? Siapa tahu, kamu mendapatkan banyak inspirasi untuk menulis," sambung Nurdiana penuh harap.

"Saya bersedia, Nyonya, tapi jangan mendadak, saya minta waktu untuk mempersiapkan semuanya."

"Tidak masalah, Fran, saya pun tidak menyuruh kamu, untuk terburu-buru," ujar Nurdiana.

Franky tampak berfikir sejenak ....

"Em, bagaimana kalau lusa?" ujar Franky.

"Tidak masalah, besok lusa, biar asisten saya menjemput langsung, ke rumah kamu." Abdul Rozak menimpali.

Tak lama, makanan yang dipesan sudah datang.

"Ayo, Ron, silahkan dimakan," kata Nurdiana.

"Iya, Nyonya," angguk Franky.

Selesai makan, Franky berpamitan untuk pulang.

"Terimakasih untuk makan siangnya, Nyonya, Tuan, saya permisi."

"Oke, Fran, lusa jangan lupa," sahut Nurdiana tersenyum lega.

Franky mengangguk, dan berlalu dari hadapan pasangan suami istri itu.

"Kasihan dia, jiwanya sangat terguncang sejak kematian istrinya," gumam Nurdiana.

"Saya pun ikut merasakan, bagaimana rasanya kehilangan orang yang sangat kita sayang, tapi yang namanya takdir, kita mana sanggup melawan?" sambung Abdul Rozak.

***Rumah Franky

Di dalam kamar, Franky masih terbayang akan tragedi yang menimpanya.

Kemudian Franky mengambil sebuah handycam yang ada di laci di dalam lemari pakaiannya. Franky membuka galeri kemudian memutar video-video kenangannya bersama sang istri tercinta.

Terdapat video pernikahannya bersama dengan istrinya, ada juga video istrinya nan jelita, bertubuh padat, sedang berakting dan berjoget.

Kemudian, Franky memandangi foto-foto berpigura yang tergantung di sepanjang dinding kamarnya.

Feanky terlihat sangat sedih dan terpukul meratapi kepergian istrinya, setiap hari dia menjalani hidup yang hampa seorang diri.

****

Franky adalah anak sebatang kara, yang berasal dari sebuah Pondok. Kedua orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan, dan saat itu usia Ronaldo menginjak lima tahun.

Kemudian para tetangga membawa Franky ke sebuah Pondok untuk dirawat di sana, karena orang tuanya pun sudah tidak mempunyai sanak saudara.

Framky bersekolah dan tumbuh menjadi pemuda tampan, dia mudah bergaul dengan siapa saja. Bahkan kalau dia mempunyai sesuatu yang lebih, dia akan membaginya dengan teman-temannya.

Selain tampan, Franky pun dikaruniai otak yang sangat cerdas. Dia bercita-cita ingin menjadi seorang author terkenal.

Setelah dewasa dan tamat sekolah, Franky mengontrak sebuah rumah kecil untuk ditinggali. Dia mulai mencoba menulis cerita sesuai dengan inspirasinya kemudian iseng-iseng mengirimkannya ke sebuah kantor penerbit. Franky sungguh tak menyangka bahwa karyanya akan diminati oleh banyak pembaca.

Akhirnya dia menjadi author ternama dengan penghasilan yang sangat lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Dan Franky bisa membeli sebuah rumah yang cukup mewah dari hasil membuat novel.

Suatu hari, Franky bertemu dengan seorang wanita cantik  bersurai indah bernama Soraya, di sebuah kantor penerbitnya.

Singkat cerita di antara mereka tumbuh benih-benih cinta, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah.

Franky dan Soraya saling saling mencintai satu sama lain. Franky merasa sangat bahagia bisa hidup satu atap bersama Soraya yang sangat dicintai.

Hari demi hari berlalu, Franky dan Soraya menjalani kehidupan rumah tangganya dengan penuh kebahagiaan. Soaraya merawat dan melayani Franky sebagai suaminya dengan sepenuh hati.

Enam bulan pernikahan Franky dan Soraya akhirnya menghasilkan buah cinta. Soraya mengandung anak dari Franky.

Hal tersebut membuat Franky bertambah bahagia, dan lebih bersemangat lagi dalam menulis.

Franky melarang Soraya melakukan pekerjaan berat, dan setiap bulan Franky akan mengantar Soraya ke Rumah Sakit untuk memeriksakan kandungannya.

Usia kandungan Soraya saat itu berjalan tujuh bulan.

****

Dan seketika, lamunan Franky buyar ....

"Soraya ... aku rindu."

Bab.2 Sebuah Tragedi

Flashback***

Pagi itu, Soraya sedang berada di halaman depan rumahnya, dia nampak ceria hari itu, dia menyirami bunga-bunga yang ada di halaman itu sambil bernyanyi riang.

Tak lama, Franky keluar dari dalam rumahnya dan menghampiri Soraya.

"Sayang, hari ini kamu jadi akan membeli perlengkapan untuk calon bayi kita kan? Aku akan mengantarmu ke supermarket.

"Jadi dong Mas, lagian usia kandunganku sudah tujuh bulan, ngga lama lagi aku akan melahirkan, sebentar ya ini tinggal satu pot bunga lagi, aku siram dulu terus aku mandi dan siap-siap," jawab Soraya sambil tersenyum.

Selesai menyirami bunga, Soraya masuk ke dalam dan melaksanakan ritual mandinya.

Selesai mandi Soraya berpakaian dan bermake-up tipis-tipis.

Kemudian Soraya keluar menuju ke mobil yang sudah terparkir di depan halaman rumahnya, dan Franky sudah menunggu di dalamnya.

"Wah, kamu hari ini cantik sekali sayang," puji Franky, setelah Soraya masuk ke dalam mobil.

"Hanya hari ini saja Mas? Berarti dari kemarin nggak cantik dong?" tanya Soraya sambil menggembungkan kedua pipinya.

Franky terbahak.

"Hahaha, ya cantik lah sayang, hanya saja semenjak hamil kamu semakin bertambah cantik, kata orang tua jaman dahulu, kalau waktu hamil terlihat cantik, berarti anaknya perempuan," kelakar Franky.

Wajah Soraya memerah bak kepiting rebus.

"Benarkah? Ya semoga saja kalau memang anaknya perempuan, dia cantik seperti aku hehe," sahut Soraya sambil terkekeh.

Franky tersenyum, kemudian melajukan mobilnya menuju ke Supermarket terbesar yang ada di kota itu.

Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di sebuah Supermarket.

"Sayang, kamu turun sendiri nggak apa-apa kan? Aku tunggu di mobil ya, silahkan kamu memilih apa saja yang kamu butuhkan, dan bayarlah dengan ini," kata Franky, sambil mengeluarkan dompet dari saku celananya, dan mengeluarkan sebuah kartu kredit lalu menyerahkannya kepada Soraya.

"Baiklah Mas, kamu tunggu disini ya, awas jangan nakal lho," sahut Soraya sembari menerima kartu itu.

"Nakal sama siapa sih? tanya Franky merasa lucu.

"Ya genit-genit atau godain perempuan lain gitu," kelakar Soraya.

"Mana? Nggak ada perempuan pun disini, tuh yang ada ibu-ibu penjual gorengan, masa iya aku godain dia, ya cantikan kamu lah say," Franky menggombal.

Soraya terkekeh, kemudian turun dari mobil dan menuju ke dalam Mall.

Sampai di dalam, Soraya memilih barang-barang yang di butuhkannya, setelah di rasa cukup dia menuju ke kasir untuk membayarnya.

Tak lama Soraya keluar menuju mobil.

"Sudah dapat semua barangnya sayang?" tanya Franky

"Sudah Mas, ayo kita pulang, oh iya lewat jalan pintas saja, biar cepat sampai," kata Soraya.

Seketika Franky mempunyai firasat buruk, dan jantungnya berdetak menjadi tidak beraturan.

"Ada apa denganku?" batin Franky.

"Mas? Kok malah melamun?" tanya Soraya penasaran.

"Sayang, apakah nggak sebaiknya kita mengikuti jalur yang ada di jalan ini saja?" tanya Franky ragu.

"Ah.. jalannya macet Mas, tuh lihat di depan, antrian mobil berhenti banyak sekali, terus kita mau sampai rumah jam berapa, aku sudah nggak tahan ingin bersantai di rumah, lagian panas sekali cuacanya," Soraya bersikeras.

Akhirnya, dengan terpaksa Franky menuruti kemauan Soraya.

"Baiklah sayangku."

Lalu Franky melajukan mobilnya hendak pulang, dia memutar balik hendak melewati jalan pintas, karena jalan utama memang sedikit macet.

Kini mobil Franky telah berada di sebuah jalan kecil, suasana jalanan itu sangat sepi, hanya terlihat beberapa kendaraan yang lewat di jalan itu, dan beberapa orang yang sedang berjalan.

Ketika melewati sebuah tikungan dari arah yang berlawanan, sebuah truk bermuatan pasir melintas dengan kecepatan yang sangat tinggi, sepertinya truk tersebut sedang terburu-buru membawa muatan.

Bersamaan dengan itu, mobil yang di kendarai oleh Franky dan Soraya beradu dengan truk itu.

Terjadilah tabrakan antar kedua kendaraan itu, truk itu menabrak mobil Franky hingga terpental kepinggir jalan dan membentur sebuah pohon besar.

Sementara sopir truk tadi pun kehilangan keseimbangan dan akhirnya oleng dan guling ke dalam sawah di dekat pinggiran jalan itu.

Semua orang yang melihat kejadian tersebut berlarian menghampiri kedua kendaraan tersebut.

Sopir truk, Franky, dan Soraya tampak tak sadarkan diri, akhirnya mereka di bawa ke Rumah Sakit terdekat oleh orang-orang sekitar.

****

Di dalam ruangan di sebuah Rumah Sakit, Franky kini telah siuman, dia bangun dari tidurnya dan memperhatikan sekelilingnya, dia tampak keheranan.

"Di mana aku?" gumamnya lirih.

Tak lama seorang dokter laki-laki masuk.

"Bapak sudah sadar?" tanya dokter tersebut.

"Dokter, mengapa saya berada di tempat ini?" Franky balas bertanya.

"Maaf Pak, tadi ada beberapa warga membawa tiga orang korban tabrakan, Bapak dan istri Bapak, lalu seorang sopir truk.

"Terus, istri saya di mana Dokter?" tanya Franky yang terlihat semakin panik.

"Yang sabar ya Pak, istri Bapak meninggal di tempat kejadian beserta bayi yang di kandungnya, dia mengalami pendarahan hebat akibat sebuah benturan yang keras, dan mohon maaf kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong mereka, tapi sayangnya Tuhan berkehendak lain," jawab Dokter itu dengan wajah penuh penyesalan.

"A... ap... apaaa? Nggak Dok, Dokter pasti hanya bercanda saja kan?" tukas Franky.

Akhirnya dokter itu mengajak Franky menuju ke kamar mayat, sekujur tubuh Franky lemas seketika melihat jenazah Soraya, istri tercintanya itu terbaring kaku di tempat tidur, wajahnya sudah pucat dan suhu tubuhnya sangat dingin.

"Sopir yang mengendarai truk juga meninggal, jadi hanya Bapak saja yang selamat, saya tinggal dulu ya," kata dokter itu.

Tangis Franky pecah seketika, dia meratapi nasibnya di tinggal istri tercintanya.

Setelah jenazah istrinya di bawa pulang dan di sucikan, Franky menguburkannya di makam dekat rumahnya atas ijin keluarga dari Soraya.

Semenjak kepergian Soraya, Franky jadi sering murung, mentalnya down dan dia pun kehilangan konsentrasinya untuk menulis sebuah novel.

Flashback off...

****

Franky terisak di dalam kamar itu, sambil memandangi foto-foto Soraya yang tergantung di dinding kamarnya.

Dia masih belum percaya kalau Soraya akan pergi secepat itu.

Terbesitlah sebuah penyesalan dalam dirinya.

"Kalau saja aku nggak mengikuti kemauan Soraya untuk lewat jalan pintas, pasti ini semua nggak akan terjadi dan Soraya masih hidup, ah sudahlah, ini adalah takdir, aku nggak bisa melawannya, lagi pula kalau aku bersedih terus Soraya pun nggak mungkin hidup lagi," gumam Franky dalam hati.

Bulir-bulir bening kembali menetes di kedua pipinya, dia merasakan kehilangan yang amat sangat, karena dia begitu mencintai Soraya.

"Aku nggak mau berlarut-larut dalam kesedihan, karena bagaimana pun, hidup harus di teruskan.

Dan besok aku akan pergi ke Pulau Abadi seperti yang di katakan oleh nyonya Nurdiana, mungkin di sana aku bisa melupakan semua yang telah terjadi, dan aku bisa berkonsentrasi untuk menulis lagi," pikir Franky.

Akhirnya Franky mempersiapkan segala sesuatunya, dia mengemasi pakaiannya ke dalam koper, dia berencana akan berada di Pulau itu untuk beberapa lama.

Tak lupa Franky membawa handycam berisi video-video Soraya, dan beberapa lembar foto Soraya tak lupa dia masukan ke dalam kopernya.

Setelah semua tertata rapi, Franky berjalan menuju kamar mandi hendak membasuh muka dan kakinya, kemudian dia berganti pakaian hingga akhirnya tertidur karena merasa lelah.

Terpopuler

Comments

«╬♥ₛₙₒwy♥╬«

«╬♥ₛₙₒwy♥╬«

mampir kakak....

2024-08-07

1

Tampan_Berani

Tampan_Berani

Rupanya, tragedi kecelakaan. Semua memang sudah takdir. Menyembuhkan trauma dan kesedihan, membutuhkan waktu yang sangat lama 🙃

2022-09-30

0

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

🐾🐾🎯Chandra Dewi♐🐾🐾

ternyata Soraya meninggal bersama anak yg di kandungnya karena kecelakaan ya.. pantas saja Franky begitu terpukul.. dalam waktu yg sama, hari yg sama dia harus kehilangan dua org yg dicintainya.. istri dan calon anak tercinta.. semoga kamu kuat dan tabah ya Franky..🥺🥺

2022-04-14

5

lihat semua
Episodes
1 Novel Ditolak
2 Tiba di Pulau Abadi
3 Suasana Pulau Abadi
4 Siapa Rinjani?
5 Penasaran
6 Sebuah Perasaan
7 Apakah Aku Jatuh Cinta?
8 Semakin Aneh
9 Teka-Teki Misteri
10 Rumah Rinjani
11 Bermalam
12 Gosip Miring
13 Kalung Jimat
14 Jiwa Terpisah dari Raga
15 Mengorek Informasi
16 Serangan Mendadak
17 Perjodohan
18 Ancaman
19 Penderitaan Franky
20 Terbakar Api Cemburu
21 Kembalinya Sukma Franky
22 Mobil Mogok
23 Anak Kecil Misterius
24 Lulus Review
25 Berkemah
26 Selendang
27 Ada yang Aneh
28 The Kost
29 Makhluk Ghaib Bertarung
30 Mbak Kunti
31 Leon Melamar Kerja
32 Aneh!
33 Bus Berhantu
34 Nila, I Love You!
35 Nila VS Rinjani
36 Pesona Nila
37 Mengantar Leon Bekerja
38 Ajian Ilusi Jiwa
39 Perpisahan
40 Kejutan Misteri
41 Kerasukan
42 Pengumuman
43 Roy Kepo
44 Dihantui Sosok Rinjani
45 Pulau Abadi Kembali Meminta Tumbal
46 Mayat di Tepi Pantai
47 Teror
48 Pertarungan Antar Makhluk Gaib
49 Prepare
50 Keanehan di Rumah Makan
51 Tak Terlihat
52 Sebuah Petunjuk
53 Mencari Jasad
54 Pengakuan Roy
55 Kencan yang Aneh
56 Kencan yang Aneh 2
57 Kucing Hitam Pembawa Sial
58 Tiba di Lembah Ilusi
59 Membingungkan
60 Laptop yang Tertinggal
61 Di Luar Nalar
62 Diikuti Makhluk Halus
63 Jangan Melamun!
64 Bisa Mendengar Tapi Tak Bisa Melihat
65 Diikuti Makhluk Halus
66 Jangan Melamun!
67 Novel Misterius
68 Rindi Koma
69 Satu Raga Dua Jiwa
70 Roh yang Terjebak
71 Primadona Online
72 The Third Eye
73 Ada Apa dengan Rindi?
74 Sosok Kuntilanak
75 Kematian Roy
76 Ada yang Aneh
77 Hilangnya Potongan Ayam
78 Ingin Bunuh Diri
79 Hantu Rindi
80 Tabir Dunia Lain
81 Jin Botol
82 Sebuah Rencana
83 Membujuk Sella
84 Franky VS Rindi
85 Mengajak Joko
86 Telpon Misterius
87 Hantu Gerbong Kereta Api
88 Mengorek Info
89 Komunikasi Dua Alam
90 Terdampar di Negeri Kahyangan
91 Hilangnya Botol Jin
92 Tongkat Sakti
93 Pecahnya Botol Jin
94 Hidup Harus Diteruskan
95 Musnahnya Pangeran Endro
96 Novel Horor
97 Terbawa Suasana
98 Misteri Sepotong Tangan
99 Tertutupnya Mata Batin
100 Jin Bucin
101 Mimpi Lanjutan
102 Obrolan Tiga Pria
103 Rumah Makan Berhantu
104 Kembali ke Pulau Abadi
105 Mencari Penginapan
106 Dejavu
107 Ih ... Serem
108 Gudang Misteri
109 Obrolan Empat Mata
110 Handuk yang Hilang
111 Menguak Misteri Hutan
112 Curhatan Rinjani
113 Rinjani Bucin
114 Lukisan Aneh
115 Gangguan di Jalan
116 Diikuti Sosok Baju Hijau
117 Wanita dalam Lukisan
118 Tongkat Warisan
119 Minta Tolong
120 Tugas Selesai
121 Singkong Bakar
122 Jangan Menyapu Malam Hari
123 Ke Rumah Leon
124 Nyaris Saja
125 Kecelakaan Truk
126 Sosok Soraya
127 Eyang Gayatri
128 Fatamorgana
129 Arti Sebuah Mimpi
130 Ke Pulau Abadi Lagi
131 Siluman Kucing Hitam
132 Jelmaan Kucing Hitam
133 Gawat!
134 Keluarnya Roh dari Jasad
135 Masuk Dimensi Lain
136 Desa Misterius
137 Menjemput Roh Franky
138 Tertutupnya Pintu Gudang
139 Lukisan Bergerak
140 Berubah Wujud
141 Sekedar Mimpi
142 Masakan Misterius
143 Leon ingin Bekerja
144 Menemui Rinjani
145 Jarwo
146 Masa Lalu Rinjani
147 Rahasia di Balik Lukisan
148 Makan Gratis
149 Awal Leon Bekerja
150 Bertemu Jarwo
151 Gagal Menyelidiki
152 Mencari Tulang Babi
153 Suara Minta Tolong
154 Ke Pantai
155 Terkuaknya Suara Misterius
156 Bertemu Aisyah
157 Dimana Jasad Rinjani?
158 Mimpi yang Berulang
159 Mimpi Bersamaan
160 Di Balik Lukisan
161 Membunuh Jarwo
162 Berakhirnya Sebuah Kutukan
163 Falling in Love
164 Jasad Dalam Lukisan
165 Tenanglah Kau Di Sana
166 Menemui Nawang
167 Pendonor Ginjal
168 Bisnis Ginjal
169 Penyelidikan
170 Gagal
171 Nawang Hamil
172 Snack Ginjal Manusia
173 Sungguh Keji
174 Keganjilan di Hutan
175 Misteri di Hutan
176 Dan Terjadi Lagi
177 Menemukan Tambatan Hati
178 Penampakan Nila
179 Teror Hantu Hutan
180 Mencuri Selendang
181 Nawang itu Bidadari
182 Via Disekap
183 Usaha Snack Kering
184 Cincin dan Tongkat Sakti
185 Aksi Nila
186 Akhirnya... (End)
Episodes

Updated 186 Episodes

1
Novel Ditolak
2
Tiba di Pulau Abadi
3
Suasana Pulau Abadi
4
Siapa Rinjani?
5
Penasaran
6
Sebuah Perasaan
7
Apakah Aku Jatuh Cinta?
8
Semakin Aneh
9
Teka-Teki Misteri
10
Rumah Rinjani
11
Bermalam
12
Gosip Miring
13
Kalung Jimat
14
Jiwa Terpisah dari Raga
15
Mengorek Informasi
16
Serangan Mendadak
17
Perjodohan
18
Ancaman
19
Penderitaan Franky
20
Terbakar Api Cemburu
21
Kembalinya Sukma Franky
22
Mobil Mogok
23
Anak Kecil Misterius
24
Lulus Review
25
Berkemah
26
Selendang
27
Ada yang Aneh
28
The Kost
29
Makhluk Ghaib Bertarung
30
Mbak Kunti
31
Leon Melamar Kerja
32
Aneh!
33
Bus Berhantu
34
Nila, I Love You!
35
Nila VS Rinjani
36
Pesona Nila
37
Mengantar Leon Bekerja
38
Ajian Ilusi Jiwa
39
Perpisahan
40
Kejutan Misteri
41
Kerasukan
42
Pengumuman
43
Roy Kepo
44
Dihantui Sosok Rinjani
45
Pulau Abadi Kembali Meminta Tumbal
46
Mayat di Tepi Pantai
47
Teror
48
Pertarungan Antar Makhluk Gaib
49
Prepare
50
Keanehan di Rumah Makan
51
Tak Terlihat
52
Sebuah Petunjuk
53
Mencari Jasad
54
Pengakuan Roy
55
Kencan yang Aneh
56
Kencan yang Aneh 2
57
Kucing Hitam Pembawa Sial
58
Tiba di Lembah Ilusi
59
Membingungkan
60
Laptop yang Tertinggal
61
Di Luar Nalar
62
Diikuti Makhluk Halus
63
Jangan Melamun!
64
Bisa Mendengar Tapi Tak Bisa Melihat
65
Diikuti Makhluk Halus
66
Jangan Melamun!
67
Novel Misterius
68
Rindi Koma
69
Satu Raga Dua Jiwa
70
Roh yang Terjebak
71
Primadona Online
72
The Third Eye
73
Ada Apa dengan Rindi?
74
Sosok Kuntilanak
75
Kematian Roy
76
Ada yang Aneh
77
Hilangnya Potongan Ayam
78
Ingin Bunuh Diri
79
Hantu Rindi
80
Tabir Dunia Lain
81
Jin Botol
82
Sebuah Rencana
83
Membujuk Sella
84
Franky VS Rindi
85
Mengajak Joko
86
Telpon Misterius
87
Hantu Gerbong Kereta Api
88
Mengorek Info
89
Komunikasi Dua Alam
90
Terdampar di Negeri Kahyangan
91
Hilangnya Botol Jin
92
Tongkat Sakti
93
Pecahnya Botol Jin
94
Hidup Harus Diteruskan
95
Musnahnya Pangeran Endro
96
Novel Horor
97
Terbawa Suasana
98
Misteri Sepotong Tangan
99
Tertutupnya Mata Batin
100
Jin Bucin
101
Mimpi Lanjutan
102
Obrolan Tiga Pria
103
Rumah Makan Berhantu
104
Kembali ke Pulau Abadi
105
Mencari Penginapan
106
Dejavu
107
Ih ... Serem
108
Gudang Misteri
109
Obrolan Empat Mata
110
Handuk yang Hilang
111
Menguak Misteri Hutan
112
Curhatan Rinjani
113
Rinjani Bucin
114
Lukisan Aneh
115
Gangguan di Jalan
116
Diikuti Sosok Baju Hijau
117
Wanita dalam Lukisan
118
Tongkat Warisan
119
Minta Tolong
120
Tugas Selesai
121
Singkong Bakar
122
Jangan Menyapu Malam Hari
123
Ke Rumah Leon
124
Nyaris Saja
125
Kecelakaan Truk
126
Sosok Soraya
127
Eyang Gayatri
128
Fatamorgana
129
Arti Sebuah Mimpi
130
Ke Pulau Abadi Lagi
131
Siluman Kucing Hitam
132
Jelmaan Kucing Hitam
133
Gawat!
134
Keluarnya Roh dari Jasad
135
Masuk Dimensi Lain
136
Desa Misterius
137
Menjemput Roh Franky
138
Tertutupnya Pintu Gudang
139
Lukisan Bergerak
140
Berubah Wujud
141
Sekedar Mimpi
142
Masakan Misterius
143
Leon ingin Bekerja
144
Menemui Rinjani
145
Jarwo
146
Masa Lalu Rinjani
147
Rahasia di Balik Lukisan
148
Makan Gratis
149
Awal Leon Bekerja
150
Bertemu Jarwo
151
Gagal Menyelidiki
152
Mencari Tulang Babi
153
Suara Minta Tolong
154
Ke Pantai
155
Terkuaknya Suara Misterius
156
Bertemu Aisyah
157
Dimana Jasad Rinjani?
158
Mimpi yang Berulang
159
Mimpi Bersamaan
160
Di Balik Lukisan
161
Membunuh Jarwo
162
Berakhirnya Sebuah Kutukan
163
Falling in Love
164
Jasad Dalam Lukisan
165
Tenanglah Kau Di Sana
166
Menemui Nawang
167
Pendonor Ginjal
168
Bisnis Ginjal
169
Penyelidikan
170
Gagal
171
Nawang Hamil
172
Snack Ginjal Manusia
173
Sungguh Keji
174
Keganjilan di Hutan
175
Misteri di Hutan
176
Dan Terjadi Lagi
177
Menemukan Tambatan Hati
178
Penampakan Nila
179
Teror Hantu Hutan
180
Mencuri Selendang
181
Nawang itu Bidadari
182
Via Disekap
183
Usaha Snack Kering
184
Cincin dan Tongkat Sakti
185
Aksi Nila
186
Akhirnya... (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!