Pagi itu Franky sedang duduk di teras depan rumah, dengan laptop di pangkuannya, dia sedang melanjutkan novelnya yang tertunda.
Beberapa saat kemudian, datanglah Bento menghampiri, dia melompat ke ke pagar teras kemudian duduk di dekat Franky.
"Nulis terus, kriting tuh jari haha," Bento terbahak.
"Eh kamu Ben, dari mana?"
"Aku dari rumah saja Fran."
"Oh ya, Leon mana Fran?"
"Biasa Ben, sedang shopping, dia kan hobi beli isi perut?" jawab Franky sambil meringis.
"Oh begitu, oh iya Fran, aku dengar-dengar, Rinjani itu hantu katanya," ujar bento.
"Ah, nggak mungkinlah Ben, jelas-jelas dia tuh manusia sama seperti kita," Franky bersikeras.
Bento pun terdiam, dia malas berdebat dengan temannya itu.
"Kamu kemarin katanya ke rumah Rinjani ya?" tanya Bento lagi.
"Iya Ben, rumahnya bagus kaya istana surga," jawab Franky santai.
"Hah? Istana surga? Memangnya kamu pernah ke surga Fran?" Bento mengerutkan keningnya.
"Sudah Ben," yakin Franky.
"Yang benar kamu Fran?" Bento semakin penasaran.
"Benar Ben, dalam mimpi hehe," Franky terkekeh.
"Huuu," Bento merasa gemas.
"Hahaha."
Akhirnya mereka berdua pun tertawa tak jelas.
****
Sementara itu di rumah Aisyah ...
"Permisi."
"Eh Pak Yusuf, silahkan masuk Pak," kata Aisyah ramah.
Pak Yusuf duduk sedangkan Aisyah pergi ke belakang dan beberapa saat kemudian, dia kembali lagi, membawa sebuah nampan berisi satu gelas teh manis.
"Tidak perlu repot-repot Syah," kata pak Yusuf.
"Enggak repot kok, Pak, ini hanya air saja," jawab Aisyah sambil tersenyum, lalu meletakkan nampannya di pinggir meja dan duduk di sebelah pak Yusuf.
"Apa rencana kamu selanjutnya, untuk menghadapi Rinjani?" tanya pak Yusuf.
"Kita harus rileks Pak, nggak perlu tergesa-gesa, karena Rinjani itu bukan hantu sembarangan, dia adalah Jin kesayangan Raja jin penguasa alam gaib, untuk itu dia sangat di lindungi.
Kita harus hati-hati sekali, sebab kalau tidak, kita bisa celaka," papar Aisyah.
"Tapi saya heran Syah, biasanya setiap tahun, setiap ada pendatang lelaki di Pulau ini, pasti selalu mati di dalam hutan itu, tapi kenapa tidak demikian dengan Franky, dia tinggal di sini sudah hampir tiga bulan, tapi dia justru sering bertemu Rinjani, dan tidak ada tanda-tanda dia akan menjadi tumbal, bahkan sampai sekarang dia tetap sehat-sehat saja," ucap pak Yusuf.
"Franky mungkin tidak menjadi tumbal, tapi dia akan di perbudak oleh Rinjani, lihat saja sekarang dia sudah berada di bawah kekuasaan Rinjani," sahut Aisyah.
"Kamu benar Syah," kata pak Yusuf.
"Kita biarkan saja dulu, kalau dia terlihat masuk ke hutan lagi, itu pasti panggilan dari Rinjani, nah, saat itu baru kita bertindak, kita panggil kyai Toha," ucap Aisyah.
"Baik Syah, ya sudah, saya pamit dulu," pak Yusuf segera menghabiskan teh manisnya dan pulang.
Sore hari di rumah kontrakan Franky, Bento sudah pulang, dan Leon pun sudah kembali.
"Le temani yuk ke depan Pulau, aku ingin membeli bakso," kata Franky.
"Ayo deh, Fran," ujar Leon.
Kemudian kedua pria itu berjalan hingga sampai ke depan Pulau, mereka menuju ke warung bakso.
Mereka pun memesan dua mangkuk bakso dan menikmatinya.
"Eh tau nggak, tadi malam aku pulang dari rumah teman, waktu aku lewat deket pantai, ada perempuan memakai baju dan kerudung serba putih, dia melayang, kakinya nggak napak di tanah, hiii aku langsung lari," kata salah seorang yang sedang makan bakso di warung itu.
"Masa sih?" ucap yang lainnya.
"Iya, dekat Pantai itu memang angker, dan di dalam hutan ada penunggunya," penjual bakso menimpali.
"Uhuk ....!"
Franky terbatuk, spontan semua yang ada di dalam warung itu pun menoleh ke arah Franky, wajah Franky merah padam, menahan malu, dia pun tersenyum untuk memberitahukan kepada orang-orang tersebut, bahwa dia baik-baik saja.
Semua orang di dalam warung pun melanjutkan makan baksonya, Franky dan Leon telah menghabiskan baksonya, kemudian mereka membayar, dan berjalan pulang.
"Apa benar ya Fran? Hutan itu angker dan ada penunggunya, jangan-jangan.. Rinjani yang di maksud sama orang-orang itu," celetuk Leon.
"Husss, sembarangan kamu Le, Rinjani itu pacarku, awas kamu ya, sekali lagi bilang dia hantu, aku tinju kamu," kelakar Franky sambil menggembungkan kedua pipinya.
"Iya deh, iya Fran, Rinjani itu pacar kamu," kata Leon sambil meringis.
Ketika mereka melewati sebuah rumah, tampak seorang ibu keluar, dan menggantungkan sesuatu di paku yang tertancap di pintu rumah itu, kemudian ibu itu masuk kembali dan menutup pintu.
Franky dan Leon memperhatikan dengan seksama, kemudian melanjutkan perjalanannya.
"Eh, kamu lihat kan Le, apa itu ya, yang di gantung di pintu rumahnya?" tanya Franky penasaran.
"Entahlah Fran, mungkin jimat," kata Leon.
"Jimat?" Franky mengerutkan keningnya.
"Iya Fran, semacam tolak bala gitu, aku pernah denger dari tetanggaku, mungkin di sini banyak hantu," seloroh Leon.
"Ah kamu itu, hantu terus yang di hapal," cibir Franky.
Leon hanya tersenyum kemudian mereka terus berjalan hingga sampai rumah.
Ketika sampai di depan rumah pak Yusuf menghampiri mereka.
"Mas Franky, tunggu sebentar."
"Ada apa Pak?" tanya Franky.
"Em maaf Mas, tolong ini di pakai," pak Yusuf menyerahkan sebuah kalung yang terbuat dari benang dan di tengahnya ada bantalan kecil berbentuk kotak.
"Apa ini Pak?" tanya Franky sambil menerima kalung itu.
"Sudah, di pakai saja, dan jangan di lepas ya, kecuali kalau mau mandi harus di lepas kalung itu, benda itu akan melindungi kamu dari hal-hal yang tidak baik," kata pak Yusuf.
"Hem, baiklah kalau begitu, terimakasih Pak," kata Franky.
"Ya sudah, saya permisi," pak Yusuf pun pulang kerumahnya sementara Franky dan Leon masuk ke dalam rumah.
"Apa ini ya Le?" tanya Franky, sambil mengamati kalung itu.
"Sudahlah, Fran, turuti saja apa kata pak Yusuf," ujar Leon.
Leon pun masuk ke dalam kamar, sedangkan Franky masih duduk di depan kamar, dia memakai kalung pemberian pak Yusuf.
Karena merasa mengantuk, Franky pun masuk kamar dan tidur.
"Franky ... Franky ...."
Pukul dua belas tengah malam, Franky terbangun.
"Seperti ada yang memanggilku," gumamnya dalam hati.
Franky menoleh ke kiri dan ke kanan, namun dia tak melihat siapa pun di tenpat itu, kemudian Franky melanjutkan tidurnya.
Tanpa diduga Rinjani sudah berada di depan kamar Franky, dia mencoba untuk masuk ke dalam kamar itu, namun tubuhnya terpental.
"Arrrgh!" Rinjani mengerang kesakitan.
"Sial, ada kekuatan lain yang menghalangi saya masuk, sepertinya ada yang sengaja ingin memisahkan saya dengan Franky," umpat Rinjani.
Kemudian, Rinjani kembali mencoba untuk masuk, dia mengerahkan segenap kekuatannya, namun sayangnya dia selalu gagal dan tubuhnya selalu terpental.
Rinjani kesal, karena dia merasa telah di permainkan, dia pun menghilang.
Malam berikutnya pun sama, Rinjani mendatangi kamar Franky kembali namun setiap dia hendak masuk ke kamar tersebut, tubuhnya selalu saja terpental.
"Awas saja kalian, tunggu pembalasan saya, dasar manusia laknat, beraninya ikut campur urusan saya," lagi-lagi Rinjani mengumpat, setelah itu dia menghilang.
Berbulan-bulan Franky memakai kalung pemberian pak Yusuf, dia sepertinya telah melupakan Rinjani, akhir-akhir ini pun, Franky jarang sekali pergi ke pantai.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
IG: Saya_Muchu
aku sudah fav ya thor, mari saling supprt
2022-04-08
2
𝑨͢𝒔𝒌𝒂
datang lagi thor like nya 🤭
2022-03-13
2