BAB 19

"Mau cari siapa, Bu?" tanya Aming saat melihat seorang wanita berdiri di depan rumah majikannya.

"Apakah ini benar rumah Cleopatra?" tanyanya wanita itu yang tak lain adalah Aisyah.

"Iya, benar. Apa ibu sudah ada janji?" tanyanya.

"Belum, tapi saya ingin bertemu dengannya. Tolong katakan padanya saya Aisyah, ibunya Nayla." ucapnya.

"Ibu, tunggu sebentar!" Aisyah mengangguk, Aming menghubungi nomor Cleo.

"Ada apa, Pak?" tanya Cleo.

"Non, ini ada tamu mau ketemu nona. Namanya Aisyah, ibunya Nayla." lapornya.

"Suruh masuk aja, Pak." mendengar siapa yang datang, Cleo meminta Aming untuk mengantarnya.

"Selamat siang, Cleo." ucap Aisyah saat melihat Cleo sudah menunggunya di ruang tamu.

"Siang. Silahkan masuk, Bu!" ucapnya sopan. "Makasih ya, Pak!" ucap Cleo pada Aming.

"Sama-sama, Non." Aming kembali ke pos.

"Ada apa, Ibu? Kenapa ibu kesini sendirian?" tanya Cleo setelah dia mempersilahkan Aisyah untuk duduk. Cleo sedikit terkejut melihat penampilan Aisyah yang terlihat begitu cantik dengan dress berwarna maroon.

"Bagaimana kondisimu, Nak?" tanya Aisyah.

"Sudah jauh lebih baik." jawabnya.

"Ini untukmu!" Aisyah memberikan keranjang yang berisi buah-buahan untuk Cleo.

"Apa ini, Bu? Kenapa ibu harus repot-repot bawain ini?" ucap Cleo saat melihat Aisyah meletakkan keranjang itu di atas meja.

"Cleo, sebenarnya kedatangan ibu kesini unutk ..."Dia berhenti saat bi Ita datang membawakan minuman.

"Silahkan diminum!" ujar bi Ita, setelah itu dia pergi ke belakang.

"Begini, Nak, kedatangan ibu kesini untuk meminta maaf atas apa yang terjadi padamu. Ibu minta maaf atas nama Nayla." Aisyah tertunduk malu.

"Tidak apa, Bu! Aku sudah memaafkannya." ucapnya, Aisyah menoleh padanya.

"Ibu benar-benar minta maaf!" ujarnya lagi. "Ibu juga tidak tahu kenapa dia bisa melakukan itu padamu. Padahal kamu satu-satunya teman yang dia punya. Ibu mohon jangan hukum Nayla, ibu akan melakukan apapun agar kamu dan keluargamu mau memaafkannya." Aisyah terisak.

"Ibu tenang saja! Aku tidak akan mempermasalahkan semua ini." Cleo meyakinkannya.

"Benarkah?" Aisyah terlihat senang.

"Iya." jawabnya.

"Syukurlah! Ibu senang kamu bisa memaafkannya. Ibu benar-benar bersyukur Nayla mempunyai sahabat sepertimu." Aisyah mendekat dan memeluknya. "Terima kasih." ucapnya. Cleo mengangguk. Tak lama setelah mendengar jawaban Cleo, Aisyah berpamitan padanya.

"Bi!!" panggilnya.

"Iya, Non?" tanya bi Ita yang baru datang dari belakang.

"Bi, ini tolong dibawa ke belakang ya." ucapnya sopan.

"Baik." bi Ita mengangkat keranjang itu. "Non, tadi itu ibunya Nayla?" tanya bi Ita.

"Iya." jawabnya.

"Masih muda ya! Cantik lagi!" pujinya. Aisyah memang terlihat berbeda. Cleo juga sempat bingung. Aisyah yang dia temui tadi sangat berbeda dengan Aisyah yang dia temui di rumah Nayla dulu.

"Iya, Bi." Cleo setuju.

"Tapi, kenapa ibunya Nayla tiba-tiba datang kesini, Non?" tanyanya.

"Ih, bibi kepo deh!" Cleo berjalan menuju kamarnya.

🍀🍀🍀

"Bagaimana, Bu?" tanya Nayla saat melihat ibunya yang baru pulang bekerja. Aisyah sudah tidak lagi berpenampilan seperti tadi. Dia hanya menggunakan rok panjang dan baju kaos seperti biasanya.

"Syukurlah, Cleo tidak akan memperpanjang masalah ini. Dia bersedia memaafkanmu." jawabnya.

"Tapi, bagaimana dengan ayahnya?" tanya Nayla.

"Ibu tidak bertemu dengan ayahnya. Tapi, Cleo meyakinkan ibu bahwa dia tidak akan memperkarakan masalah ini." jelasnya.

"Baguslah!" Nayla kembali duduk di atas karpet.

"Nay, kenapa kamu seperti ini?" Aisyah duduk disebelahnya.

"Maksud ibu?" Nayla tidak menoleh padanya, dia sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya.

"Apa kamu tidak merasa bersalah sedikitpun? Cleo sampai seperti itu karena perbuatanmu." ucapnya.

"Ibu, aku sudah bilang kalau aku tidak melakukan apapun. Dia jatuh karena keteledorannya sendiri." jawabnya.

"Ibu gak ngerti apa yang terjadi padamu." Aisyah berjalan masuk menuju kamarnya.

"Untuk apa aku kasihan padanya. Dia sudah merebut Kiano dariku." ucapnya pelan.

🍀🍀🍀

"Dimana Cleo?" tanya Adam begitu dia sampai di rumah.

"Di kamar, Tuan." jawab bi Ita.

"Tuan, tadi ada tamu yang datang kemari untuk bertemu nona." lapor bi Ita. Sejak kejadian yang menimpa Cleo, Adam memang menugaskan bi Ita untuk melaporkan siapa saja yang datang untuk menemui putrinya.

"Tamu? Siapa?" tanyanya.

"Ibunya Nayla." mendengar jawaban bi Ita, Adam bergegas menuju kamar tamu.

"TOK TOK TOK." Adam mengetuk pintu.

"Cleo, ini ayah." jawabnya sambil membuka pintu itu.

"Ayah mau apa?" tanya Cleo tanpa memalingkan wajahnya dari buku yang dia baca.

"Kenapa ibunya Nayla kemari?" tanyanya.

"Untuk meminta maaf." jawab Cleo.

"Lalu?" tanyanya.

"Tentu saja aku menerima permintaannya." Adam mengambil paksa buku yang ada ditangannya.

"Apa yang kamu lakukan? Semuda itu kamu memaafkannya? Ayah sudah bilang padamu, kalau ayah akan membawa masalah ini ke jalur hukum. Anak itu harus dihukuk atas kejahatannya." Adam terlihat emosi.

"Cukup, Yah! Aku sudah bilang kalau aku tidak akan melanjutkan masalah ini. Suka atau tidak, ayah tidak bisa memaksaku untuk menghukum Nayla. Aku mau tidur!" Cleo berbaring dan menarik selimutnya. Dia sengaja membelakangi Adam. Dengan rasa kesal Adam keluar dari kamar itu.

"Tuan, apa tidak sebaiknya dilupakan saja?" bi Ita memberinya saran.

"Bagaimana mungkin? Bisa saja saat itu aku kehilangan dia." Adam masih teelihat kesal.

"Maafkan saya, Tuan. Tapi, setahu saya nona sangat menyayangi Nayla. Saat ini, dia pasti sangat terluka atas perlakuan Nayla padanya." Adam terdiam.

"Apa hubungan mereka sedekat itu?" tanya Adam.

"Benar, Tuan. Nona selalu melakukan apa saja untuk dapat membantu Nayla. Jadi, memaksa nona untuk menghukum Nayla saya rasa tidak akan mungkin." ucapnya.

"Baiklah! Aku akan memikirkan hukuman apa yang pantas untuk orang seperti dia." Adam tetap pada pendiriannya. Jika dia tidak dapat menyeret Nayla ke penjara, maka dia harus mencari jalan lain untuk bisa membuatnya jera.

🍀🍀🍀

"Kamu kontrolnya dengan bi Ita." hari ini adalah jadwal Cleo kontrol. Dia harus memeriksakan bekas jahitan yang ada di kepalanya begitupun dengan kakinya.

"Aku sudah tahu." hubungan ayah dan anak itu semakin renggang dengan adanya masalah ini. Adam hanya mampu menatap Cleo tanpa berkata apapun lagi.

"Bi, tolong temani dia. Minta Zaki buat mengantar kalian." pesannya sebelum pergi.

"Baik, Tuan!" bi Ita mengerti. Satu jam kemudian, Cleo dan bi Ita sudah dalam perjalanan memuju Giant Hospital.

"Bibi bantuin, Non?" ucapnya saat mereka hendak turun dari mobil.

"Nggak usah, Bi, Aku bisa sendiri." Cleo menolak. Bi Ita meminta Cleo untuk menunggu di depan poli, sementara dia mulai melakukan pendaftaran ulang karena sebelumnya Adam sudah mendaftarkan Cleo.

"Sudah, Bi?" tanya Cleo saat melihat wanita iti berjalan ke arahnya.

"Sudah." bi Ita duduk di sebelah Cleo. Sekitar setengah jam kemudian, Cleo diminta masuk ke ruangan dokter ortopedi. Gips-nya belum bisa dilepas. Cleo harus tetap memakainya hingga seminggu ke depan.

Setelah itu, mereka disarankan untuk membuka perban yang ada di kepala Cleo ke UGD. Karena kemarin luka di kepala Cleo tidak terlalu parah. Jadi, dia hanya mendapatkan penanganan di UGD, tanpa perlu di rujuk ke spesialis bedah.

"Permisi, Sus!" ucap bi Ita pada perawat yang bertugas.

"Iya, Bu!" jawabnya.

"Begini, nona saya mau buka perban." perawat itu menoleh ke arah Cleo. Kemudian dia meminta Cleo untuk duduk di kursi yang ada disana.

"Sebentar saya panggil dokter dulu." Cleo menggangguk.

"Dok, ada pasien yang mau buka perban." lapornya pada dokter yang berdiri di depannya.

"Mana pasiennya?" tanya Andreas.

"Itu." Andreas menoleh dan terkejut saat mendapati pasien itu adalah Cleo.

"Akh, sial! Kenapa harus dia?" ucapnya pelan.

"Beri saya masker!" perawat itu memberinya masker. Setelah memasang masker, dia segera menuju ke tempat Clei berada.

"Saya dokter Cassano, kita buka perbannya ya!" ucapnya. Cleo mengangguk. "Sus!" perawat membawa peralatan kemudian dia membantu Andreas membuka perban yang ada di kepala Cleo. "Coba saya lihat dulu jahitannya." Andreas memeriksanya. "Sudah kering! Kita akan buka benangnya." Andreas menarik ujung benang, Cleo yang merasa sedikit nyeri tak sengaja memegang jasnya.

"Apa sakit?" Andreas menoleh ke bawah, saat Cleo menatap ke arahnya. Mereka berdua terpaku.

"Dimana aku pernah melihat mata itu?" batin Cleo. Dia seperti tersihir dengan mata biru itu.

~tbc

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

hati" kepincut bule, cleo. repot 😂🤣👍😱

2022-09-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!