"Bagaimana kondisi anda, Tuan?" tanya bi Ita begitu Adam sampai di rumah.
"Aku baik." jawabnya.
"Syukurlah."bi Ita sangat lega mendengarnya, dia selalu khawatir tiap kali Adam melakukan kemotherapy.
"Dimana Cleo?" tanya Adam.
"Nona di kamarnya, ada temannya yang menginap disini, Tuan." bi Ita memberitahunya.
"Teman?" Adam menghegntikan langkahnya dan berbalik menatap bi Ita.
"Iya, Tuan, teman satu sekolah nona. Kemarin juga pernah kesini." setelah mendapat info mengenai putrinya, Adam segera menuju kamarnya.
"Sarapan dulu, Non." ucap bi Ita saat mereka menuruni anak tangga terakhir.
"Ayo, Nay!" mereka berjalan menuju ruang makan.
"Ayah!" Cleo kaget saat melihat Adam sudah terlebih dahulu berada disana. Nayla memperhatikan dengan seksama, pria yang dipanggil sahabatnya itu dengan sebutan ayah. "Duduk, Nay!" ucapnya saat melihat Nayla masih saja berdiri. Nayla mengangguk dan menarik kursi yang ada disebelahnya. "Ayah, ini Nayla sahabat Cleo di sekolah." Cleo memperkenal Nayla padanya.
"Pagi, Om!" sapa Nayla, Adam hanya mengangguk. "Dingin banget." batin Nayla. Bi Ita membantu mengambilkan sarapan untuk mereka.
"Yah, Nayla ini sahabat Cleo di sekolah. Kami ..."
"Kalian lanjutkan saja makannya." Adam meletakkan serbet yang dia pegang.
"Ayah mau kemana?" tanya Cleo dengan wajah kecewa. Adam tidak tertarik mendengarkan ceritanya sama sekali.
"Ayah harus segera ke kantor." jawabnya.
"Tapi, Yah ...?" Cleo belum selesai bicara, tapi Adam sudah lebih dahulu pergi dari sana. Cleo terlihat murung.
"Sudah, Cle, mungkin ayahmu sedang terburu-buru." Nayla menenangkannya.
"Bi, aku berangkat dulu." Mereka segera meraih tas masing-masing dan berangkat ke sekolah.
"Kenapa itu muka dari tadi manyun begitu?" tanya Nayla saat mereka baru saja tiba di sekolah. Sejak di atas motor tadi Cleo memang lebih banyak diam.
"Kamu udah lihatkan seperti apa ayahku?" ucapnya.
"Mungkin beliau memang sibuk, Cle!" jawabnya.
"Masa sibuknya tiap hari." Cleo kembali murung.
"Sudahlah, jangan dipikirin. Mendingan kita buru-buru masuk, sebelum pak Ian datang." mendengar nama guru fisika disebut, Cleo segera berlari menuju kelas. "Cle, tunggu aku!" kejar Nayla.
🍀🍀🍀
"Dimana Nayla?" tanya Mutia saat melihat Cleo hanya sendiri di kantin.
"Lagi ada rapat osis." jawabnya sambil terus menyeruput mie rebus miliknya.
"Pantesan kamu sendiri. Btw, Nayla aman tuh? Kamu'kan tahu Sandra dan teman-temannya juga ada disana?" Cleo membenarkan kata-kata Mutia. "Mau kemana?" tanyanya saat melihat Cleo berdiri.
"Aku harus pastikan kalau dia baik-baik saja." Cleo berlari menuju ruang osis.
"Enak banget jadi Nayla, punya pengawal pribadi." ledek Mutia.
Sesampainya di ruang osis, Cleo mencuri dengar apa yang sedang mereka diskusikan. Terdengar Nayla memberikan ide untuk acara prom night yang akan sekolah meraka adakan.
"Sepertinya dia baik-baik saja." ucap Cleo saat mendengar tepuk tangan dari dalam sana. Cleo memutar kembali tubuhnya, Kiano yang melihat kedatangan Cleo segera keluar.
"Cleo!!"panggilnya. Cleo berhenti dan menoleh padanya.
"Ada apa?" tanyanya.
"Apa kamu mau masuk?" dia menawarkan Cleo untuk bergabung bersama mereka. Cleo menggelengkan kepalanya.
"Aku hanya ingin memastikan keadaan Nayla." jawabnya.
"Kamu tenang aja, Nayla aman. Aku tidak akan membiarkan Sandra menganggunya." Cleo tersenyum mendengar itu.
"Kalau begitu aku titip dia padamu." setelah mengatakan itu dia segera meninggalkan Kiano sendiri.
"Ternyata kamu begitu memperhatikannya, akhirnya aku menemukan cara untuk mendekatimu." batinnya.
"Lo, kenapa?" suara Sandra tiba-tiba mengagetkannya.
"Kamu ngapain diluar?" tanyanya.
"Gue yang harusnya nanya, lo lihatin apaan?" Sandra mencari-cari objek yang Kiano lihat.
"Bukan urusanmu!"Kiano kembali masuk, dan Sandra mengikutinya dari belakang.
"Bagaimana, kalian setuju dengan ide Nayla?" tanyanya pada seluruh anggotanya.
"Setuju." ucap mereka kecuali Sandra dan teman-temannya.
"Kalau begitu kita akan pakai ide Nayla. Aku senang, ternyata kamu bisa memberikan ide briliant untuk acara kita." Nayla tersipu mendengar pujian yang dilontarkan oleh Kiano padanya.
"Ide kampungan begitu, siapapun bisa." sela Sandra. Kiano menatap tajam padanya.
"Sepertinya lo bakal ada saingan untuk mendapatkan ketos kita." bisik Leony.
"Maksud, Lo?"
"Perhatiin aja si Nayla, dari tadi matanya ke Kiano terus." Sandra menatap pada Nayla yang memang sedang memandangi Kiano.
"Dasar cewek kampung, gue pastikan lo bakal nyesal." gerutunya. Leony dan Stela tersenyum mendengarnya.
Rapat mereka selesai, semua puas dengan Nayla kecuali Sandra. Saat Nayla berjalan keluar Sandra sengaja menjejal kakinya. Untung saja Kiano menangkap tubuhnya, jika tidak mungkin saat ini Nayla sudah menjadi bahan tertawaan yang lain.
"Kamu gak apa-apa?" tanyanya.
"Aku baik-baik saja." ucap Nayla.
"Apa yang kamu lakukan?" Kiano memarahi Sandra.
"Memangnya apa yang gue lakuin?" Sandra berpura-pura tidak tahu.
"Jangan bohong! Aku lihat perbuatanmu barusan." Sandra terdiam. "Jika kamu melakukan hal ini lagi, maka bersiaplah keluar dari sini." setelah memberinya ancaman, Kiano segera membawa Nayla meninggalkan ruangan itu.
"Sial!! Gara-gara cewek berengsek itu Kiano jadi marah padaku." Sandra menendang kursi yang ada di depannya. Siswa lain tidak berani berkata apa-apa, mereka lebih memilih untuk keluar.
"Apa gue bilang? Si Nayla itu sengaja mau dekati Kiano." Leony kembali memanas-manasinya.
"Lo benar, lihat aja cara dia menatap Kian." timpal Stela.
"Gue gak akan biarin dia dekatin Kiano. Kiano itu milik gue!" Sandra terpancing oleh mereka.
"Kian, makasih ya!" ucap Nayla saat mereka sampai di depan kelas Nayla.
"Sudahlah! Aku juga gak suka sikapnya yang kasar dan semena-mena." jawabnya. Kiano melihat ke dalam kelas mencari keberadaan Cleo.
"Kalau begitu aku masuk dulu." ucap Nayla.
"Tunggu, Nay!" Nayla mengurungkan niatnya untuk masuk.
"Ada apa?" tanyanya.
"Pulang sekolah nanti kamu ada acara gak?" Nayla terlihat bingung, dengan ragu dia menggeleng.
"Kenapa?" tanya.
"Jalan, Yuk!" Nayla kaget.
"A-aku ...?" Nayla bingung harus berkata apa.
"Mau gak? Kamu juga bisa ajak Cleo. Nanti kita pulang bareng aja." akhirnya dia setuju. Nayla yang memang sudah lama menyukai Kiano tidak akan mungkin melepaskan kesempatan ini begitu saja.
"Aku tunggu di parkiran ya!" Nayla menganggukan kepalanya, setelah itu Kiano segera berlalu menuju kelasnya. Nayla masuk kelas dengan wajah yang ceria, bibirnya tidak henti tersenyum. Cleo yang melihat itu segera menghampirinya.
"Ngapain senyum-senyum?" tanya Cleo.
"Siapa?" tanyanya.
"Kamulah." Cleo menarik pipinya, Bukannya marah Nayla malah tertawa lepas.
"Hey cewek kampung! Lo mulai berani ya sama gue!" tawa Nayla seketika hilang saat Sandra tiba-tiba datang dan mengebrak mejanya.
"Apa-apaan lo?" tanya Cleo.
"Diam lo pahlawan kesiangan!" tunjuknya pada Cleo.
"Ada apa, San?" Nayla terlihat bingung.
"Gak usah pura-pura lugu! Gue tahu lo sengajakan buat Kiano marah ke gue?" bentaknya.
"Aku gak ngerti maksud kamu apa?" ucap Nayla.
"Dengar ya! Kaino itu milik gue, jangan harap cewek murahan kayak lo bisa dapatin dia." Sandra yang emosi kembali mengatai Nayla. Cleo mendorong tubuh Sandra hingga terhuyung ke belakang.
"Jaga mulut, lo!" Cleo tidak terima Sandra mempermalukan Nayla di depan umum seperti itu. Nayla hanya bisa menangis.
"Lo, jangan ikut campur!" Sandra mencoba mendorong balik Cleo, tapi Cleo berhasil menangkap tangannya dan memutar pergelangan tangan Sandra.
"Lepasin, gue!" teriaknya. Leony dan Stela berusaha membantunya. Terjadi keributan diantara mereka, hingga salah satu siswa berlari ke ruangan guru.
"Apa yang kalian lakukan?" teriak pak Kemal, guru BP. Mereka segera memisahkan diri. Melihat rambut mereka acak-acakan dan Nayla yang menangis, mereka akhirnya dipanggil ke ruang BP.
~tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments