"Ugh, berat." lira terbangun karna merasa sesak dan berat ditubuhnya.
"Eh, kenapa aku tak mengunci pintu dengan kunci ganda. Aku lupa kalau dia punya kunci kamar ini." lira bergumam setelah melihat tangan kekar melingkar diperutnya dan melihat kesamping yang menampakkan wajah Liyon tertidur dengan memeluk tubuhnya.
Lira bergerak pelan dan menurunkan tangan liyon dari tubuhnya dengan sangat pelan agar Liyon tak terbangun.
"Masih jam 2 malam ternyata." lira bangun dan menuju ke sofa setelah dari kamar mandi.
Liyon yang mulai merasa kosong disebelahnya terbangun dan mencari lira yang tak ada disampingnya.
"Kenapa tidur di sofa sih, itu kan gak nyaman." gumam liyon dan langsung bangun mau mengangkat lira, namun gerakan lira lebih cepat menarik tangan liyon. Tapi karena salah posisi liyon jadi oleng dan jatuh menimpah lira serta m*ncium bibir lira.
"Apa kamu ingin menggodaku?" liyon berbisik ditelinga lira dan menggigit di sana.
"Aah." suara lira yang tanpa sengaja keluar justru membangkitkan sang singa yang tertidur.
"Jangan main - main lagi." ucap liyon yang langsung meraup lagi bibir lira.
Bug
"Uhg.!" liyon terpukul mundur oleh pukulan lira.
"Jangan pernah cobak - cobak lagi." lira bangun dan bersiap.
"Hahaha. OK aku tau kakak pandai berkelahi, tapi jangan lakukan pada ku. Aku tak akan melakukannya lagi, tapi kakak jangan memancingku lagi." liyon mengangkat kedua tangannya tanda dia menyerah.
"Ayo tidur di ranjang jangan di sofa, aku tak akan melakukan apa - apa dan hanya tidur." ajak liyon pada lira.
"Kembalilah ke kamarmu sendiri bukankah kamu, eh bos punya kamar sendiri." ucap lira waspada pada liyon.
"Aku sudah chek out." ucap liyon sambil menunjuk koper yang ada disamping sofa.
"Ayo, aku janji tak akan melakukan apa - apa, jangan memaksaku untuk melakukannya di sofa." ancam liyon dan langsung membuat lira kembali ke tempat tidur.
"Tidurlah, kita akan kembali besok." ucap liyon dan ikut tidur disamping lira lagi sambil memeluk tubuh lira lagi.
Lira merinding karna nafas hangat dari hidung liyon menyapu tepat dibelakang leher lira. Alhasil itu membuat jantung lira berdebar dengan cepat, apa lagi tangan liyon yang melingkar diperutnya sangat kekar dan kuat.
"Ya Ampun aku belum pernah seperti ini sama cowok, tapi entah kenapa aku begitu biasa sama dia. Dan juga kenapa aku bisa menerima dia tanpa rasa takut dan jijik padanya." lira bergumam dalam hati memperhatikan tangan liyon yang melingkar diperutnya.
"Tidurlah biar besok tak lelah." bisik liyon dan mengeratkan pelukannya sehingga tubun lira menempel pada tubuh liyon.
Keesokan paginya liyon yang sudah bangun dulu menunggu lira bangun dengan duduk di sofa dan memainkan hanponnya.
"Ehm," lira menggeliat dan meregangkan tubuhnya sambil tiduran.
"Sudah bangun." ucap liyon menyadarkan lira yang sadar kalau masih ada orang lain didalam kamarnya selain dirinya.
"Mandilah kita akan sarapan diluar sekalian cek out dari hotel ini." ucap liyon lagi yang menatap lira mengerjap - ngerjap kan mata menatap liyon.
Liyon berjalan mendekati lira yang terbengong diatas tempat tidur dengan posisi duduk.
Cup
Liyon mengecup kening lira dan itu menyadarkan lira dari bengong dan juga rasa terkejudnya.
"Masih mau yang lain lagi?" ucap liyon menatap lira dengan jarak sangat dekat.
"Tidak." lira langsung lari masuk kedalam kamar mandi.
"Hahaha, kamu sangat lucu kak." ucap liyon tertawa melihat tingkah lira.
Setelah selesai bersiap liyon dan lira pun cek out dari hotel itu dan berjalan menuju restoran hotel untuk sarapan.
"Kakak..."
"Stop.!" teriak lira sambil mengacungkan jari telunjuknya.
"Hem.?" liyon menatap lira bingung.
"Ehem, maaf bos. Saya di sini adalah pengawal anda jadi tolong panggil saya dengan nama saya." ucap lira sambil menunduk didepan liyon.
Senyum tipis muncul dibibir liyon, dan dia menatap lira dengan gemas.
"Sungguh sangat menggemaskan." gumam liyon.
"Apa?" lira menatap liyon.
"Tidak ada, baiklah. Akan ku panggil dengan sekretaris Lira saja karna kakak adalah sekretaris ku. Ayo kita sarapan dulu." ucap liyon masuk kedalam restoran yang masih terlihat sangat sepi dan kosong karna masih pagi.
"Baiklah, bos mau makan apa biar saya pesankan sekarang." tanya lira pada liyon yang sudah mencari dan menemukan tempat duduk didekat jendela.
"Terserah saja, saya bisa makan segala." liyon berkata sambil tersenyum menatap lira.
"Dasar gila." gumam lira sambil pergi untuk memesan makanan. Dan liyon yang mendengar hanya tersenyum.
"Kenapa kakak tak pernah bilang kalau bekerja di perusahaan ku?" liyon bertanya sambil makan makanan yang dipesan oleh lira.
"Bos tak pernah tanya." jawab lira jelas.
"Hem, apa kakak tak suka sama aku?" tanya Liyon menatap lira.
"Gak tau." lira menjawab tanpa melihat liyon dan fokus makan.
"Sejak kapan kakak bekerja di sana?" tanya Liyon lagi.
"Sudah lama sekali." lira masih tetap tak melihat liyon.
"Aku sangat suka dan sangat terkesan dengan permainan pertama kita yang membuat aku selalu mengingat tubuh kakak." ucap liyon dengan sengaja menggoda lira yang tak mau menatapnya.
"Apa maksud mu!?" kesal lira dan menatap liyon tajam.
"Hahaha, akhirnya kakak menatap ku. Kalau bicara lihat lawan bicaranya." liyon menekan dagu lira dengan kuat.
"Aku mau ke kamar mandi dulu." lira bangkit dan pergi ke kamar mandi.
"Dasar bos gila, kenapa aku bisa berurusan dengan dia sih. Dan kenapa juga aku dulu gak tanya apa pekerjaannya dan bekerja dimana, kenapa aku tak menyelidiki dulu. Begok kamu Lira." kesal lira pada dirinya sendiri dan mengumpat dirinya atas ketidak tahuannya.
"Kenapa mengumpat diri sendiri?" liyon yang sudah berdiri didepan pintu kamar mandi menatap lira.
"A-apa yang kamu lakukan di sini?! Ini kamar mandi cewek apa kamu gak takut ketahuan.!" lira yang terkejud memarahi liyon, namun liyon dengan santai berjalan maju mendekati lira.
"Makanya lakukan dengan cepat dan tenang agar tak ketahuan." ucap liyon dengan seringai menatap lira dan secara spontan lira melangkah mundur.
Duk
Lira menabrak dinding dan tak bisa mundur lagi, sementara liyon semakin dekat dengan lira dan mengunci tubuh lira.
"Ja - jangan macam - macam." lira menghardik liyon yang semakin mendekatkan wajahnya.
"Tidak bisa, karna aku selalu menginginkan kakak dan ini penutup makanan yang harus serta wajib jika kita bersama." ucap liyon pada lira yang sudah terlihat garang, namun bagi liyon itu sangat menggemaskan.
"Jangan berisik dan tenanglah." bisik liyon ditelinga lira.
"Egm." suara lira yang sudah tertahan oleh bibir liyon yang sudah menguasai bibir serta rongga mulut lira dengan sangat intens.
"Ayo keluar nanti ketahuan orang lain." ucap liyon langsung pergi meninggalkan lira yang berdiri terpaku.
"Oh, tuan Liyon anda di sini. Aaah.!"
Bruk
Seorang wanita seksi menyapa liyon dan berpura - pura mau jatuh untuk menabrak liyon, namun lira dengan cepat lari kedepan liyon menahan wanita itu dan memeluk wanita itu.
"Eh, sial. Siapa wanita ini, berani sekali menghalangiku." gumam wanita itu dalam hati dengan kesal menatap lira.
"Tuan Liyon siapa wanita ini?" tanyanya pada liyon dengan nada dan suara dibuat selembut mungkin.
"Dia adalah..."
"Saya pengawal tuan Liyon." jawab lira cepat memotong kata - kata liyon.
"Apa? Tapi semalam dia tak ada mengawal tuan?" tanya wanita itu yang berusaha mendekati liyon namun selalu dihalangi oleh lira.
"Iya, dia tak harus ada terus bersama dengan saya. Namun jika ada bahaya dia akan dengan cepat bergerak." liyon berkata dengan tersenyum dan memegang pinggul lira.
"Jadi kita masih bisa bertemu lagi kan tuan.?" tanya wanita itu pada liyon dengan wajah dibuat manis.
"Ayo kita pergi, nanti kita ketinggalan pesat dan mobil yang ku pesan sudah datang." lira berkata dengan menggeret kopernya dan milik liyon.
"Baiklah, sampai jumpa nona." pamit liyon pada wanita seksi itu.
"Begitu ya, baiklah kalau gitu senang bertemu dengan tuan, lain kali kita bermain lagi ya tuan, dah." wanita itu menjawab dan menatap kepergian liyon dan juga lira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Iwan Sukendra
sama..
2022-11-03
1
Betty
kalimatnya banyak kurang ngerti dari kata2nya
2022-06-27
4