POV Liyon
"Ah, sial kenapa jadi kelamaan bahasnya aku jadi telat menemani kakak datang ke acara, semoga aku masih belum terlambat." liyon bergegas berjalan dengan langkah lebar menuju lif dan menekan tombol nomor lantai yang akan dituju untuk menemani lira di acara reonian.
Dengan tergesah - gesah liyon melangkahkan kakinya setelah pintu lif terbuka, dan dia terhenti saat melihat banyak kerumunan yang terdengar menghina seseorang.
"Mereka sedang apa sih, dan siapa yang mereka katain?" liyon mendekat lebih dekat, sambil celingukan mencari lira.
"Apa maksudmu, desi berkata benar. Orang seperti lira tak akan pernah bisa punya hubungan yang lama. Katakan padaku sebagai seorang pria apakah kamu mau kalo hanya pacaran yang cuma bisa gandengan tangan saja? Aku pacaran sama dia 3 tahun tapi tak ada perkembangan dalam hubungan kami." ucap seseorang yang membuat liyon terkejud.
"Apa? Apa barusan yang ku dengar, mereka mengatai kakak? Berani sekali dia." gumam liyon dalam hati dan dengan tak sabar liyon langsung masuk dalam kerumunan serta mengatai orang yang telah menghina lira.
Liyon menatap lira hanya tertunduk tak berdaya, seolah dia bukan lira yang dia lihat selama ini. Gadis yang lincah, berani, energik dan juga ceria.
Dengan kesal liyon membalas semua perkataan yang mereka lontarkan pada lira, dan dia berusaha untuk melindungi lira.
"Ini salahku andai aku tak telat datang mungkin kakak tak akan mendengar kata - kata kasar itu dari mereka." gumam liyon dalam hati, sambil menatap geram pada desi dan juga dafid yang sudah mengatai lira dengan sangat buruk.
Dalam keadaan dan situasi saat ini,
Setelah liyon mengenalkan dirinya sebagai kekasih lira dan memberikan kecupan pada lira, itu membuat desi tak puas.
"Tidak, jangan terbawah suasana. Lira tak mungkin mempunyai kekasih yang begitu sempurna, terlebih lagi dia terlihat masih sangat mudah. Pasti dia adalah pacar sewaan yang sengaja dibayar lira untuk menemaninya." batin desi bergelut dengan rasa iri-nya pada lira.
"Heh hanya kecupan tak bisa membuktikan apa pun." desi memprofokasi yang lain dengan ledekan-nya.
Mendengar semua itu semua orang pun menyetujui, karna kalo cuma dengan kecupan sama saja dengan sebuah sapaan yang tak bisa menandakan apa pun.
Lira tertunduk dan dia mulai berkaca - kaca, karna yang dikatakan oleh mereka ada benarnya, dia hanya menyewa pacar bayaran untuk menemani dia ke pesta ini.
Liyon yang sadar akan hal itu mencobak menenangkan lira dengan berbisik pada lira kalo dia adalah orang yang menghubunginya. Dan merasa lira telah tenang liyon memeluknya.
Sentuhan yang diberikan oleh liyon seolah menghipnotis lira, liyon pun mulai memberikan kecupan yang perlahan berubah jadi ciuman serta lu-matan yang terlihat sangat mesrah dimata semua orang, dan hal itu membuat dafid yang melihat merasa terhina dan tak terima karna selama ini lira tak pernah sekali pun membiarkan dia menyentuhnya.
"Bersihkan dan rapikan diri kakak." ucap liyon setelah dia mengurai ciumannya dan mengusap sudut bibir lira yang membuat lipstik lira berantakan karna ulahnya.
Lira hanya mengerjapkan dan menganggukkan kepalanya, lalu berlalu pergi ke kamar mandi dengan tertunduk malu. Dan liyon sendiri membersihkan bibirnya dengan tisu yang diberikan oleh yuniar.
"A - anda adalah orang itu? Apa anda masih ingat dengan saya?" tanya yuniar mencobak memastikan, karna waktu bertemu di klab nuansanya remang jadi kurang jelas.
Liyon tersenyum menatap yuniar, "Ya saya orang itu, dan saya masih ingat dengan sahabat kekasih saya." ucap liyon dengan percaya diri.
"A - apa?! Kekasih?" yuniar semakin bingung dengan ucapan liyon, dan saat dia mau menanyakan soal itu pada lira, dia sudah mendapati lira lari keluar dengan tergesah - gesah.
"Eh, Lira?" teriak yuniar yang diabaikan oleh lira.
"Biar saya yang mengejar." cegah liyon pada yuniar dan dia langsung mengikuti lira.
Kejadian saat dikamar mandi.
"Hah, apa yang ku lakukan barusan. Dan kenapa aku tak merasa takut atau jijik padanya." lira bergumam sambil menatap wajahnya dicermin.
Brak.
"Dafid?" lira terkejud karna dafid menerobos masuk.
"Lira, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu jadi seperti itu, dan apa tadi? Kau mengijinkan dia menyentuhmu. Apa kau putus dengan ku gara - gara dia?" cerca dafid pada lira yang merasa tak terima.
"Apa maksudmu? bukankah yang memutuskan aku adalah kamu." lira tak terima dengan ucapan dafid.
"Apa yang kau pikirkan?! Apa kau sudah bermain dengannya? Bukankah kau gadis suci yang selalu mempertahankan kesucian mu, apakah permainannya begitu hebat? Atau kau sudah menjadi ****** sekarang?" sambung dafid seolah ingin meluapkan kekesalannya.
"Diam.! Aku tak tau apa mau mu, tapi aku tak mengusik mu jadi tolong jangan usik aku." tegas lira pada dafid yang telah memojokkannya.
"Lira, apa kamu tau orang yang aku sukai itu adalah kamu, desi yang selalu berusaha untuk merayuku, dan menjanjikan aku masa depan yang jauh lebih baik." dafid berusaha menjelaskan dengan menggenggam tangan lira.
"Sampai sekarang aku masih menyukaimu Lira, dan aku ing..." kalimat David tertahan oleh kalimat lira yang menyelah dengan berteriak.
"Hentikan.! Aku tak mau dengar apa pun lagi." lira memotong perkataan dafid.
"Oh, jadi begitu? Didepan kau bermesraan dengan kekasihmu dan di sini kau merayu tunanganku, dan kau kemakan dengan rayuannya?" desi yang tiba - tiba ikut datang ke kamar mandi menyala pembicaraan antara lira dan dafid.
"Sayang jangan salah paham, aku hanya bilang pada lira untuk lebih hati - hati sama pria tadi, tapi dia malah memegang tanganku seperti yang kau lihat." jelas dafid memutar kenyataan.
"Dasar wanita ****** tak tau diri.!" desi menghina lira dengan berteriak sehingga membuat semua orang yang ada disekitar kamar mandi menatap lira.
Mendengar itu lira merasa kesal dan ingin marah, tapi tak tau harus marah pada siapa. Dengan menahan air mata lira lari meninggalkan pesta reoni tanpa sepatah kata.
...🍂🍂🍂...
Setelah lari dari pesta lira menuju kesebuah klab malam, dia minum sangat banyak hingga mabuk berat.
"Sial, kau emang b*r*ngs*k. Aku membencimu." gumam lira dalam mabuknya.
"Hae, sendirian saja? Mau aku temani?" ucap seorang pria yang datang mendekati lira yang sedang mabuk didepan meja bar.
"Hem, apa kau mau menemani aku hingga akhir?" tanya lira yang sudah mabuk berat.
"Tentu saja, aku tak akan meninggalkanmu." ucap pria itu.
"Baik, ayo temani aku bermain - main. Apa kau mau?" tanya lira yang merasa frustasi.
Pria itu pun membawah lira keluar dari klab malam dan ingin menuju kesebuah hotel, pria itu membawa lira dengan merangkulnya karna lira berjalan tak seimbang dan oleng.
"Apa kau suka dengan permainan kasar atau lembut? Aku bisa menemani mu dengan gaya apa pun yang kau mau nanti." ucap pria itu dengan bangga.
"Hem, terserah kamu saja aku ikuti apa pun itu." ucap lira sembarangan.
"Heh, mangsa empuk ini mah." gumam pria itu dalam hati sambil tersenyum jahat.
"Lepaskan gadis itu, dan tinggalkan dia." ucap liyon dengan kasar, yang sejak tadi mengikuti lira dan mengawasi dari jauh.
"Siapa kamu, dan apa mau mu? Dia adalah wanitaku dan kami akan bersenang - senang malam ini." ucap pria yang membawah lira dengan kesal.
"Tinggalkan dia atau kau berakhir dipenjara. Kau pilih yang mana.!?" ancam liyon dengan dingin dan menatap tajam pada pria itu.
"Sial, sepertinya dia bukan orang biasa." gumam pria itu dalam hati.
"Baik aku tinggalkan dia, cih gak seru." ucap pria itu dan pergi meninggalkan liyon serta lira.
"Aduh sakit." pekik lira yang terduduk dijalan karna pria tadi melepaskan dia yang tak bisa berdiri dengan seimbang.
"Apa yang kakak lakukan hah?! Apa kakak tau kalau itu bahaya?" kesal liyon pada lira dan dia ikut jongkok didepan lira.
"Kenapa. Apa kau ingin melindungi ku? Apa kau tau aku sangat tersiksa, mereka mengatakan aku ini gadis suci. Aku hanya ingin melepaskan setatus gadis suci, aku ingin membuktikan kalau aku tak memiliki kelainan dalam ***." ucap lira dan tangisnya mulai pecah.
"Apa yang dipikirkan wanita ini sih?" gumam liyon dalam hati menatap lira yang terduduk dijalan sambil menangis.
"Apa kau tau, aku sudah banyak mencobak tapi semua tak bisa ku lakukan. Aku hanya ingin membuktikan pada diriku kalau aku tak memiliki kelainan, aku normal. Hiks." gumam lira disela - sela tangisnya.
"Hah... Kenapa kakak ingin melakukan itu? Dan untuk apa semua itu? Apakah sepenting itu?" tanya liyon begitu banyak pada lira, karna dia tak habis pikir dengan cara berfikir lira.
"Aku hanya ingin membuktikan pada diriku kalau aku tak punya penyakit dan juga kelainan, aku tak peduli dengan siapa pun." ucap lira menatap liyon dengan wajah sembab.
"Hah..." liyon menghela nafas menatap lira.
"Kalau begitu bermainlah dengan ku. Aku akan menemani mu" liyon mengucapkan kata - katanya dengan memeng pipi lira.
"Apa? Apa kau mau menemaniku dalam melakukan bukti kalau aku tak punya kelainan dalam ***?" lira bertanya dengan bingung.
"Ya, walo aku belum berpengalaman, tapi aku mahir dan juga yakin kalau aku punya permainan yang handal dan sangat dominan dalam hal itu." liyon berkata dengan pasti.
"Tapi aku tak punya banyak uang untuk membayar mu." ucap lira dengan ragu - ragu.
"Apa?" liyon merasa bingung dengan kalimat lira.
"Bukankah kamu adalah orang yang menjadi pacar sewaan? Aku saja belum tau harga mu untuk jadi pacar sewaan ku, kalau ditambah dengan ini pasti harganya akan lebih mahal lagi kan?" tanya lira dengan wajah polos seperti anak kecil.
Liyon menatap tersenyum pada Lira, "Kak berapa usia mu sekarang?" tanya liyon dengan tersenyum karna merasa gemas dengan lira.
"Kenapa? Pasti aneh ya bagimu, diusia ku yang sudah 30 tahun tapi masih belum pernah melakukan hubungan badan dan juga tak punya kekasih." jelas lira yang tertunduk malu dengan nasibnya, dan duduk meringkuk memegangi kedua lututnya.
"Aku tak butuh dengan uangmu, cukup bayar aku dengan cara lain. Dan kamu harus menepatinya saat aku memintak bayaranku, jadi berjanjilah padaku sekarang." ucap liyon dengan senyuman menatap lira yang terlihat sedih.
"Baiklah, asal itu tidak memerlukan biaya aku berjanji akan melakukan apa yang kamu inginkan sebagai bayaran." ucap lira seketika dengan wajah berbinar menatap liyon.
"Deal.!" liyon berkata dan langsung menarik tangan lira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments
Anonymous
bodoh kali ya lira cengeng .. males ni kek gni ngga bsa ngelawan saat di tindas
2023-07-04
2
ArlettaByanca
latar blkngnya bukan di negeri ini kayaknya mrk itu....pernah baca komik mirip begini ceritanya
2023-03-04
1
Sulaiman Efendy
SEBAGAI ANAK KULIAHAN, DN USIA JUGA MNDEKATI 30, LIRA GOBLOK JUGA, HRUSNYA BANGGA SAMPAI USIA DEKAT 30 BSA JGA KSUCIAN YG KELAK AKN DIBERIKN KPD SUAMI TERCINTA, BUAT APA DENGERIN SUARA2 SETAN...
BERZINAH HUKUMNYA HARAM... TPI YAA LOO MMG HRUS BRZINA DLU MA LIYON, DN UNTUNGNYA MA LIYON, BKN DGN LAKI2 SEMBARANGN..
2022-11-08
1