"Sekretaris Fitri tolong hubungi pihak HRD kirim data sekretaris Lira lengkap padamu malam ini juga."
Sambil merebebahkan tubuhnya di tempat tidur liyon memerintah pada safitri lewat panggilan telpon.
Brrrt brrrt
22.15
"Bos datanya sudah dikirim ke email bos katanya."
"Hem, cepat juga dia geraknya. Pantas papa sangat menyukainya, sekretaris yang cekatan dan tak pernah menunda pekerjaan."
Liyon berjalan menuju meja di depan tempat tidurnya untuk membuka email di laptopnya.
Data Diri

Nama : Lira Anggraini
Usia : 27 tahun
Kelahiran : kota A
Tahun lulus : xxx
Bagian : Sekretaris
Pekerjaan sampingan : Pengawal
"Hem, kau sangat cantik kak, apa kau merindukan aku? Karna aku sangat merindukan mu."
"Jika waktu itu itu dia 27 tahun, berarti sekarang dia 30 tahun. Pantas saja dia sangat frustasi waktu itu, dia berfikir kalo dia sudah tua."
Liyon bergumam sambil tersenyum dan berjalan mengambil hanponnya untuk menghubungi safitri lagi.
"Sekretaris Fitri tolong untuk besok siang langsung reserfasi 2 kamar suite, dan ajak sekretaris Lira bersama mu. Karna aku mau ada perjalanan setelah pertemuan bisnis, jadi aku ingin sekretaris Lira yang menemani ku sebagai pengawal pribadi ku."
Sambil tersenyum penuh dengan arti liyon memerintahkan semua yang dia pikirkan pada safitri.
"Baik bos, apa besok berangkat bersama atau saya harus menyiapkan dulu semuanya di tempat?"
Safitri bertanya karna kebiasaan dari bos lamanya selalu menyuruh dia menyiapkan dulu semuanya sebelum pertemuan.
"Lakukan seperti biasanya saja." jawab liyon setelah beefikir dan diam cukup lama.
"Baik, besok saya akan berangkat lebih dulu dengan sekretaris Lira untuk menyiapkan semuanya." safitri menjawab dengan tegas.
"Dan tolong, bebas tugaskan dulu sekretaris Lira sampai hari berikutnya, karna aku gak mau kalo nanti dia kekurangan stamina saat bersamaku." perintah liyon lagi sebelum dia memutuskan sambungan telponnya.
...🍂🍂🍂...
Ke esokan paginya lira berangkat ke kantor dengan membawah koper kecil yang berisikan baju - bajunya untuk perjalanan bisnis 2 hari sebagai pengawal bos barunya.
"Lira berikan barang bawaanmu biar langsung diangkut ke mobil dan sebentar lagi kita akan berangkat, aku sudah melaporkan perjalan bisnis mu pada pihak HRD biar bonusmu bisa keluar begitu kau menerima gajimu."
Safitri menjelaskan pada lira yang merupakan orang baru dalam mengikuti perjalan bisnis bosnya.
"Wah, terima kasih mbak untuk selanjutnya nanti aku akan melakukannya sendiri. Tapi kenapa kok perjalanan ku 2 hari? Sementara mbak Fitri cuma 1 hari saja."
Lira merasa bingung dengan jadwal yang dilaporkan oleh safitri kepada pihak HRD untuk lira.
"Oh, iya karna hari ini kamu masih bebas, tugasmu adalah besoknya. Tapi kamu ikut brangkat sekarang karna sekalian jalan." jelas safitri pada lira.
"Emang mau ada perjalanan bisnis apa mbak Fitri? Dan kenapa kok mbak Lira harus ikut?"
Yusnia yang baru datang langsung bertanya dan dia merasa kesal karna lira diajak dalam perjalan bisnis yang harus berduaan dengan liyon saat safitri pulang.
"Ini pengaturan dari bos, dan bos ingin agar lira mengawalnya dalam perjalanan kali ini." safitri menjelaskan tanpa bisa menangkap aura suram serta kesal dari yusnia.
...🍂🍂🍂...
"Wah, ya Ampun kamarnya bagus banget mbak? Besar, luar dan juga sangat indah, benar - benar nyaman banget. Bos benar - benar orang yang murah hati ya mbak memberikan kita kamar yang sangat bagus begini."
Lira tak henti - henti memuji kamar dan juga bosnya yang memberikan kamar suite di hotel berbintang yang tak pernah lira datangi.
"Baiklah Lira, kamu bebas mau ngapain saja tapi jangan lupa hati - hati, aku akan pergi menemani bos dulu untuk pertemuan." safitri menjelaskan pada lira dan dia langsung berangkat ke tempat pertemuan yang sudah disiapkannya bersama dengan lira saat mereka baru sampai hotel ini.
"Iya mbak, saya akan jalan - jalan keluar keliling di sekitar sebentar." jawab lira dengan senang, karna dia belum pernah berjalan - jalan jauh.
Dalam restoran vip hotel itu safitri dan liyon serta mitranya bertemu untuk melakukan pembicaraan bisnis yang membahas kerja sama mereka dalam bidang perhotelan.
"Sekretaris Fitri tolong setelah ini kamu jangan lupa untuk besok langsung saja bawah pak Le langsung ke kamar ku saja. Dan terima kasih untuk hari ini, selamat istirahat."
Liyon mengucapkan terima kasihnya pada safitri atas kerjanya hari ini yang membuat pertemuannya berjalan lancar.
"Baik, terima kasih juga bos dan selamat beristirahat." jawab safitri dan dia langsung beranjak pergi ke kamarnya.
"Sudah selesai mbak pertemuannya? Lama juga ya mbak."
Lira bertanya pada safitri yang baru saja masuk ke dalam kamar hotel dan terlihat sangat lelah.
"Iya selesai juga, besok aku akan langsung pergi setelah mengantar pak Le untuk menanda tangani perjanjiannya."
Safitri merebahkan tubuhnya ditempat tidur tanpa melepas baju dan mandi dulu.
"Hem, apa mbak Fitri sudah makan? Mau aku pesankan?" lira merasa kasihan melihat safitri.
"Aku sudah makan dengan bos tadi, aku mau langsung tidur saja." safitri langsung menutup matanya.
"Aku akan keluar lagi untuk makan, kalo di sini nanti takut membuat mbak Fitri terganggu."
Lira beranjak pelan - pelan keluar kamar untuk mencarik makan di luar hotel.
Lira berjalan - jalan disekitar hotel lagi dan kali ini agak sedikit jauh karna dia ingin mencari makanan dipinggiran jalan.
"Kelihatannya itu enak karna banyak pembelinya, apa makan di situ aja ya?"
Saat lira mau melangkahkan kakinya ada tangan yang mencekalnya dan itu membuat lira reflek memutar orang itu hingga teriakan kecil keluar dari mulut orang itu.
"Ah, maaf aku tak tau kalo itu kamu."
Lira terkejud saat tau kalo orang itu adalah pria yang telah menjadi pacar sewaannya dan teman menghabiskan malam pertama bersama.
Sebelum kejadian
"Kenapa sunyi sekali, apa yang dilakukan kakak di dalam kamarnya ya? Enak sekali sekretaris Fitri bisa sekamar dengan kakak, aku juga mau karna aku sangat merindukannya."
"Gila, entah kenapa aku bisa seperti ini. Padahal aku tak pernah memikirkan wanita - wanita yang selama ini mengusik dan mengganggu ku. Tapi sejak mengenal kakak aku jadi terus kepikiran pada dirinya."
Liyon mengacak - acak rambutnya karna dia merasa kesal sendiri pada dirinya yang terus memikirkan tentang lira.
"Aku rindu harum tubuhnya dan aku sangat ingin merengkuhnya lagi dalam pelukan ku."
"Gila gila gila.! Aku benar - benar dibuat gila olehnya, rasanya tak sabar menunggu hari esok."
Liyon bergumam dan menggerutu, karna merasa bosan didalam kamar dia pun keluar dari kamarnya bermaksud mencari udara segar, namun matanya menemukan sosok yang sejak dari tadi mengusik ketenangannya.
"Eh, bukankah itu kakak?"
"Mau kemana dia malam - malam keluar kamar sendirian. Aku ikutin saja."
Liyon yang melihat lira masuk kedalam lif bergas masuk lif dibelakangnya untuk menyusul lira, karna kamarnya dan kamar lira bersebrangan. Dan saat di lobby hotel liyon celingukan mencari sosok lira yang ternyata berjalan di luar hotel.
Tak ada yang tau kalo liyon keluar dari hotel, karna satiap saat dia keluar untuk jalan sendiri liyon selalu menggunakan setelah santai dan tak menunjukkan kalo dia adalah bos dari sebuah perusahaan besar.
"Mau kemana dia berjalan terus sejauh ini?" liyon masih mengikuti lira dari belakang dengan tenang.
"Eh, tunggu dia mau menyebrang untuk makan di tempat itu? Tapi di situ kan makanannya..."
Liyon langsung mempercepat langkahnya dan dengan cepat menyambar tangan lira, mencegah agar lira tak menyebrang. Namun sialnya liyon lupa siapa lira, dan dia pun terpelintir dilengan kanannya karna reaksi cepat dari lira.
Kembali kesaat ini.
"Apa kakak mau mematahkan tanganku?"
"Dan apa kakak mau menanggung hidupku jika tanganku patah."
Liyon merasa kesal pada lira dan memijit lengannya saat lira sudah melepas pengunciannya serta memintak maaf pada liyon.
"Bukan salah ku, tiba - tiba kamu mencekal tanganku dan itu membuat aku terkejud." bela lira atas perlakuannya yang sepontan.
"Tapi kenapa kamu ada di sini? Apa ada orang yang kamu layani lagi di sini? Oh iya maaf waktu itu aku hanya bisa membayarmu segitu, karna aku tak punya cukup uang. Tapi terima kasih atas semua bantuan mu."
Lira bicara panjang lebar dan memberikan hormat pada liyon yang hanya berdiri menatap lira dengan tatapan kesal.
"Oh iya sana cepat kembali pada bos kamu, nanti dia nyariin kam... Egm."
Kalimat lira terputus karna liyon telah membungkam mulut lira dengan mulutnya dan menelusuri serta meraup bibir dan rongga mulut lira dengan kasar.
"Hah hah, apa kau sudah gila!?" teriak lira pada liyon saat liyon telah melepasnya.
"Ayo, ikut aku di sana makanannya tak enak itu yang ingin aku katakan dengan menahan tangan kakak tadi."
Liyon langsung menarik tangan lira setelah berkata, dan lira dengan patuh berjalan mengikuti liyon dari belakang.
Liyon membawah lira berjalan menyebrangi jalan sebelah jalan lain dan membawah lira masuk ke sebuah restoran sederhana yang bernuansa redup dan memberikan ketenangan di sisi jalan lainnya.
"Wah kamu tau tempat yang begitu tenang, padahal tadi sore aku sudah berkeliling tapi tak tau kalo ada tempat ini."
Lira terlihat sangat senang dan bersemangat karna nuansanya menenangkan hati, dengan alunan musik dan lagu nostalgia yang menambah kedamaian.
"Kak suka?" liyon tersenyum puas melihat lira menyukainya.
Mereka berdua memesan makanan dan makan bersama dengan tenang, yang sekali - kali berbicara dengan bahasan ringan.
"Aku antar ya, kakak tinggal di hotel mana?" liyon menawarka diri untuk mengantar lira kembali ke hotelnya.
"Aku tak nyangka tadi ketemu kamu di sini, cobak kalo gak pasti aku akan bosen. Karna dari tadi sore aku sudah bosen."
Lira berbicara santai dengan liyon sambil berjalan menuju hotel tempatnya menginap.
"Kakak datang kesini untuk bekerja?" tanya liyon yang pura - pura tak tau.
"Iya, tapi pekerjaanku akan dimulai besok untuk menemani bosku dalam perjalanan bisnis, lebih tepatnya aku menjadi pengawalnya." jelas lira pada liyon dengan polosnya, padahal yang sedang diajak bicara adalah bosnya sendiri.
"Kalo boleh tau seperti apa bos kakak atau wajahnya?" tanya liyon yang penasaran kenapa lira tak mengenalinya sebagai bosnya, padahal dia sudah bekerja cukup lama di perusahaannya.
"Em, aku tak tau seperti apa wajahnya dan aku juga tak pernah bertanya siapa nama bos baru ku itu, tapi besok aku akan menemaninya jadi aku akan tau seperti apa wajahnya."
Lira tertawa terbahak karna dia merasa konyol pada dirinya sendiri, yang sudah bekerja dengan bos baru beberapa hari namun tetap tak tau seperti apa wajah bos barunya itu.
"Kenapa kakak tertawa begitu?" liyon berkata dengan berlagak belo'on.
"Akan ku buat kau bekerja keras agar bisa mengingat selalu wajahku nanti kak." liyon tersenyum menatap lira sambil bergumam dalam hati.
"Sudah sampai, aku tinggal di hotel itu. Terima kasih ya. Aku balik ke kamarku dulu." ucap lira sambil tersenyum dan mau masuk ke dalam lif.
"Iya, sama - sama." jawab liyon yang ikut melangkah masuk ke dalam lif.
"Eh, kenapa kau malah ikut masuk?" lira terkejud karna liyon ikut masuk kedalam lif bersamanya.
"Aku mau ngantar kakak sampai depan kamar kakak, dan kalo kakak mau berterima kasih harusnya melakukannya dengan tindakan yang benar dong."
Liyon berjalan mendekati lira dan mempersempit jarak antara mereka berdua, sehingga lira terjepit diantara tubuh liyon dan dinding lif.
"Apa maksudmu?" lira yang merasa bingung pun bertanya dengan wajah polosnya yang terlihat menggemaskan bagi liyon.
Liyon langsung mendekat dan mengungci tubuh lira di dinding lif, liyon tersenyum untuk mengalihkan pertahanan lira, dan benar saja saat liyon tersenyum lira tak merasa ada bahaya, sehingga liyon bisa dengan leluasa meraup lagi bibir lira, namun kali ini liyon lakukan dengan lembut.
Ting pintu lif terbuka
Mendengar suara peringatan pintu lif liyon mengurai panggutannya dengan bibir lira dan lagi - lagi liyon tersenyum menatap lira.
"Selamat istirahat kak, dan siapkan setamina kakak untuk besok." bisik liyon tepat ditelinga lira dan langsung masuk kedalam lif lagi.
"Orang gila, siap yang mau bertemu dengan mu lagi, dasar mesum." gumam lira dan masuk kedalam kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 195 Episodes
Comments