Dan Kini Molly membuka matanya dengan perlahan.
Semua di sekitarnya berwarna putih terang dan tak ada sama sekali noda atau apa pun yang menggangu warna putih itu. Molly mencoba melihat dengan lebih baik lagi. Tapi ada rasa yang sngat berat di rasa Molly.
Molly juga tidak mengetahui tempat apakah ini sebenarnya. Kenapa begitu dingin yang ia rasakan. Tanganya juga sangat sulit di gerakan. Badannya apalagi.
Sedikit demi sedikit Molly membuka matanya dengan lebar lebar, akhinya ia bisa melihat langit langit sebuah ruangan, meja berwanra putih juga, dinding dan kaca Jendela, dan beberapa benda lainnya juga di tempat itu.
"Molly... Molly... Molly..." Terdengar suara samar samar yang terus memanggilnya.
Terasa tangan hangat yang memeganginya, tangan itu kemudian mengelus pipi Molly dengan lembut pula. Molly tentu saja ingin tahu siapa itu. Apakah malaikat maut atau yang lainnya yang hendak menanyakan dosa dosanya di dunia.
Karna merasa tak mengenal tempat itu Molly mengira mungkin ia sedang berada di dunia lain. Dengan sebisanya Molly menoleh kepada orang yang memanggilnya.
Matanya malah tidak bisa melihat dengan benar dan wajah pria itu, tapi sedikit demi sedikit wajah pria itu terlihat oleh Molly.
"Molly... Kamu sudah sadar..." Pria itu malah menangis di depan Molly taoi dengan senyum di bibirnya dan tangannya mengenggam erat tangan Molly.
"Raha...?" Molly akhirnya mendapatkan pengelihatannya dengan benar, tak ada yang buram lagi di matanya dan bisa melihat semuanya dengan benar.
Raha rupanya berada di rumah sakit selama Molly di rawat intensif. Molly masih tidak menyadari kenapa ia berada du rumah sakit ini.
"Raha kenapa kamu menangis? Dan ini di mana ya... Rumah siapa ini kok putih semua..." Molly memperhatikan sekeliingnya.
"Sepertinya Molly masih tidak mengingat kondisi terakhirnya." Gumam Rah dalam hatinya.
"Molly kamu...? Apa yang kamu rasakan sakarang..?" Tanya Raha dan tidak menjawab pertanyaan Molly.
"Aku baik baik saja kok... Kenapa sih..?" Molly tak merasakan rasa yang ia rasakan tadi saat baru sadarkan diri.
Kini semua angota tubuhnya merasa biasa saja dan tak ada keluhan sama sekali.
"Tadi aku ada rasa susah bergerak tapi sekarang udah gak ada kok.." Ucap Molly malah dengan santainya tersenyum sedangkan Raha yang khawatir bukan main.
"Syukurkah.. Benar yang di katakan Dokter..." Gumam Raha lagi.
"Rah tolong katakan ini dimana.. Eh itu udah jam 8 pagi... Yah.. Aku telat kerja donk..." Ucap Molly memegangi kepalanya.
"Aduh bagaimana memberitahu Molly yang sebenarnya." Hanya bisa bertanya di dalam hatinya saja yang Raha lakukan karna ia juga mengikuti perintah dokter yang menangani Molly.
Karna Molly korban kecelakaan, dan jelasnya Molly tidak ingat apa yang terjadi padanya sebelumnya karna dokter terpaksa memberikan anastesi lebih pada Molly. Karna kecelakaan yang Molly alami benar benar parah sehingga sangat sulit untuk di tangani para medis.
Banyak yang mengira Molly tidak akan selamat karna kecelakaan itu tapi sepertinya Tuhan berkehendak lain pada Molly dan memberikan kesempatan lagi pada Molly untuk hidup di bumi dengan mengirimkan penyelamat Molly yaitu Raha.
Kelebihan anastesi yang Molly alami ini adalah kondisi di mana sang pasien merasa bingung dan tak tahu apa yang tengah ia lakukan. Cara kerja anastesi adalah dengan menghentikan atau memblokir sinyal saraf dan pusat rasa sakit yang di rasakan pasien selama operasi.
Ada beberapa anastesi yang sering di berikan pada para pasien di rumah sakit, yaitu yang pertama Anastesi lokal, yang biasanya tidak memperngaruhi kesadaran pasien, seperti pencabutan gigi, perawatan gigi dan operasi kecil lainnya, biasanya di berikan dalam suntikan, di semprot, atau di oleskan.
Yang Kedua, Anastesi regional, pasien akan tetap sadar namun tidak dapat merasakan sebagian tubuhnya, biasanya dilakukan dengan suntikan di dekat sumsum tulang belakang atau di sekitar area saraf. Anastesi yang sering di gunakan adalah Epidural, yang umumnya di gunakan saat persalinan secara sesar.
Yang ketiga, yaitu Anastesi Umum atau bius total.
Yng di gunakan Molly adalah bius total dan oleh sebab itu Molly kini merasa bingng dan tak tahu kenapa ia barada di tempat ini, padahal ia tidak mengalami amesia atau semacamnya, ini hanya kondisi normal yang di katakan dokter pada Raha yang harus Raha lakukan adalah memberitahukan Molly dengan pelan pelan saja.
Jangan mengejutkannya dan itu malah bisa membuatnya drop. Oleh karna itu Raha bingung harus melakukan apa dan apa yang baiknya ia katakan pada Molly.
"Raha... Kok malah bengong... Ini di mana? Aku harus kerja looo.. Kontrakan aku belum di bayar tuh bulan ini.. Tapi ini rumah siapa sih... Kok putih banget..?" Ucap Molly dan membuat Raha harus dengan segera menjelaskannya pada Molly.
"Raha aku mau ke wc dulu.. Mana Wcnya ya?" Ucap Molly kerna ia merasa sangat ingin buang air kecil.
"I.. Itu.." Raha menunjuk wcnya dan Molly turun dari brankarnya dan berjalan dengan santainya ke kamar mandi.
"Aku akan memiliki waktu untuk pikir seperti apa baiknya bilang sama Molly... Apa mungkin aku panggil Mira aja, tapi ini sudah gak keburu... Aduhh..." keluh kesal Raha dalam hatinya.
Bukannya masuk kedalam Wc Molly malah melihat lihat ke jendala, ada beberapa orang yang lalu liliw yang Molly lihat membuat rasa ingin tahunya semakin menjadi.
"Raha... Ini rame ya.." Ucap Molly lagi dan itu sangat mengejutkan Raha bahkan Raha sampai terlonjak di tempatnya.
"Hah? Apa?" Raha memperhatikan Molly dan akhirnya Raha bangkit dari duduknya dan menghampiri Molly.
"Molly..." Raha memanggil Molly dengan perlahan.
"Haaa... Ini hari apa sih.. Kok banyak orang pake batik gitu.. Ra.. jawab donk.." Molly masih bingung dengan semua ini.
"Molly sebenarnya kita ada di rumah sakit..." Ucap Raha pelan pelan juga dan memejamkan matanya tak berani menatap Molly.
"Ooohh.. Rumah sakit tooohh... Terus..." Molly tak terkejut mendengarnya malah biasa saja.
"Eehh Molly kok gak kaget.. Astaga dokter ini... Kenapa banyak banget biusnya kemarin...??" Jerit Raha.
"Ya aku tahu ini rumah sakit tuuuhh ada perawat ganteng..." Ucap Molly semakin melantur saja.
Kebetulan ada seorang perawat laki laki yang lewat tak jauh dari jendela yang Molly lihat kini.
"Molly tadi katanya mau ke wc gak jadi kah..?" Tanya Raha mengingatkan Molly.
"Eehh iya aku mau ke wc tadi ya.. Kok malah liat perawat ganteng sih..." Molly pun beranjak dari jendela itu dan berjalan kembali menuju wc yang ada di dalam ruangannya itu.
Molly melakukan apa yang ia harus lakukan di dalam situ, sedangkan Raha mondar mandir di depan pintu Wc menunggu Molly keluar dan mengatakan yang sebenarnya pada Molly.
Molly sudah selesai dengan tugasnya di dalam dan ia menuju washtafel untuk mencuci tangannya. Di atas washtafel itu ada cermin bersih juga.
Molly pun membersihkan tangannya dan setelah itu ia melihar ke dapan tepat ke arah cermin tersebut. Molly kemudian menangkup air sebisa tangannya dan membasuh wajahnya yang tanpak pucat itu.
Setelah basuhan yang ketiga kalinya, barulah Molly merasakan ada yang janggl di depan cermin itu. Entah apa itu tapi itu bukanlah yang Molly pernah lihat sebelumnya.
"Ini rumah sakit angker juga ya..." Ucap Molly menundukan kepalanya dan hanya menatap air di washtafel yang perlahan hilang di lubang pembuangannya.
Molly kembali memberanikan dirinya untuk menatap cermin itu
"aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...!!!"
Tebak donk guys.... like ya bantu author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Bhebz
bunga untuk mu Molly
2022-03-20
1
Aya Yeyet
Waduh muka Molly kenapa thor?
2022-03-09
1