Episode 13

Dika pulang ke rumahnya dengan amarah yang membara.

Sedangkan Laura tadi ikut taksi dan memilih untuk bersama teman temanya saja dari pada bersama Dika yang ia tahu ternyata Dika tak seperti yang Laura harapkan, Dika tak memiliki uang sebanyak yang Laura kira, dan malah membuat mereka malu saja.

Dika membanting pintu dengan keras, membuat orang orang yang ada di rumah itu terkejut.

"Eeehhh Dika, udah pulang... Gimana belanjanya seru..." Tanya Tika menyambut kepulangan Dika dengan oleh oleh untuknya.

"Seru apanya...?" Ucap Dika dan mendudukkan tubuhnya di sofa kecil yang ada di ruang tengah rumahnya itu.

"Dika..." Panggil Tika lagi.

"Apa lagi buuu.." Kesal Dika pada Tika yang malah memanggil manggil dirinya yang tengah mencari ketenangan.

"Dika... Ibu gak punya uang nihh.. Uang ibu udah habis buat beli lauk dan sayur di dapur tadi siang, ibu perlu uang nak... Bisa kasih ibu 300 ribu aja...?!" Bujuk Tika dengan sangat memelas membutuhkan pada Dika.

"Duuh bu... Besok aja ya... Dika mau makan aja kalau gitu, ibukan udah beli bahan makanannya juga tadi, gak mungkinkan ibu beli malam malam gini...".Dika pun bangkit dan berjalan ke dapur.

Tika terlihat panik melihat Dika yang beranjak ke dapur. "Eehh Dika memangnya kamu sama Laura gak makan di luar tadi?" Sepertinya Tika menyembunyikan sesuatu dari Dika.

"Enggak bu... Gak sempat.." Ucap Dika kini sudah di depan meja makan dan membuka tudung saji yang ada di atas meja.

"Eehh anu itu.. Dika.. Eemm..." Tika semakin panik.

Dika tak memperdulikannya dan membuka tudung saji itu. Di balik tudung saji hanya ada ikan asin, kangkung rebus dan juga cabai yang di ulek kasar di dalam cobek.

"Apa ini bu...? Hanya ada ini saja? Mana sayur sayur dan lauk yang ibu bilang ibu beli hari ini dan membuat uang ibu habis?Hanya ini?" Dika tak percaya apa yang ia temukan di balik tudung.

"Itu nak.. Ibu..." Tika bingung harus mengatakannya pada Dika, karna uangnya habis untuk arisannya dan uang yang ia minta pada Dika tadi barulah ia akan membeli lauk besok pagi.

"Ibu.. kemana uang yang aku berikan oada ibu bulan kemarin... Aku memberikan ibu uang yang banyak kemarin, dulu semaunya baik baik saja, semuanya teratur dengan baik, bahkan kita tidak pernah berlauk ikan asin seburuk ini, apa ikan asin layak makan juga?" Dika mulai memuntahkan semua amarahnya pada sang ibu.

"Iya tuh kak.. Aku aja banyak yang kurang nih.. Uang sekolahku belum di bayar ibu bulan ini. Padahal ibu sampai potong uang jajanku." Wika datang juga dan berkacak pinggang dan hari ini dia baru dapat info dari gurunya kalau sang ibu belum membayar SPP Wika. Dan Wika juga mempermasalahkan juga lauk malam ini yang kurang pas di lidah milenialnya.

"Ya ampun bu.. Apa apaan ini semua... Kenapa kacau gini... Dulu ibu selalu tetap waktu bayar SPP Wika kenapa bulan ini beda bu... Bukanya bulan ini duit yang Dika kasih lebih banyak dari biasanya. Dulu Dika bagi duitnya sama molly juga, dan semuanya baik baik aja di dapur, sekolah Wika, dan keuangan kita juga baik baik saja, ibu tidak minta minta uang secepat ini pada Dika." Kesal Dika lagi.

"Iya karna dulu ada kak Molly yang selalu menutupi semua belanjaan ibu... Sekarangkan dah gak ada makanya ibu minta minta uang sama kakak.. Dulu Molly juga yang bayar SPP Wika. Dan untuk masalah dapur juga molly biasanya makanya ibu sekarang bingung urusin Dapur kayak apa yang Betuk." Ucap Wika karna kesal pada ibunya juga yang memotong uang jajannya dan mengadukan semua itu pada kakaknya yang pasti membelanya.

"Molly...." Dika menatap lauk dan sayur yang ada di mejanya. Teringat jika dulu saat ada Molly semua makanan enak, lauk dan sayur yang segar segar, di masak hangat menjelang Dika pulang dan di santap dengan nikmat oleh Dika dan keluarganya.

Semua kenangan kenangan indah bersama Molly di rumah tersebut apalagi masalah masakan Molly memang jagonya. Semua masakan Molly enak enak dan Molly sangat pintar mengolah semua bahan makanan. Tapi kembali pada saat ini, Kangkung rebus, ikan asin, cabai ulek kasar. Sungguh tak pernah di hidangkan Molly.

Tapi Dika teringat lagi sekarang Molly bukan lagi istrinya melainkan mantan istri. Dan saat bayangan laki laki tampan yang datang dan menyapa Molly saat di minimarket tadi malah mbuat amarah Dika memuncak lagi.

"Aaarrrggghh..." Dika pergu dari dapur dab berjalan ke dalam kamarnya dan kembali membanting pintu kamar dengan kasar lagi.

"Iiiss anak ini... Ingatin lagi sama Molly ya ng gak berguna itu. Liatkan kakakmu jadi marah sama kita berdua..."Ucap Tika kesal pada Wika.

"Iihh kak Dika kesal sama ibu.. Ibu Habisin uang pemberiannya kak Dika cuma buat bayar arisan ibu aja yang gak tahu kapan tuh menangnya..." Wika berlalu juga dan masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya juga.

"Iiihh anak anak ini..." Tika kesal dengan kedua anaknya yang begitu tak tahu diri.

"Ck... Dika iihh nanti awas aja kalau ibu menang, gak ibu bagi uang arisan punya ibu nanti.." Ucap Tika lagi dan berlalu dari dapur menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya juga.

Rupanya perangai Tika yang diambil Dika dan Wika. Namanya juga buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitu juga Dika, Wika dan Tika.

Dika di dalam kamarnya mendengar semua yang di ucapkan Wika maupun ibunya di luar. Tapi Dika memilih untuk tetap di dalam kamarnya dan menyendiri.

Dika membuka matanya membayangkan Molly yang barusaja ia lihat di minimarket tadi, lebih kurus, lebih berseri, dan lebih bening dari pada sebelumnya.

***

Jika Dika dan keluarganya sedang bersitengang, Molly dan Anggi kini sedang dalam perjalanan pulang yang menyenangkan, Anggi menunggu sampai jam pulang Molly yaitu pukul 10 malam.

"Anggi nanti stop aja di persimpangan itu ya.." Ucap Molly memberitahu tempat pemberhentiannya.

"Looohh kok di persimpangan gitu? Masih masuk kedalam sana kan..? Masih bisa kan?" Anggi pun mulai celingak celinguk melihat jalan menuju kontrakan Molly.

"Iya Nggi masih ke dalam tapi sampe sini aja aku sudah senang kok... Bisanya juga sama ojek ojek sampe sini aja." Ucap Molly lagi dan Anggi mengangguk anggukan kepalanya.

"Nahh... Akukan bukan Ojek, jadi aku bisa anter sampai depan kontrakkan." Tanpa mendengar jawaban dari Molly Anggi langsung mengantar Molly.

Anggi sampai di depan kontrakan Molly dan melihat kondisi kotrakan Molly yang kurang memadai itu.

"Kamu nyaman tinggal di sini Ly?" Tanya Anggi sebelum Molly keluar dari dalam Mobilnya.

"Iya nyaman kok... Ini luarnya aja yang jelek, kalau dalamnya bagus kok.. Makasih ya Anggi.." Molly oun turun dari mobil Anggi dan berjalan ke teras Kontrakannya.

Molly melambaikan tanganya dan Anggi mengklakson dan pergi dari depan kontrakan Molly.

"Kamu benar Molly, biarpun luarnya jelek, belum tentu juga dalamnya juga jelek. Dan biarpun luarnya bagus tapi kalau dalamnya jelek juga buat apa..." Gumam Anggi ketika dirinya sudah menjauh dari area kontrakan Molly dan berjalan pulang menuju rumahnya.

Off dulu kawan... Like dan favoritkan ya... Mampirx juga novel author yang lainnya ya... Makasih telah mengikuti novel Dendam 100 Kilogram..

Terpopuler

Comments

Bhebz

Bhebz

semangat thor

2022-03-03

1

Miss GH

Miss GH

Suka ga sabar menunggu up nya! 😉

2022-03-02

0

Aya Yeyet

Aya Yeyet

Baru kerasa kan ditinggal Molly jd berantakan.

2022-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!