Dengan kesalnya Dika dan Laura meninggalkan minimarkert tempat Molly berkerja itu dan tempat keduanya di permalukan habis habisan. Dika sampai sampai menendang ban mobil orang lain di parkiran minimarket tersebut.
"ooooyy... Masalah apa sama Mobil saya?" Ucap seseorang dari belakang mobil itu karna mendengar ada suara tendangan dari depan mobilnya.
Laura sangat terkenjut aksi Dika itu terlihat oleh sang pemilik. Dika bukannya terlihat bersalah malah semakin menjadi.
Laki laki itu berperwakan tegas, tubuhnya yang terlihat seksi dan otot otot lengannya sangat tampak dengan jelas karna hanya mengenakan kaos putih polos yang sangat menunjukan bentuk tubuhnya.
Laura tak berhenti memandangi laki laki tersebut, sedangkan Dika berdengus kesal. Tadi Molly yang mempermainkannya dan sekarang saat ia melampiaskan amarahnya malah ada yng lihat dan menegurnya.
Molly selesai melayani pengunjung pengunjungnya dan sekarang Molly mengantarkan Troli troli yang di gunakan oleh pengunjung untuk membawa barang belanjaannya ke depan pintu minimarket agar jika para pengunjung mudah untuk mengambil troli troli tersebut saat baru hendak masuk Minarket.
Molly melihat ada yang aneh dengan Dika, Laura, dan satu orang lagi yang Molly kenal juga sedang bersitegang.
"Apa lagi yang Dika dan wanita lampir itu lakukan...?" Molly pun keluar sejenak untuk memastikannya dan menguping pembicaraan mereka.
"Kenapa? Ada masalahkan sama mobil saya?" Tanya sang pemilik mobil tersebut lagi.
"Diam.. Gak usah ikut campur." Ucap Dika kasar dan malah menendang lagi ban mobil itu. Laki laki itu mengelengkan kepalanya melihat sikap tak tahu malu Dika.
Laki laki itu menoleh ke arah molly yang sedang membawa troli dengan di dorong yang juga sedang memperhatikan mereka.
"Molly..." Panggil laki laki itu kepada Molly dan Molly membalasnya dengan melambaikan tangannya.
"Pak Anggi.." Ya laki laki pemilik mobil yang di tendang Dika tadi adalah Anggi.
Dika menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang dan melihat apa yang terjadi di depan matanya.
Molly di hampiri laki laki yang lebih tampan dan lebih mapan darinya, di tambah lagi Molly yang sekarang lebih tampak kurus dan tak segemuk kemarin membuat hati Dika semakin bergemuruh.
Laura pun sama tak ia sangka laki laki itu adalah teman Molly dan sekarang kedunya masuk ke dalam minimarket dengan bincang bincang yang seru tampaknya, terlihat laki laki dan Molly kadang tertawa dan tersenyum bahagia.
"Cih... Kok bisa Molly punya kenalan yang keren kayak gitu. Mimpi apa aku semalam...?" Ucap Laura sendiri dan Dika masih terus memperhatikan keakraban Molly dan Anggi, laki laki pemikik Mobil yang ia tendang tadi.
Dika menoleh pada mobil milik Anggi dan menoleh lagi pada motor yang ia dan Laura kenakan untuk pergi jalan jalan malam ini. Sangat jauh berbeda, bukan hanya bannya saja yang berbeda, ban mobil ada empat, ban motor cuma ada dua, mobil punya pintunya dan kursi yang nyaman. Sedangkan motor hanya punya jok tempat duduk biasa. Tapi bukan itu saja perbedaannya. Mobil Anggi lebih mahal itu bisa di lihat dari merknya, yang jarang ada di tempati ini. Mobil klasik, yang harganya setinggi langit. Mobil dengan patung peri kecil di depan mobil dengan sayap yang membentang. Dika baru menyadarinya dan membulatkan matanya tak percaya.
"Sekaya itukah laki laki itu? Dan dia berteman dengan Molly... Wah... Kalau aku minta molly pergunakkan laki laki itu dan mengeruk kekayaannya dengan iming iming aku akan kembali padanya, Molly pasti mau...." Dika mengkhayal dengan sangat tinggi yang ketahuan jika jatuh akan sangat sakit.
Laura mendengarkan ucapan Dika ybg tak di sensor itu dan tak berbicara dengan hati hati.
"Dika, kamu akan kembali pada Molly?" Laura tak percaya dengan yang ia dengar barusan dari Dika.
"Ah sayang aku akan mencobanya dan kalau berhasil kan kamu juga yang akn menikmati hasilnya bersamaku..." Dika mencolek dagu Laura dan Laura paham maksud Dika.
"Molly itu tidak bisa tanpa aku, Molly pasti masih sayang banget sama aku ya pastilah Molly siap melakukan apa aja buat aku, kamu harus sabar ya Laura sayang. Dika mengira Molly masih Molly yang dulu, Molly yang setia padanya, apa saja yang Dika minta maka Molly akan menurutinya dengan tanpa bertanya.
Dika tidak tahu dan tidak paham sakit hati yang Molly terima adalag sakit hati yang sangat membekas untuk Molly. Dan dengan bekas luka itu Molly bertekad untuk mengubah dirinya, ubah cara pikirnya tentang Dika dan keluarganya. Dan semuanya Molly ingin memulainya dari awal lagi dengan baik dan berharap hasil yang baik pula.
"Hei sayang itu tadi laki laki dan wanita yang tak mampu membayar tadi, hahahaha.." Salah satu pengunjung yang melihat Dika dan Laura yang tak mampu membayar dan mengembalikan semua barang barang belanjaannya lagi lewat dan meledek Dika dan Laura lagi sambil tertawa dan itu sukses membuat Dika naik pitam lagi.
"Hehhh.. Apa kamu bilang... A*N*J*ng..." Ucap Dika juga dengan mengeluarkan peliharaan setia mulut.
"Kamu tuh....!!!" Ledek Pria itu lagi dan naik ke motornya dengan pasangannya dan pergi dari tempat parkiran itu meninggalkan Dika dan Laura yang tak bisa berbuat apa apa lagi hanya bisa menahan malunya.
Sementara itu Molly sedang menemani Anggi berbelanja di minimarket itu. Keduanya bsecerita certia selama berbelanja. "Bagus juga tempat kerjamu ini..." Puji Anggi dengan tempat kerja Molly yang baru ia dapatkan ini, Anggi sengaja datang untuk melihat murid Gymnya itu, hanya sekedar ingin tahu juga.
"Iya puji Tuhan pak.. saya suka berkerja di sini, banyak teman juga, dan semuanya baik baik semua." Sambung Molly.
"Bagus donk.. Haaa.. tapi kamu lihat kan tadi laki laki yang di luar itu, dia tampaknya sedang marah dan malah melampiasknnya Pada mobilku. Dasar aneh, jika ada laki laki itu berbelanja di sini mending jangan kamu layani ya..." Anggi masih jengkel dengan laki laki yang ia temui di depan mobilnya tadi.
"Eeem maaf ya pak, sebenarnya.. " Molly pun menceritakan semuanya, tentang Dika yang adalah mantan suaminya, dan Laura, wanita yang bersama Dika tadi, dan apa yang terjadi di minimarket ini dan itu sangat membuat Anggi tertawa lucu mendengarnya.
"Wah kamu pintar juga ya.. hahahahahahaha... Pantasan mukanya tadi hahahha... " Tak Anggi kira Molly sangat pandai dan rencananya itu berhasil membuat Dika dan Laura pergi dengan rasa malu yang menumpuk.
"Iiss Pak pelan pelan ketawanya..." Molly malu melihat ada beberapa pengunjung juga yang melihat Anggi tertawa lepas mendengar ceritanya.
"Molly bisa gak kalau di luar tempat gym kamu panggil aku Anggi aja, atau kak Anggi, gak enak aku, kamu panggil aku dengan kata pak.. Emangnya aku setua itu apa.. Muda aku ini..." Molly dan Anggi meneruskan bicang bicangnya dengan hati yang gembira apalagi jika mengingat apa yang terjadi pada Dika itu semakin membuat tawa keduanya menjadi jadi.
Sedangkan itu Dika..
Off dulu kawan.. dah 1000 kata lebih looo... semangat bacanya ya... Dan jangan lupa Like dan koment yang bnyak ya... mampir juga Budak Cinta Sang Mafia udah masuk part serunya looohhh.. Dan jangan kaget kalau banyak pertumpahan darahnya ya.. Namanya juga Mafia.. hehehehehe... silahkan mampir..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Aya Yeyet
Jodohin Molly sm Anggi thor.. biar Dika kebakaran jenggotnya… 😄
2022-03-01
0
Lavinka
semangat up nya kak.
salam dari Destiny RiBay
2022-02-24
1
SkySal Alfaarr
Dan
2022-02-24
1