"Ah iya, ada dirumah. Yuk kita ambil." Ema berdiri dari duduknya lalu menarik tangan Fika begitu saja, membuat Fika terkejut dan juga jantungnya berdetak sangat cepat.
"Miss!!" Pekik Fika, saat tangannya ditarik dan ia pun terpaksa mengikuti pria gemulai itu.
"Ayo masuk." Ema membukakan pintu mobil lalu mendorong Fika dengan paksa.
"Miss!!! Ini namanya pemaksaan!!" Kesal Fika lalu berontak ingin keluar dari mobil.
"Terus harus bagaimana dong? 'Kan Yei mau tasnya, kan? Ya jadi harus ikut eike karena eike nggak mau ribet." Jawab Ema, kemudian menutup pintu mobilnya, lalu Ema pun segera memasuki mobil dan duduk di balik kemudi.
"Ya tapi kan— emm nggak jadi deh. Aku mau pulang saja." Ucap Fika mengurungkan niatnya.
Ema hanya menghela nafasnya sejenak tanpa memperdulikan ucapan gadis kecil itu, kemudian Ia menyalakan mobilnya dan memacu kendaraanya menuju rumahnya.
"Miss!! Woy!! Lo itu budek ya!!" Kesal Fika, sembari menatap Ema dari samping dengan perasaan yang sangat kesal.
Sumpah nih cowok ngeselin banget sih!! Umpat Fika dalam hati, saat melihat Ema terlihat acuh dan tidak mendengarkan ucapannya.
Tidak berselang lama mobil yang mereka tumpangi sampai di halam rumah besar dan mewah.
"Anjir!! Ini istana ya?" Fika berdecak kagum saat melihat rumah Ema yang sangat mewah.
"Dasar norak!" Cibir Ema, lalu melepaskan seatbeltnya dan keluar dari mobil. "Yei jangan keluar! dan jangan gondol mobil eike." Ucap Ema, sebelum menutup pintu mobilnya.
"Dasar norak, Yei jangan keluar!" Fika menirukan ucapan Ema saat pria gemulai itu sudah memasuki rumahnya. "Dasar gemulai!!" Sungut Fika dengan kesal sembari mengepalkan kedua tangannya di udara.
"Nue, kamu sudah pulang?" Tanya Rima kepada putranya. Karena biasanya putranya itu selalu pulang larut malam bahkan terkadang tidak pulang kerumah.
"Hem." Ema hanya berdehem saja lalu berjalan menuju kamarnya.
Rima berjalan menuju pintu keluar dan menatap mobil putranya yang terparkir di halaman depan, ia terkejut saat melihat gadis manis di dalam mobil putranya.
"Calon mantu, ternyata tipe Nue gadis unyu-unyu begitu ya, mana masih SMA lagi hi hi hii dasar pedofil." Rima tertawa cikikikan sendiri, kemudian Rima mengambil ponsel yang ada di sakunya dan memotret gadis imut yang duduk di dalam mobil Putranya.
"Mami ngapain?" Rima tersentak kaget saat mendengar suara putranya dari belakang, Rima dengan cepat menyimpan ponselnya.
"Enggak tadi cuma cari sinyal." Bohong Rima, dan Ema semakin memicingkan matanya, menatap ibunya itu dengan curiga.
"Mami mau kebelakang dulu." Rima segera melarikan diri sebelum ia ketahuan memotret gadis itu secara diam-diam.
Sedangkan Ema hanya menghembuskan nafasnya kasar, lalu berjalan menuju mobilnya.
"Nih!" Ema melemparkan tas punggung berwarna hitam itu kearah Fika dengan kasar.
"Ck! Biasa saja keles ngasihnya." Sungut Fika, lalu memeriksa isi tasnya.
"Suka-suka eike keles!" Sungut Ema dengan gemulai, lalu memacu kendaraanya lagi.
Fika menatap malas pria yang ada di sampingnya itu.
Ganteng iya, badan kekar, putih, hidung mancung apa lagi tuh bibirnya seksoy sekali tapi sayang gemulai. Batin Fika, sangat menyayangkan kondisi Ema yang gemulai.
Di dalam mobil tersebut hanya ada keheningan, Ema yang tangah konsentrasi menyetir sedangkan Fika sibuk dengan pikirannya sendiri, entah apa yang tengah dipikirkan gadis tersebut.
"Rumah Yei dimana?" Suara Ema memecah keheningan di dalam mobil itu.
Fika menoleh dan berdecak kesal.
"Kirain kamu tahu alamat rumah aku." Sungut Fika.
"Mana eike tempe!" Jawab Ema ringan.
"Lah terus sejak tadi kamu mengemudikan mobilmu mau kemana? MISS EM!" Kesal Fika tertahan, sembari menekan kata 'Miss Em'.
"Jangan salahkan eike dong, harusnya Yei yang kasih tahu eike. Hihh sejak tadi Yei yang bungkam!" Balas Ema, membuat Fika semakin kesal.
"Sabar.... Yang waras ngalah." Gumam Fika, sembari menghembuskan nafasnya berulang kali.
"Memangnya yei pikir eike ini nggak waras yes?" Tanya Ema, karena ia tadi masih mendengar Fika menggumam.
"Ishh tahu ah!" Fika mengepalkan tinju di udara, ingin rasanya ia memukul wajah glowing pria itu.
"Alamat rumah ku di jalan xxxx no 36B." Jawab Fika, lalu memalingkan wajahnya kesal.
"Wah, 36 B cukup besar ya." Celetuk Ema, membuat Fika menatap tajam Ema dan segera menutupi bagian dadanya dengan tasnya.
"Dasar Omes!!" Umpat Fika, membuat Ema menahan tawanya.
"Hi hi hii, yang eike maksud itu rumah Yei yang besar. Dasar Omes!" Ucap Ema, membalikan perkataan Fika dan berhasil membuat gadis itu semakin kesal.
Tidak membutuhkan waktu lama, mereka sudah sampai tujuannya, di depan rumah minimalis bercat putih dan pagar rumah berwarna hitam. Di depan rumah itu ada pohon mangga yang berbuah cukup lebat dan disamping kiri rumah ada pohon bambu jepang yang tumbuh berjejer rapi. Terlihat asri sekali dan juga sejuk.
"Ini rumah Yei?" Tanya Ema, sembari mematikan mesin mobilnya lalu melepaskan seatbeltnya.
"Iya, kecil dan tidak sebesar rumahmu." Jawab Fika, lalu membuka pintu mobil, namun gerakan tangannya itu terhenti saat mendengar ucapan Ema yang mengejutkannya.
"Tidak masalah, aku malah suka dengan rumah seperti ini." Jawab Ema dengan suara jantannya, tapi gelagatnya masih gemulai.
Mulai kasih kode nih. 😆
"Hah?" Fika tekejut saat mendengar suara jantan Ema dan juga bingung dengan perkataan pria itu.
Ema hanya menyunggingkan senyum manisnya memperlihatkan deretan giginya yang rapi dan putih, membuat Fika terpesona dan juga salah tingkah.
"Ayo masuk!" Ema keluar dari mobilnya dan memasuki halaman rumah Fika.
Lah?
"Hei!" Fika segera keluar dari dalam mobil dan mengejar Ema.
Gawat!! Bisa mampus gue. Ayahkan ada dirumah. Batin Fika ketakutan.
"Miss, pulang sana!" Usir Fika, sembari menarik tangan Ema.
"No! Yei ini kejam sekali, eike 'kan haus dan tenggorokan eike ini sudah kering keronta loh." Ema berucap sembari mengelus lehernya berulang kali bertanda jika dirinya sangatlah haus.
Modus woyy moduss!!!😆
"Tapi aku tidak mengijinkanmu masuk!!" Fika terus menarik tangan Ema agar pria itu tidak memasuki rumahnya.
Akan tetapi kekuatannya masih kalah dengan kekuatan Ema dan sekali tarik Fika sudah berada di dekapan Ema.
"Miss!!!" Fika memberontak dalam dekapan Ema.
Sial kenapa dia kuat sekali sih!! Ayo Fika kau pasti bisa lolos. Sama si kunyit saja kamu kuat membantingnya, masa sama pria gemulai tidak bisa sih. Kesal Fika dalam hati, karena pergerakannya di kunci oleh Ema.
Ema menyunggingkan bibirnya sedikit lalu dengan cepat ia mengecup bibir itu, entah setan mana yang mendorongnya untuk mencicipi bibir mungil dan menggemaskan itu.
Cup
Fika membelalakkan matanya dan tubuhnya terasa tersengat aliran listrik hingga membuat persendiannya lemas seketika.
KLONTANG
"AFIKA!!"
Bonus Visual Afika
Nacal... Nacall.... Ema udah berani ya! 🤣
Kasih dukungannya ya, jangan lupa😘
Dengan cara tekan like, vote dan sedekah Gift seikhlasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Be snowman
wkwkwk 🤣 ayah ngamokkkk
2024-08-28
2
lily
ow ow ow,,,, sudah mulai nacal yahhh emm,,, no no kiss okeeee sebelum deal jadian hahaha
2024-06-12
0
Dyah Saja
burung kutilang amankah 🤣
2024-03-09
2