Fika sudah berdiri di tengah lapangan badminton yang tidak jauh dari rumahnya. Fika menatap lawan duelnya dengan sengit, walaupun lawannya mempunyai tubuh kekar dan dua kali lipat lebih besar darinya, tapi Fika tidak takut sama sekali malahan Fika terlihat santai sembari mencari harta karun yang ada di dalam hidungnya.
Aduh susah sekali sih! Duh gatal hidung gue.. Nah dapat! Batin Fika sembari mengorek hidungnya dengan jari telunjuknya, ketika ia berhasil mendapatkan apa yang ia cari, ia langsung mengusapkan jari telunjuknya itu ke bahunya, membuat siapapun akan merasa jijik saat melihatnya.
"Setelah beberapa kali menantang mu, akhirnya kau mau berduel dengan ku lagi! Dan ternyata kau tidak berubah ya!" Pria yang akan menjadi lawan duel Fika bertanya sembari berkacak pinggang dan menatap Fika dengan remeh dan juga jijik.
Musuh Fika sekaligus akan menjadi saingan Miss Em nanti, Ngeri ya mak tapi hot juga ya, ada brewoknya lagi. 🤭
"Apa kau takut?" Tanya Fika, mengolok Pria itu.
"Heh, Aku tidak takut dengan apapun apalagi dengan gadis bau kencur sepertimu!" Sengit Pria itu, sembari tersenyum sinis.
"Aku juga tidak takut dengan pria bau kunyit sepertimu, Wlekkk" Fika menjulurkan lidahnya, membuat pria itu menggeram sangat kesal.
Apa dia kata? Bau kunyit!. Umpatnya dalam hati.
Antoni, pria berusia 30 tahun itu mempunyai dendam kesumat kepada Fika karena dirinya di kalahkan di kejuaraan karate tingkat Nasional awal bulan lalu. Kali ini dirinya yakin bisa mengalahkan gadis bau kencur itu.
Percaya diri sekali, Om?!
Antoni dan Fika maju satu langkah, kemudian mereka menundukan badan dan juga kepala bersamaan sebagai bentuk penghormatan. Disana tidak ada juri atau wasit karena itu peraturan dari Antoni dan Fika menurut saja.
Antoni mulai memasang kuda-kuda begitu pula dengan Fika yang sudah siap siaga untuk mengalahkan pria yang ada di hadapannya itu.
Dua juta! Batin Fika.
Wajah Fika seketika berubah menjadi datar dan sangat dingin menatap lawannya, membuat Antoni terpaku sesaat dan juga terpesona.
Antoni mulai maju dan menendang, akan tetapi Fika dengan cepat menghindar.
Fika maju dengan gerakan tidak terduga ia menendang lawannya bertubi-tubi membuat Antoni tidak sempat menghindar.
Gedebug
Antoni tumbang saat Fika menendang tulang rusuknya. Fika mengalahkan lawannya dengan sangat mudah!
"Cih! Kau pikir bisa mengalahkanku? Kemampuanmu masih sangat lemah!" Ejek Fika, sembari mengulurkan tangannya untuk membantu Antoni berdiri.
Sial, aku kalah lagi! Umpat Antoni dalam hati.
Antoni menerima uluran tangan mungil itu kemudian ia bediri di bantu oleh Fika. Ia memekik sembari memegangi tulang rusuknya yang terasa sangat sakit.
"Sepertinya tulang rusukku patah." Ucap Antoni, meringis kesakitan.
"Bukan urusanku!" Sahut Fika dingin.
"Sekarang kau kalah jadi mana dua jutaku?" Fika menengadahkan tangannya kepada Antoni.
"Sebentar." Antoni berjalan tertatih mengambil tasnya yang ia letakkan di pinggir lapangan dan di ikuti Fika dari belakang.
"Nah, dua juta Cash." Antoni memberikan uang tersebut kepada Fika.
Fika tersenyum senang saat menerima uang tersebut, membuat Antoni terpesona melihat senyum manis yang terukir di bibir mungil itu.
"Terimakasih." Ucap Fika.
"Aku minta maaf dan bisakah kau membantuk—"
"Maaf aku sibuk!" Potong Fika, kemudian berlalu dari sana secepat mungkin.
"Gadis Unik." Gumam Antoni, sembari meringis dan memegangi dadanya. Kemudian ia mengambil ponselnya untuk menghubungi Asistennya yang tengah menunggunya di luar lapangan tersebut.
Fika pulang dengan perasaan senang dan juga bahagia karena ia bisa bersekolah lagi besok.
Sampai di rumah, Fika langsung menyimpan uangnya kedalam laci meja belajarnya dan setelah itu ia pergi kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Hari sudah berganti malam dan disinilah Fika berada, di ruang keluarga sembari menyerahkan uang dua juta itu kepada Ayahnya dengan hati-hati.
"Dapat dari mana?" Tanya Bondan, menatap tajam putrinya. "Kamu tidak mencuri, kan?" Lanjutnya lagi.
"Aku tidak mencuri, Yah. Tapi, aku mendapatkannya dengan bertanding dengan si anak kunyit." Jawab Fika sedikit kesal. Lalu menjelaskan semuanya sedetail mungkin.
"Bodoh!" Bondan mengumpati Putrinya.
"Aya—"
"Kenapa kau tidak meminta lebih? Hah!" Potong Bondan, membuat Fika melongo dan mengedipkan matanya berulang kali.
Lah
Fika terheran sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal akibat mendengar perkataan Ayahnya yang membagongkan.
"Ayah kenapa berbicara seperti itu?" Tanya Fika, masih heran.
Bukankah Ayahnya itu yang mengajarkan dirinya agar tidak memanfaatkan keadaan? Pikir Fika.
Lalu sekarang?
"Beda dengan yang ini, si kunyit itu terlalu angkuh dan sombong." Ucap Bondan, seolah tahu dengan apa yang tengah di pikirkan putrinya. Bondan tahu si kunyit yang di maksud oleh putrinya itu adalah Antoni Turmeric. Bondan sangat geram dengan si kunyit yang sudah beberapa kali menantang putrinya.
Turmeric \= Kunyit.
"Ayah!" Seru Fika tertahan, lalu menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran ayahnya.
"Lagi pula aku sudah puas karena membuat tulang rusuknya retak atau mungkin patah." Ucap Fika, membuat Bondan tersenyum bangga.
"Ha ha haa, kau memang keturunan Bondan Prakoso." Sahut Bondan lalu tergelak hingga tersedak ludahnya sendiri.
"Rasakan!" Seru Fika, saat melihat ayahnya tersedak.
Dasar anak kurang garam. 🤪
Di tempat lain Ema tengah bersedih hati dengan sikap ibunya yang membuatnya merasa muak.
Bagaimana tidak? Jika ibunya itu selalu memintanya segera menikah dan memberikan cucu. Mana ada wanita yang mau menerima keadaanya yang seperti itu di tambah lagi burung kutilangnya sudah lama hibernasi dan entah bisa berfungsi kembali atau tidak.
"Maunya apa sih?" Kesal Ema, sembari mengusap air matanya yang menetes dipipi dengan telapak tangannya.
Dia lelah dengan kehidupannya saat ini, bisakah dirinya kembali seperti sedia kala? Menjadi pria sejati?! Tidak seperti ini, dia sangat lelah!
"Kirimkan bidadari cantik untuk merubah hidupku ya Tuhan" Doa Ema sepenuh hati, setiap malam ia selalu berdoa dan meminta hal yang sama kepada Tuhan dan berharap doanya suatu saat itu terkabulkan.
Ema menangis didalam kamar itu. Kamar yang ia jadikan tempat mencurahkan isi hati dan perasaannya, sembari memandangi foto gadis cantik yang ada di meja riasnya.
"Jika kau tidak pergi meninggalkan aku, mungkin diriku tidak akan menjadi seperti ini." Gumam Ema, lalu mengambil foto tersebut lalu memeluk dan menciumnya beberapa kali.
"Aku merindukanmu dan juga sangat menyayangimu, maafkan aku karena menjadi pria yang tidak berguna. Kau pasti kecewa denganku bukan?" Ungkap Ema, dengan air mata yang sudah mengalir deras dipipinya.
"Maaf, maafkan aku." Lirih Ema, lalu mengusap matanya yang basah.
"Huh ... Huh .. ." Ema menarik nafasnya dengan dalam dan menghembuskannya dengan pelan dan ia melakukannya berulang kali agar dirinya lebih tenang.
Setelah tenang, Ema berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang terlihat kusut.
"Semangat Emanuel!!" Ucapnya sembari menepuk kedua pipinya berulang kali.
Yang sedih aja dulu🤧
Penasarankan dengan kisah masa lalu Miss Em? Ha ha haa
Kasih dukungan ya, tekan favorit, like, komentar, Vote dan kasih bunga dan juga kopi yang banyak!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
🌹phîâ♏ķhûñýíĺ🕊🕊
🤣🤣🤣🤣gak berasa dh hampir 2th q baca cerita ini,,,skrg balik baca lgi
2024-10-29
0
Ines
visualnya si ema sesuai bnget thor😀😁
2024-10-21
0
bhunshin
yaaaassaaaalaaaaammmmm liat visualnya si Ema lagi nangis ngena bgt cowok gemulai 🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-04
1