Pagi hari di kediaman Miss Em.
Ema adalah tipe pria gemulai yang ceria dan ia tidak akan membiarkan kesedihan dalam dirinya berlarut lama. Seperti pagi ini, dirinya bersendung ria di dalam kamar mandi tepatnya di bawah guyuran shower.
"Huh seger sekali." Ucap Ema, sembari mengusap wajahnya lalu mengambil jubah mandi yang tergantung tidak jauh dari sana.
Setelah selesai membersihkan diri, Ema keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan yang lebih Fress, kemudian ia berjalan menuju meja rias dan duduk di kursi lalu memulai ritualnya yaitu memoles wajahnya agar terlihat cantik seperti bidadari yang turun dari genteng. 😆
"Herman deh ah, eike jadi jantan oke dan jadi betina apa lagi, ya amidong ini anak siaposeh cantik begindang. Muachhhhh." Ema berkaca di cermin sembari memonyongkan bibir seksoynya itu.
Cantik banget ya?😚
Setelah selesai memoles wajahnya, Ema menuju lemari pakaiannya dan memilih baju yang akan di pakainya hari ini.
"Ini aja deh." Gumam Ema, lalu mengambil pakaian pilihannya. Kaos lengan panjang berwarna abu tua dan celana jeans warna hitam. Uh, penampilan Ema sangat cetar membahenol terkendol-kendol.
"Udah cantik dan okey, lets go Ema mulailah hari yei dengan gembira." Ucap Ema dengan gaya gemulainya, sembari menatap dirinya di pantulan cermin meja rias, kemudian Ema mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kamar menuju garasi mobilnya, tapi pada saat ia melewati ruang keluarga, ibunya memanggil dan mengajaknya sarapan bersama.
"Eike sibuk." Jawab Ema, sembari memutar kedua bola mata yang terbingkai bulu mata palsu dan eyeshadow itu dengan malas.
"Nue, ayolah sekali saja." Mohon Rima dengan sangat karena ia sangat merindukan kebersamaan dengan putranya itu.
"Maaf." Hanya itu yang di ucapkan Ema dan ia berlalu begitu saja tanpa memperdulikan raut wajah kecewa ibunya.
"Nue, kenapa kamu masih belum bisa memaafkan, Mami?" Lirih Rima, lalu mengusap sudut matanya yang basah.
Tentu penolakan dari putranya itu meninggalkan luka di hatinya dan juga rasa sesak di dadanya, akan tetapi dirinya sadar dengan kesalahannya di masa lalu hingga membuat putranya tertekan dan menjadi seperti itu. Kini ia akan berusaha memperbaiki semuanya walau ia harus menahan rasa sakit hatinya.
Walau sudah terlambat dan tidak semudah membalikan telapak tangan, Rima akan berusaha sekuat mungkin.
Seperti peribahasa 'Nasi sudah menjadi bubur' itu tidak berarti di kamus Rima, karena ia akan membuat bubur itu menjadi makanan yang lezat jika di beri bumbu yang pas dan juga suwiran ayam goreng ditambah lagi ada kripik mlinjonya di atasnya. Hemm mantapp!🤤
Eh, jangan lupa dikasih sambal, biar tambah Hot! 😆
Begitulah kehidupan, jangan pernah putus asa untuk memperbaiki diri menjadi pribadi lebih baik.
"Huh." Ema menghembuskan nafasnya dengan kasar saat sudah di dalam mobil kemudian Ema mulai menstater mobilnya lalu mulai memacu kendaraannya itu menuju Salonnya.
Beruntung pagi itu situasi jalan kota lenggang jadi ia tidak butuh waktu lama untuk sampai salonnya.
"Burung hantu!!!" Panggil seorang wanita yang cantik sembari menggandeng anak kecil seperti boneka barbie.
Ema yang akan memasuki salon pun menoleh dan berseru heboh.
"Ya amidong!!! Mulut pedas dan si cantik Crystal." Seru Ema heboh, lalu mengangkat Crystal ke dalam gendongannya.
"Mimi!! Stop jangan mencium dan menggendongku! Karena sebentar lagi aku akan menjadi seorang kakak." Gerutu Crystal dengan kesal, saat Ema menciumnya dengan gemas apa lagi jambang pria itu mengenai wajahnya.
"Duh, maaf yes. Mimi lupa jika gadis imut ini akan menjadi seorang kakak." Ucap Ema terkekeh geli, lalu menurunkan Crystal.
"Mimi sudah pikun ya? Lihat perut mami ku sudah mengembang seperti balon." Ceplos Crystal, membuat Ema tergelak seketika sedangkan Raya hanya mendengus kesal.
"Ya amidong, titisan siaposeh?"
"Tentu saja titisan Mami." Jawab Crystal begitu saja, membuat Ema semakin tergelak.
"Crysss!!" Raya menggeram kesal.
"Ha ha ha ha, Kalian sama Yes." Ucap Ema masih tergelak.
"Jelas beda! Apanya yang sama?!" Ketus Raya, memasuki salon diikuti Crystal dan Ema dari belakang.
"Sama pedasnya tuh mulut, ha ha ha ha." Ema semakin tergelak keras, membuat seluruh pegawainya yang sedang membersihkan pelalatan salon menatap dirinya sembari menggelengkan kepala.
Beruntung di salon belum ada pelanggan yang datang, karena salon itu baru buka beberapa menit yang lalu.
"Ish! Menyebalkan!!" Raya menghentakan kakinya dengan kesal.
"Bercanda gitu aja esmosi, mood ibu hamil suka naik turun yes, tapi kalau mood cepak-cepak jeder masih okekan sama Om Dev-Dev?" Goda Ema kepada Raya.
"Kalau itu jangan ditanya lagi, tiap malam maunya nambah terus." Jawab Raya tak berfilter.
"Nambah apa, Mam?" Tanya Crystal sembari menatap dua orang dewasa itu bergantian.
"Em itu nambah nasi uduk." Jawab Raya asal, ia lupa jika di dekatnya ada Crystal.
"Oh nasi uduk yang di buat Mommy tadi pagi ya?" Crystal menganggukan kepalanya mengerti, sedangkan Ema menahan tawanya sampai sakit perut.
"Sialan lo!" Umpat Raya tertahan kepada Ema.
"Maafkan mulut eike yang rem blong ini, hi hi hi." Ucap Ema dengan gaya gemulainya dan terkekeh geli, Raya menatap jengah pria gemulai yang ada di hadapannya itu.
"Sudah ayo ke ruangan eike, yei datang kesindang pasti akan melakukan perawatan khusus buat si apem, kan?" Tebak Ema, sembari membawa tamu penting itu menuju ruang kerjanya.
"He he he, kok tahu sih?" Raya tersenyum malu.
"Tempe dong." Jawab Ema bangga, lalu memanggil salah satu pegawainya untuk melayani tamu spesialnya yaitu Raya.
"Layani dengan baik Yes, Awas jangan sampai lecet tuh si mulut pedas." Pesan Ema kepada pegawainya.
"Baik Miss." Jawab pegawainya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Crys jalan-jalan yuk!" Ajak Ema.
"Mau! tapi ijin dulu ke mami." Ucap Crystal.
"Baiklah." Ema berdiri dari duduknya lalu menelpon Raya yang tengah melakukan perawatan di lantai dua. Setelah mendapatkan ijin dari Raya, Ema membawa jalan-jalan Crystal ke Mall terbesar di kota itu.
Banyak pasang mata yang menatap Ema dengan tatapan yang sulit diartikan, apalagi Ema berpenampilan dengan full make-up dan berjalan sembari menggendong Crystal yang cantik dan menggemaskan itu.
Akan tetapi Ema cuek dan tidak memperdulikan orang yang menatapnya bahkan ada yang terang-terangan mencibirnya.
Ganteng tapi gemulai
Anaknya cakep kayak barbie tapi bapaknya gemulai.
Apa nggak malu tuh anaknya punya bapak kayak gitu.
Ih, kalau aku yang jadi anaknya sih sudah malu dan melarikan diri.
Seperti itu kiranya suara orang yang mencibirnya, ingin rasanya Ema berteriak dan meremat mulut dua wanita yang berjalan di belakangnya. Tapi sebisa mungkin ia mengontrol sikap dan emosinya.
Olokan dan cacian sudah menjadi makanan sehari-hari untuk Ema.
Menyakitkan sudah pasti!
Jika kalian jadi Ema apa yang kalian lakukan?
Hari senin sedekah Votenya!
Jangan pelit!!
Berbagi itu indah, gayss
Dukung terus karya baru emak dengan cara tekan Favorit, like, Komentar, vote, dan kasih Gift yang banyak!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
lily
aku akan nyebut astagfirullah astagfirullah astagfirullah tpi ttep pantengin dia 😂
2024-06-12
0
bhunshin
duuuuuhhhhh makin syok aja deh eike liat visualnya si Ema mane makeup 😭😭😭🤣🤣🤣
2024-06-04
0
Ernadina 86
cuek aja bodo amat
2024-03-27
1