Suamiku Gemulai
Seorang gadis SMA tengah berjalan menyusuri tepi jalan raya di siang yang terik itu, entah sudah berapa kali ia menyeka keringatnya yang bercucuran di dahinya. Dan berulang kali juga ia mengumpat kesal.
Entah apa yang membuat gadis itu kesal?
"Huftt. Sial banget hidup gue!" Umpat gadis itu. Lalu ada kaleng cap badak yang teronggok di dekat kakinya dan secara reflek ia pun menendang kaleng tersebut kesembarang arah.
KLONG
"Awwww." Pekik seseorang.
Mata gadis itu membulat sempurna saat kaleng yang ia tendang mengenai kepala seorang pria bule yang sedang mengecek ban mobil.
"Mampus gue." Gadis tersebut mengumpati dirinya sendiri.
Pria tersebut menatap sekelilingnya dan tatapannya berhenti saat melihat gadis SMA yang berdiri tak jauh di sana dengan mata yang juga menatapnya. Dan ia yakin jika gadis tersebutlah yang melempar kaleng tersebut.
"Hei!! You!" Teriak lelaki tersebut.
Tuh 'kan dia marah, mampus gue. Batin gadis itu.
"I'm sorry mister." Ucap gadis tersebut sudah sangat ketakutan.
Gadis tersebut benar-benar sangat takut dan berniat untuk melarikan diri. Apalagi sorot mata tajam itu terlihat sangat menakutkan.
"Sorry sorry! Yei pikir kepala eike ini tong sampah, Hah!"
NGEK
Ketakutannya luntur seketika, saat mendengar pria itu berbicara. Dan kedua mata gadis itu menerjabkan matanya berulang kali dan juga mengusap kedua telinganya berulang kali.
"Maaf?" Gadis itu berucap sambil menahan tawanya.
"Kuping yei budek yah! UH, ya amidong capek deh eike." Ucapnya dengan gaya gemulai.
Yeh, ganteng-ganteng gemulai. Batin gadis tersebut, masih menahan tawanya.
"Heh, yei denger gak?!"
"Iya maaf, ehm tante." Ucap Gadis itu.
Ya ampun yang benar saja aku memanggilnya tante. Batin gadis itu tergelak.
"Tante...tante! Yei pikir eike tante girang." Sewotnya.
"Iya maaf, ehm—"
"Panggil eike Miss Em! Yei paham." Potongnya cepat.
"Ya Miss Em. Pfftt." Gadis itu berucap sambil menahan tawanya.
"Sekali lagi maaf ya Miss."
"Yes, sudah sana. Yei, bolos sekolah yes?" Ucap Ema, saat memperhatikan gadis itu memakai seragam sekolah. Ucapan Ema membuat gadis itu berubah sendu, tapi Ema tidak memperdulikannya dan kembali lagi mengotak-atik ban mobilnya.
Sepertinya pria gemulai itu akan mengganti ban mobilnya. Karena merasa bersalah gadis itu berjalan mendekati Ema.
"Miss sepertinya mobilmu mogok atau—"
"Pecah ban." Jawab Ema cepat. "Huh, ya amidong lihat kuku-kuku cantik eike pada soak, hiks." Ema menunjukan kuku cantiknya kepada gadis itu.
Ya ampun kukunya bagus sekali, pasti perawatannya mahal. Aku yang perempuan saja kuku ku seperti kuli bangunan. Batin gadis itu terkagum ketika melihat kuku cantik Ema terlihat lecet.
"Boleh bantu enggak Miss?" Tanya gadis itu.
"Ganti ban?" Gadis itu mengangguk.
"Yei yakin?" Gadis itu mengangguk lagi.
"Terserahlah, yang penting beres. Uh ya amidong hari ini panasnya cetar membahenol." Ema mengipasi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Miss duduk disana saja, biar aku yang mengerjakannya." Gadis itu menunjuk pohon besar yang tumbuh di dekat trotoar jalan.
"Nggak usah di suruh eike juga tahu keles." Jawab Ema, lalu menyibakakan rambut cepaknya kemudian berteduh di bawah pohon yang rindang itu.
"Dih. Songong." Gumam Gadis itu, sambil meletakkan tasnya di tas Kap Mobil.
Gadis itu terlihat lihai mengganti Ban mobil walau hanya sendirian.
Tuh bocah, kesurupan Jin apa yes?.Batin Ema saat melihat gadis itu mampu mengangkat ban mobil yang berat itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setengah jam berlalu, akhirnya Gadis itu selesai mengganti Ban mobil tersebut.
"Miss, sudah selesai." Panggil Gadis tersebut sambil menepuk tangannya berulang kali agar debu di tangannya sedikit berkurang.
Ema yang memejamkan matanya sambil bersender di pohon besar itu pun terkejut, kemudian beranjak dan menghampiri gadis tersebut.
"Sudah yes?" Tanya Ema, sambil mengecek ban mobilnya.
"Iya sudah." Jawab Gadis tersebut.
"Ha ha ha haa, Ya amidong. Lihat wajah Yei." Ema memberikan kaca kecil yang selalu di kantonginnya kepada gadis itu.
"He hee, sudah biasa Miss." Jawab Gadis itu meringis, saat melihat wajah manisnya terlihat kumal dan ada bekas oli yang menempel di wajahnya.
"Terserah yes." Ucap Ema, sambil merebut kacanya kembali.
"He he hee." Gadis itu hanya menyengir kuda.
"Ini buat jajan." Ema memberikan beberapa lembar uang untuk gadis itu.
"Tidak perlu Miss, aku ikhlas membantunya." Tolak Gadis itu sambil mendorong tangan Ema yang memegang uang tersebut.
"Hei! Tidak boleh seperti itu yes, ini adalah rejeki!" Kesal Ema.
"Tapi—"
"Sudah!! Terima Yes, eike juga makasih." Ucap Ema, lalu memasukan beberapa lembar uang tersebut kedalam saku seragam sekolah gadis itu dengan paksa.
"Astaga!" Gadis itu memekik ketika tangan Ema masuk kedalam sakunya dan tidak sengaja menyentuh daging kenyal miliknya. Membuat darahnya berdesir.
Mulai Nacalll ya Miss Em. 😆
Setelah itu Ema langsung berlalu begitu saja tanpa mengatakan apapun dan segera memasuki mobilnya.
"Makasih Miss." Teriak gadis itu, sambil melambaikan tangannya saat mobil yang di kendarai Ema menjauh.
"Aduh, jantungku! Untung saja dia gak doyan sama eike booo." Ucap Gadis itu sambil memegang dadanya lalu tergelak.
"Ih, lumayan buat bayar uang tunggakan sekolah." Ucapnya lagi saat menghitung uang dari Ema.
Dua ratus ribu, uang itu sangat berarti untuknya.
"Eh, tas ku!!" Pekik gadis itu, sambil memegangi kedua pundaknya. Ia baru tersadar jika tasnya masih berada di atas Kap Mobil Ema.
"Aduh, gimana nih?" Ucapnya sambil menghentakkan kakinya kesal. Ingin mengejar Ema akan tetapi tidak mungkin bisa, akhirnya dia pasrah saja , soal tugas sekolah ia bisa meminjam teman sebangkunya nanti.
Disisi lain, Ema tengah menepikan mobilnya sambil mengumpat kesal.
"Ya ampun, bodohnya aku!" Ema meremat rambutnya frustasi, sambil meletakkan kepalanya di atas stir mobil.
Begitulah Ema jika tidak ada orang, ia berbicara normal seperti pria pada umumnya.
"Eh, itu bukannya tas gadis kecil itu?" Gumam Ema, saat ia mendongakkan kepalanya dan ia melihat ada tas yang bertengger di atas Kap mobilnya.
"Untung tidak di gondol angin." Ucapnya saat mengambil tas tersebut dan membawanya masuk kedalam mobil.
"Afika larasati?" Ema tersenyum penuh arti, saat melihat gantungan kunci di tas tersebut tertera nama gadis itu.
Kemudian Ema menjalankan mobilnya lagi, tapi pikirannya masih melayang dan mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
Kenyal seperti squisy. Gumam Ema, sambil menatap tangan kanannya yang nakal dan tanpa sengaja menyentuh benda kenyal milik gadis kecil itu.
Entah kenapa darah Ema menjadi berdesir saat mengingatnya dan burung kutilangnya yang sudah lama hibernasi pun sudah mulai siuman dan mengangkat sedikit kepalanya.
Karena kisah masa lalunya yang kelam membuat diri Ema terjebak dalam situasi yang tidak pernah ia inginkan.
Penasaran kisah selanjutnya?! Ikuti terus ya!
Jangan lupa tekan tombol like! Komentar, Vote dan kasih bunga dan juga kopi😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
🌹phîâ♏ķhûñýíĺ🕊🕊
🤣🤣🤣🤣balik lgi,,,edisi kangen miss M🤣🤣🤣🤣
2024-10-29
0
Kurnaesih
udah baca sampe akhir..tapi karna kangen aku baca ulang deh.. mampir' lagi ya Thor 🥰
2024-09-21
0
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
emanuel afika
2024-07-11
0