"Aku pulang!" Seru seorang gadis berseragam SMA saat memasuki rumah, kemudian ia melepaskan sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu yang berada di dekat pintu.
"Ya! Kau membolos ya!" Teriak Bondan, dari arah dapur menuju arah pintu sambil mengacungkan spatula ke arah anaknya. Sepertinya Bondan sedang memasak di dapur.
"Siapa yang membolos? Ayah sendiri kenapa tidak ke bengkel?" Bukannya menjawab malah berbalik tanya kepada Ayahnya, dan tentu saja hal itu membuat Bonda mendelik kesal.
"Ck! Jawab dulu pertanyaan Ayah!" Kesal Bondan, sembari berkacak pinggang dan menatap putrinya dengan tajam.
"Em itu anu." Gadis itu ragu untuk mengatakannya.
"Anu apa! Bicara yang jelas!"
"Fika, tidak boleh masuk sekolah karena belum membayar tunggakkan uang sekolah." Ucapnya bergetar, sembari menundukan kepalanya dan meremat kedua tangannya.
Seketika itu Bondan langsung menurunkan kedua tangannya yang tadinya ada di pinggangnya dan kedua mata yang sudah di kelilingi oleh keriputan itu berkaca-kaca. Bondan menatap putri semata wayangnya dengan perasaan bersalah, karena ia merasa tidak bisa menjadi Ayah yang baik untuk putrinya.
Nampak jelas sekali jika pria itu menghela nafasnya berulang kali, lantaran dadanya yang tiba-tiba merasa sesak.
"Yah?" Fika memanggil Ayahnya yang terlihat diam menatapnya.
"Nanti Ayah usahakan ya " Jawab Bondan, sembari tersenyum paksa.
"Tapi benar ya Yah, karena sebentar lagi ujian kenaikan kelas." Ucap Fika, penuh harap.
"Iya." Jawab Bonda. "Ayo bantu Ayah memasak." Bondan segera berlalu dari sana dan menuju dapur lagi.
"Iya, Yah. Fika ganti baju dulu." Jawab Fika sedikit berteriak, karena Bondan sudah tidak nampak.
Saat sampai di dapur, Bondan mengirisi bawang merah dengan cepat. Namun kemudian ia menumpukan kedua tangannya di atas tempat cuci piring dengan keadaan kepalanya tertunduk juga mata yang berair.
"Ya Tuhan, dari mana aku harus mencari uang sebanyak itu. Sedangkan di bengkel sedang sepi pelanggan." Keluh Bondan, sembari memijat pangkal hidungnya.
"Ayah." Panggil Fika, sembari menepuk pundak Ayahnya.
"Eh." Bondan terperanjat kemudian ia segera mengusap kedua matanya yang basah dengan punggung tangannya.
"Ayah kenapa? Ayah menangis?" Tanya Fika, sembari memperhatikan wajah Ayahnya dari samping.
"Tidak, tadi mata Ayah terasa pedih karena habis mengirisi bawang merah." Bohong Bondan, sembari tersenyum menatap putrinya.
Ayah kenapa bohong? Pertanyaan itu hanya sanggup ia ucapkan di dalam hatinya. Jujur dalam hatinya terasa perih saat melihat Ayahnya bersedih karena harus menanggung beban seorang diri.
Ibunya sudah meninggal dunia dua tahun yang lalu, tepat saat hari kelulusannya dari Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kanker rahim, penyakit itulah yang merenggut nyawa ibunda tercintanya.
"Ayo sekarang, tumis kangkungnya." Titah Bondan, ingin mengalihkan perhatian.
"Iya." Ucap Fika menurut saja, dan mulai mengerjakan tugasnya.
Setelah selesai memasak dan makan siang bersama dengan menu ala kadarnya, Bondan berpamitan kepada putrinya menuju bengkel mobilnya.
"Ayah pergi dulu ya." Pamit Bondan, kepada putrinya yang tengah belajar di kamar.
"Mau kemana, Yah?" Tanya Fika.
"Mau kebengkel." Jawab Bondan, segera keluar dari kamar itu, tapi Fika segera menahan Ayahnya.
"Ada apa?" Tanya Bondan heran.
"Ini tadi Fika membantu orang yang sedang kesusahan mengganti ban mobil dan Fika di beri upah." Jelas Fika, sembari mengeluarkan uang dua ratus ribu itu dari laci meja belajarnya.
"Nak, jika niatmu menolong jangan mengharapkan imbalan." Nasehat Ayahnya dengan lembut.
"Fika tadi sudah bilang tidak mau, tapi pria itu tetap memaksa." Jawab Fika lagi, membuat Bondan menghela nafasnya.
Eh pria apa wanita ya? Batin Fika sembari berfikir.
"Mungkin ini memang rejeki buat, Fika. Jadi Ayah tinggal mencari tambahannya sebesar empat ratus ribu lagi." Ucap Fika, sembari tersenyum meringis saat melihat Ayahnya menatapnya dengan datar.
"Simpan saja uang itu untuk kebutuhanmu." Ucap Bondan datar, lalu segera pergi dari kamar putrinya.
Fika hanya menghela nafasnya dengan kasar, kemudian ia melanjutkan belajarnya lagi, baru saja akan membaca buku pelajarannya, ponselnya tiba-tiba berdering menandakan ada panggilan masuk.
...Kunyuk...
Itu lah nama yang tertera di layar ponselnya, dengan malas Fika menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilannya.
"Apa Nyuk?" Sahut Fika dengan malas saat mengangkat penggilan itu.
"Eh, Kupret. Lo mau duit kagak?" Jawab seorang pria di seberang sana.
"Kalau duit jangan ditanya, Gue maulah asalkan halal." Jawab Fika penuh semangat empat lima. Apalagi saat ini dirinya sangat membutuhkan uang untuk membayar uang sekolahnya.
"Datang ke lapangan xxx, Ada anak bau kunyit mau ajak duel dan dia bakal bayar mahal kalau lo bisa ngalahin dia."
"Berapa dia bayar?" Tanya Fika dengan malas.
"Dua juta."
Brak
Fika menggebrak mejanya saat mendengar bayaran yang akan dia dapat. Sebenarnya Fika tidak ingin menggunakan kemampuan bela dirinya untuk hal yang tidak berguna seperti itu. Akan tetapi saat ini ia sedang membutuhkan uang tersebut.
"Sharelok sekarang, gue bakal habisi anak kunyit itu!" Jawab Fika dengan mantap, kemudian ia mematikan ponselnya dan tidak berselang lama ada bunyi notifikasi dari ponselnya.
Fika berjalan menuju lemarinya dan mengambil baju kebanggannya yaitu Baju karate berwarna putih dengan sabuk hitam yang melingkar di pinggang baju tersebut.
Disisi lain Ema tengah berada di salonnya sambil melakukan menicure pedicure.
"Miss kenapa kukunya pada soak begini?" Tanya pegawainya yang tengah merawat kuku cantiknya.
"Uh ya amidong, itulah yang bikin eike kesel tujuh turunan deh ahh." Ucap Ema dengan gemulai, sembari menggoyangkan kedua bahunya seperti ulat keket.
"Memangnya Miss habis nyangkul?" Tanyanya lagi.
"Heh! Yang benar saja eike yang cantik paripurna bagaikan bidadari dari khayangan begindang, nyangkul!" Sewot Ema, sambil mencebikkan bibirnya kesal.
"Ya barang kali Miss ganti profesi, hi hi hi." Jawab pegawai itu tertawa cekikikan.
"Mau di potong gaji Yei?" Sungut Ema.
"Ya maaf." Jawabnya langsung menghentikan tawanya.
Setelah melakukan perawatan kuku cantiknya, Ema langsung bergegas pulang kerumah untuk mengistirahatkan diri. Rutinitasnya sangatlah padat selain mempunyai salon dan hotel yang mewah, ia juga berprofesi juga make-up artis ternama di kota itu.
Ema memasuki rumah mewahnya sembari menenteng tasnya dan juga tas sekolah milik gadis yang bernama 'Afika larasati'.
"Nue!" Suara itu memanggilnya dengan nada yang tinggi.
Seketika Ema yang akan menaiki anak tangga menghentikan langkahnya dan menatap ibunya dengan malas.
"Ada aposeh, Mam?" Tanya Ema dengan nada gemulai.
"Nue! Kapan kamu akan berubah? Jangan seperti ini terus." Rima mendekati putranya, tapi Ema segera menghindar.
Tentu penolakan dari putranya itu membuat hati Rima sakit.
"Mami ingin tahu kapan aku berubah?!" Tanya Ema dengan suara jantannya.
Rima mengangguk dengan cepat, pada dasarnya ia tidak malu dengan kondisi putranya itu, akan tetapi Rima hanya ingin putranya itu menikah dan memberikannya cucu, apalagi usia putranya itu sudah 35 Tahun.
"Aku akan berubah jika Mami sudah puas!" Ucap Ema dengan penuh penekanan.
"Nue, itu hanya masalalu dan maafkan mami. Please." Mohon Rima dengan sangat.
"Heh." Ema menyunggingkan senyuman sinisnya, saat mendengar penuturan ibunya yang menyepelekan keadaan.
"Masalalu itu yang membuatku seperti ini!" Lanjut Ema dengan suara bergetar.
Tenggorokannya tercekat dan dadanya seperti tertimpa batu besar, saat mengingat masa lalunya. Dia sendiri tidak mengharapkannya menjadi seperti itu. Akan tetapi ibunya?
Mulai nyesek ya 🤧
Lanjut lagi gak nih?
Kasih like, vote, komentar dan kasih bunga dan kopi dong yang banyak!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
Dyah Oktina
masa ngak lanjut sih thor.. 💪💪😍
2024-11-18
0
Aishyandra Junia
aku cape baca nya Thor malah ngikutin gaya nya lgi 😂
2024-02-21
0
Susi Yuliani
Ini persis bgt deh sm cerita cowok kemayu... Dia pny 2 karakter, d dpn semua org pst gemulai.... Tp d dpn asisten pribadi nya dia cool.... Normal.
Karna sebuah hubungan yg td d restu i, dan smp sang pacar hrs meninggal. Krn kecelakaan.... Akhirnya si cowok dh g mau jth cinta lagi... Smp akhirnya d jodoh in.... Rmh tangga yg sering ribut, bnyk perbedaan... Tp d situlah mereka mulai jth cinta. Cerita nya seru... Mg2 g sm ky novel yg pernah aku bc d fizso novel
2024-02-21
0