DNA TEST

Setibanya di rumah sakit, Rico dan Sean menjalani pemeriksaan. Sean memberikan potongan kuku dan rambut milik Rico kepada petugas.

Mata Rico menyipit karena kecurigaannya kini terungkap jika Sean menggunakannya untuk meneliti sesuatu.

"Sebenarnya, apa yang kita lakukan di sini? Apa yang kauinginkan dari darahku?" tanya Rico yang sudah duduk di kursi periksa dengan Sheila menemani di sampingnya.

"Sudah kubilang, kau akan tahu saat hasilnya sudah dibuktikan," jawab Sean ketus yang ikut duduk di kursi pasien seberang Rico.

Anak itu terlihat gugup saat melihat seorang petugas medis menyiapkan jarum suntik. Petugas itu telah siap untuk menusuk lengan bawah lipatan sikunya.

Rico memejamkan matanya rapat. Anak itu menangis, meski isak tangisnya ia tahan. Sean yang awalnya terlihat kesal, perlahan keningnya berkerut seperti iba dengan kondisi Rico.

Bocah lelaki itu terlihat ketakutan saat diambil darahnya. Nantinya, sel darah putih Rico digunakan untuk mencocokkan DNA milik Sean.

"Berapa lama hasilnya keluar?" tanya Sheila seraya mengusap kepala Rico karena anak itu terlihat tegang.

"Sekitar satu atau dua minggu. Akan kami hubungi begitu hasilnya sudah keluar," jawab petugas seraya mencabut jarum suntik di lengan anak malang itu.

"Sudah selesai. Kau hebat," puji Sheila, tapi Rico masih meneteskan air mata.

Sean yang juga telah selesai pengambilan darah segera keluar dari ruangan tersebut. Rico masih sesenggukan, meski ia berusaha tegar. Rico memegangi lengannya yang sakit saat keluar dari ruangan.

"Ambilah," ucap Sean saat menyodorkan ice cream dalam kemasan cup kepada putera dari Lovy.

Rico terlihat ragu, tapi Sheila meyakinkan jika ia memang membutuhkan ice cream itu.

"Terima kasih, tapi aku masih marah padamu," ucap Rico sudah tak menangis lagi.

Sean tak menjawab dan memilih untuk segera kembali ke mobil usai menyelesaikan administrasi.

Rico diajak menikmati makan siang oleh Sean di sebuah restoran cepat saji di mana sebenarnya, mereka akan pergi ke kediaman Lea.

Sean memiliki pemikiran jika Rico bisa memberikannya petunjuk dan kesaksian lain jika dibawa ke rumah yang ia kenal.

"Enak burgernya?" tanya Sheila dan Rico mengangguk senang seraya mengunyah burger keju itu.

"Sebenarnya yang kusuka adalah mainannya. Kata mommy, jika hanya makan saja tak dapat hadiah, dianggap rugi. Jadi, aku selalu memesan paket yang ada mainannya," jawab Rico kembali ceria.

"Oh, tak mau rugi ya? Hem, pemikiran bagus," sahut Marcus yang baru sadar jika Rico memesan dua paket burger dengan dua jenis mainan berbeda.

Usai menikmati makan siang, mereka kembali melaju dengan mobil yang dikemudikan oleh Marcus. Seketika, kening Rico berkerut saat ia menyadari rute tujuan dari kepergiannya.

"Kenapa kita kembali ke sini?" tanya Rico melihat tiga orang dewasa di sekitarnya bergantian.

"Kami yakin jika penjahat tersebut pasti meninggalkan barang bukti di rumah Lea. Oleh karena itu, kami ingin mencarinya. Selain itu, aku akan memberitahukanmu rahasia besar mengingat kau tak bisa dibohongi," sahut Sean seraya menoleh.

"Tentang apa?" tanya Rico penasaran.

"Harold menghilang. Jejaknya tak ditemukan. Mayatnya tak ada di rumah ini. Oleh karena itu, kami sedang mencarinya. Kami khawatir jika profesor diculik oleh pria yang wajahnya mirip denganku," jawab Sean serius.

"Kakek Harold menghilang?" tanya Rico mengulang dan Sheila mengangguk. "Aku akan membantu. Kita pasti bisa menemukan petunjuk untuk menemukan kakek," sahut Rico antusias.

Marcus dan Sheila melirik ke arah Sean. Mereka berdua tak menyangka jika strategi Sean untuk mengulik informasi dari Rico sekaligus melibatkannya akan membuahkan hasil meski berisiko.

"Jadi, beritahu pada kami yang sekiranya kami belum tahu. Semakin banyak kau memberikan keterangan, petunjuk, dan kesaksian, semakin cepat Harold ditemukan," imbuh Sean saat mereka sudah keluar dari mobil dan kini berdiri memandangi mansion yang sudah hancur sebagian itu.

"Aku mengerti. Ikut aku," ajak Rico dan Sean tersenyum penuh kemenangan karena usahanya berhasil.

Marcus dan Sheila mengikuti bocah lelaki itu yang terlihat sigap saat melewati reruntuhan. Rico berhenti di depan sebuah ruangan di mana dinding dan pintu tersebut masih utuh.

"Ini kamar nenek Lea dan kakek Harold. Apakah polisi sudah menyusurinya?" tanya Rico seraya menunjuk.

"Sepertinya sudah. Namun, tak ada salahnya menyisir ulang," sahut Marcus, dan diangguki oleh Rico.

"Hei, tunggu!" panggil Sean yang membuat Rico langsung menghentikan langkah.

Rico menatap Sean lekat saat pria itu memakaikan sarung tangan karet di kedua tangannya.

"Jangan sampai meninggalkan jejak. Kita sedang mencari petunjuk. Nanti sidik jarimu ikut tertempel pada benda yang mungkin bisa memberikan kita jalan untuk menemukan Harold," ucap Sean terdengar ramah.

"Aku mengerti. Mommy pernah mengajariku hal seperti ini sebelumnya saat menguak kematian anjiing penjaga rumah kami," jawab Rico seraya melihat dua tangannya yang telah terbungkus.

"Latihan?" tanya Sheila menebak, tapi Rico menggeleng.

"Anjiing penjaga rumah kami tiba-tiba menghilang. Biasanya, mommy cukup meniup peluit, Rover langsung kembali sambil menggonggong. Namun, seharian Rover tak muncul. Lalu keesokan harinya, mommy mengajakku mencari Rover, tapi aku merasa jika mommy mencurigai sesuatu," jawab Rico berkisah.

"Curiga kenapa?" tanya Marcus heran.

"Jika Rover dibunuh. Rover tak pernah pergi dari kawasan sekitar rumah meski halaman rumah kami memang luas. Lima kali luasnya dari rumahmu Sheila. Ayahku orang yang sangat kaya," ucap Rico menegaskan.

"Ehem! Matthew," dehem Sean seraya memalingkan wajah.

Marcus dan Sheila menahan senyum. Rico yang bingung dengan gelagat aneh Sean memilih mengabaikannya.

"Ternyata, dugaan mommy benar! Mommy membawaku jauh masuk ke hutan keluar dari kawasan rumah. Kata mommy, jika Rover sampai tak kembali, pasti ia berada di luar wilayah kami. Akhirnya, menemukan Rover tewas dibunuh. Namun, kata mommy, melihat robekan pada lukanya, Rover diserang hewan buas lalu bangkainya dibawa sampai ke hutan. Mommy berspekulasi jika pelakunya adalah serigala. Setelah itu, mommy malah mengajakku berburu serigala itu."

"What?! Ibumu sudah gila!" seru Sean memekik.

"Ya, aku juga berpendapat demikian. Rover saja mati mengenaskan. Sampai sekarang, aku masih ingat dengan jelas luka robekan itu. Isi perutnya berceceran di mana-mana, tapi mommy tak terlihat jijik. Ia malah meraba bangkai Rover dengan sarung tangan karet seperti ini. Mommy seperti pelacak. Ia bisa menemukan jejak dari serigala liar itu. Sampai akhirnya, aku diminta naik ke pohon oleh mommy saat matahari mulai tenggelam. Mommy sengaja menyayat lengannya hingga berdarah. Sungguh, aku ngeri melihatnya saat itu. Ternyata, mommy ingin memancing serigala liar tersebut. Siapa sangka, usahanya berhasil! Serigala itu muncul dan menyerang mommy!" ungkap Rico dengan mata melebar.

"Sungguh?!" pekik Marcus ikut melotot. Rico mengangguk cepat dengan mantap.

"Aku ketakutan di atas pohon. Namun, aku percaya pada mommy dan aku penasaran apa yang akan dilakukannya. Saat serigala itu akan menerkamnya, tiba-tiba saja, mommy mengayunkan sepatu boots-nya ke arah serigala itu. Seperti pemain sepak bola yang akan menendang. Gerakan itu sangat cepat dan kuat. Serigala itu tiba-tiba saja berdarah di bagian leher dan pada akhirnya mati setelah mommy menembak kepalanya. Saat aku amati, sepatu boots mommy memiliki ujung pisau pada bagian alas. Sungguh keren!" serunya semangat bercerita.

"Aku semakin yakin jika dia memang sungguh anak Lovy," ucap Sheila terlihat shock mendengar cerita tersebut.

"Jika aku yang yang ada di sana. Kupagari seluruh wilayah rumahku agar tak ada hewan buas memasuki pekarangan. Namun, Lovy malah mencari sumbernya dan menghabisinya. Hem, luar biasa," sahut Marcus berwajah tegang.

"Namun setelah itu, keadaan aman. Bahkan, mommy mendapat pujian dari beberapa warga setempat. Karena ternyata, serigala itu sering memangsa hewan-hewan ternak mereka, tapi mereka tak berani memburunya," sambung Rico dengan wajah berbinar.

"Penduduk di sekitar rumahmu tak kaget dengan kemampuan ibumu yang tak biasa? Maksudku ... serigala. Itu hewan liar dan buas, Rico," tanya Sheila heran.

Rico menggeleng lugu. "Mereka sudah tahu jika mommy wanita yang kuat dan pemberani sejak mengandung aku. Setidaknya, begitu kata bibi pengurus rumah. Katanya, hobi mommy berburu dengan ayah tiap akhir pekan. Pernah mobilnya mogok, mommy berjalan sendirian sampai ke rumah melewati jalanan sepi di tengah malam. Bahkan saat listrik padam, mommy tak takut dan bisa tidur dalam kegelapan. Oleh karena itu, orang-orang kagum padanya," ujar Rico bangga dengan kemampuan ibunya.

"Aku tak mau berdebat tentang hal itu," ucap Sean teringat akan tingkah laku sang isteri.

"Ibumu memang sangat mengagumkan," puji Marcus.

"Tentu saja. Mommy menjadi andalan warga sekitar. Banyak yang minta tolong padanya. Malah saat serigala itu mati, katanya, hewan itu bodoh karena salah sasaran. Dia cari mati karena membuat gara-gara dengan mommy," sambung Rico seraya bertolak pinggang memamerkan kemampuan sang ibu.

"Oke, sudah cukup memuja ibumu. Lanjutkan misi utama kita. Menemukan kakekmu. Jujur, aku khawatir jika Harold dalam bahaya mengingat penculikmu sebelumnya sampai datang dua kali. Itu tak lazim, Rico," tegas Sean dan Rico mengangguk.

Saat Rico akan melangkah, tiba-tiba ia membalik tubuhnya dan mengejutkan Sean.

"Bagaimana bisa wajahnya sama persis denganmu? Apakah kalian kembar?" tanya Rico menduga.

"Kembar? Apa kau punya saudara lain?" timpal Marcus.

"Hah, tidak mungkin. Aku anak tunggal. Bisa saja dia memakai topeng atau alat canggih peniru wajah. Zaman sudah canggih, semua bisa diakali," sahut Sean menyangkal.

Marcus, Sheila bahkan Rico mengangguk pelan, meski mereka terlihat ragu dengan hal tersebut.

***

uhuy tengkiyuw tipsnya mak ben❤️sayangnya pendek dulu. besok lele up lagi utk dobel epsnya. gegara nahan laper karena lama nunggu pesanan makan jadi mag deh😩 huhu kasian debaynya. besok lele di swab, doain negatif. amin~

Terpopuler

Comments

Wahyu Indrawati

Wahyu Indrawati

detektif cilik....

2022-12-23

0

🍍⭐

🍍⭐

mungkin kembaran jadi2an😂😂

2022-03-03

0

ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊

ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊

sedikit yg penting mantap 😂 sehat terus mba othor... biar bisa duobel up sllu 😅 maaf ngelunjak 🤣🤣🤣🤣

2022-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!