Mobil yang membawa Patricia atau yang dikenal dengan nama asli Lovina Serena Robinson menuju ke Bandar Udara Internasional Kansas.
Kali ini, Lovy terlihat serius dengan aksinya. Ia menggunakan pesawat pribadi milik Harold untuk membawanya terbang bersama anak buah Lea yang akan menjadi timnya.
Nama Patricia ia tanggalkan berikut penyamarannya saat ia sudah meninggalkan Kansas. Ia akan terbang menuju ke Nigeria di mana informasi terbaru menyebutkan jika jejak Matthew terakhir berada di sana.
Selama penerbangan, Lovy berhubungan dengan salah satu agent Red Lips bernama Nia. Nia adalah salah satu wanita yang diselamatkannya kala itu dari aksi bunuh diri di jembatan.
Beruntung, Nia bertemu Lovy yang menyadarkannya jika ia memiliki kesempatan lebih baik dengan tetap hidup. Lovy juga berjanji membunuh pria yang membuatnya sengsara, dan Lovy menepati janjinya.
Kini, nasib baru membawa Nia sebagai salah satu anggota Red Lips. Nia yang dulunya lemah telah berubah menjadi wanita tangguh dalam didikan Lea. Nia kagum akan kemampuan Lovy dan ingin sepertinya.
Nia ditugaskan untuk memberikan informasi terbaru di lapangan atas kasus Matthew. Sayangnya, belum ada temuan baru dari jejak terakhir yang didapat.
Lovy terus melihat isi rekaman dari ponsel miliknya saat ia menemukan pria yang dicurigainya, tewas terbunuh di toilet Bandara.
Lovy menonton rekaman itu berulang kali seperti mencari kejanggalan dari video tersebut.
Hingga akhirnya, Lovy menyadari sesuatu saat ia melewatkan petunjuk penting dari penyelidikannya kala itu.
"Pria itu ...," ucapnya menggantung saat ia teringat dengan pria yang memergokinya berada di kamar mandi pria.
Gelagat pria itu tak lazim layaknya lelaki kebanyakan saat mendapati seorang wanita di kamar mandi pria. Lelaki itu tetap tenang bahkan berani menatap matanya seolah tak malu.
"Dia pembunuhnya!" pekik Lovy lantang yang mengejutkan para pria dalam pesawat.
"Ada apa, Nyonya?" tanya pria yang duduk di bangku seberang Lovy.
"Hubungi Lea! Minta ia meretas CCTV Bandara saat aku keluar dari kamar mandi pria. Temukan pria yang berpapasan denganku di kamar mandi itu. Cepat!" titahnya tegas.
"Yes, Mam!" jawab lelaki itu sigap.
Lovy terlihat tegang hingga matanya bergerak tak beraturan. Tiba-tiba, matanya melebar saat ia menyadari hal buruk lainnya.
"Rico ... Rico!" teriaknya panik.
Di tempat Rico berada. Kediaman Harold, Kansas.
Sepeninggalan Lovy. Rico terlihat tak bersemangat. Harold dan Lea tak menunjukkan rahasia besar di halaman belakang rumah mereka kepada anak lelaki itu.
Rico merasa bosan dan dibohongi karena tak mendapati hal menarik seperti yang dikatakan oleh sang ibu.
"Aku kembali ke kamar saja," ucapnya lesu.
Harold dan Lea terlihat iba pada anak lelaki tersebut. Namun, mereka tak ingin anak lelaki Lovy terlibat masalah jika sampai mengetahui rahasia besar yang selama ini mereka tutup rapat.
Anak lelaki itu terlihat sedih karena harus ditinggal di rumah nenek dan kakeknya karena sang ibu sedang pergi mencari ayahnya.
Rico memilih untuk mengurung diri di kamar. Anak lelaki itu membuka tasnya dengan malas, tapi tiba-tiba, matanya melebar saat ia mendapati sebuah benda tak dikenalnya berada di dalam tas ransel.
"Ini apa?" tanyanya bingung seraya mengambil sebuah kotak hitam seperti menyimpan sebuah benda di dalamnya. Rico yang penasaran membuka kotak tersebut.
KLEK!
"Eh? Jam tangan? Woah, keren! Apakah ... Mommy memberikannya padaku seperti sebuah kejutan?" tanya Rico seraya mengambil jam tangan yang terlihat ekslusif berwarna hitam dengan gelang terbuat dari kulit bercorak ular. "Wow!" pekiknya terkejut saat ia menggunakan jam tangan itu.
Gelang tersebut secara otomatis memperangkap lengannya dan menjepit kuat. Rico panik, terlebih saat tiba-tiba saja layar pada jam tangan digital itu menyala biru dan kemudian lampu tersebut padam.
Jantung anak itu berdebar kencang karena ia merasa jam tangan itu sedikit aneh. Saat Rico akan melepaskannya, sebuah panggilan membuatnya langsung menoleh ke asal suara.
"RICO!" teriak Lea lantang memanggil namanya dari luar kamar.
Saat Rico akan beranjak dari atas kasur, tiba-tiba, BLUARRR!!
"AAAA!" teriak Rico langsung menutup kedua telinganya karena suara ledakan santer terdengar dan menjebol dinding kamar bagian terluar yang berbatasan dengan kolam renang.
"RICO!" panggil Lea dengan napas tersengal terlihat panik saat membuka pintu kamar anak lelaki Lovy yang sudah dianggap cucu olehnya.
"Hah, hah! Grandma!" panggil Rico gemetaran yang meringkuk di atas kasur.
"Cepat! Cepat! Kita harus pergi dari sini!" pinta Lea tergesa menarik tangan Rico.
Rico yang masih ketakutan karena hal tak terduga menimpa dirinya, segera bangun. Ia berusaha untuk berlari, meski tubuhnya gemetaran.
Rico melihat banyak penjaga seperti mengamankan rumah neneknya tersebut. Mata Rico melebar ketika mendapati para pria itu mengarahkan pistol dan senapan laras panjang ke berbagai sudut ruangan seperti melindungi mereka dari sesuatu.
"Mana Harold?" tanya Lea seraya menggandeng tangan Rico erat.
"Tuan masih berada di halaman belakang, Nyonya. Tim Beta sedang melakukan evakuasi," jawab seorang pria terlihat sigap layaknya polisi khusus karena memakai pakaian tempur.
Lea mengajak Rico menuruni tangga dengan tergesa. Rico hanya bisa menurut dan terus berlari tanpa tahu apa yang terjadi.
Hingga akhirnya, mereka tiba di basement. Terlihat sebuah mobil hitam kokoh siap untuk mengevakuasi mereka melewati sebuah lorong.
Rico melihat sekitar di mana banyak lelaki bermotor seperti siap untuk membawa mereka pergi.
"Aku tak akan pergi tanpa Harold!" ucap Lea lantang saat mereka berdua diminta masuk ke dalam mobil.
Rico diminta duduk di bangku tengah dengan dua orang telah siap di dudukkan depan. Saat Rico dilanda kepanikan karena tak tahu apa yang sedang terjadi, tiba-tiba suara serentetan peluru terdengar mendekati arah basement.
Praktis, kepala para pria yang melindungi basement tersebut langsung menoleh ke asal suara. Mata Rico terbelalak lebar dan tak bisa lagi membendung ketakutannya.
"Cepat pergi, Nyonya! Kami akan menemukan tuan Harold dan menyelamatkannya!" seru sopir memaksa Lea untuk segera masuk ke mobil.
Lea ikut dipegangi oleh pria yang tadinya duduk di bangku depan sebelah sopir karena majikan mereka tak mengindahkan permintaan saat keadaan genting.
Wajah Rico pucat. Ia ketakutan dan berkeringat karena suasana mencekam di sekitarnya. Lea akhirnya bersedia untuk pergi karena melihat cucunya menangis meski tetap berusaha untuk tegar. Saat Lea akan memasuki mobil, tiba-tiba ....
"Misil!"
Rico menoleh dan melihat seorang pria di kejauhan sedang memanggul sebuah benda berbentuk silinder siap meluncurkan sebuah roket ke arahnya. Namun tiba-tiba, DOR!
Rico terperanjat saat anak buah Lea menembak pria tersebut dan menewaskannya. Beruntung, luncuran misil tersebut berhasil digagalkan.
Mata Rico terbelalak lebar karena ini pertama kalinya ia melihat seseorang tewas karena ditembak hidup-hidup. Namun seketika ....
BLUARRR! KRAKKK! BRANG!!
"AAAAA!" teriak Rico sampai matanya terpejam dan tubuhnya menegang saat sebuah ledakan kembali terjadi dan meruntuhkan atap dari basement tersebut.
Orang-orang yang berada di luar mobil tertimbun karena tak siap dengan serangan tak terduga itu. Rico masih memejamkan matanya dan berteriak lantang.
Hingga ia menyadari saat suasana menjadi sepi dan tak terdengar lagi suara memekakkan telinga di sekitarnya.
Rico mulai membuka matanya perlahan dengan tubuh gemetaran. Namun, sebuah pemandangan horor terjadi. Ia melihat semua orang yang melindunginya tak bergerak tertimpa puing reruntuhan.
Rico selamat karena terlindungi oleh mobil lapis baja yang menyelamatkan nyawanya. Namun ternyata, ia seorang diri yang selamat.
Rico berusaha menenangkan hatinya yang dilanda kecemasan dengan mengatur napas. Ia melihat tempat itu sepi meski tertutupi debu reruntuhan
Anak itu melihat sekitar dan melongok ke luar pintu mobil yang masih terbuka, di mana lubang besar terlihat di atap basement tersebut.
Namun dengan sigap, Rico menutup pintu mobil dan berjongkok dengan tubuh gemetaran. Ia bersembunyi dicelah dudukkan
Ia membungkam mulutnya saat melihat banyak pria bersenjata bukan dari para penjaga mansion seperti berkeliling mencari sesuatu di balik jendela.
"Tak ada! Sinyal itu hilang! Sial! Pasti benda itu sudah dibawa kabur. Cepat tinggalkan lokasi sebelum polisi datang! Tarik semua pasukan!" titah seseorang yang suaranya terdengar hingga ke mobil tempat Rico bersembunyi.
Jantung Rico berdebar kencang tak karuan. Ia mengingat suara itu dengan jelas karena dirinya yakin, jika orang itu yang menyebabkan tragedi di rumah sang nenek.
Perlahan, suara derap langkah itu tak lagi terdengar. Rico masih berusaha keras agar tak menangis.
Akhirnya, ia memberanikan diri membuka pintu mobil setelah merasa jika para penjahat itu pergi meninggalkan rumahnya.
Rico melangkah keluar dengan gemetaran. Saat ia berpegangan kuat pada pintu mobil untuk memastikan sekitar, KREK! Pandangan Rico langsung tertunduk.
"AAAA! AAAA! Nenek!" teriaknya histeris saat kakinya tak sengaja menginjak tangan Lea di mana wajah wanita tua itu terlihat, tapi sudah terselimuti darah.
Lea tengkurap dengan mata terpejam. Tubuhnya tertindih puing bangunan dan tak bergerak.
***
ILUSTRASI
SOURCE : GOOGLE
uhuy tips pertama dari jeng sofia😍 mana lainnya kuy😆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
🌸Juny~Jyun💞
wahh bru awal aja udah bkin snam jantung 😯😂
2023-04-26
1
Minthil She Judhezt
Baru sampe sini udah u buat senam adrenalin Thor
2022-05-14
1
✿🌸𝓬𝓮𝓷𝓽𝓸𝓷𝓰✘
OMG ku blm soap Sudah disuguhi yank berbau doms dor Dor😖😮😦
2022-04-13
1