PAST MEMORIES*

Patricia tertidur selama perjalanan menuju ke kediaman Harold. Mimpi membawanya kepada kenangan masa kecil dan tahun-tahun sebelum Rico lahir.

‘Sampai kapan kau akan berpura-pura pada Sean? Bagaimana jika ia tahu isterinya adalah seorang penjahat? Aku yakin jika ia akan menangkap, memenjarakan, dan pada akhirnya menceraikanmu. Aku sungguh iba padamu, Lovy. Seandainya kau mau menungguku sedikit lebih lama, kita bisa menikah dan hidup bersama selamanya. Penjahat, takkan pernah bisa hidup bahagia dengan seorang polisi, Lovy sayang. Aku penjahat dan kau juga, kitalah yang ditakdirkan bersama,’ tulis Matthew ketika Patricia atau yang dulu dikenal dengan nama Lovy, telah menikah dengan Sean.

Kenangan masa lalu membawanya semakin jauh ke kehidupan ketika ia bersama Sean dulu.

"Aku sudah tahu, hanya saja … aku ingin kau yang mengatakan padaku, siapa kau sebenarnya, Lovy. Jujurlah padaku, aku sangat mencintaimu, Sayang," ucap Sean seraya meraih pistol dalam genggaman Lovy kala itu dengan senyum menawan saat mereka berada di London merayakan bulan madu.

“Sean …,” panggil Patricia lirih dalam tidurnya. Para lelaki yang satu mobil dengan Patricia saling melirik dalam diam ketika wanita cantik tersebut mengigau.

"Dia sudah mati. Tak ada gunanya membunuhku. Orang mati tak bisa berkuasa lagi. Kekayaan dan kekuasaannya tumbang saat ia tiada. Namun, aku persembahkan Tuan Baron Dimension sebagai penggantinya. Soal urusan dia siapa, kalian tanyakan saja pada bos baru kalian," ucap Lovy santai sembari mencabut dua pisaunya di tubuh Fernando—korban dari salah satu  misinya saat menjadi pembunuh bayaran—di depan anak buah Fernando dan mafia bernama Baron kala itu.

Napas Patricia tiba-tiba terengah ketika sebuah trauma masa kecil muncul di kepalanya.

"Lovy, dengar. Ayah dan Ibu sangat menyayangimu. Pergilah dari sini segera. Pergilah sejauh mungkin dan temui polisi. Katakan apa yang kaulihat pada mereka. Apa pun yang kaulihat dan dengar setelah kaupergi dari rumah ini, tetaplah berjalan ke depan, jangan menoleh ke belakang. Kau mengerti?" pinta Richard—mendiang ayah Lovy—dengan ekspresi yang sudah tak bisa digambarkan lagi.

Lovy mengangguk dengan air mata menetes di wajahnya. Gadis kecil berumur 10 tahun itu ketakutan dan membuka pintu lemarinya perlahan.

Ia keluar dari jendela saat Richard mengalihkan para penjahat yang memperkosa ibunya dan membuat sang ayah babak belur. Lovy berlari dengan air mata hingga tiba-tiba, suara ledakan besar terjadi.

BLUARRR!!

“DAD!” teriak Patricia lantang dengan mata melotot dan napas tersengal.

“Hei, hei, kau tak apa? Apa kau bermimpi buruk?” tanya Lea yang menyenggol lengan Patricia saat mendapati wanita cantik itu berkeringat hebat dan napasnya memburu seperti orang yang mengalami asthma.

“Oh, ya Tuhan. Itu … mimpi, ah bukan, itu … ingatan masa laluku. Ingatan itu kembali, Lea. Aku butuh obatku,” pinta Patricia sembari memegangi kepalanya dan wajah penuh permohonan.

“Oke, oke, aku mengerti. Turunlah. Rico sedang tidur di kamar. Kita sudah sepakat untuk merahasiakan masa lalumu darinya. Ia tak boleh terlibat dalam dunia kita. Benar begitu ‘kan, Lovy?” tanya Lea menatapnya saksama dan Lovy mengangguk membenarkan.

Harold—suami Lea—ikut menyambut kedatangan menantunya dengan senyum terkembang.

“Apa kabar, Lovy, ah, maksudku … Patricia. Maaf. Aku mulai pikun,” ucapnya menyumpahi diri sendiri.

“Aku baik-baik saja, Harold. Terima kasih,” jawabnya dengan senyuman manis.

Patricia dibawa masuk ke dalam mansion kediaman Harold di Kansas. Sekitar hunian mewah itu dijaga ketat dari anak buah Lea dengan pisto disembunyikan di balik pinggang.

Di ruang tengah.

“Kau membuka jasa The Red Lips?” tanya Patricia dan Lea mengangguk membenarkan.

“Banyak orang-orang kesusahan membutuhkan bantuan kita, Patricia. Namun aku pastikan, semua terkendali,” jawabnya menenangkan, tapi Patricia terlihat seperti tertekan akan hal ini.

“Kau selama ini sudah bekerja dengan baik dari Bolivia, di rumahku. Matthew yang bekerja di lapangan. Hanya saja, misi terakhir Matthew di luar sepengetahuan kita. Kami bahkan tak tahu apa yang dia lakukan di Afrika. Bertemu dengan siapa, termasuk siapa saja yang ia bawa untuk ikut dalam timnya. Inilah, dia ceroboh. Anak itu, sangat sulit diatur,” geram Harold, meski tak ada teriakan terdengar dari mulutnya.

“Ya aku tahu. Matthew memang nekat dan memiliki pemikiran sendiri dalam mengambil keputusan. Namun, aku yakin. Setiap keputusan yang Matthew ambil, pasti ia sudah pikirkan baik-baik, hanya nasib buruk saja sedang berpihak padanya,” jawab Patricia tenang.

“Oh, Sayang. Aku sangat mengharapkan, sungguh mengharapkan, jika Matthew menjadi suamimu. Lupakan Sean. Dia membencimu, Lovy. Dia bahkan menjadikanmu buronan nomor satu di Amerika. Selama 10 tahun kau tak ditemukannya, itu sebuah keajaiban. Namun, akan sampai kapan keberuntungan itu berpihak padamu?” ucap Lea terlihat sedih penuh penekanan.

Patricia tersenyum. “Maaf, Lea. Aku sudah mencobanya. Hanya saja, setelah kehadiran Rico, aku semakin tak bisa melupakan Sean. Ia selalu muncul di pikiranku. Aku sungguh merasa berdosa pada Matthew dan Rico karena kebohongan ini,” jawabnya dengan embusan napas panjang terlihat merasa bersalah.

“Sudahlah, Lea. Selama Matthew hidup bersama Lovy dan berpura-pura menjadi ayah Rico, semua baik-baik saja. Kalian berdua melakukan hal ini dengan baik. Selain itu, keputusan ini sudah kita sepakati bersama sebelum Rico lahir. Jangan mempersulit keadaan yang sudah memburuk, Ladies,” sahut Harold dan dua wanita itu terkekeh membenarkan.

“Oh, aku sangat mencintaimu, Harold. Meskipun kau sudah semakin gendut, tua, dan keriput, tapi kau makin romantis dari hari ke hari,” ucap Lea sembari memeluk suaminya dari samping.

Harold balas memeluk sang isteri erat dengan senyum terkembang. Patricia ikut bahagia akan keharmonisan dua pasangan yang sudah memasuki usia senja dan harusnya pensiun dalam bisnis ilegal serta legal mereka.

“Jadi … aku akan terbang ke Nigeria?” tanya Lovy memotong suasana bahagia di depannya.

“Yes. Rencananya begitu. Nia sudah di sana menunggumu. Dan Peter, siap menjadi matamu,” jawab Lea yang pandangannya kembali ke wanita cantik di depannya.

“Lalu … Rico?” tanya Patricia terlihat khawatir.

“Ia akan baik-baik saja selama di sini. Percayalah,” sahut Harold dan Patricia mengangguk pelan.

Lea lalu mengajak Patricia ke ruang kerjanya karena wanita cantik itu ingin menunjukkan sesuatu.

“Siapa dia?” tanya Lea ketika melihat rekaman video yang Patricia tunjukkan saat di toilet Bandara.

“Aku juga tak tahu. Aku tak sempat menyelidikinya. Hanya saja, tas yang ia bawa menghilang. Cari tahu siapa pria ini, Lea. Aku cukup yakin jika dia adalah utusan dari seseorang dan instingku mengatakan, itu ada hubungannya denganku,” jawab Patricia tegas berdiri di depan wanita tua yang masih terlihat cantik meski uban sudah mendominasi warna rambutnya.

“Oke. Aku akan menghubungimu meski kau nanti udah berada di Nigeria. Hati-hati, Lovy. Kita tak tahu siapa musuh kita sebenarnya,” tegas Lea dan Patricia mengangguk setuju.

Keesokan harinya.

“Kau meninggalkanku? Tidak mau! Aku harus ikut ke mana pun kaupergi, Mommy! Aku ingin mencari ayah!” teriak Rico meluapkan keinginannya usai si ibu mengatakan tujuan kepergiannya.

Patricia menghela napas. “Sayang, dengar. Mommy belum pernah ke Nigeria. Mommy tak bisa membawamu ke sana. Selain itu, kau akan bosan. Kau akan—“

“Kau akan seperti ayah, pergi dan tak kembali. Apa kau juga akan meninggalkanku? Apakah ini rencana kalian untuk membuangku?” tanya Rico memotong ucapan sang ibu dengan pemikiran gilanya.

“Hei, apa yang kaukatakan? Siapa yang mau membuangmu? Jangan asal bicara!” sahut Patricia marah.

“Sikapmu menunjukkan demikian,” jawabnya sedih dan mulai berlinang air mata.

Patricia memijat kepalanya. Lea dan Harold terlihat bingung dalam menyikapi hal ini.

“Hei, Rico, dengar. Kau harus bisa membedakan mana yang seharusnya kau pertahankan dan kaulepaskan. Ibumu sedang bekerja dan mencoba mencari keberadaan ayahmu melalui koleganya. Kita tak pernah tahu di luar sana. Apakah ada orang yang berniat buruk atau tidak dengan diri kita. Dan akan sangat membahayakan jika kauikut. Ditambah, jika hal buruk terjadi, dan kau terluka, tegakah kau melihat ibumu dan kami semua menangis karena keegoisanmu?” tanya Harold menasehati dengan penuh perhatian.

Patricia dan Lea terdiam. Keduanya menatap ekspresi Rico yang awalnya seperti marah, perlahan tertunduk dan mengangguk.

“Aku mengerti. Aku akan di sini menunggu kepulangan Mommy,” jawabnya lirih, meski terlihat sedih.

“Mommy akan baik-baik saja. Akan lebih cepat diselesaikan jika kau tak ikut, Sayang. Kau bisa mempelajari banyak hal selama di sini bersama nenek dan kakek. Mereka memiliki banyak hal menarik yang tak kauketahui,” ucap Patricia sembari memegangi kedua lengan puteranya dan membungkuk, hingga wajah keduanya saling bertatapan.

“Hal menarik yang tak kuketahui. Apa itu?” tanya Rico penasaran.

“Oh, dia mengumpankan kita,” keluh Lea memalingkan wajah dan Harold ikut mengembuskan napas panjang.

“Pergilah ke halaman belakang, maka kau akan tahu. Mommy pergi dulu. Doakan Mommy pulang dengan selamat bersama ayahmu. Oke?” jawab Patricia dan Rico langsung memeluk ibunya erat seolah ia akan berpisah sangat lama dengannya.

“Aku menyayangimu, Mom. Jaga dirimu baik-baik.”

“I love you too. Sampai jumpa, Sayang. Belajarlah yang tekun, maka … kau akan sehebat ayahmu kelak,” ucap Patricia sembari mengecup kening sang buah hati dan Rico mengangguk mantap.

“Hem! Aku akan menjadi seorang pemimpin perusahaan yang hebat seperti ayah Matthew! Bye, Mom!” jawabnya semangat seraya melambaikan tangan.

Patricia tersenyum dan balas melambai seraya masuk ke mobil. SUV hitam meninggalkan kediaman Harold di Kansas. Patricia terdiam terlihat memikirkan sesuatu.

“Bukan Matthew, Rico, tapi Sean. Mommy mengharapkan kau bisa seperti ayahmu Sean. Semoga … kau memiliki kesempatan bertemu dengannya,” ucap Patricia lirih dengan mata terpejam, teringat akan sosok suaminya yang kini tak tahu bagaimana keadaannya.

***

ILUSTRASI

SOURCE : GOOGLE

Makasih yg udah bantu play AB❤ Novel ini daily update 1 eps ya. Peraturan lama ttp berlaku. Kl ada tips koin masuk nanti bs dobel eps atau 1 eps tapi jumlah katanya panjang.

Panjang pendek naskah ditentukan dari byknya tips koin yg masuk (per 19 koin +100 kata) dari jumlah kata normal per eps 1000 kata.

Nah, bonus tips akan lele kasih di Red Lips aja ya biar epsnya banyak. Jangan lupa boom like audio book lele biar dpt bonus eps bulan depan. Tengkiyuw❤

Terpopuler

Comments

✿🌸𝓬𝓮𝓷𝓽𝓸𝓷𝓰✘

✿🌸𝓬𝓮𝓷𝓽𝓸𝓷𝓰✘

hore aku Sudah tak kepo lgi😂

2022-04-13

0

💞mulan merindu💞

💞mulan merindu💞

Astagaaaaaaa,,,Megan Fox cocok bgt,,,,😘😘🥰😍,,Masi menunggu visual Mettow & Sean,,

2022-02-22

2

Ĺęø ♌️

Ĺęø ♌️

tErjAwAb dimAri dEh, Latar beLakAng mEgAn, Ehh, Lovy,.Eh,.pAtRiciA,..ntAh bNyk nAma mUngkin 😂🤣
dAn Rico,.bUapAk mUh tRnyt bUkAn ayAh mUh,.ehhh gMn???gMn????😂🤣😅😆

2022-02-09

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!