Part 15

Sepulang Mbak Lastri, Bila langsung bingung sendiri. Karena merasa takut, perempuan itu langsung masuk ke kamar dan menguncinya. Berharap pria itu cepat pergi.

"Bila!" Suara ketukan pintu berbarengan dengan seruan itu tak mampu membuat orang yang di dalamnya menyaut.

"Bil, aku mau keluar sebentar cari makan, kamu mau nitip nggak?" serunya sekali lagi. "Tadi katanya lapar, aku beliin makanan ya?" Bisma masih berseru tenang.

Sementara Bila sendiri merasa lapar, namun ia tidak berminat untuk berbincang-bincang dengan Bisma, apalagi di rumah hanya berdua. Sungguh menyeramkan.

Tidak mendapat respon apapun dari Bila, tidak membuat pria itu lantas berputus asa. Ia malah kepikiran dengan kesehatan Bila jika perempuan itu lapar, atau bahkan menginginkan sesuatu.

Beberapa menit setelah terasa sunyi, Bila baru keluar kamar dengan membawa sling bag dan juga ponselnya. Perempuan itu berjalan perlahan memastikan mobil Bisma keluar pagar. Setelah terdengar deru mesin itu menghilang dari balik pagar, Bila berjalan cepat menuju garasi. Rasa cemas dan tingkah tergesa membuat perut perempuan itu terasa kram, dan tidak nyaman. Dokter bahkan menyarankan perempuan itu untuk tenang dan banyak istirahat.

"Ya Tuhan ... kenapa mendadak sakit sih, sshhh ...!" desis Bila gusar. Ia pun mencoba mengatur napas untuk merilekskan tubuhnya. Setelah mencoba beberapa kali terasa nyaman, Bila berujar pergi, namun urung sebab laki-laki itu keburu kembali dan memarkirkan mobilnya tepat di depan mobil Bila.

"Mau ke mana?" tanya Bisma langsung turun dan menghampirinya. Bisma mengetuk-ngetuk jendela kaca mobil Bila. "Buka, Bil, turun!" titahnya cukup tegas.

Bila menurunkan jendela kaca mobilnya, pria itu membungkuk memastikan perempuan itu baik-baik saja.

"Mau ke mana, sudah kubilang jangan banyak aktivitas dulu, naik turun tangga itu akan menyebabkan kamu capek dan lemas. Sedang kondisi tubuhmu sedang diharuskan bed rest."

Bila tak menanggapi celotehan Bisma, ia terlalu sibuk membentangi tembok kebencian membuat semua sisi baiknya tertutup oleh satu sisi kesalahan. Memang kesalahan Bisma itu tidak bisa ditolerir, namun pria itu bertekad memperbaiki semuanya, walaupun mungkin siap dibenci seumur hidupnya.

"Mau kamu pulang dan menjauh pergi, bisa nggak?" tanyanya yakin.

"Bila, kamu itu di rumah sendirian, aku khawatir denganmu," tuturnya merasa frustasi.

"Kalau kamu nggak pulang, aku mau pergi dari rumah, aku lebih khawatir kalau kamu masih di sini," ancamnya jengah.

"Oke, aku pulang sekarang. Kamu masuk Bil, makan malam dulu sebelum tidur," titahnya khawatir.

Bila turun dari mobil, menyambar bungkusan berbalut keresek dari tangan Bisma lalu melesat cepat memasuki rumah. Pria itu mendes@h pelan menyikapi sifat Bila. Walaupun khawatir, ia tetap menurut, demi menjaga perasaan dan rasa nyaman perempuan itu.

"Tumben pulang ke sini? Setelah dua hari nggak ngebolehin gue jenguk Bila, lo berlagak tak ada kabar. Ngomong-ngomong sebenarnya Bila sakit apa? Kenapa sering sekali masuk rumah sakit, belum genap tiga minggu gue tinggal di sini, calon cewek gue terhitung udah dua kali masuk rumah sakit." Pria itu mengekor Bisma yang berjalan pada undakan tangga.

"Lo kenapa jadi kepo sama calon istri orang sih, kalau masih mau nempatin rumah ini ya diem, nurut aturan di sini, Bila itu calon istri gue, jadi ... lo jangan ngadi-ngadi apalagi berniat menjadi pacarnya."

"Kita sportif saja bro, karena pada dasarnya yang lebih mapan pun kalah sama yang bisa memberi rasa nyaman. Lihat saja nanti, siapa yang bakalan lebih deket dengannya, apalagi setelah tahu lo sebenarnya penghuni rumah ini hanya untuk mengintainya, gue yakin cewek itu semakin nggak nyaman dan nggak betah sama lo." Bisma mendelik mendengar celotehan sepupunya itu. Dulu setahu Bisma tidak begitu ngeselin, tapi Bisma pikir tidak separah ini.

Bisma berjalan cepat menuju kamar utama, kamar yang bersebelahan dengan balkon Bila adalah sebenarnya kamar pria itu. Laki-laki yang belum genap dua puluh empat tahun itu sengaja membeli rumah itu hanya untuk bisa lebih dekat dengan Bila. Untuk menebus rasa bersalahnya apapun akan pria itu lakukan, terlebih saat ini ada anak yang tak berdosa tumbuh di rahim perempuan itu.

Usai membersihkan diri, Bisma berniat langsung istirahat. Namun, jangankan merem, untuk menjadi ngantuk pun nol besar, sebab otak pria itu dilingkupi khawatir yang dalam. Beberapa kali ia mengintip dari celah korden kamarnya. Berharap Bila akan muncul di sana untuk membunuh rasa gelisah. Hanya untuk memastikan bahwa wanita itu baik-baik saja.

Sementara Nabila merasa kesepian plus ketakutan. Perempuan itu akhirnya menelepon sahabat-sahabatnya. Terlibat obrolan di dalam kamar dengan sambungan telephon, sesekali cekikikan bersama. Mereka melakukan panggilan vidio grup. Ada Bila, Disya, Sinta, dan juga Hanum. Tak terasa cekikikan mereka membawa suasana hangat ruang itu sendiri. Bila yang dilingkupi kecemasan haqiqi bisa tersamarkan oleh kedatangan dua sahabatnya yang akhirnya menyambangi rumahnya. Tentu saja Sinta dan Hanum, Disya juga sebenarnya ingin ikut, namun tentu saja pawangnya Ausky tidak mengizinkan istrinya menginap.

Diam-diam Bisma bernapas lega, mengetahui dua sahabat mereka yang juga sahabat dirinya hadir hanya untuk menemani Bila. Ia bisa mengistirahatkan tubuhnya dengan tenang. Sehari telah Bila lewati dengan penuh drama. Bersyukur semalam Ia ditemani dua sahabatnya. Untuk malam nanti entahlah seperti apa. Bila berharap semua akan baik-baik saja.

Siang harinya perempuan yang tengah sibuk di depan laptop itu dibuat terbengong dengan kepulangan bundanya. Perempuan yang masih terlihat pucat itu menyambangi kamar putrinya, ia berjalan di atas kursi roda, ditemani Ayah. Bila yang tengah sibuk menggores aksara menjadi kalimat indah di layar monitor menjeda aktivitasnya.

"Bunda, Bunda sudah boleh pulang?" Bunda mengangguk, spontan Bila berhambur ke dalam pelukannya.

"Kamu sendirian, maafkan Bunda sayang, Bunda senang kamu terlihat segar hari ini. Apa kabar cucu Bunda di dalam?" Bu Rima mengelus perut Bila yang masih rata, mendadak Bila merasa aneh, ia tidak begitu suka dengan kehamilannya. Namun, ia harus menjaganya dengan baik.

"Bun, Mbak Lastri pulang kampung, aku sedih Bun, sendirian," curhatnya merasa nelangsa.

"Mulai hari ini, kamu nggak akan kesepian lagi, akan ada seseorang yang menemanimu," jawabnya tenang.

"Bunda masih terlihat pucet, kenapa tidak dirawat saja sampai Bunda benar-benar sehat, Bila berani kok sendirian di rumah, ya walaupun takut sedikit sih. Hehehe." Bila nyengir.

"Jangan takut lagi, sebentar lagi akan ada orang yang akan menemanimu."

"Orang? Maksud Bunda pembantu baru kah?" Bila bingung dengan perkataan Bunda Rima yang terdengar ambigu. Dibelainya rambut putrinya yang hitam legam. Garis wajahnya yang ayu, temurun dari bundanya. Ia tersenyum hangat, memancarkan aura keibuan dan kasih sayang yang nyata.

"Sayang, Bunda pulang sebentar, tolong dengarkan nak, Bunda akan menjalani pengobatan di Singapura, dan Bunda tidak tahu itu sampai berapa lama. Sebelum Bunda berangkat nanti sore, Bunda sudah harus menitipkan kamu dengan seseorang. Hari ini apakah kamu bersedia menentramkan hati Bunda sayang, dengan menikah dengan Bisma?"

.

.

TBC

Hallo all ... selamat membaca, dan pastikan hati dan pikiran kalian aman ya ...

Yang baper boleh, yang masih penasaran jangan sampai kelamaan. Tetap stay tune ya gaess ... ngikutin sampai end. Noktah Merah itu ...

Ada cinta yang terpendam

Ada rindu yang digenggam, dan

Ada misteri yang bikin penasaran.

Terima kasih yang selalu memberikan dukungan

Like

Komen

Vote

Love you all 😍😍😍

.

❤💞 ❤ ❤😘❤😘❤😘❤😘❤😘

Terpopuler

Comments

Ayas Waty

Ayas Waty

ada reader yg kejang2 karena penasaran

2023-04-30

0

gia nasgia

gia nasgia

semoga mama nya Bila sehat

2023-03-04

0

𝓐𝔂𝔂🖤

𝓐𝔂𝔂🖤

nikah aja sih....lagian drpada anak nya lahir tanpa ayah...ayah kandung siap tanggung jwab..meski gk mudah buat bila nerima bisma.secara bisma udh buat bila trauma dan trluka.gakda salah nya dikasih kesempatan bisma..

2022-10-06

3

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!