Bila yang tadinya enggan datang, memutuskan untuk menyusul kedua orang tuanya. Walaupun sejatinya marah, namun Bila juga butuh ketegasan dari Gema dan ingin mendengar langsung penuturan dari mulutnya. Sakit, saat tetiba dengan lancar pria itu berucap kata yang sama, dengan tekad mengakhiri hubungan mereka.
Rasa sakit dan benci itu bertambah nyata, tetiba Bisma dengan entengnya dengan suka rela menjadi gantinya. Dia pikir perasaan ini apa? Bisa dengan mudah berbelok setelah apa yang telah diperbuat padanya. Hanya kebencian yang tersisa untuk pria yang pernah menjadi sahabatnya itu.
"Aku akan bertanggung jawab Bila, aku tahu kita tidak ada perasaan apapun, tapi kamu bisa belajar setelah kita menikah," jawab Bisma cukup tenang.
Cih! Bertanggung jawab katanya, dia pikir dengan kelakuannya yang kurang ajar, aku mau. Dasar brengsek!!
Bila mengumpat kesal, menyorot tajam ke arah netra pria yang menatapnya lembut penuh permohonan.
Sementara Gema sendiri memilih pergi dari ruangan itu, tak tahan melihat Bila yang terus menangis sama seperti dirinya yang hancur dan kecewa, tetapi memilih bersama begitu menyakitkan untuk diterima. Terlalu sakit, dan terlanjur kecewa dengan situasi yang ada.
Bila tidak peduli dengan musyawarah yang sedang berlangsung, perempuan itu malah mengejar Gema keluar, rasanya ingin menerjang tubuhnya dan membawa kepelukannya.
"Mas, apa tidak ada ruang maaf di hatimu untukku, kamu perlakukan aku begini, itu sangat menyakitkan bagiku Mas, setelah semua yang kita lewati, kamu hanya mengukur dari segi selaput dara yang terenggut, kamu kejam dan tidak berperasaan," ucap Bila sendu, menumpahkan risalah hatinya yang menggebu.
"Maafkan aku Bila, ini yang terbaik untuk kita, kalau diteruskan dan pada akhirnya aku tidak bisa melupakan apa yang menimpamu, bahkan merasa enggan menyentuh tubuhmu, bukankah itu malah akan menyakiti kita berdua. Ini terlalu sulit aku terima, di tubuhmu ada jejak adikku dan itu rasanya sakit."
"Tapi bukan aku yang menginginkan itu, aku ini hanya korban, kenapa kamu bersikap seolah-olah pernikahan kita hanya sebuah permainan. Aku korbannya, Mas!" Emosi Bila meledak, diiringi derai tangis yang begitu pilu. Ditatapnya pria tampan yang hampir seratus delapan puluh hari ini menemaninya, berusaha menemukan cinta di sudut matanya, namun, sepertinya memang telah memudar. Secepat itu, atau memang selama ini hanya bualan semua, sakit rasanya bagai pengemis status atas dirinya.
"Justru karena pernikahan ini bukan sebuah lelucon, aku lebih baik mengakhirinya, kalian itu 'kan pernah dekat semasa kuliah, tak pernah ada yang tahu hati seseorang, cuma aku sangat kecewa, kenapa ini harus terjadi pas di malam pernikahan kita, atau bahkan mungkin kalian sengaja, membuat aku bagai orang bodoh yang sengaja dicurangi."
"Kamu menuduhku?!"
"Bisa iya, atau bahkan tidak! Kalian pernah saling dekat, bukan hal yang sulit 'kan untuk kalian melakukan itu."
"Perkataanmu beropini menuduhku, seolah-olah aku melakukan dengan sengaja, kamu benar-benar bukan Gema yang aku kenal."
Kecewa, sakit, dan nestapa sendirian.
"Jalani hidupmu dengan tenang, kurasa cerita kita hanya sampai di sini," balas Gema sebelum melangkah menjauh, meninggalkan Bila dalam naungan pilu.
Takdir cinta kadang tak berperasaan, logika memang tak bertemu akal, ia akan memilih mana yang terbaik menurut versinya, entah itu menyakitkan atau bahkan ada kebaikan di dalamnya. Selalu ada khikmah di setiap ujian, entah itu apa, tapi yang Bila rasa saat ini, ia merasa begitu hancur.
"Bila!" panggil Bisma lirih, pria itu mendekat. "Maafkan aku, Bil. Aku akan menebus dosaku," ucap pria itu sungguh-sungguh.
Bila malah terkekeh hambar mendengar ucapan Bisma, perempuan itu menatap nyalang dengan muka muak.
"Puas kamu! Atas dasar apa kamu meniduriku Bisma! Kamu menghancurkan semua mimpi indahku, jahat kamu! Sampai mati pun aku mengutuk perbuatanmu, aku benci, aku benci!" Bila meraung, seandainya membunuh seseorang tidak berdosa, ingin sekali Bila melakukannya pada pria itu. Bunda dan Ayah langsung menghampiri, mengamankan putrinya yang mengamuk.
"Maaf," ucapnya lirih, terdengar penyesalan yang begitu nyata, tapi tentu saja Bila tidak terima, maaf dari Bisma tidak akan merubah apapun.
Seminggu setelah kejadian naas itu, Bila hanya mengurung dirinya di kamar. Mungkin pandangan orang, Bila tengah menikmati bulan madu yang indah, nyatanya ia dihinggapi nestapa kehancuran. Trauma mendalam masih begitu dirasakan. Bunda menatap prihatin putrinya yang nampak murung.
Ayah menyarankan Bila untuk mempunyai kesibukan, mungkin dengan beraktivitas di luar, kesedihan itu akan berkurang.
"Bila butuh waktu sendiri Ayah, nanti setelah semua terasa membaik, aku yang akan menghampiri Ayah," ucap Bila disuatu pagi, saat mereka tengah sarapan bersama.
Tidak baik memang meratapi nasib, hidup masih terus berjalan, biarlah cerita indah yang pernah terlewat bersama Gema menjadi kenangan. Walaupun masih tak rela melepaskan, tapi ia harus bisa bangkit dari keterpurukan yang menimpanya.
Satu bulan Bila lewati dengan perasaan hancur. Hari-harinya ia lalui terasa lama. Namun, Bila cukup bersyukur ditemani keluarga yang begitu hangat memberi support. Bunda yang terus memberi dukungan semangat, serta Ayah yang selalu perhatian.
Sudah semenjak dua hari yang lalu, Bila merasa begah, perut mual dan sedikit kliyengan. Ia juga hilang nafsu makan. Mendadak gadis itu menjadi gamang, mulai mengecek tanggal untuk masa periodenya. Stok pembalut yang tersimpan juga tidak berkurang, jelas ia mulai mencurigai tubuhnya.
Siang itu, Bila pamit pada orang tuanya pergi dengan alasan bertemu dengan teman-temannya. Bunda tentu senang Bila mulai beraktivitas kembali, berharap bisa bangkit dan ceria lagi.
Bila pergi dengan mobil sendiri, perempuan itu menepi di halaman mini market. Niatnya sih membeli testpeck tapi tak sengaja bertemu dengan Disya dan kedua anak kembar mereka.
"Hai beb, sendirian?" tanya Disya menghampiri.
"Eh, hai … iya, lo lagi ngapain di sini?" jawab Bila sedikit gugup.
"Nih!" Disya menunjuk kedua anaknya dengan dagunya, "bocil minta es krim."
"Hallo sayang, makin embul aja nih pipi, mau dong es krimnya." Mendadak perempuan itu menyukai harum coklat yang biasanya tidak begitu ia sukai. Bila pun memutuskan untuk singgah dan duduk bersama sahabatnya di bangku depan.
"Lo nggak pa-pa? Lagi nggak enak badan kah, kelihatan pucet banget."
"Owh, nggak pa-pa kok, gue sehat, sedikit lelah karena kurang istirahat."
"Percaya sih, pengantin baru," ledek Disya yang entah kenapa terdengar pilu. Bila hanya menimpali dengan senyuman tipis.
Bila pikir, kisah Disya adalah yang paling erotis dalam hidupnya, menikah terpaksa dengan orang yang tidak ia cintai, walaupun berujung saling cinta. Tapi ternyata kisah hidupnya lebih miris, tanpa Bila sadari, mata perempuan itu mulai berkaca-kaca.
"Sayang, mainnya jangan jauh-jauh!" seru Disya mengamati putra dan putrinya. Sembari menikmati es krim, mereka memilih ngobrol sejenak untuk menumpahkan rindu. Kesibukan keluarga dan pribadi masing-masing, membuat tidak banyak waktu lagi mereka bersama.
"Sya, apa rasanya hidup dengan orang yang tidak kita cintai?" tanya Bila tiba-tiba. Disya menyorot bingung.
"Kok tanyanya gitu, yang pasti ... kesal lah, marah, kecewa, seraya ingin mati saja, emang siapa yang ngalamin hal kaya gitu?" Bila gugup sendiri mendapatkan lontaran balik.
"Nggak ada sih, tanya aja. Kamu hebat ya, bisa melewati itu semua dengan tegar."
"Berproses Bil, kamu tahu sendiri 'kan, kisah hidupku kaya apa, tapi alhamdulillah sejauh ini, Mas Sky selalu sabar dan setia."
"Kamu kok nanyanya gitu, bukankah kalian saling mencintai?" Sungguh Bila ingin sekali berkata jujur dengan apa yang menimpa dirinya, tapi terlalu aib untuk dibuka, memilih diam bukan berarti memaafkan, iya hanya ingin mencoba melupakan dan berdamai dengan keadaan.
"Anakmu main terlalu jauh Sya." suara yang mampir di telinga mereka, membuat kedua wanita seumuran itu mendongak bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Di sini Bila korban, Bukannya dia sengaja berselingkuh dan berkhianat..Atau jangan2 Gema udah ada yg lain,nikahin Bila cuman utk nepatin janji nya doang kali,,Semoga Gema hidup penuh dgn penyesalan setelah ini ya thor..
2024-01-31
0
putra adeeva
Bru nyambung gw ini si bila tmnnya disya dn bisma itu ketua BEM yg demen sma disya kan
2023-05-22
1
Ayas Waty
Bisma kah itu
2023-04-30
0