Part 20

Bila mengemudi dengan kecepatan sedang. Berharap pria yang masih terlelap di rumah, tidak notice dengan kepergiannya. Hati kecilnya berteriak lantang melarang, namun dengan tekad yang kuat ia harus mampu melewatinya tanpa bayang-bayang yang menyakitkan. Perempuan itu butuh ketenangan, mengobati hatinya yang luka, bukan hanya perasaan yang tak berbentuk, namun jiwa dan psikologisnya juga harus dibentuk. Untuk membangun percaya diri lagi, bangkit di tengah derita yang menyambangi hidupnya.

Setelah perjalanan kurang lebih dua jam, Bila menepikan mobilnya di halaman masjid Pondok Tahfiz. Di tempat ini tujuan terakhir Bila setelah bergelut dengan hatinya. Menimbang resah tak berkesudahan. Berharap dengan menepi dari hingar-bingar kota Jakarta, gadis itu bisa khusuk mendamaikan hatinya.

Ada Bunda yang harus dijaga, ada Ayah yang selalu support dan setia, dan Ada Bisma yang cukup bertanggung jawab. Namun, rasa marah pada takdir membuat ia menutup mata, berharap ketenangan batin ia dapatkan di tempat ini, meninggalkan orang-orang yang mungkin peduli. Tapi, entah itu dengan perasaanya. Karena saat ini, yang bila rasakan hanya kecewa dan luka. Anggap saja gadis itu tengah berputus asa.

Sembari menunggu adzan subuh berkumandang, Bila masih setia di dalam mobilnya. Masih terlalu pagi, perempuan itu melelapkan matanya yang teramat berat. Sebuah ketukan jendela kaca mobil membangunkan lelapnya yang baru saja sejam.

"Permisi, Neng. Mohon jangan parkir di bahu jalan, masuk saja ke halaman pesantren untuk menepikan mobilnya," tegur seorang Bapak bertampang sahaja. Bila mengangguk, dengan patuh memarkirkan mobilnya di tempat yang diberi petunjuk.

"Pak, Maaf, apakah ini sudah waktu subuh?" tanyanya memastikan.

"Sudah lewat, Neng. Silahkan kalau mau sholat, jamaah baru saja turun."

"Terima kasih," jawab Bila mengangguk sopan.

Perempuan itu menuju halaman masjid dan masuk bagian kiri shaf wanita setelah lebih dulu mengambil wudhu. Dua rakaat ia tunaikan. Cukup lama perempuan itu bersimpuh memanjatkan doa, banyak hal yang ingin ia tumpahkan. Setelah tenang, dan semuanya bisa dinalar dengan baik, Bila mulai berpikir untuk langkah selanjutnya.

Walaupun pergi tentu saja tak ingin membuat orang cemas mencarinya. Bahkan mungkin saat ini Bisma sedang khawatir karena kepergiannya yang diam-diam. Hal pertama yang Bila lakukan adalah, menyalakan ponselnya yang sengaja ia matikan semalam. Dengan rasa campur aduk, perempuan itu mengabarkan seseorang di sebrang sana.

"Assalamu'alaikum ...." sapa perempuan itu tenang.

"Waalaikumsalam, Bila, kamu di mana? Katakan sesuatu dan segera aku akan menjemputmu."

Binar harapan kembali menyala setelah semalam Bisma kelimpungan mencarinya tak ada kabar, pagi ini Bila menghubunginya. Rasa cemas dan pikiran yang tak tentu arah lenyap sudah, sedikit lega setidaknya istrinya itu baik-baik saja.

"Jangan mencemaskan aku, jangan mengkhawatirkan aku, Bisma. Aku baik-baik saja. Tolong jangan pernah mencariku, atau berniat menjemputku. Aku berjanji akan selalu memberi kabar tentang anak kita. Kamu hanya butuh bertanggung jawab dengan anak ini, dan aku harap jika saatnya lahir nanti, kamu bisa ikhlas melepas tanggung jawabmu padaku. Maaf, tidak bisa menjadi seperti apa yang kamu inginkan, maaf, tidak bisa membalas cinta yang mungkin kamu beri begitu tulus. Maaf, untuk semua kata yang terlontar selalu membuat kupingmu panas. Aku yang akan pergi, jika kamu tak bisa berpindah dari hati.

"Jangan khawatir tentang Ayah atau Bunda, aku sendiri yang akan mengabarinya. Terima kasih sudah menjaga dan mencintai. Tolong, jangan mengharap apapun dariku. Hiduplah dengan tenang, raihlah cinta yang bisa membalasmu. Jangan khawatir, aku akan memberi kabar sebulan sekali mengenai perkembangan anak ini. Suatu hari nanti, aku juga tidak akan melarangmu untuk bertemu. Aku pamit, tolong jangan hubungi aku, jangan cari aku, dan jangan pernah berharap apapun dari kisah ini."

Serentetan kata yang terlontar dari mulut Bila, terasa mer*mas-rem*s hatinya. Sakit ... mencintai sendirian. Semakin mencintai dan menggenggam begitu erat, ia semakin ingin lari dan menghilang. Bibirnya kelu untuk membalas ucapan itu, belum sempat membalas balasan kata, sambungan telephone itu telah terputus secara sepihak. Bilanya telah pergi, meninggalkan cinta yang baru saja bersemi.

Bisma menangis dalam diam, muka yang berantakan karena semalam tidak tidur, ditambah kabar berita yang memporak-porandakan jiwa dan relung hatinya. Lengkap sudah nestapa hidupnya. Berkali-kali ia memaki sendiri, menyesali semua yang telah terjadi. Terpaksa memakas rindu dengan si buah hati yang mungkin tidak bisa tersentuh. Bila telah memilih jalannya sendiri. Sujud-sujud panjang yang ia tunaikan belum mampu meluluhkan hatinya untuk pulang. Mereka terpaksa harus tinggal terpisah karena begitulah jalan yang ditempuh saat ini.

Hari-berhari telah Bila lewati, bulan berganti dengan tahun. Perempuan itu selalu memberi kabar Ayah dan bundanya. Tak lupa mengirim foto untuk mereka. Rindu itu jelas ada, namun untuk kembali, Bila masih memikirkan lagi. Setiap sebulan seperti janjinya, Bila selalu mengirimkan foto anaknya pada Bisma. Pria itu berhak tahu. Walaupun tak sekali pun Bila mau mengangkat telephonenya, tapi Bila selalu memberi kabar tentang perkembangan putra mereka.

Bisma yang tidak tahu menahu keberadaan putranya dan istrinya tinggal. Ya, Bila masih tetap istrinya, karena Bisma tidak pernah berniat menceraikannya, walaupun mereka terpisah jarak dan waktu. Cinta itu tetap kukuh, tersimpan rapi di sana. Pria itu juga tidak lalai dengan tanggung jawab lahirnya, masih selalu mentransfer uang untuk Bila dan anaknya. Walaupun tidak pernah berkomunikasi secara nyata, sebab Bila tidak pernah menghubungi selain mengirim foto perkembangan buah hati mereka. Perempuan itu benar-benar memutus akses komunikasi dalam bentuk apapun.

Tiga tahun berlalu tidak mudah bagi keduanya melewati waktu. Terkadang rindu itu tak bisa dibendung, hanya lewat lantunan doa pria itu menyapa, mencurahkan risalah hatinya yang mendalam. Begitupun dengan Bila, walaupun tak lagi dendam dan merasa kecewa, namun jelas masih tersisa sakit jika harus mengenang. Apalagi melihat putranya yang semakin pintar menanyakan banyak hal. Bersyukur, hidup di pesantren banyak orang baik yang selalu menaunginya.

"Mbak Bila," seru Salma berlari tergopoh-gopoh. Bila yang tengah menemani Ustadzah Rumi menyiangi sayur di dapur, segera mencuci tangannya begitu mendengar putranya pingsan di selasar masjid. Perempuan itu berlari mengikuti Salma dengan gusar.

"Bila, Razik sudah di mobil, ayo cepat naik, kita harus segera membawanya ke rumah sakit," seru Ustadz Zaki. Bila langsung mengiyakan, perempuan itu meneliti putranya dengan wajah panik.

"Ustadz, bisa lebih cepat sedikit, Razik pucat sekali," ucapnya di sela tangis yang mulai pecah.

"Iya." Zaki menambah kecepatannya mobilnya.

Bergegas petugas medis membawa bocah yang belum genap berumur tiga tahun itu untuk diperiksa. Bila dan Ustadz Zaki menunggu dengan cemas.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Next

2024-05-23

0

Vera Wilda

Vera Wilda

sebel dengan sikap Bila, egois keras kepala, enek dg sikap Bila,
tinggalin aja Bila nya Bisma untuk apa mempertahankan perempuan yg gak punya hati .... 😡😡🤔🤔🤔

2024-04-01

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Menurut ku Bila terlalu Egois dan keras kepala,Seakan dia menantang takdir yg tlah tuhan tentukan,Lama aku enek dgn aikapnya..🙄🙄

2024-01-31

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!