Bisma berdehem cukup keras untuk mengalihkan atensi dua manusia yang terlibat obrolan tanpa memperdulikan orang sekitar. Sontak Bila dan juga Pandu menoleh bersama.
"Permisi, bisa tolong tinggalkan kami sebentar. Bila, sepertinya hari ini kamu butuh perawatan di rumah sakit, aku sudah mengurus semuanya untuk layanan kamar." Suster segera memindah pasien ke ruang bangsal.
Sementara Bisma terlihat menunggu, pria itu sedikit kesal dengan laki-laki yang tidak tahu diri itu. Begitu Bila tak terlihat, Bisma langsung menariknya ke suatu tempat.
"Gue rasa cukup sampai di sini lo jadi benalu, pulang sana, kembali ke asalmu! Lo sudah tidak dibutuhkan lagi di sini!" geram Bisma ketus. Pandu terkekeh pelan.
"Gue udah terlanjur masuk dan menikmati permainan ini, jadi ... gue nggak akan mundur!" jawab Pandu dengan berani.
"Gue pikir lo bisa gue andelin, ternyata lo malah menyempatkan kesempatan dalam kesempitan. Dari awal gue udah empet lihat muka lo yang sok caper ke keluarga Bila, uangnya nanti gue transfer, asal lo mau pulang sore ini juga."
"Sayangnya gue nggak mau, sudah terlanjur nyaman, ah ... sepupu, kenapa lo tidak memberitahu kalau cewek yang lo suka secantik itu, dari awal juga pasti gue nggak mungkin nolak. Jangankan buat mantau, buat jadi suaminya juga mau, dia baru saja cerai dari saudara tiri lo itu 'kan? Ah, kita harus bersaing secara sehat!"
"Lo! Berani bikin huru hara di sini, gue nggak punya banyak waktu buat ladenin lo, gue minta tolong banget, jangan deketin Bila, tugas lo cuma jadi tetangga yang baik, siapa tahu dia butuh bantuan saat gue sedang tidak ada. Bukan malah mendaftar jadi cowoknya, apalagi berharap jadi suaminya, itu namanya lo nglunjak!"
"Sorry Bro, tapi gue terlanjur klik, gimana dong?" ucapnya lantang, syarat akan nada menjengkelkan.
"Nyesel gue minta bantuan ke elo, gue nggak bakalan tinggal diam, malam ini juga lo angkat kaki dari rumah itu!"
"Kejem amat, gue bilangin ke Mami, biar lo kena damprat nelantarin gue di Ibu kota."
"Bodo amat, salah sendiri tidak tahu diri."
"Jangan mentang-mentang lo punya segalanya Bisma, seenak jidat lo main ngusir segala. Nggak mau, di sana gue udah nyaman, bisa lihat Bila setiap hari."
Bisma benar-benar kecolongan, ternyata keputusan meminta saudara jauh dari Mama malah menambah masalah. Bukannya memberikan solusi, Pandu secara terang-terangan mrnaruh hati pada Bila. Pria itu bertambah galau saja, satu masalah belum selesai, si Pandu berulah.
"Lo sebaiknya pulang, sebelum gue benar-benar murka dan habis kesabaran, malam ini jangan perlihatkan batang hidung lo di depan Bila, atau beneran gue depak dari perusahaan."
Pandu akhirnya mengalah, dengan berat hati meninggalkan rumah sakit. Tapi tentu saja tidak pulang ke kota asal, ia masih betah dan sudah terlanjur nyaman di sana. Awalnya Pandu juga ingin bersikap biasa saja, tapi ternyata Nabila sungguh di luar ekspektasinya, dia perempuan yang cukup menarik untuk dikulik. Soal kecantikannya jangan diragukan lagi, pantas saja Bisma kecantol dengan parasnya yang ayu.
Sementara Pandu tengah asyik memikirkan rencana selanjutnya, sama halnya dengan Bisma yang masih berjuang di titik nadir. Sejak ia tahu di rahim Bila ada anaknya, Bisma seperti mempunyai kekuatan untuk tetap optimis meyakinkan hatinya. Ia tidak akan membiarkan seorang pria pun, menjadi ayahnya terkecuali dirinya.
Bisma memasuki ruang rawat Bila, malam ini tentu saja ia akan menjaga perempuan itu dengan senang hati, walaupun mungkin Bila masih sedikit takut dan menolaknya, Bisma harus mencoba dan meyakinkan Bila, kalau dia tidak semengerikan yang dibayangkan.
Bisma masuk dengan membuka pintu pelan, cukup hati-hati. Dalam hati ia berdoa, semoga Bila tidak takut lagi kalau hanya berdua, dan bisa selangkah lebih dekat. Saat mendekati ranjang, gadis yang tengah mengandung benih cintanya itu terlelap damai. Wajahnya tak sepucat tadi, mungkin karena efek obat dan vitamin yang masuk, membuat wanita itu perlahan terlihat pulih. Ini adalah kali kedua Bila harus dirawat, sepertinya perempuan itu memang stress berat.
Bisma bergeming, puas menatap wajah ayunya, ia memutuskan untuk duduk di kursi yang tersedia di samping ranjang. Tangannya yang terasa dingin terulur meraih kehangatan di jari jemari Bila, entah empunya akan marah atau tidak, Bisma ingin menggenggamnya.
Cukup lama pria itu termenung sendirian, tidak ada kata bosan, menatap Bila adalah hal yang indah untuk dirinya. Bisa berdua dalam satu ruangan adalah keinginan yang nyata, perlahan kepala pria itu ia senderkan di atas brankar dengan tangan Bisma masih setia menggenggam. Laki-laki itu tertidur dengan nyaman.
Bila yang baru terjaga setelah hampir satu jam bermain di bawah alam sadar, menemukan seseorang yang tengah telungkup di sampingnya. Perlahan Bila mengendurkan tautan jemari tangannya yang seakan memenjara. Dengan sedikit memaksa menyebabkan pria itu terusik.
"Kamu sudah bangun?" Bila reflek menyentak tangannya untuk melepaskan genggaman mereka ketika menyadari pria itu ternyata Bisma.
"Ngapain di sini sih!" ketus Bila terlihat kesal dan kecewa melihat Bisma yang menunggui dirinya. Seketika wajah Bila memucat menyadari hanya ada mereka berdua di ruangan itu. Bisma yang menyadari hal itu cukup dibuat terkesiap, dan pilu. Terasa ada goresan sakit di hati terdalamnya melihat Bila separno itu.
"Bila, jangan takut, aku tidak akan menyakitimu, tolong jangan usir aku dari sini, biar aku menjagamu, dan merawatmu, aku sudah meminta izin Om dan Tante Rima untuk menemanimu malam ini," jelas Bisma.
Bila bergeming, ia terlalu kecewa dengan sikap Ayah dan Bunda yang kenapa dengan mudah bisa langsung memaafkan dan mempercayai Bisma. Padahal sudah jelas pria itu yang membuat kehancuran untuk putrinya.
"Tolong tinggalkan aku, Bisma! Aku tidak ingin melihatmu."
"Bila, izinkan aku bertanggung jawab atas apa yang telah ku perbuat, aku ingin ikut andil merawat anak kita. Tolong jangan hukum aku, dan jangan pisahkan aku dengan anakku."
Bila sedikit syok mendengar penuturan Bisma, ia menyayangkan kejadian tadi yang sialnya harus Bisma yang menolongnya. Sudah pasti jelas informasi itu Bisma dapatkan dari dokter yang menangani.
"Kamu menginginkan anak ini? Baiklah akan kuberikan padamu setelah anak ini lahir, tapi tolong jangan ganggu hidupku lagi."
"Aku menginginkan kalian berdua, tolong beri aku kesempatan untuk mempertanggungjawabkan dengan apa yang telah aku buat."
"Aku membencimu Bisma, apa sebenarnya yang kamu inginkan, kenapa kamu berbuat itu padaku?" tanyanya sendu. Setiap mengingat itu hati Bila sakit dan hancur. Pernikahan impiannya hancur, orang yang dicintainya pergi dan kehancuran itu disebabkan oleh pria yang bahkan dikenal amat baik terhadap dirinya.
"Apa yang kamu inginkan, Bisma? Beri aku alasan untuk mencerna semua kejadian ini?!" Bila mulai meraung histeris, emosi cukup menguasai dirinya berhadapan dengan pria itu.
"Tolong tenang Bila, aku mencintaimu, aku mencintaimu."
"Tidak, bukan cinta, aku tidak percaya itu, cinta tidak akan menyakiti, tolong katakan sesuatu, aku benar-benar membencimu!"
.
. Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
gia nasgia
Semangat Bisma untuk mendapatkan maaf nya Bila
2024-05-22
0
guntur 1609
berusahalah bima
2023-12-20
0
Ayas Waty
tenanggg... tenanggg
2023-04-30
0