Part 4

"Anakmu main terlalu jauh Sya." suara yang mampir di telinga mereka, membuat kedua wanita seumuran itu mendongak bersama.

"Hai, Bisma ... di sini juga?" sapa Disya ramah, berbeda dengan Bila yang langsung membuang pandangan ke arah lain.

"Iya, kebetulan lewat, lihat Reagan dan Realy sedang asyik main bersama. Lucu ya mereka, cepet gede aja," jawab Bisma seadanya, tatapan matanya tak lepas dari gadis di depannya yang enggan menatap balik.

"Gue duluan Sya, masih ada urusan," pamit Bila tiba-tiba. Bangkit dari sana dan bersiap meninggalkan tempat yang tengah di dominasi pria yang saat ini paling ingin Bila hindari.

"Yah ... kok cepet-cepet sih, katanya mau makan siang bareng, udah terlanjur hubungi Hanum dan Sinta, mereka otw semangat empat lima. Udah kangen pengen curcol abis."

Bila terlihat galau, ia memang butuh sekedar ngumpul untuk mengurai penat yang melanda, namun kehadiran Bisma jelas cukup mengganggu, apalagi sejak kejadian itu Bisma terbukti rajin menghubungi ponselnya, walau tak satu pun pesan Bila balas.

Entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu, ia datang begitu tiba-tiba dalam hidup gadis itu dan menghancurkan segalanya. Sampai detik ini, Bila sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran pria yang kini betah berlama-lama menatap dirinya.

"Bisa kita ke sana sekarang, sepertinya cacing di perutku sudah berdemo," ajak Bila mengalihkan pembicaraan. Ia sengaja berkata demikian berharap dengan maksud mengusir pria itu secara halus. Bukan maksud kasihan atau menjaga perasaannya, namun lebih kepada tak mau sampai apa yang menimpa menjadi santapan banyak orang.

Sudah kadung mengiyakan, tak enak rasanya membuat janji malah mengingkarinya begitu saja. Bila hanya malas bertemu Bisma, apalagi pria itu terus menatapnya.

"Wah ... mau pada kumpul ya, kebetulan belum makan siang juga, boleh gabung ya?" pintanya antusias. Bila jelas kesal, seakan Bisma tidak memahami jeritan hatinya.

"Nggak boleh," jawab Bila cepat. Bisma tersenyum menimpali, sementara Disya menatap aneh sahabatnya yang tiba-tiba bersifat ketus itu.

"Kakak ipar jahat banget neng, masa' nggak boleh, ya boleh dong, kecuali ada yang marah kalau lo gabung sama cewek-cewek," seloroh Disya menimpali.

"Marah sih nggak, tapi mungkin ngamuk iya, sepertinya begitu deh respon calon istriku kelak kalau tahu aku sering gabung ma ibu-ibu. Hahaha." Bisma tertawa hambar. Bila jelas muak mendengar gurauan tak bermutu Bisma.

"Gas lah, mereka sudah nunggu di resto, tunggu apalagi Bil." Disya menarik tangan Bila begitu saja, dirinya bahkan belum sempat mengelak.

"Sayang, ayo ikut mommy!" seru Disya menghampiri dua anaknya. Reagen dan Realy untuk menggandeng ibunya.

"Mom, mau itut Ante." Realy yang imut lebih tertarik mengikuti mobil Bila, padahal sebelumnya gadis itu sudah berencana minggat dan mencari alasan lain untuk tiba-tiba membatalkan lunch bersama. Kalau sudah begini, gimana caranya minggat dari teman-temannya, masalahnya Bisma hendak ikut bergabung, bahkan motor pria itu mengikuti mobil Bila bak penjaga siap siaga.

"Sial, kenapa harus bertemu di sini sih, benar-benar menyebalkan." Bila menggerutu pelan selama perjalanan. Kalau saja di samping tempat duduknya tidak ada bocil, mungkin bahasa umpatan sudah ia luncurkan secara gamblang. Satu bulan mati-matian berusaha menghapus bayang-bayang kelam. Sekarang alam berseru mempertemukan mereka kembali.

"Realy anak pintar, kamu kenapa memilih bareng Tante sayang?" ucap Bila basa-basi, bocah manis yang belum genap tiga tahun itu nampak happy bermain dengan jarinya sendiri.

"Malas catu mobil tama Egen, usil, Ily kecel ama kakak." Rupanya anak sekecil itu sudah tahu rasa kesal, Bila tersenyum menimpali, anak Disya ini imut sekali, cantik dengan mata bulat, membuat perempuan itu gemas sendiri.

"Kamu pinter banget ya, 'kan kakak Reagen baik, tadi aja main bareng, hayo ...!"

"Macih kecel, es tim ku diminta sepalo," curhatnya yang membuat Bila ngakak sendiri. Senyum yang selama sebulan ini menghilang, terpecahkan hanya karena lontaran muka gemas bocil, Realy benar-benar berjasa hari ini.

"Karena kamu udah bikin mood tante hari ini baik, gimana kalau nanti tante ganti es krim Realy yang diminta kak Reagen, oke sayang."

"Acik ... ote ante." Realy berseru senang. Keasyikan mereka berakhir setelah sampai di depan resto. Resto langganan mereka dulu, sedikit nostalgiaan untuk mengubur rasa kangen di antara mereka berempat yang memang jarang ada waktu bertemu.

"Hallo beb, kangen ...!" Hanum dan Sinta langsung berhambur saling memeluk. Terlebih, hampir sebulan ini Bila memang tidak aktif di sosial media, namun kendati demikian, tiga sekawan maklum karena menganggap Bila tengah menikmati masa bulan madu tanpa gangguan."

"Wah ... pelanggaran, kok lo ngikut, saking sayangnya kak Gema pasti nyuruh jagain Bila ya?" tebak Sinta sok tahu. Bisma hanya menanggapi dengan senyuman, ambyar sudah mood hati Bila, semua orang salah paham.

"Bisma, apa kabar lo, nggak nyangka yang dulu sering kita gunjingin di kelas buat dicomblangin malah sekarang jadi saudara ipar, yang akur ya kalian," jelas Hanum nyerocos tanpa beban. Mendengar itu lengkungan di sudut bibir Bisma semakin merekah. Berbeda dengan Bila yang benar-benar muak dan enggan mendengar.

"Kalian sudah pada pesen?"

"Udah gue pesenin, rice bowl chicken teriyaki untuk Disya dan cumi goreng krispy spesial for Bila. Bener 'kan makanan kesukaan lo pada." Keduanya mengangguk kompak, ternyata sahabatnya itu ingatannya masih bisa diacungi jempol, dengan minuman kesukaannya sekali pun hafal di luar kepala.

"Lo pesen apa Bis, gue nggak ngeh selera lo." Bisma sibuk sendiri dengan kedua bocil yang duduk di sampingnya. Anak-anak Disya memang mudah akrab dengan siapa saja, apalagi bagi mereka yang sudah sering bertatap muka.

"Samain kaya Bila saja," jawab Bisma spontan. Entahlah dirinya mendadak ingin makan cumi juga, padahal sebelumnya tidak begitu suka. Mendengar itu tentu Bika kesal, namun ia memilih diam, ia benar-benar merindukan perkumpulan kecil yang tercipta seperti saat ini. Terasa begitu berharga dan mampu merefresh otak yang rasanya mumet sejak kemarin, sayangnya kehadiran Bisma di antara mereka cukup membuat mood Bila ambyar.

Tak berselsng lama mereka duduk, seorang pelayan datang mengantar pesanan ke meja, saat hendak mulai menyuap makanan kesukaan itu, mendadak perut Bila mual. Spontan gadis itu menutup mulutnya.

"Kenapa Bil, kamu nggak suka sama cuminya?" koor tiga sekawan kompak. Menyorot Bila heran.

"Enggak tahu, gue kamar mandi dulu ya, bentar," pamit Bila dan segera menuju belakang.

Gue kenapa sih, udah jelas lapar dan cumi itu kesukaan gue, kenapa ini perut mual terus. Ya Tuhan ... semoga dugaanku salah! Gue nggak sanggup menerima kenyataan kalau sampai terjadi.

Setelah dirasa cukup enak badan, Bila segera berkumur dan merapikan sedikit tatanan rambut yang berantakan, Bila keluar dengan perasaan gamang.

"Bil, kamu nggak pa-pa?"

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Ternyata bang Bisma tokcer juga😂🤭

2024-05-22

0

Vera Wilda

Vera Wilda

Bibit unggul 😁

2024-03-31

0

Marhaban ya Nur17

Marhaban ya Nur17

ajaib se bisma

2024-03-26

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!