Part 10

"Katakan saja, Bila? Apa yang ingin kamu tanyakan?" Pandu menatap Bila lekat.

"Mmm ... nggak usah seserius itu kali, Du, aku hanya ingin bertanya hal biasa saja, menurutmu apa yang seharusnya kamu lakukan, jika seseorang telah membuat kesalahan besar namun bertekad meminta maaf? Apa harus dimaafkan?"

"Ada seseorang yang menyakitimu?" Pandu bukannya lekas menjawab malah balik bertanya.

"Ah ... lupakan saja, aku ingin membeli bubur Manado yang mangkal di sebrang jalan. Kamu mau? Kalau weekend begini abangnya suka mangkal di sana, enak." Bila terpaksa mengalihkan pembicaraan, tidak etis rasanya mencurahkan risalah hatinya pada seseorang yang baru saja kenal, walaupun baik, Pandu lawan jenis, dan pasti pandangannya akan berbeda. Tidak mungkin juga Bila akan menceritakan hal pribadinya, itu konyol namanya, sampai kapanpun ia akan menutupnya rapat-rapat. Ia pernah menikah, jadi ... kalaupun hamil, orang pasti akan mengira hamil dengan mantan suaminya, bukan begitu lebih mudah, jadi ... Bisma ... sudah pasti Bila tidak mau terlibat urusan dalam bentuk apapun dengannya.

Sebaik apa dia sekarang, semenyesal apapun ia sekarang, Bila tetap mengutuk perbuatanya dan belum bisa memaafkan laki-laki yang telah sengaja menorehkan luka. Entah apa motif pria itu melakuan itu semua, Bila benar-benar membencinya.

Pandu mengikuti langkah Bila yang berjalan mendekati stand bubur, suasana cukup rame, banyak orang yang tengah mengantri, kebanyakan dari mereka sama, sehabis berolah raga pagi dan mampir di angkring bubur Manado untuk sarapan.

"Mbak Bila? Kok jalan santainya nggak ditemani suaminya?" sapa Bu Harjo, salah satu warga yang tinggal di sekitar kompleksnya.

Bila mengangguk ramah, "Iya, Buk, suami saya sedang sibuk, jadi ... ditemani saudaranya," jawab Bila berkilah, Pandu nampak bingung dengan obrolan tetangganya itu.

"Owh ... jadi saudaranya ya, padahal pengantin baru biasanya pingin ditemani terus, awas lho mbak, jangan terlalu dekat, nanti suami mbak cemburu?" tegur Bu Harjo, Bila hanya menanggapi dengan senyum tipis, perempuan itu jelas nampak tidak nyaman, apalagi memang benar pernikahan mereka belum lama.

"Nggak mungkin cemburu lah, Bu? Kepo amat." Kalimat itu tentu saja hanya terlontar di hatinya Bila.

Kasus seperti ini yang Bila takutkan, kalau sampai aib itu dilaporkan. Pelaku mungkin bisa dihukum, tapi Bila malah mungkin bisa gila karena cibiran dan tekanan orang sekitar, belum lagi semua kerabat tahu, sungguh Bila benar-benar sempat stres memikirkan hal itu.

"Du, sorry ya bikin suasana nggak enak, mereka bebas bertanya tentang apa yang mereka lihat?" Sebenarnya kalau sudah begini, Bila malas dan pingin cari tempat lain, tetapi entah mengapa pagi ini ia mendadak menginginkan soto itu tak terbantahkan, sepertinya bayi dalam perutnya berulah.

"Kita cari tempat lain saja kalau tidak nyaman," ajak Pandu, berdiri dan langsung menarik tangan Bila menjauh.

"Umm ... tapi ... " Bila merasa tak rela, itu hanya soto, kenapa tiba-tiba rasa ingin itu tidak bisa dicegah.

"Bila, jadi ... kamu sudah menikah? Mana suamimu? Kenapa aku tidak pernah melihatnya?" tanya Pandu kepo maksimal.

"Ya, aku sudah pernah menikah," jawab Bila seperti biasa, cukup singkat dan membuat orang lumayan penasaran.

"Bukankah kata ibu tadi kamu baru saja menikah, kok pernah? Apa itu artinya ... kamu sudah berpisah?" tanyanya hati-hati.

Bila tersenyum getir, tak ingin mengulik kisah kelamnya yang terjadi satu bulan yang lalu itu. Tidak hanya membuat trauma mendalam, namun cukup menyisakan memori buruk tak berkesudahan, entah apa yang harus perempuan itu perbuat, agar bisa menghilangkan rasa hancur yang masih begitu terasa menyambangi hatinya. Setiap mengingat, Bila terus merasa menjadi wanita paling naas sedunia, itu mengapa dirinya bahkan tidak ingin bertemu, atau berurusan dengan Bisma, apalagi sampai menikah dengannya seperti yang orangtuanya sarankan, Bila sungguh merasa berat.

"Ya, aku sudah berpisah," jawab Bila cukup jelas. Entah mengapa Pandu merasa lega mendengar hal itu, entah apa yang ada di dalam pikiran pria itu.

"Boleh aku tahu kenapa? Mmm ... sorry, aku hanya ingin tahu saja, maaf sebelumnya kalau aku lancang."

"Maaf Pandu, biarlah itu menjadi cerita rahasiaku, sungguh aku belum siap berbagi cerita dengan siapapun. Aku harap, kamu memakluminya," jelas Bila merasa tak enak.

"Owh ... begitu ya, nggak pa-pa sih, jangan mellow dong, bagaimana kalau aku traktir di tempat lain, sarapan di kedai lainya juga enak." Terlihat nada kecewa dari gambar wajahnya, namun pria itu cukup lihai menguasai diri agar tidak begitu kentara. Pandu memang baru saja mengenal, tapi merasa klik saja setiap berbincang dengan tetangga barunya itu.

"Sebainya pulang saja, matahari juga sudah meninggi, panas," keluh Bila seraya bergerak melangkah.

"Besok, atau kapan-kapan mau ya aku ajak jalan-jalan, sekalian temani aku untuk keliling kota Jakarta, di sini 'kan aku baru, jadi ... aku bakal sering ngrepotin kamu deh kayaknya."

"Tak masalah sih, asal pas aku ada waktu senggang saja, ngomong-ngomong kamu kerja di mana? Apa ada lowongan? Aku jenuh, aku sudah resign menjelang menikah, mantan suamiku tidak mengizinkan aku bekerja dulu."

"Owh, nanti biar aku carikan info, segera aku kabari bila ada lowongan untukmu," jawab Pandu semangat. Mereka berpisah di depan rumah, Bila masuk ke rumahnya sendiri dan Oandu juga sama.

Seperti biasa, Bila mencuci tangan dan kakinya, di halaman samping rumah, entah perasaannya Bila saja atau apa, perempuan itu berfirasat selalu ada yang mengawasi dirinya. Bila pun cepat-cepat masuk, dan sedikit parno. Semenjak kejadian itu, Bila mendadak sering dihantui perasaan tak menentu. Parnoan, dan pesimis hidup.

"Wah ... bubur Manado." Mata indah Bila berbinar saat menemukan semangkuk bubur yang baru saja diidamkan terdampar di meja makan. Perempuan itu lekas mendekat, menarik kursi dan menyuap bubur tersebut dengan lahap.

"Mbak Lastri, terbaik deh." Bila mengacungkan dua jempolnya melihat art rumahnya melintas.

"Terbaik apanya, Non. Saya belum nglakuin apapun pagi ini, baru mulai menyiangi sayur dan mau memasak untuk sarapan Non Bila, sekalian bawa rekomendasi makanan untuk Bapak."

"Lho, bukanya ini bubur Mbak yang beli? Tahu aja kalau aku lagi pingin bubur ginian," jawabnya sambil terus mengunyah.

"Nggak ada, saya pagi ini belum keluar rumah, Non."

"Yang bener mbak? Terus ini siapa yang siapin ini di sini?" Bila yang kaget sampai menyemburkan kunyahan terakhir dimulutnya.

"Anggap saja rezeki untuk orang baik seperti Non Bila," jawab Lastri enteng.

"Bukan begitu Mbak, sepertinya ada yang tidak beres dengan rumah ini, aku merasa tengah diawasi seseorang dan orang itu tahu tentang diriku, kok jadi ngeri ya Mbak."

"Non Bila terlalu banyak menonton drama, jangan terlalu dipikirin Non, anggap saja apa-apa yang terjadi bagian dari cerita yang akan membawa kebaikan."

"Ah, kamu terlalu menggampangkan semuanya Lastri, kamu tidak tahu rasanya jadi aku, sudahlah aku mau mandi." Bila masih dibuat penasaran dengan serentetan aksara yang mengabsen hidupnya. Sungguh apa yang terjadi terlalu membingungkan dan membuat perempuan dua puluh tiga tahun itu merasa takut tinggal hanya berdua dengan pembantunya saja.

Terpopuler

Comments

Vera Wilda

Vera Wilda

jangan terlalu lama ambil keputusan Bila kasihan bunda kamu kepikiran ....

2024-03-31

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Bubur itu dari Bisma,bapaknya debay..

2024-01-31

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Noh loe Bil,,Udah hamil aja..gimana ceritanya,Kamu gak mau nerima Bisma..

2024-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!