Part 14

Bila menyorot jengah pria yang masih betah menunggu dirinya di kamar. Walaupun sudah jelas Bila menolak dan bersikap ketus padanya, pria itu tetap belum mau beranjak. Bila sibuk sendiri dengan ponselnya, berbaring memunggungi Bisma yang tengah duduk di sofa.

Sementara Bisma sendiri terlihat sibuk dengan gawai di tangannya, entah mengerjakan apa, pria itu juga sibuk sendiri. Sesekali melirik Bila yang masih setia dengan posisinya.

Cukup lama dalam pengawasan pria itu, Bila merasa tidak bebas dan tidak nyaman. Perutnya mulai terasa lapar, namun malas beranjak. Perempuan itu mendes@h lelah saat berbalik menemukan orang yang paling ia benci masih di sana.

Ini orang ngeselin banget sih, di suruh pulang dari tadi, bukanya pulang, eh malah duduk dengan santuynya. Lama-lama kesel juga.

Bila bangkit dari kasur dengan muka masam. Menyorot penuh benci seseorang yang duduk bersahaja di sofa kamar. Berjalan melewatinya begitu saja, sebenarnya masih malas dan tak ingin beranjak dari ranjang, namun rasa lapar membuat ia harus bangkit segera.

"Mbak, mbak Lastri!" seru perempuan itu nyaring. Berteriak lantang diambang pintu. Mendadak tubuhnya merasa lesu hanya untuk melangkah lebih jauh.

"Kenapa harus teriak-teriak, Bil, kamu butuh apa biar aku aja," sela Bisma langsung menghampiri.

"Dih ... emang bisa? Aku pingin makan scrambled egg, bisa emang buatnya?" cibir Bila menyangsikan. Bila mendadak tiba-tiba menginginkan makanan itu, walaupun sudah ditahan-tahan sepertinya tak bisa ditunda.

Bisma nyengir, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia pikir Bila butuh sesuatu barang atau yang ingin dibeli ternyata olahan makanan, tentu saja pria itu belum pernah membuatnya.

"Belum pernah sih, tapi kalau kamu menginginkan makanan itu, aku usahain buatin demi kamu," ujarnya cukup percaya diri.

"Nggak usah, biar Mbak Lastri aja. Kamu pulang aja sana, ngapain sih masih di sini aja," usirnya dengan nada cukup menjengkelkan.

"Om Rama bilang, aku suruh nemenin kamu dulu, kata bik Lastri kamu suka parnoan di rumah ini," jelas Bisma tenang.

"Duh ... mbak Lastri ember banget sih, pakai ngadu ke Ayah juga, sampailah ke telinga tuh orang," Bila terus menggerutu. Bisma hanya menggeleng pelan menatap calon istrinya itu.

"Iya, Non, ada apa?" Perempuan berkisar tiga puluh tahunan itu menghampiri majikannya dengan tergesa.

"Mbak lagi sibuk nggak, tolong buatin scrambled egg ya mbak, aku mendadak pingin itu, sama yang seger-seger deh, salad atau apa aja, buah yang tersedia di kulkas," pintanya.

Art itu melirik Bisma yang tengah menyorotnya juga dengan gelengan kepala. Berharap pembantu itu akan kerepotan dan menolak keinginan Bila.

"Apa sih, kok malah bengong, Mbak? Cepet, aku udah lapar," titahnya kesal. Bila yang merasa aneh langsung memindai matanya dari Lastri ke Bisma, jelas Bisma pura-pura tidak tahu menahu, sementara perempuan itu bingung sendiri.

"Mmm ... maaf non Bila, sebenarnya tadi saya lagi beberes baju, mau izin pulang kampung untuk beberapa hari ke depan, kebetulan ada kerabat dekat yang mau nikahan, jadi ... saya mohon cuti."

"Lho, kok mendadak gitu, mbak 'kan tahu sendiri aku di rumah sendirian, jangan pulang kampung mbak, aku nggak mau ditinggal," keluhnya mendadak cemas.

"Gimana dong mbak, jangan pulang sekarang, setidaknya nunggu Ayah dan Bunda pulang."

"Waduh ... gimana ya Non, saya udah kadung janji menyanggupi untuk pulang sore ini," ujarnya merasa tak enak.

"Berapa hari bibik cutinya? Jangan lama-lama bik, kasihan Bilanya."

"Iya, Den, mungkin satu minggu."

"What! Satu minggu? Yang bener dong mbak, itu sih lama." Bila semakin cemas, sementara Bisma cukup senang dan tenang mendengar kabar itu, itu artinya Bila sedang memikirkan posisi dirinya saat ini yang pasti akan sangat membutuhkan orang lain.

"Mbak, apa nggak bisa ditunda besok saja gitu pulangnya?" mohon Bila gusar.

"Maaf Non, tidak bisa. Tadi saya sudah menghubungi Bapak, beliau juga mengizinkan, jadi ... saya bisa pulang dengan tenang."

Mbak tenang, akunya yang nggak tenang. Duh ... gimana nasib gue terdampar sendirian di rumah.

"Mbak, kalau aku ikut ke kampung boleh nggak, nggak pa-pa deh selama seminggu, dari pada di rumah sendirian. Lagian Ayah pasti ngijinin kalau ikut Mbak Lastri." Bisma nampak melongo mendengar penuturan perempuan itu, saking mau menghindari dirinya, Bila sampai segitunya.

"Rumah saya jelek Non, nanti Non Bila nggak betah, di sana juga jauh dari pusat kota." Bila nampak menimbang-nimbang, namun akan lebih baik dari pada di rumah sendirian, dengan Bisma yang kadang akan menemani, jelas itu bukan solusi, lebih baik Bila ikut dengan pembantunya itu.

"Nggak pa-pa mbak, sekalian liburan ke Desa, siapa tahu di sana bikin aku betah," sela Bila meyakinkan.

"Non Bila masih dalam tahap pemulihan, nanti Bapak bisa marah."

"Ah, mbak, biar aku yang minta izin langsung sama Ayah, aku yakin Ayah pasti ngijinin."

"Bik, pulangnya pikir nanti dulu, Bila tadi katanya minta apa itu namanya, lapar 'kan?" Bisma mengalihkan pembicaraan.

"Udah kenyang, nggak pingin lagi, pinginnya mbak jangan pulang, please ya Mbak," mohon Bila memelas.

"Aduh ... gimana ya Non, orang rumah udah menanti-nanti kedatangan saya, nggak enak atuh Non, kalau nggak pulang."

"Ya udah, aku ikut," final Bila pada akhirnya. Bisma ikut gamang dengan keputusan Bila.

"Bila, kondisi tubuhmu sedang tidak bersahabat untuk perjalanan jauh, jadi pikirkan lagi kalau mau ikut."

"Bener Non, belum lagi nanti naik bus, gerah, panas, nggak nyaman, lebih baik Non Bila tunda dulu mainnya, nunggu pulih atau setidaknya saat udah nggak mabok, gitu Non. Takutnya nanti Non Bila lemes, mana nggak bisa putar balik 'kan repot."

"Ya udah deh, Mbak, aku nggak jadi ikut, tapi sebelum berangkat, tolong buatin aku scrambled egg dulu ya Mbak, laper," ujarnya seraya berpikir keras mencari solusi yang paling masuk akal namun bisa dinalar. Bila tak ingin terlihat konyol hanya berdua dengan pria yang telah merenggut mahkotanya. Ia pun begidik ngeri membayangkan kesendiriannya nanti. Satu-satunya jalan, ikut nungguin Bunda di rumah sakit, atau kalau nggak nginep di rumah teman.

Tapi, Bila sendiri bahkan yang paling sering mangkir kalau urusan bertemu, semenjak menikah hanya sekali walaupun sudah menemukan weekend beberapa kali. Sahabat-sahabatnya juga mempunyai kesibukan yang sama.

"Mbak, beneran mau pulang?" Bila melepas dengan hati berat, seketika ia juga langsung mendadak waswas.

Terpopuler

Comments

N Hayati

N Hayati

bila have to strong

2022-06-28

0

Arnissaicha

Arnissaicha

paling" ini sudah direncanakan dua keluarga, termasuk bisma...

2022-05-13

2

🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉

🍾⃝ᴇͥɴͣɪͫ☀꙰❦sͩᴇᷞᴛͧɪᷠᴀͣ⏳⃟⃝㉉

tuh .dikasih kesempatan sama bi lastri,gunakan sebaik2 nya bis...

2022-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!