Part 8

Bisma terpaksa keluar ruangan meninggalkan Bila yang ketakutan melihat dirinya. Hatinya sakit, Ingin sekali membawanya ke dalam pelukan hangat dan mendekapnya untuk tenang, tapi itu tidak mungkin, Bila sepertinya trauma.

Ya Tuhan ... ampuni aku

"Bisma, kenapa di luar, seharusny kamu menemani Bila, malah meninggalkan sendirian," tegur Mama Mita.

"Bila mau istirahat, Ma, bagaimana keadaan tante Rima, apa keadaannya baik-baik saja?" Bisma mengalihkan pembicaraan.

"Kamu boleh menemuinya, mohon ampunanlah nak, Mama yakin dia orang tua yang bijak." Nasihat Mama membuat Bisma tenang. Pria itu lekas ke ruangan di mana ibunya Bila dirawat. Kondisinya tidak lebih baik, walau bisa ditemui namun cukup lemah.

"Maaf, Om, boleh aku bertemu dengan tante?" pinta Bisma menghampiri Pak Rama. Rama mengangguk, sejauh ini Bisma cukup baik di mata keluarganya, entah dengan alasan apa pria itu melakukan itu pada putrinya.

"Bisma, Om mau bicara!"

"Boleh Om, silahkan," jawab Bisma tenang.

"Om sebenarnya marah denganmu, om menyayangkan tindakanmu itu, kenapa kamu tega melukai hati Bila, Nak, bukankah kalian mengenal baik sejak di bangku kuliah?"

"Bisma akan bertanggungjawab Om, tolong restui kami, maafkan atas apa yang telah aku perbuat untuk Bila."

"Om tidak bisa mengambil keputusan ini sepihak, semua Om serahkan dengan Bila, itu tidak mudah untuk putri om, dan kalau boleh jujur, om sangat kecewa denganmu."

Setelah menggumamkan kata-kata maaf, Bisma ke ruangan Bu Rima, ia juga meminta maaf di sana, entah perempuan yang tengah berbaring dengan menutup mata itu dengar atau tidak, yang jelas, Bisma berucap tulus.

Sementara Bila ngeyel melihat kondisi ibunya, walaupun dokter melarang karena tubuhnya masih lemas, perempuan itu sudah tidak sabar dan ingin segera bertatap muka.

Pandu membantu perempuan yang belum genap dua puluh empat jam berkenalan itu ke ruang rawat Bu Rima.

"Makasih, Du, tolong tinggalkan kami." Pria itu mengangguk.

"Aku tunggu di luar, panggil saja jika kamu membutuhkanku," ucap pria itu bergerak menjauh. Kasihan Bila, ia terlihat terpukul dengan keadaan ini.

Bila mendekati ranjang, Bu Rima masih terlelap, Bila tidak mau mengganggunya, ia menjadi merasa sangat bersalah dan berdosa, Karena telah membuat orang tuanya kepikiran.

"Lekas sembuh, Bun, Bila butuh Bunda. Maaf membuat Bunda banyak pikiran, Bila janji mau nurut kalau Bunda sehat," ucap Bila sendu. Mata tua itu terbuka, tersenyum melihat putrinya menemuinya dan menggenggam tangannya.

"Bila, kamu sudah baikan sayang," ucap Bu Rima tersenyum. Bila mengangguk, ia harus terlihat tegar dan baik-baik saja walau hatinya remuk. Ibunya akan kembali kepikiran dan memperburuk keadaanya kalau Bila sendiri terpuruk.

"Bila sudah sehat Bun, kata dokter, Bila sudah boleh pulang, Bunda cepet sehat ya, kita pulang bareng," ujarnya mengulas senyum.

"Bila, Bisma datang dan menemui Bunda, ia menangis dan meminta maaf, ia juga berjanji akan bertanggung jawab," jelas Bu Rima lirih, entah mengapa kata-kata itu lebih sakit diterima Bila, tapi perempuan itu tidak bisa menyela, ia terlalu takut memperburuk keadaan Ibunya.

"Bunda lekas sehat ya, kita pikirkan nanti saja setelah Bunda sehat," mangkir Bila mencari alasan. Bu Rima terlihat kecewa, Bila bisa menangkap hal itu dari sudut matanya, perempuan itu pun menjadi galau sendiri.

"Apa yang membuat Bunda begitu yakin dengan pria yang telah membuat aku hancur, Bun?" tanyanya sendu.

"Bisma mencintaimu nak, Bunda yakin dia orang yang baik, hanya saja kemarin keliru, anak dalam rahimmu butuh ayah, ini tidak adil kalau kita tidak memberi tahu pria itu."

"Beri Bila waktu untuk berpikir Bun, Bila tidak bisa mengambil keputusan ini secara tergesa," ucapnya sendu. Bu Rima mengangguk lega, akhirnya putrinya sedikit melunak.

Keputusan yang diambil keluarga memanglah sulit, namun itu yang terbaik sekarang. Bila benar, jika masalah ini sampai dilaporkan pada pihak yang berwajib, semua orang akan tahu, dan Bila akan menanggung aib itu lebih malu. Belum lagi, cibiran mulut pedas yang kadang tak tahu empati, bukannya iba malah bisa menjadi ghibah. Keluarga mantap mengubur kasus ini rapat.

Perempuan dua puluh tiga tahun itu dibuat galau sepanjang malam. Menerima Bisma bukan solusi, namun melihat Bunda yang sakit jelas terluka. Apa iya laki-laki itu mencintainya? persetan dengan perasaan yang ada, cinta tidak akan menyakiti.

Bila berusaha berdamai dengan keadaan, walaupun berat dilalui, ia harus semangat dan terlihat baik-baik saja di mata Bunda. Dua hari perempuan itu dirawat, akhirnya sudah boleh pulang. Berbeda dengan Bu Rima yang harus menjalani perawatan intensif, karena gejala penyakit jantung yang terindikasi padanya.

Selama Bu Rima dirawat, Bila bolak-balik ke rumah sakit, di rumah juga hanya berdua dengan artnya saja, sebenarnya Bila takut kalau Bisma menyambangi rumahnya. Tapi untung saja sejauh ini pria itu tidak nekat. Pandu tetangga barunya itu juga cukup perhatian, hampir setiap malam mengirim makanan, takut ia kelaparan. Aneh sekali orang itu, di rumah Bila berdua, tidak seperti dirinya yang sendiri kesepian.

"Morning!" sapa seseorang dari sebrang, terlihat sosok jangkung berdiri tegak menyandar besi pembatas. Bila yang sedang menikmati mentari pagi dari balkon kamarnya terkesiap kaget, mendapati suara pria itu begitu dekat, ia pun mengikuti sumber suara tersebut.

"Pagi Bila," ulang Pandu seraya melambai dan tersenyum manis.

"Pagi," jawab Bila irit bicara.

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah lebih baik?" tanyanya perhatian. Bila hanya mengangguk tanpa kata.

"Muka bantalmu imut, aku mengambil gambarmu!" ujar pria itu seraya menunjuk ponselnya. Kamar mereka bersebrangan jadi pembicaraan mereka cukup jelas. Bila melotot mengenai hal itu.

"Hapus, Du, itu terlihat jelek," cebik Bila kesal.

"Biarin ajalah, biar menjadi pajangan di kamarku." Pria itu terkekeh. Bila kembali melotot garang.

"Aku curi nanti ponselmu, akan aku hapus sendiri," ucapnya yakin, seandainya dirinya sedang tidak berbadan dua, ingin sekali perempuan itu melompat ke balkon tetangganya yang hanya sejengkal.

"Coba kalau bisa!" tantang Pandu. Bila hampir saja nekat jika laki-laki itu tidak segera mencegahnya.

"Eits, jangan! Iya-iya aku hapus sekarang, padahal cantik lho, sayang banget dihapus," katanya menyayangkan.

"Kamu hari ini tidak ke rumah sakit?"

"Nanti siang," jawab Bila seadanya.

"Hati-hati ya, maaf tidak bisa mengantarmu karena aku harus bekerja."

"Dih ... siapa juga yang mau minta tolong, bisa berangkat sendiri."

"Yakin? Tubuhmu sedikit berat dalam gendonganku, siapa tahu kamu pingsan lagi."

"Kamu mengataiku? Awas saja, nanti aku balas."

"Boleh, aku menanti hal itu, jangan lupa tutup pintu, baca doa sebelum pergi, sampai ketemu nanti sore," ucap pria itu berlalu.

Bila baru saja mengenal tetangga barunya itu, tapi ia merasa cukup akrab, terlebih Pandu pintar mencairkan suasana. Bila masih sibuk dengan pikiranya sendiri, termenung di pinggir pagar ketika sekilas seperti menangkap bayangan Bisma di sana.

Terpopuler

Comments

gia nasgia

gia nasgia

Bila tahu klai Bisma pribadi nya baik tapi karena Bila melihat dari sudut emosi aja😄

2024-05-22

0

Ayas Waty

Ayas Waty

aq yakin Bisma orang baik

2023-04-30

0

gia nasgia

gia nasgia

Bisma semangat untuk menaklukkan hati nya Bila💪

2023-03-04

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Part 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Promo novel Mama Reni
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
111 Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Part 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Promo novel Mama Reni
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110
111
Promo novel Terjerat Pesona Dokter Tampan by Asri Faris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!