Mentari sudah membentangkan cahayanya di atas sana, ketika kedua kelopak mata seorang pria terbuka lebar. Menggeliat, meregangkan otot-otot nya, serta memijit kepalanya yang masih terasa pusing, efek mabuk semalam.
Pria itu duduk lalu bersandar di headboard . Tubuhnya menegang, kedua matanya menyipit, terkejut dengan keadaan dirinya yang masih polos. Netranya mengelilingi sekitar, memastikan keberadaannya.
Tempatnya.. seperti tidak asing. Lalu kilasan bayangan kejadian semalam tersemat di otaknya. "****!!!" menggeram kesal. Cepat-cepat mencari pakaiannya, tapi tubuhnya kembali memaku melihat bercak darah di kain sprei berkarakter cartoon hello kitty.
Mabuk, bangun tidur dengan keadaan telanjjang, mendapati bercak darah yang mengering.. membuat King bisa menyimpulkan apa yang telah terjadi semalam. King menggelengkan kepalanya untuk mengingat ingat apa saja yang sudah ia lakukan. Hanya bisa mengingatnya samar-samar, tidak bisa mengingat dengan jelas. Tapi yang pasti, dirinya sudah menodai seorang gadis.
"Cilyaaaa...." rasa bersalah memenuhi hati pria itu. Dengan gusar King memakai kembali pakaiannya. Keluar dari kamar untuk mencari Cilya. "Cil.. Cil.. Cilyaaaaa.." namun nihil, gadis yang ia panggil tidak ada.
King tertunduk, mengusap wajahnya dengan kasar. Bingung harus berbuat apa. "Sialan!" harus bagaimana dia mengatasi masalah ini? tidak ada niatan sedikitpun merusak kehormatan gadis yang telah menampungnya dengan suka rela. Tertarik pun tidak!
Minuman haram yang telah membutakan mata, hati dan pikirannya. Hingga melupakan kesadarannya. Kini dia menyesal, telah melampiaskan amarah dan kekecewaannya dengan meminum minuman beralkohol. Dan berakhir dengan rasa penyesalan yang teramat dalam. Jika waktu bisa terulang, ia memilih untuk tidak menyambangi club malam itu.
King duduk lemas di sofa, menumpu kepalanya dengan kedua telapak tangannya, serasa ingin pecah di hadapi masalah seperti ini.
Haruskah dia bertanggungjawab dengan cara menikahinya? tapi King tidak mencintai Cilya dan lagi gadis itu bukan tipe ataupun wanita idamannya. Cilya jauh dari kriterianya.
"Aarrgggghhhh.." berteriak kencang pun tak ada gunanya. Semuanya sudah terjadi. Untuk menenangkan pikirannya, King memilih mengguyur sekujur tubuhnya dengan air dingin.
Dengan kecepatan penuh King melajukan motornya, pergi menemui Ali. King kesal dengan temannya itu, kenapa meninggalkan nya sendiri saat keadaan mabuk. Harusnya Ali menemaninya.
Ahh.. sungguh King hanya mencari pelampiasan amarahnya saja. jelas-jelas dia yang bersalah! meminta Ali menemani ke club malam. Pria itu hanya bingung menghadapi situasi selanjutnya.
"Brengseeekkk.." masuk ke dalam kantor Novita, bertepatan dengan Ali yang hendak keluar untuk makan siang. King langsung menyerbu Ali dengan pukulan hebat.
Ali terkejut, tubuhnya limbung tak siap menangkis pukulan sahabatnya yang datang tiba-tiba. "Annjjingg!!" mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
Para pekerja yang menyaksikannya terbengong. Dan beberapa sekuriti mendekat ingin menjauhkan King dari Ali.
"Diem lu pada!" ancam King dengan tatapan nyalang kepada security yang hendak menghalanginya.
"Kamprett lu! ada apa lu tiba-tiba nonjok gue! dasar bangkee!" umpat Ali sembari membalas pukulan King.
"Ehh.. temen laknat lu!" pukulan Ali tak berarti bagi King. "Begok banget ninggalin gue sendirian di apartemen!" King pun membalas pukulan lagi. Tapi Ali bisa menangkis kali ini.
"Emang lu perawan yang mesti gue tungguin! lu kerasukan apa sebenarnya!" Ali masih heran kenapa King tiba-tiba marah padanya. Tak ada angin, tak ada hujan, datang tiba-tiba dan memberikan pukulan padanya.
"Masalahnya gue merawanin orang gara-gara elu! bangsatt! anying! kenapa lu tinggalin gue sendiri njing!"
Ali terkejut mendengar pengakuan King. "Maksud lu apa nyet?" aksi pukul memukul masih terjadi. Mereka berdua menjadi bahan tontonan.
"Jangan belaga bego lu!"
"Njirrr lu merkosa Cilya???" otaknya dengan cepat menangkap sinyal.
"Bacooott lu!"
Bruggg! Ali terjatuh menerima pukulan dari King. Saking terkejutnya mendengar King telah memperkosa Cilya, tak bisa menahan pukulan dari King.
"Sue!" wajahnya sudah babak belur. Tak sanggup lagi melawan King. "Stop Key.. gue nyerah." Ali mengangkat kedua tangannya. "Kita omongin baik baik."
"Arrggghhh.. bangsaattt!" King pergi dari sana. Ali segera bangkit dan mengikuti langkah King. Semua karyawan di buat melongo, bingung apa yang terjadi. Bertengkar tapi di ragukan? tidak bertengkar tapi jelas-jelas ada baku hantam? hanya bisa geleng-geleng kepala.
King terbaring di atas rumput yang terdapat di pinggiran trotoar. Tidak peduli dengan orang dan kendaraan yang berlalu lalang. Bayangan dari pohon rindang membantunya bisa menatap langit di siang hari.
Ali mendekat, ikut berbaring di samping King namun sedikit jauh. "Sorry!" ucap Ali. Meski bukan sepenuhnya kesalahan dia. "Semalem, bini gue nyuruh cepet-cepet pulang." Ali menghela sebentar. "Gue kira si Cilya belum balik ke sini. Tau gitu gue masukin lu ke kamar, sekalian gue kunci." sesalnya. King diam mendengarkan.
"Terus gimana keadaan Cilya?" tanya Ali mengkhawatirkan gadis malang itu.
"Key.." seru Ali karena King hanya diam.
"Hem." gumam Key.
"Gimana Cilya? gak trauma kan? lu gak main kasar kan?" desaknya.
"Gak tau!" satu jawaban mewakili semua pertanyaan Ali.
Ali mendengus. "Lu harus tanggungjawab Key."
"Hem."
Ali menoleh. "Hem itu maksudnya apa? setuju tanggungjawab kan?"
"Iya."
Ali bernafas lega. "Syukur deh." kemudian Ali terkekeh. "Gak perlu taruhan ternyata buat lu nikahin Cilya."
"Emang mesti nikahin kalau mau tanggungjawab? gak ada cara lain?" tanya King.
"Heh?" Ali mendelik. "Bahlul ente!" Ali meninju bahu King. "Kalo gak dinikahin terus apa? jangan bilang lu punya ide licik! gila lu Key.. ini bukan main-main! Cilya cewek polos yang lu nodai. Kalo bukan lu yang nikahin, siapa lagi yang mau? kalo pun ada, kasian ntar. Bakal di siksa batin ama lakinya."
"Lu beneran bangsaattt kalo kayak gitu." seru Ali. "Bedain Key, kalo udah dol sih gak masalah.. lah ini elu yang ngebobol duluan! Loser!" semburnya.
King tak bisa berkata, pria itu berulang kali mengusap wajahnya dengan kasar.
"Sekarang dimana Cilya?" tanya Ali. King menggeleng.
"Cari sana! takut nekad ngelakuin sesuatu."
"Gue belum siap ketemu dia."
"Bangsaattt emang lu!" Ali berdiri, lalu meninggalkan King. Pria itu cukup khawatir dengan kondisi gadis yang telah di perkossa oleh sahabatnya, sudah pasti Cilya akan trauma dengan kejadian itu. Takut terjadi sesuatu hal yang buruk dengan Cilya, Ali berniat untuk mencarinya.
"Beb, mau kemana? muka kamu kenapa?" Novita panik melihat keadaan suaminya dengan wajah peluh lebam. Wanita itu baru datang, belum mengetahui kejadian beberapa menit yang lalu di kantornya.
"Aku gak papa. Cuma ada masalah dikit."
"Gak papa gimana? orang biru begini. Siap yang udah berani mukulin kamu?" tanyanya.
"Nanti aku jelasin. Tapi aku buru-buu." Ali bergegas pergi. Tak peduli dengan Novita yang terus bertanya apa yang sudah terjadi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
'Nchie
jangan jadi pengecut dong Kay..cari cylla
2022-12-29
0
Fransiska Siba
biar dikasih pelajaran dua2nya, King bisa rasa mendalam dan Cila bisa ga bego2 lg, baik hati boleh tp jgn bodoh
2022-07-09
0
Lovesekebon
Kasian amat Cillya
2022-05-10
4