Rencana yang King susun ternyata tidak sesuai dengan harapannya. Uang penjualan mobil Cilya tidak akan cukup jika King memakainya untuk membeli mobil seken. Cafe yang akan ia dirikan dari nol membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Mulai dari sewa ruko, peralatan barista, dan lainnya cukup menguras kantong. Mau tidak mau, King hanya bisa membeli sepeda motor untuk alat transportasinya.
"Key!" tiba-tiba terdengar suara orang yang meneriaki namanya. King saat ini sedang berada di showroom, untuk mencari sepeda motor yang cocok untuknya.
King menoleh, mengingat-ingat wajah yang sepertinya dia kenali.
"Ya ampun Key! ini beneran kamu Key?" wanita berumur itu mengelus pundak serta kedua pipi King.
"Tante?" dasar ponakan durhaka! melupakan bibinya, padahal wajahnya hampir mirip dengan mommy Lisa. Tidak ingat? dulu sewaktu di pesantren King selalu merepotkan bibi Dona?
"Iya, ini tante Dona." wajah Dona berbinar bertemu dengan keponakan gantengnya. "Loh kok ada di sini? bukannya masih di Jerman? kapan pulangnya." sepertinya bibi Dona tidak tau masalah yang telah menimpa keponakan badungnya itu. Di usir oleh kakak iparnya, karena telah melakukan kesalahan.
Bagai santri yang terlihat alim, King menyalami tante Dona dengan takzim. "Aku sudah lama pulang bi."
"Kok mbak Lisa gak kasih kabar ya."
"Paket datanya abis kali bi." jawab King sekenanya. Ahh.. mendengar nama mommy nya membuat King rindu.
Dona terkekeh. "Mana mungkin! uang suaminya kan banyak. Ada-ada aja kamu."
"Iya, tapi pelit!" celetuk King.
Dona mengerutkan keningnya. "Daddy mu malah terlewat dermawan. Bibi aja dapet pasokan tiap bulannya. Nih.." tante Dona menunjukkan perhiasan yang menempel di lengannya, lalu sebuah kunci mobil yang ada di genggamannya.
"Ck!" malas sekali kalau membahas daddy nya.
"Ngomong ngomong udah berapa lama di Jogja? tinggal dimana?" tanya Dona.
"Tinggal di rumah tante aja yuk?" dengan senang hati Dona membuka pintunya lebar-lebar. Wanita yang berprofesi sebagai Dokter kandungan itu membujuk King untuk tinggal di rumahnya.
King belum bisa memutuskan untuk menerima tawaran tante Dona. Pria itu akan berfikir lebih dulu. Sudah terlalu nyaman tinggal di apartemen Cilya, meskipun sempit. Dona membawa King pulang ke rumahnya. Belum mau tinggal menetap, Dona meminta King untuk menginap semalam saja.
***
Selesai mengajar, Cilya belum bisa pulang. Satu anak muridnya merengek ingin ditemaninya.
"Miss, temani Hiro. Hiro bosan sendirian di rumah." ucap Hiro, bocah kecil berumur lima tahun lebih itu sangat dekat dengan Cilya.
Cilya melirik ke arah suster yang bertugas menjaga Hiro. Cilya ingin segera pulang, menyiapkan makanan, takut King pulang belum ada apapun untuk di santap. Semalam King mengabarinya jika ingin menginap, entah dimana. Hingga pagi, King belum pulang juga. Mungkin siang ini dia akan pulang, pikir Cilya.
"Hiro, miss Cilya sibuk sayang. Hiro di temani sama suster aja ya. Bentar lagi papa jemput kita." ujar suster itu.
Hiro menggeleng. "Aku ingin bersama Miss Cilya!" kekehnya. Dua kali dituruti kemauannya, Hiro keterusan dan nyaman dengan Cilya. Walaupun Cilya pendiam, cenderung introvert, tapi Cilya cukup bisa mendekatkan diri pada anak-anak. Sifatnya yang keibuan membuatnya bisa leluasa berbicara dan menyalurkan kasih sayang kepada anak didiknya.
"Yasudah.. sini Miss temani."
"Temani aku makan siang bersama papa." pinta Hiro.
Cilya menghela nafasnya. Jika tidak dituruti, Hiro akan menangis histeris. "Untuk kali ini miss bisa temani. Tapi lain kali kalau miss sedang sibuk, miss tidak bisa menemani Hiro. Mengerti?"
"Oke miss!"
Cilya menundukkan kepalanya ketika papa Hiro menjemput mereka. Cilya merasa canggung dengan papa Hiro, meski ketiga kalinya mereka bertemu.
"Hiro nakal lagi?" tanya Andre. Melihat gurunya ikut membuat Andre bisa menebak. Putranya sudah merepotkan Cilya.
"Hiro gak nakal ko pah." ucap Hiro.
Andre menggeleng, tidak percaya begitu saja. "Maafkan Hiro miss, dia merepotkan lagi."
Cilya mengangguk. "Tidak apa."
Mereka berempat, termasuk suster pengasuh Hiro pergi ke sebuah restoran untuk makan siang. Di dalam mobil Hiro asik berinteraksi dengan Cilya. Dalam diri Cilya, Hiro bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, begitu lembut dan perhatian.
Cilya dengan telaten membantu Hiro, menyuapinya makan. Karena Hiro hanya mau di suapi oleh Cilya, bukan susternya.
"Terimakasih." ucap Andre tulus. Cilya hanya mengangguk. "Mari saya antar pulang." Andre berniat baik untuk mengantarkan Cilya, yang sudah direpotkan oleh Hiro.
"Tidak usah pak, saya bisa pulang sendiri." tolak Cilya secara halus. Kebetulan Hiro sudah tertidur, jadi Cilya bisa lega untuk pulang tanpa mendengar tangisan Hiro.
"Jangan menolak, ini sebagai bentuk tanggungjawab saya karena Hiro sudah merepotkan miss Cilya." ucap Andre.
"Tidak usah pak, sekali lagi terimakasih atas niat baiknya."
"Baiklah hati-hati."
"Cili!!!" teriakan suara yang dikenali Cilya terdengar. Gadis itu terkejut mendapati King ada di restoran yang sama.
"Key.." lirih Cilya.
"Bukannya langsung pulang malah ngayap!" semburnya kesal. Ketika pulang, King tidak menemukan Cilya, padahal jam mengajar sudah usai beberapa waktu lalu.
"Aku tadi.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Andre lebih dulu menyelanya.
"Maaf, tadi anak saya merepotkan miss Cilya. Minta di temani makan siang." Andre tidak mau ada kesalahpahaman antara Cilya dan pria yang ada di depannya.
King mengerutkan keningnya. Menelisik pria berpenampilan rapih, layaknya Businessesman muda.
"Sekali lagi maafkan putra saya." ucap Andre.
"Emang ibunya kemana? pake nyuruh di temani Cili segala!" ketusnya.
"Key.." Cilya tidak enak pada Andre, King menanyakan mantan istri pak Andre yang telah tega meninggalkannya.
"Ibunya pergi." jawab Andre singkat.
"Seharusnya itu bukan urusan guru! ibunya pergi, ya kejarlah. Suruh balik buat jagain anak. Gimana sih, punya istri kok gak bisa ngurus!" bukan King namanya kalau mulutnya tidak pedas saat berbicara.
"Saya tidak punya istri."
"Whatt!!"
"Key..." Cilya tidak mau King berbicara lebih lebar lagi. Bisa gawat! "Ayok pulang." ajaknya.
King tak mengindahkan ajakan Cilya untuk pulang. "Wahhh ini mah modus! udah keliatan banget. Duda genit! pake bawa bawa anak!"
"Key!" tegur Cilya. "Maaf Pak Andre, kami pamit dulu." Cilya menyeret King agar menjauh. Cilya malu sekali pada wali muridnya, King mulutnya seperti berbisa.
"Cil, lepas!" sentak King.
"Kamu tuh malu maluin! aku jadi gak enak tau sama pak Andre." kesal Cilya.
"Malu? lu malu deket ama gue?" sungut King.
"Bukan gitu."
"Terus apa!"
"Kamu kalau ngomong dijaga dikit mulutnya. Aku gak enak sama pak Andre." mau di taruh mana muka Cilya ketika bertemu lagi dengan pak Andre. Apalagi dia masih mengajar di tempat Hiro sekolah. Suatu saat pasti akan bertemu dengan pak Andre.
"Ck! gak usah lebay!" King melirik Cilya yang masih berjalan mengekorinya. "Ganjen banget sih lu! deket deket ama duda!"
"Aku gak ganjen! siapa juga yang deketin pak Andre!"
"Pake ngeles lagi, gak mau ngaku!"
"Gak ngeles, emang kenyataan!"
"Kenapa harus duda? gak ada yang lain apa!"
"Duda juga baik." balas Cilya.
"Baik apanya! modus gitu." King mencibir.
"Dia gak modus Key. Gak ada niat buruk sama aku." Cilya masih membela pak Andre.
"Terus aja belain!"
"Aku gak belain Key." ujar Cilya. "Loh.. Key.. Key.. kenapa aku di tinggal." King berjalan cepat meninggalkan Cilya. Melangkah ke parkiran yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri. "Ikut pulang Key.." teriak Cilya.
"Ogah! sono ikut si Duda klimis!" seru King.
Bersambung...
Guys.. baca juga yang ini ya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Juan Sastra
kok gitu king,,cembukorr kali
2023-08-28
0
Djudjun Djuarma
Thor,,, Cilya jangan dikasih peran cewek goblok amat dong,,, 😭. Masa gadis enggak punya rasa malu, kumpul kebo sama orang asing yang enggak punya perasaan,,,?
2023-02-12
0
Sri indrawati
bilang aja jealous bang King 🤭🤭🤭
2022-09-28
0