Menurutinya lagi

King terbangun dengan kondisi kepala yang terasa pusing, badan terasa pegal karena tidur di sofa yang sempit. Pria itu merenggangkan otot-ototnya seraya menguap. Tidak jauh dari sana, terlihat Cilya sedang membuat segelas susu hangat. Susu coklat untuk dirinya dan susu full cream kesukaan King. Dua tumpuk roti tawar yang sudah terisi selai sersaji di meja.

"Sudah bangun?" ucap Cilya sembari melangkah mendekati King dan meletakkan segelas susu untuk pria itu. "Cuci muka dulu dan gosok gigi." ujar Cilya saat King akan melahap roti tawar berselai kacang.

King tidak mengindahkan ucapan Cilya. "Gak cuci muka juga tetep ganteng!" seperti biasa King akan menyombongkan ketampanannya.

"Terserah deh." Cilya membiarkan King menghabiskan sarapan paginya.

"O iya.. semalem apa ada tamu? temen lu?" King teringat, sebelum tidur dia melihat gadis berkulit mulus dengan gaun bertali spaghetti. King penasaran siapa gadis itu.

Cilya terdiam. "Syukurlah dia gak inget." Cilya bernafas lega karena King tidak mengenalinya. Semalam Cilya penasaran dengan gaun pemberian King, gadis itu ingin mencobanya, menilai diri sendiri, apa pantas tubuhnya itu memakai gaun yang indah nan terbuka. "Aku gak punya temen satupun." jawaban Cilya membuat King berfikir. Kalau tidak ada tamu, lalu siapa gadis itu?

King memicingkan sebelah alisnya, menatap Cilya. "Gak mungkin dia si Cili kan?"

Seolah mengerti tatapan King yang mencurigainya. "Aku semalam tidur lebih awal. Tidur nyenyak sampe pagi." ucap Cilya agar King tidak berfikir jika gadis yang semalam King lihat adalah dirinya.

"Berarti.. siapa dia?" gumam King. "Apa gue kangen ama Camelia? jadi ampe kebawa mimpi? tapi bodynya lebih aduhai kalo di liat dari belakang." batin King menerka-nerka.

"Aku mau berangkat kerja, apa kamu membutuhkan sesuatu Key?" bak seorang istri, sebelum pergi Cilya akan lebih dulu melayani kebutuhan King.

"Baju udah di setrika?"

"Udah Key. Semua udah siap. Sepatu yang kemarin suruh di cuci udah kering, siap dipake." ujar Cilya.

"Oke." King mengangguk.

"Yaudah aku berangkat dulu." pamit Cilya.

"Eh.. tunggu dulu. Ada yang mau gue omongin, penting!" seru King menghentikan langkah Cilya. Gadis itu duduk kembali.

"Ada apa?"

"Mobil lu mau gue jual. Duitnya buat usaha buka cafe. Nanti gue balikin duitnya kalo udah ada. Boleh kan? pasti boleh dong.." pria bermuka tebal dan tak tau diri itu dengan santainya berkata ingin menjual mobil gadis yang sudah ikhlas menampungnya. Terdengar bukan seperti meminta ijin, melainkan memaksa untuk menyetujuinya.

Cilya terdiam, berfikir sejenak. Mobil satu-satunya yang menjadi kendaraannya untuk berpergian. Kalau di jual, pakai apa nanti ketika dirinya berangkat dan pulang kerja. Jika saja Cilya tinggal di rumah ayahnya, mungkin saja Cilya akan memperbolehkannya, karena di rumah ayahnya masih banyak Mobil lainnya. "Emm.." Cilya ragu.

"Ck!" decak King merasa kesal. Raut wajah Cilya menunjukkan penolakan. "Nanti gue ganti! tenang aja. Lu gak percaya ama gue?"

"Bukan begitu Key.."

"Terus apa? bilang aja lu pelit!" sungut King. "Gue gak bisa kerja ama orang. Style gue tuh jadi bos! bukan kacung. Lu ngerti dong.." terdengar seperti paksaan. Cilya lagi-lagi diharuskan mengalah pada pria di depannya.

"Kalo mobil di jual, terus aku pulang pergi pake apa?" tanya Cilya meminta solusi.

"Ada angkot, ojek juga banyak."

"Angkot jauh, harus jalan ke depan dulu. Naik ojek tiap hari bakal nguras kantong." ujar Cilya.

King berpikir. "Gimana kalo sisa duitnya beli motor bekas aja."

"Aku gak bisa bawa motor." jawab Cilya. "Gimana kalo sebagian uangnya buat beli mobil bekas. Mobil aku kalo di jual masih dapet harga tiga ratus jutaan. Beli mobil bekas yang 80jutaan aja, yang kecil." usul Cilya. Mobil pemberian ayahnya di pasaran harganya masih tinggi. Mobil yang lumayan mewah bagi kalangan menengah ke bawah. Tapi mobil butut bagi King, si mantan anak Sultan.

"Itu emang rencana gue!" seru King. Pria itu sudah merencanakannya dengan sangat matang. Rencana yg hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri, bukan untuk Cilya. "Lu latian pake motor aja deh.. ntar gue beliin yang bekas."

"Loh.. katanya mau beli mobil?" Cilya tak mengerti jalan pikiran King.

"Iya, itu buat gue pake. Lu pake motor aja." Cilya di buat menganga, tak habis pikir ada pria seperti King. "Masa jadi bos gak pake mobil. Ah.. gimana si lu!" ingin sekali Cilya berteriak, memaki pria tak tahu diri itu. Tapi, mana mungkin Cilya berani? gadis itu terlalu takut di tinggal teman hidupnya di apartemen ini. Cilya mencebikkan bibirnya. Kesal tapi tak bisa di salurkan.

"Tenang, ntar gue ganti. Mana surat-suratnya? si bahlul udah dapet orang yang mau beli."

"Tapi.."

"Buru ah!"

"Key.." Cilya berat memenuhi permintaan King.

"Ntar gue beliin skincare biar muka lu glowing. Biar enak di liat! Kalo perlu ntar gue kenalin ama cowok ganteng tapi lebih gantengan gue.. lu belum punya cowok kan?" King mencoba membujuk Cilya.

"Gak perlu! aku udah punya pacar!" seru Cilya.

"Hah? yang bener?" King terkejut, tak percaya jika gadis seperti Cilya sudah mempunyai kekasih.

"Iya!" Cilya berdiri, berjalan menuju kamarnya untuk mengambil surat-surat yang King butuhkan.

"Wawww udah ngapain aja lu kalo pacaran! jangan jangan lu udah gak perawan!" celetuk King. Langkah Cilya terhenti, lalu menatap tajam King.

"Benaran?" tanya King penasaran.

"Bukan urusan mu!" Cilya kembali berjalan ke kamar.

King menggelengkan kepalanya. Ternyata Cilya bukan gadis polos seperti apa yang ia pikir. "Jaman emang udah edan! gak pandang bulu! mau cakep apa jelek syaiton pasti menang." gumamnya.

"Nih.." Cilya memberikan surat itu pada King.

King menerimanya dengan senyum sumringah. "Thanks."

"Aku berangkat." pamit Cilya.

"Beneran Cil, lu udah gak perawan?" tanya King yang masih penasaran.

Cilya menghela nafasnya dalam. "Menurut kamu, apa masih ada jaman sekarang gadis perawan?" Cilya bertanya balik.

King hanya mengedikkan bahunya. "Mungkin."

"Baguslah.." Cilya bergegas pergi meninggalkan King yang masih di buat penasaran olehnya. Berbicara dengan King pasti tak akan ada habisnya jika bukan King sendiri yang ingin menyudahinya.

Cilya menghela nafas ketika ia harus naik ojek untuk sampai ketempat kerjanya. Sepanjang perjalanan, Cilya masih memikirkan sikap dirinya yang selalu saja tidak bisa menolak permintaan King. Apa saja yang pria itu inginkan, Cilya dengan mudah menurutinya. "Apa aku begitu bodoh? kenapa sangat susah buat nolak?" gumamnya.

Dilain tempat, ada pria yang tengah berbahagia karena sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Ternyata mencari modal tidaklah susah baginya. Beruntung ada Cilya yang entah mengapa selalu menuruti permintaannya.

"Gue bakal tunjukin dad, gue bisa bangkit tanpa nama Haidar." janjinya. King masih kesal dengan pria yang membuangnya. Berjanji akan bisa hidup baik-baik saja tanpa bantuan orang taunya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nabil Az Zahra

Nabil Az Zahra

iya,lah baik" aja tnpa harta ortu,orang numpang idup ma orang dah gtu ga tau malu+ga tau diri.ckck,,edan si king.

2023-07-09

1

Ramadhana

Ramadhana

penasaran deh mobilnya apa an sih

2023-06-11

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

semoga u nnt menyesal king, sdh seenak jidat loh sm cilya, kasian bgt cilya selalu nuriti kemaun loh, pdhl mulut lo kyk cabe

2022-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!