Gadis tali spaghetti

King menemui Ali yang sudah menunggunya di lobby apartment. Dua puluh menit Ali bosan menunggu King di dalam mobil. "Lama amat! ngapain aja si?" pungkas Ali, janjinya hanya sebentar, nyatanya hampir setengah jam Ali menunggu King.

"Yaelah.." King masuk ke dalam mobil, duduk di samping Ali. "Mobil lu jelek amat! katanya bos!" mobil yang di gunakan Ali terbilang biasa untuk seorang bos travel yang mempunyai banyak bus pariwisata.

"Kan lu tau sendiri, ini semua punya bini gue." jawab Ali.

"Ck!" King berdecak. "Kasiaan si bahlul, punya bini udah tua, ganjen lagi! untung kaya!" gumam King dalam hati. Tak sampai hati jika King mengatakan kelakuan Novita yang sudah berani menggodanya. "Elu mau ampe tua gitu? idup ama bini lu?"

"Woi! ngomong apa lu!" Ali meninju bahu King, sebelah tangannya fokus menyetir. "Walaupun gue brengssekkk, tapi pernikahan bagi gue, bukan main main bro! gue bakal pertahanin hubungan sakral ini."

"Adehhh.. si ustadz lagi ceramah!"

"Sial lu!"

"Gimana, udah nemu belum rukonya?" tanya King yang kemarin meminta tolong pada Ali untuk mencarikannya sebuah ruko.

"Itu mah gampang! yang penting itu.. ada duitnya gak? lu punya duit?" King berencana ingin menyewa ruko untuk dijadikan sebuah cafe. Mulai merintis usaha baru, King lumayan berpengalaman mengenai bisnis itu.

"Punya lah!" jawab King enteng.

Ali menaikan sebelah alisnya. "Duit darimana lu?"

"Jual mobil si Cili." jawabnya.

"Gila lu!" Ali terkejut, sampai mobilnya mengerem mendadak.

"Bahlul ente!" King sampai terbentur dashboard.

"Lu bener bener parah, manfaatin cewek polos kayak dia." tak habis fikir, King tega melakukannya.

"Yaelah.. gue cuma pinjem, ntar gue balikin lagi duitnya." memang King berniat untuk mengembalikan uang Cilya nantinya. Hanya saja untuk mendapatkan uang yang ia butuhkan melalui cara yang salah, akan memaksa Cilya.

"Cilya udah tau? udah setuju?"

King menggeleng. "Belum ngomong, dia mah gampang! pasti bakalan setuju."

"Parah lu!"

"Gak usah mikirin itu. Yang penting lu harus dapetin ruko yang tempatnya strategis."

Mereka berdua berhenti di cafe, tempat nongkrong bergengsi anak muda masa kini. Yang menjual satu cangkir kopi seharga enam puluh ribu ke atas. "Elu yang traktir ya!" ucap King.

"Iya kaum jelata!"

"Shitt!! gue bakal bales lu nanti."

"Gue tunggu!"

Di sana, Ali dan King tidak sengaja bertemu dengan Arumi. Ali bisa melihat dari kejauhan jika Arumi sedang melamun di antara teman-temannya yang asik bersenda gurau.

"Bro, ada Arumi." ucap Ali menunjuk keberadaan Arumi. "Samperin yok!"

"Ogah ah.." tolak King.

"Yaelah siapa tau jodoh lu tuh.." Ali memaksa King untuk ikut menghampiri Arumi. Kedatangan dua pria berwajah tampan membuat heboh gadis-gadis yang duduk bersama Arumi.

Arumi pun terkejut melihat dua pria yang ia kenal menghampirinya. "Ali, Key.." Arumi tahu betul siapa King sebenarnya. Dulu di pesantren King sangat terkenal dengan julukan santri terkaya.

"Assalamu'alaikum Arumi.." ucap Ali memberi salam ketika sudah dekat dengan gadis yang dituju.

"Wa'alaikumussalam." bukan hanya Arumi yang menjawab, namun ketiga teman Arumi pun ikut membalas salam dari Ali dengan semangat.

"Arumi, Key mau ngobrol berdua sama kamu. Boleh?" celetuk Ali. King melotot, Bisa-bisanya Ali berdusta. Ali yang mengajak menemui Arumi, lalu kenapa King yang menjadi tumbal. Seenaknya saja! Arumi menatap King, lalu tertunduk malu.

"Boleh Arumi?" tanya Ali sekali lagi karena Arumi tak kunjung menjawab.

King menyikut Ali. "Apa apaan si lu!" bisiknya.

"Udah.. siapa tau jodoh." jawab Ali ikut berbisik.

"Boleh, mau bicara apa?" Arumi.

"Jangan di sini. Kalian buka meja lagi gih.. biar tambah akrab gitu." Lagi-lagi Ali yang bersuara. "Tenang, kan disini banyak orang, gak cuma berduaan." ucap Ali ketika melihat wajah Arumi yang menunjukkan keraguan.

King dan Arumi pun berpindah tempat, meninggalkan Ali bersama ketiga teman Arumi.

"Udah biasa nongkrong di sini?" tanya King yang sempat heran, gadis alim seperti Arumi berada di tempat yang banyak sekali muda mudi berkumpul, apalagi sudah terlalu malam. King pikir, Arumi tipe gadis rumahan.

"Gak, aku baru pertama kali kesini. Teman ku ada yang merayakan ulang tahun. Gak enak buat nolak ajakannya." jawab Arumi.

"Oh.." King membulatkan bibirnya.

"Kamu udah lama tinggal di kota ini?" Arumi mulai memberanikan diri untuk bertanya.

"Lumayan." jawab King.

"Udah ada setahun?" tanya Arumi, karena jawaban King tidaklah spesifik.

"Hampir setengah taun."

"Udah lumayan lama." kata Arumi.

Obrolan mengalir dengan sendirinya. Arumi sudah tidak canggung lagi pada King. Gadis itu selalu menjaga pandangannya pada pria di depannya. King terlalu tampan, takut jika Arumi akan berdosa karena menatap lawan jenis dengan begitu mendammba.

"Sudah malam, sebaiknya kamu harus pulang." jam sudah hampir menunjukkan pukul sepuluh malam. Tidak baik untuk gadis seperti Arumi masih berada di luar.

"Iya, aku harus pulang."

"Biar si bahlul aja yang bayar." ucap King ketika Arumi hendak memanggil pelayan untuk membayar pesanan mereka. "Li.. bayar nih." seru King. Dari jauh, Ali mengacungkan jempolnya, pertanda setuju untuk membayar tagihannya.

Ali dan King mengantar Arumi terlebih dahulu. "Gimana nih pedekate nya?" tanya Ali.

"Pedekate apaan?"

"Elu ama Arumi. Udah ada percikan cinta belum?"

"Ck! au ah gelap!"

"Gue pengen cepet pulang, ngekepin bini gue." cuaca malam ini terasa dingin, hujan rintik rintik menemani perjalanan pulang dua pria itu. Ali memberikan minuman kaleng beralkohol rendah pada King. "Nih biar anget."

King menerima, lalu meminumnya. Bagi King minuman beralkohol sudah biasa ia konsumsi. Bahkan minuman beralkohol kadar tinggi sudah pernah ia cicipi, sudah jadi temannya sehari-hari ketika hidup di Jerman.

"Tengkyu bro!" King melambaikan tangannya pada Ali. Kemudian menuju pintu lift, pulang ke apartemen yang ia tinggali bersama Cilya.

Kesadarannya sedikit terganggu, karena King menghabiskan tiga minuman kaleng beralkohol.

Ceklek...

King mengusap beberapa kali kedua matanya, memastikan pandangannya tidaklah salah. Gadis bertubuh putih dan mulus tengah berlenggak lenggok di depan cermin. Menampilkan bahu mulusnya yang terekspos. Dari belakang, tubuhnya terlihat begitu indah dan berisi di tempat yang seharusnya. Sungguh menggoda si mercusuar nya untuk bangkit.

Suara pintu tertutup terdengar, membuat gadis itu tersadar akan kehadiran seseorang. Dan segera menghentikan tariannya.

"Key.." lirih Cilya. Gadis itu terkejut, tidak menyangka jika King baru pulang. Cilya pikir, Key sudah tertidur di dalam kamarnya.

King berjalan mendekat, Cilya buru-buru masuk ke dalam kamarnya. Rasa kantuk dan pengaruh alkohol membuat King memejamkan matanya ketika pria itu terjatuh di atas sofa. "Gadis tali spaghetti.." gumamnya.

Bersambung...

...katanya gak bakal on Key? ini baru liat punggung mulus aja udah siap On fire🤣🤣 ini setengah sadar loh..gimana pas lu lagi sadar???? ...

Terpopuler

Comments

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🦋🦋Lore Cia🦋🦋

🤣🤣🤣

2023-05-14

0

Benazier Jasmine

Benazier Jasmine

ya jelas cilya mulus baju yg dipake selalu kedodoran😂😂

2022-09-04

0

🦂📻°Mommo Immo°🗣️🦂

🦂📻°Mommo Immo°🗣️🦂

t

2022-05-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!