Bonus

Cilya melangkah dengan tak bersemangat, gadis itu memilih untuk segera pulang menggunakan ojek. Tubuhnya terasa lengket oleh keringat, harus segera dibersihkan agar lebih segar dan pikirannya pun kembali jernih, tidak kusut. Kesal sekali pada pria tak tau diri itu, menganggap dirinya seperti makhluk tak kasatmata. "Tega sekali! apa susah nya bilang terimakasih pada ku." gumam Cilya. "Tapi kehadirannya membuat hari ku penuh warna." mau bagaimana lagi, Cilya sudah nyaman dengan kehadiran King di hidupnya.

"Miss Cilya!" teriakan anak kecil terdengar memanggil namanya. Cilya menoleh untuk mencari siapa yang memanggilnya.

"Miss, sedang apa disini?" Hiro yang sedang ke minimarket bersama suster tiba-tiba melihat Cilya sedang berjalan dan langsung berlari menghampiri. "Miss belum pulang?" tanya Hiro yang melihat pakaian Cilya masih sama seperti tadi pagi saat mengajar.

Cilya tersenyum. "Miss ada pertemuan. Lalu sedang apa Hiro di sini?"

"Rumah ku dekat sini miss." jawab Hiro. "Miss mau bermain dengan ku?"

"Hari udah sore, besok saja kita bermainnya. Miss juga harus segera pulang." ucap Cilya menolak secara halus.

"Janji ya miss, besok temani aku bermain sepulang sekolah."

"Iya." lebih baik menuruti kemauan Hiro, daripada anak itu akan menangis dan membuatnya tersudut.

"Terimakasih miss Cilya." ucap Hiro.

"Sama-sama."

***

Saat tiba di apartemen, King sudah lebih dulu sampai. Cilya berlenggang masuk ke dalam kamar tanpa menyapa pria yang tengah duduk di sofa. Cilya mengambil handuk serta pakaian ganti, gadis itu ingin segera membersihan diri.

King hanya melirik saja, tanpa mau menegur atau menyapa kedatangan Cilya, baginya itu tidak penting.

"Beresin semua baju gue Cil." ucap King, ketika Cilya keluar dari kamar mandi. Pria itu dengan mudah menyuruh Cilya tanpa rasa bersalah sedikitpun karena telah mengabaikannya sewaktu di cafe.

Cilya yang baru selesai mandi di buat bingung, untuk apa membereskan pakaian King. "Maksudnya?"

"Mulai besok, gue tinggal di cafe. Jadi beresin semua baju gue kedalam koper atau tas, tapi jangan di kardus!" King sudah merencanakan, lantai dua di ruko yang ia sewa akan di jadikan tempat tinggalnya. Kebetulan King menyewa dua ruko sekaligus, lalu di jadikan satu. Dan pemilik ruko tidak keberadaan jika propertinya di renovasi. Kalau usahanya nanti meraih kesuksesan, King berencana untuk membelinya.

Cilya terdiam, ada rasa sedih ketika King memutuskan angkat kaki di rumahnya. Cilya akan sendiri lagi. "Tapi kenapa?" seakan tak rela melepas kepergian King. "Aku salah apa sama kamu? aku kan nurutin semua apa mau mu. Kamu marah sama aku?" Cilya mendekat, meminta penjelasan.

King menghela. "Gue harus pindah Cil, lagian lu repot kan di tumpangi gue mulu." ternyata pria itu menyadari kalau sudah merepotkan Cilya. Tapi kenapa tingkahnya masih menyebalkan, cenderung arrogant, dan tak tau diri!

"Gak kok, kamu gak ngrepotin aku." ucap Cilya.

King mengerutkan keningnya. Seakan tak percaya jika Cilya tidak merasa direpotkan. "Ini cewek aneh!" batin King.

"Key.."

"Yakin gue gak ngrepotin lu?" seringai muncul di wajah tampan King. Kesempatan tidak akan ia sia-siakan.

"Gak."

King terdiam. "Tapi kalo mommy tiba-tiba dateng gimana? bisa gawat." sebenarnya King juga tak rela pindah dari apartemen Cilya, pria itu seperti raja jika bersama Cilya. Tapi King tidak percaya dengan tante Dona. Namanya wanita, mulutnya pasti tidak memiliki rem. Sekarang atau nanti pasti mommy nya mengetahui keberadaannya. King harus berjaga-jaga.

"Ehh tunggu dulu! lu gak demen kan ama gue?" semburnya. Takut jika Cilya memiliki rasa padanya. "Gue ingetin ya, jangan ampe lu jatuh cinta ama gue. Gak bakal gue bales."

Cilya cepat-cepat menggeleng. Gadis itu pun tak tau perasaan apa yang ia rasakan untuk King. Yang Cilya tahu hanya rasa nyaman jika berdekatan dengan King.

"Bagus!"

"Terus, gak jadi pindah kan?" tanya Cilya berharap King membatalkan niatnya untuk pindah.

King menggeleng. "Tapi ada syaratnya.."

"Apa?"

King berpikir dahulu, memilih kalimat pas untuk menyampaikan niatnya. "Emm.. gini, kalo tiba-tiba emak gue dateng ke sini. Lu ngungsi dulu ya, jangan nunjukin batang hidung lu." King mewanti-wanti.

"Terus aku tinggal dimana? emang ibu kamu mau datang ke sini?" tanya Cilya.

"Lu bisa tidur di cafe, atau dimana kek. Yang penting jangan ampe emak gue tau kalo kita tinggal berdua. Ngerti gak?"

"Iya." jawab Cilya. "Kapan ibu kamu datang?"

"Belum tau. Tapi siap-siap aja, barang-barang lu simpennya di kamar, jangan di luar."

"Iya Key." Cilya menurut. Ada rasa lega di hati gadis itu. Tidak jadi hidup menyendiri lagi, harinya akan penuh warna meski harus di lalui dengan berbesar hati.

"Gue laper! masak apa?"

"Key.. aku capek." keluh Cilya. "Tadi kan aku sebarin brosur. Aku gak masak ya, kita makan malam di luar aja." saran Cilya. Badannya terasa letih jika harus memasak. Niatnya setelah mandi, Cilya akan merebahkan tubuhnya yang pegal.

"Kesebar semua gak?"

Cilya mengangguk. "Ampe abis Key."

King tersenyum. "Okelah, gue kasih bonus karena udah nyebarin brosur ampe abis."

Cilya berbinar akan mendapatkan hadiah dari King. "Apa?"

"Gue boncengin pake motor baru gue.." jawabnya.

Cilya mencebik. " Di bonceng doang? gak di traktir?"

"Di bonceng juga harusnya bersukur!"

"Aku yang bayar?" tanya Cilya.

"Tenang, kali ini gue yang bayar."

"Oke terimakasih." ucapnya senang, padahal walaupun King yang membayar, uang itu sama saja milik Cilya. "Aku siap-siap dulu."

"Aduhh lama! gak usah dandan, sama aja muka lu. Jelek! malah jerawat makin hari makin banyak. Elu gak perawatan apa Cil?" tanya King. Memang benar, semakin hari jerawat yang ada di wajah Cilya bertambah. Seketika Cilya memegangi kedua pipinya, malu sekali.

"Ck! pake skincare napa Cil, biar enak di liat. Ntar si duda klimis makin cinta ama lu." celoteh King.

"Aku sama pak Andre gak ada apa-apa Key." ujar Cilya.

"Ada apa-apa juga bodo amat! bukan urusan gue."

"Ish!"

"Udah buruan! gue tunggu di bawah."

"Gak bareng aja ke bawahnya?"

"Ogah! berasa kayak pacar!"

"Oh.. jadi kalo kamu nunggu di bawah berasa tukang ojek dong." celetuk Cilya. Lalu gadis itu langsung membungkam mulutnya. Takut King akan marah. Benar saja King sudah melebarkan kedua matanya.

King melotot tak terima. "Gue batalin nih boncengin lu!"

"Ehh.. bercanda doang! gitu aja marah.."

"Buru!"

"Iya."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Djudjun Djuarma

Djudjun Djuarma

Thorrr,,, kenapa Cilya jadi tambah tololnya ya,,,?. Kasih harga diri sedikit dong Thorrr, malu2in aja 😭

2023-02-12

0

indri virginia

indri virginia

emotional abuse si King

2022-12-11

0

indri virginia

indri virginia

toxic relationship

2022-12-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!