Cilya yang di tinggal King memilih pulang sendiri, meski pak Andre kembali menawarkan tumpangan ketika melihatnya sedang menunggu taxi. Mungkin karena Cilya baru mengenal pak Andre, merasa risih.
Tiba di apartemen, Cilya mendapati King tertidur si sofa. Semalaman King tidak bisa tidur di rumah tante Dona. Kedua matanya sulit terpejam, entah apa yang membuat pria itu tak nyaman. Padahal, dulu King sering menginap di rumah tante Dona. Rasanya seperti ada yang berbeda bagi King.
Tidak mau mengganggu tidur siang King, Cilya masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Gadis itu keluar dengan memakai kaos kedodoran dan celana training. Rambutnya di ikat sembarang ke atas, tidak lupa kacamata tebalnya mengait di kedua telinganya., bertumpu di hidung kecil nan mancung.
Cilya mulai berkutat di dapur, memasak untuk makan siang mereka berdua. Sebenarnya Cilya belum pandai memasak. Tapi gadis itu bersemangat belajar agar masakannya mempunyai cita rasa yang lezat. Untuk menyenangkan hati pria yang tinggal bersamanya dan agar King betah tinggal di apartemen ini. Cilya tidak mau hidup kesepian.
Kurang dari satu jam, Cilya sudah selesai. Gadis itu membangunkan King untuk makan siang bersama. "Key.. bangun.." Cilya mengguncang bahu King berulang kali.
"Hem." gumam King seraya bangun, lalu pergi ke kamar mandi untuk buang air dan membersihkan diri.
"Jangan lama, keburu dingin." seru Cilya.
"Iya!" jawab King sembari menutup pintu kamar mandi.
Cilya menyajikannya di atas meja. Di apartemen tidak ada meja makan, apalagi ruang khusus. Hanya ada satu meja yang mempunyai banyak fungsi. Apartemen nya begitu sempit.
King keluar dari kamar mandi lalu bergabung dengan Cilya. "Mau yang ini?" tanya Cilya yang dengan suka hati melayani King. Mengambil nasi secukupnya, beberapa bulan tinggal bersama King membuat Cilya tahu seberapa banyak porsi makanan King. "Udang asam manis mau?" King hanya mengangguk. Menunggu Cilya mengisi penuh piringnya.
"Ini.Habiskan." ucap Cilya, memberikan piring yang sudah penuh pada King.
Sebelum menyuapkan ke dalam mulut, King minuman terlebih dahulu. Tidak ada kata pujian atau hinaan untuk masakan Cilya. Pertanda pria itu menyukainya, masakannya pas di lidah King. Mana mungkin King akan mengeluarkan pujian untuk Cilya! jika menghina, baru mulutnya akan senang mengeluarkan suara.
"Ehemm.." King berdehem seusia kegiatan makan siangnya. Meletakkan piring yang sudah kosong di atas meja. "Gue gak jadi beli mobil. Uangnya gak cukup." ucapnya. Cilya hanya mengangguk saja.
"Tapi buat beli motor sih bisa. Udah beli malah."
"Iya, tadi kan aku lihat motor kamu."
"Motor buat lu gak jadi gue beliin. Gak papa kan?"
"Lagian aku juga gak bisa bawa motor sendiri." ucap Cilya. "Aku bisa naik ojek." Cilya ikhlas, tidak lagi mempermasalahkan mobilnya yang sudah di jual oleh King. Mungkin memang King lebih cocok dengan membuka usaha, ketimbang bekerja dengan orang. Cilya berharap dengan usaha barunya King, pria itu mempunyai penghasilan sendiri. Dan tidak perlu lagi Cilya mengeluarkan banyak biaya untuk kehidupan mereka berdua.
"Bagus!" King senang dengan jawaban Cilya. King tidak perlu antar jemput Cilya.
"Semoga sukses." ucap Cilya tulus.
"Udah pasti!" jawab King yakin.
***
Perlu waktu dua minggu untuk mempersiapkan Cafe barunya. King mendesain cafe tersebut dengan apik dan nyaman. Agar pengunjung tidak bosan dan akan kembali lagi untuk bersantai di cafenya. Beberapa spot di desain dengan unik sebagai penarik pengunjung di kalangan remaja, yang sudah pasti akan mencari spot cantik untuk berfoto ria dan mengunggahnya di media sosial.
King menamai cafenya sesuai dengan namanya, The King's cafe. Ali dan Cilya ikut andil mempersiapkan pembukaan cafe.
"Li, gimana? udah dapet karyawan nya kan?" King menyerahkan pemilihan karyawan yang akan bekerja di cafenya pada Ali.
Ali mengangguk. "Udah beres!"
"Dua hari sebelum pembukaan, Barista harus di training langsung ama gue." ucap King. Meski barista yang di pilih oleh Ali sudah berpengalaman, tapi King ingin mengajari beberapa racikan rahasia, agar kopi andalan cafenya mempunyai cita rasa yang sama dengan cafe milik daddy nya di Jerman. Untung saja dulu, King sempat belajar mengenai racikan rahasia itu.
"Oke!"
Tugas Cilya membuat brosur dan menyebarnya untuk mempromosikan The King's Cafe. Hari pertama pembukaan, King memberi diskon 50% pada semua menu. Cilya juga mencari pemasok dessert sebagai pelengkap menu, menjalin kerjasama dengan UKM akan sangat menguntungkan. Tentu lebih dulu di seleksi cita rasanya oleh King.
"Bro! gue dapet persenan gak nih?" seloroh Ali. Pria itu berusaha payah membantu King hampir dua minggu. Sedikit mengabaikan pekerjaannya di perusahaan sang istri.
"Yaelah ama temen perhitungan banget!" seru King.
"Ck! maunya gratisan mulu!" Ali tahu jika semua modal untuk mendirikan cafe dari Cilya, uang yang dihasilkan dari penjualan mobil si gadis berkacamata.
"Bacoot lu! entar juga gue ganti!" seru King. Pria itu melirik Cilya yang sedang duduk beristirahat. "Cil, enam bulan lagi, gue jamin bakal balikin semua duit lu." ucap King yakin jika enam bulan ke depan akan merauk keuntungan dan bisa mengganti uang Cilya.
"Iya."
"Cilya! dengerin tuh janjinya si kamprett." sebenarnya Ali gemas dengan sikap Cilya yang menurut begitu saja dengan King. "Kalo enam bulan lagi dia gak balikin duit lu, minta aja dikawinin.. ehh.. maksud gue di nikahin." serunya.
"Eh ngomong apaan lu bangsatt!" King tak suka Ali mempengaruhi Cilya.
Ali terkekeh. "Nikahin Cilya kalo lu gak bisa balikin duitnya."
"Ck! ngomong sembarangan! gak mungkin gue nikah ama Cili!" seru King. Sedangkan Cilya hanya diam mendengarkan perdebatan kecil antara Ali dan King. Sudah biasa bagi Cilya, melihat kedua pria itu berceloteh.
Tidak mau mendengarkan penghinaan King lebih lanjut lagi, Cilya berpamitan pergi ke toilet.
"Kenapa?" ucap Ali terdengar meremehkan. "Lu gak yakin bisa dapet untung gede, dan gak bisa balikin duit Cilya dalam waktu enam bulan?" Ali sedikit menantang.
"Bisalah! gue yakin cafe ini bakal sukses!" King sangat yakin.
"Buktikan! dan terima tantangan gue!" Ali menyeringai. Puas sekali melihat keraguan dan ketakutan di wajah King. Ali yakin, King akan mementingkan egonya, tidak mau terlihat remeh di depan orang lain. "Mampus lu nikah ama si culun!"
Meski ragu dan takut, King dengan angkuh berkata. "Oke! gue terima tantangan lu."
Ali tersenyum lebar, lalu menjabat tangan King, pertanda tantangan itu telah di sepakati mereka berdua.
"Tunggu dulu." sebelum jabatan itu terlepas, King berucap kembali. "Tapi kalo si Cili gak setuju gue nikahin. Bukan salah gue. Lu jangan paksa gue dan anggep gue kalah."
"Oke! tapi lu juga gak boleh ngancem Cilya buat nolak lu." Ali tak mau kalah. Rencananya harus berhasil!
"Deal!"
"Deal" jabatan tangan mereka terlepas, bersamaan munculnya Cilya.
"Gue yakin dalam enam bulan bisa dapetin untung banyak. Kalo gak berhasil, gampang tinggal nyuruh Cilya.. dia kan nurut banget ama gue." batin King.
"Si kamprett emang perlu di kasih pelajaran! moga aja dia kalah. Cafenya sepi! hahah." terdengar jahat memang, tapi Ali merasa King sudah keterlaluan memanfaatkan gadis lugu seperti Cilya.
Bersambung...
...Hayoo tebak.. King kalah apa menag??? ...
Baca juga karya baru ku. Selingkuhan Om tampan
Follow IG Author Srt_tika92
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rahelyas Rahel
ttp aja berakhir mnikah dn hidup bhgia ms s culun krna cili akn brubah jd wanita cntik
2024-12-18
0
Benazier Jasmine
semoga king kalah😂😂
2022-09-04
0
Erviana Erastus
walaupun culun pengorbananx besar king dimana kamu dpt cewek kek gini dijaman now 🤭
2022-08-30
0