"Ngapain lu pulang!" sarkas Jelita ketika ia melihat Cilya berada di rumah. Gadis itu baru saja pulang dan terkejut melihat kehadiran adik tirinya yang sangat ia benci.
"Ayah sakit, aku ingin merawatnya." jawab Cilya.
Jelita mendengus kesal. "Jangan lama-lama, kalo papa pulang ke rumah, lu harus cabut dari sini." seakan melupakan siapa yang berhak atas rumah ini. Jelita dengan tega mengusir Cilya dari rumahnya sendiri.
"Aku berhak tinggal di sini lebih lama. Ayah butuh istirahat dan aku akan menjaganya." ucap Cilya. Dia akan pergi jika kondisi ayahnya sudah benar-benar membaik.
Jelita melotot. "Lu berani ngelawan gue? lu mau gue suruh mama buat ninggalin papa?" ancam Jelita. Cilya menghela, dia tak tega melihat ayahnya terluka jika di tinggal istrinya pergi. Cilya ingin melihat ayahnya bahagia, meskipun harus mengorbankan perasaannya. Hatinya masih kuat menanggung semuanya, tak apa harus menjauh asalkan ayahnya bahagia dengan keluarga barunya.
"Baiklah.." akhirnya Cilya mengalah dan mau menuruti kemauan Jelita yang ingin dirinya cepat pergi dari rumah ini. "Kak.." panggil Cilya ketika Jelita hendak pegi ke kamar.
"Apa!" jawabnya ketus.
"Kotak merah yang ada di lemari ku, apa kakak melihatnya?" tanya Cilya. Kotak berisi perhiasan peninggalan ibunya sudah tidak ada lagi di tempat. Padahal lemarinya terkunci. Tapi saat Cilya membuka lemarinya, beberapa barang berharga sudah lenyap.
"Lu nuduh gue?" seru Jelita tak terima.
Cilya menggeleng. "Gak kak, cuma tanya."
"Mana gue tau! lagian gue gak minat tuh ama perhiasan kuno." jawabnya sembari berlalu meninggalkan Cilya.
Cilya mengerutkan keningnya, bagaimana Jelita tau jika kotak yang ia tanyakan berisi perhiasan. "Pasti dia yang ambil."
"Kak kembalikan kalung berliontin hati. Itu peninggalan ibu ku yang sangat berharga." ucap Cilya memberanikan diri.
Jelita yang sudah sampai di pintu kamarnya menghentikan langkahnya. "Lu nuduh gue?" tak mau mengaku, padahal dirinya yang sudah menjarah isi kamar Cilya.
"Aku hanya ingin liontin itu saja." ucap Cilya, tidak mau mempermasalahkan Jelita yang tidak mau mengaku. Dia hanya ingin liontin itu.
"Udah gue bilang, gue gak ngambil!" bentak Jelita.
"Please kak.." tak apa jika perhiasan lainnya hilang, tapi liontin milik ibunya harus ada di tangannya.
"Gue jual semuanya!" seru Jelita yang akhirnya mengaku.
"Semua?"
"Iya!"
"Di toko mana?" tanya Cilya. Berharap masih bisa memiliki liontin itu kembali.
Gebrakan pintu terdengar bersamaan Jelita menyebut nama toko, tempat dimana dia menjual semua perhiasan Cilya.
"Semoga masih ada di toko." gumam Cilya penuh harap.
Cilya kembali ke kamarnya. Membuka lemari untuk mencari beberapa pakaian yang akan ia bawa ke rumah sakit. Di lihatnya pakaian yang kebanyakan berukuran over size.
Dulu, lemarinya di penuhi dengan gaun gaun indah. Meski dia gadis rumahan yang memakai kacamata tebal, tidak membuatnya buta dengan fashion yang sedang ngetrend. Tapi semenjak kehadiran Jelita di rumah itu, membuatnya mengabaikan penampilan.
Ayahnya selalu dengan bangga memamerkan putri cantiknya pada rekan bisnis, selalu mengajak Cilya ke acara penting perusahaan dan mengabaikan Jelita.
Jelita selalu saja iri jika melihatnya tampil sempurna. Dan berusaha merebut apapun milik Cilya dengan berbagai macam ancaman.
Dengan rela Cilya menyembunyikan kecantikannya. Awalnya ayahnya heran dan bertanya tentang perubahan penampilannya. Dengan alasan tidak ingin menjadi pusat perhatian banyak orang karena merasa risih dan terancam, Cilya meyakinkan Radit.
Tidak ada rasa kecurigaan apapun pada istri baru dan anak tirinya. Karena Sarah dan Jelita pandai berlakon dan menutupi semua kebusukannya.
***
"Beneran lu mau balik lagi ke Jakarta? jadi anak Sultan lagi?" ujar Ali. King menceritakan semuanya tentang kedatangan daddy Arsen yang memintanya untuk segera pulang.
"Yoi bro!" ucapnya semangat Tak sabar menanti hari itu.
"Terus cafe gimana? tantangan yang kita buat?" tanya Ali.
"Cafe lu yang handle, tentu gue bakal arahin. Dan soal tantangan itu berarti gagal! gue bisa secepetnya lunasin kalo udah balik ke rumah." dengan percaya dirinya King mengatakan itu. Pulang ke rumah, menjadi anak Sultan, kerja di perusahaan sendiri, banyak uang, dan mudah melakukan apapun tanpa hambatan. Sungguh seindah itu anganan King.
Ali mencibir. "Ujung-ujungnya bukan duit elu juga yang buat nglunasin."
"Yang penting lunas!"
"Eh.. kalo gue handle cafe, terus yang bantuin bini gue siapa?" ucap Ali yang masih bimbang menerima tawaran King. Ali memikirkan perusahaan kecil milik istrinya, akan kewalahan kalau Ali mengabaikan kerjaannya.
"Ck! harus mandiri Li. Jangan tergantung ama istri!" ingin sekali mengatakan Pisah aja ama bini macam mak Lampir! tapi King tak mau melukai temannya. Biarlah tau sendiri kelakuan istrinya.
"Cih! kalo ngomong pinter amat! sendirinya juga manfaatin si Cilya! apa bukan ketergantungan namanya? apa apa Cilya, ngurusin keperluan elu ya Cilya, usaha cafe duit Cilya..." dan mulut Ali pun mengabsen satu persatu tentang pembuatan King pada Cilya.
"Kok banyak amat! elu nambah-nambahin!" King tak terima.
Ali menggeleng. "Gak ada yang gue tambahin! semua bener! ampe nyuci semppak lu aja si Cilya! gila kali lu! bukan bini tapi serasa bini! apa apa Cilya." sembur Ali.
"Eh kenapa lu yang nyolot! Cili aja diem aja, gak protes!"
Ali memicingkan sebelah alisnya. "Elu gak nyuruh si Cilya nglayanin di kasur kan?" curiga, saat ini Ali curiga dengan King yang juga memanfaatkan tubuh gadis polos untuk melampiaskan hasrratnya.
"Bangsaattt!" King meninju dada Ali "Gila kali gue pake si Cili! mukanya burem! gak minat gue." celetuk King.
"Yakali, lu gak pandang bulu saking sangeenya!"
King melotot. "Jirrr gue gak bakal sanggee liat si Cili."
"Jangan ngomong gitu.. ntar tiba-tiba ada ibu peri nyihir Cilya jadi cantik lu bakal ngiler!"
"Mana ada ibu peri! ngaco!"
Obrolan terhenti ketika mereka berdua kembali berdiskusi, merencanakan akan melakukan perubahan sedikit pada cafe, agar lebih fleksibel di semua kalangan. King juga menjelaskan pada Ali tentang sistem manajemen cafenya. Semua tentang cafe, King serahkan pada Ali.
Harus cepat selesai dalam waktu seminggu. Karena King akan pulang ke rumahnya. Meninggalkan usaha yang baru saja dirintis demi kembali pada kehidupan mewahnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Juan Sastra
entar bucin malu sendiri kamu king..
2023-08-28
0
Ashila
payahvking udah
2022-07-13
0
Fransiska Siba
ini Cila baik hati bangett tp oon sekali, kalau di suruh mama tiri dan kakak tiri atau king makan kotoran pasti mau dia😆😆🤣
2022-07-09
0