Naik level

Jihad mengerutkan dahinya melihat pak Muni yang cekikikan.

"Office girl?" gumamnya. Ia sedikit penasaran, office boy mana yang berani sampai menyemprot pak Muni dan masih anteng anteng saja.

Ica melihat roda alat alatnya, berasa ada yang kurang, lalu kemana kemoceng dan botol semprot yang tadi ia pakai untuk membersihkan ruang meeting.

"Mamposss gue !" umpat Ica, aturan penting dan utama, membersihkan ruang meeting ataupun ruangan pertemuan lainnya adalah tak boleh sampai ada alat kebersihan tertinggal. Ica segera berlari untuk kembali ke ruang meeting, namun sayang para peserta meeting dari pihak partner bisnis sang CEO sudah hadir, bukan main main, selain ada orang Indonesia ada pula yang wajahnya bule.

"Ahhh udah skak mat gue ini mah !" Ica terkulai lemas, dan terduduk di lantai koridor. Memikirkan apa nanti hukumannya, atau bahkan yang lebih buruk ia dipecat.

"Auto nganggur lagi gue ! " Ica menggelengkan kepalanya lesu. Ia kembali ke ruang sebelah dapur atau ruangan para office boy.

"Kenapa loe Ca?" tanya Setyani yang baru saja kembali dari bagiannya.

"Set, dorong gue dari lantai 5 aja, ga usah tinggi tinggi ! lumayan lah udah bikin gue masuk ugd, sebelum kena semprot sama bu Warni !" ucap Ica, bu Warni memang terkenal galak seperti guru killer jika pada jaman sekolah dulu.

"Kenapa sih ?" tanya Setyani.

"Alat kebersihan gue ketinggalan di ruang meeting. Pas gue balik, tuh ruang meeting udah penuh. Apalagi banyak bule, berarti kan perusahaan perusahaan elite semua !" jawab Ica frustasi, memikirkan nasib kuliahnya dan uang makannya.

"Ya allah Ca, ko bisa ?!" tanya Setyani, mungkin ia akan dikatai sokorr ! dan ditertawai oleh Setyani jika ia bilang kalau keasyikan ngehalu bikin dia lupa daratan.

"Ya udah berharap aja, ga terjadi apa apa ! semoga aja atasan pada sarapan enak, jadi moodnya lagi bagus !" jawab Setya.

"Semoga aja mereka mules mules Set, jadi ga inget mau bilang kalo alat kebersihan gue ketinggalan, saking sibuknya bolak balik ke toilet."

"Hahahah, do'a mu itu Ca..lebih bisa dikata nyumpahin orang !" tawa Setya.

"Ya udah, nih kopi buat loe aja ! muka loe udah kaya kurang kadar gula, pucat banget ! loe emang ga makan ?! apa sakit ?!" tanya Setya, menyerahkan segelas cangkir kopi instan sachet yang barusan ia buat dari pantry kantor.

"Gue sawan lah, belum lagi gue capek..akhir akhir ini tugas kampus numpuk banget ! thanks ya kopinya !" jawab Ica ia mengeluarkan kotak bekalnya, tak ada makanan mewah, hanya nasi tumisan, dan tahu, tempe. Ayam belum ia dapatkan karena sekarang akhir bulan, kantong para penghuni rumah sedang dalam masa kritisnya. Ica juga mengeluarkan tugas kampusnya, sebisa mungkin ia akan mengerjakannya jika ada waktu luang.

"Loe kuliah juga Ca?" tanya Setya.

"Iya, mau ngerubah nasib yang gini gini aja gue mah !" jawab Ica, tangannya bergantian..antara menyendok nasi beserta lauknya juga menorehkan tinta pulpen di kertas.

"Salut deh gue sama loe !" jawab Setya menepuk nepuk pundak Ica.

ceklek...

Pintu terbuka, Sari masuk ke dalam. Belum apa apa ia sudah memicingkan matanya.

"So sibuk, lagian enak banget kerja kaya di perusahaan bapak sendiri ! jam segini udah santai !" Sari membuka tasnya dan mengeluarkan peralatan make upnya yang tak pernah ketinggalan. Sudah berapa lapis bedak yang ia pakai, sudah seperti iklan wafer, ratusan lapis sampai pori porinya pun tak terlihat berikut garis alis dan bibirnya. Kenapa ha sekalian tuh foundation ga dipake mandi.

Ini yang membuat Ica malas, ternyata bibit bibit lambe turah tersebar di seluruh pelosok Indonesia tak terkecuali.

"Saya emang sibuk, bukannya so sibuk ! lagian sudah jam istirahat saya, pekerjaan saya juga sudah selesai. Ga usah ngurusin hidup orang deh, mendingan ngaca tuh muka kamu udah jerit jerit minta dihapusin make upnya, pipi udah kaya abis ditonjokin gitu, " jawab Ica santai. Sari menoleh pada Ica, "apa urusanmu, lagipula saya ngga minta dibeliin sama kamu !" jawabnya.

Ica menyimpan pulpennya, nafsu makannya menguap ke angkasa, ia menutup kotak bekalnya.

"Ga enak kan di julidin orang, apalagi kita ga pernah nyenggol nyenggol orang ! makanya ga usah julid sama orang, tau ngga ? orang julid matinya sambil nganga mulutnya, udah gitu keluar kelabang !" gidik Ica, membuat Sari ikut mengerutkan dahi dan masam.

Setya sudah tertawa tertahan, mendengar ocehan Ica.

Asep dan Budi masuk ke dalam ruangan, "wahhh udah pada ngumpul, udah pada selesai juga ?!"

"Iya sep, bud..eh kalian mau beli makanan di warteg depan ga? titip dong !" ucap Setya.

"Buruan, beli sep..bud..barusan gue udah makan, tapi berhubung n4fsu makan gue keburu nguap kaya asep knalpot, ilang terbawa angin, kali aja kalo makan barengan bisa balikkin n4f*su makan gue lagi !" jawab Ica.

"Oke deh, sep..patungan beli ayamnya?" tanya Budi.

"Boleh ! mau titip apa Setya? Sari mau titip ?!" tanya Budi.

"Engga makasih, saya makan di kantin saja !" ucapnya pergi, ia tak mau bergabung dengan teman teman sesama rakyat jelata, katanya tidak membawa pengaruh positif, dan aura nya negatif.

"Dih so so an di kantin kantor. Duit cekak mah ga usah gengsi ! lagian gengsi digedein, ga akan kenyang !" omel Ica.

"Udah biarin Ca, mungkin dia lebih milih liat yang bening bening !" kekeh Setya. Kedua pemuda itu pergi ke warteg depan kantor. Sementara Ica dan Setya menunggu. Ica dengan segera menyelesaikan tugasnya.

Tak lama, mereka kembali dengan 3 bungkus nasi. Mereka terbentuk dalam satu tim, hingga sering menghabiskan waktu bersama, termasuk waktu makan.

"Gelar aja di bawah Humaira !" ucap Budi.

"Jangan panggil Humaira, kepanjangan ! panggil aja Ica !" jawab Ica.

"Oke, Ica ! keempatnya duduk melantai, setelah sebelumnya lantai ruangan ini di lap bagian yang mereka tempati. Keempatnya tertawa mendengar keluh kesah satu sama lain dan celotehan receh dari masing masing.

"Barusan gue liat pak Alvian, selama kerja disini 3 bulan. Baru sekarang gue tau pak Alvian yang mana !" ucap Asep.

"Kek gimana?" tanya Ica, padahal gambaran di otaknya adalah bapak bapak dengan perut buncit dan kepala yang botak di bagian depannya karena terlalu keras berfikir.

"Dia masih muda, masih sekitar umur 25 tahunan. Udah gitu emang bener kata karyawan kantor lainnya, cakep ! pokonya 11 12 sama gue !" jawab Asep, mereka tertawa.

"Mimpiii !!!" Budi mengusap kasar wajah Asep.

"Hebat loh dia, masih muda udah bergelar magister, lulusan London !" jawab Budi.

"Nah itu, kembaran gue itu !" jawab Asep lagi.

"Kembaran yang terbuang ya, yang satu nyungseb di istana, yang satu nyungseb di kali !" tawa Ica ditertawai Budi dan Setya.

Ica merubah raut wajahnya, London...magister...Jihad ??? kenapa sampai sekarang Jihad tidak mencarinya.

Ceklek...

Pintu terbuka, pak Muni dan bu Warni masuk ke dalam ruangan, keempatnya mendadak diam dengan mulut penuh makanan, terlebih Ica.

"Humaira, bisa bicara sebentar !" bu Warni sepaket dengan wajah judesnya. Seperti tidak ter stel mode baik hati di wajahnya.

"Cilaka 12 gue, " bisik Ica.

"Iya bu, "

"Sabar Ca, minta maaf aja !" bisik Setyani.

"Kenapa sih ?!" tanya Budi dan Asep.

Ica mengekor kedua orang atasannya ini.

"Bu, maaf ! saya ga sengaja !"Ica merapatkan kedua telapak tangannya meminta maaf pada bu Warni. Sontak saja bu Warni mengerutkan dahinya kebingungan.

"Memangnya kamu salah apa Humaira?" tanya nya. Ica mendongak membuka matanya. Ia sebenarnya lega, karena pak Muni tidak melaporkan tindakannya tadi, begitupun dengan alat kebersihan, kemana perginya?

"Hah? ibu bukan mau marahin saya kan bu ?" tanya Ica terkekeh seperti orang oon. Pak Muni ingin sekali meledakkan tawanya melihat wajah Ica, tapi ia menahannya menjaga image nya.

"Bu Warni mulai besok saja dia membersihkan ruang kantor pak Alvian, saya permisi dulu. Pak Alvian memanggil saya !" ucap pak Muni.

"Iya siap pak, " bu Warni mengangguk sopan pada sekertaris CEO itu.

"Beruntung kamu, benar benar hoki ! tidak ada anak baru yang mampu sejauh ini, bahkan saya rekomendasikan Sari pun pak Muni lebih memilih kamu ! mulai besok tugas kamu membersihkan ruang kantor pak Alvian, menggantikan Fira yang cuti hamil !" ucap bu Warni.

"Hah ??! serius bu ?!" tanya Ica tak percaya, ia jingkrak jingkrak kegirangan, meskipun hanya sebagai pengganti mbak Fira selama 3 bulan ia bersyukur, setidaknya say good bye pada sikat w*c.

"Iya, ga usah kesenengan kamu, awas kerja yang bener !" bu Warni mewanti wanti.

"Hah !! leganya gue, gue pikir tadi pak Muni mau laporin gue udah nyemprot dia pake pembersih kaca, mana ketinggalan lagi di ruang meeting," kekeh Ica.

"Apa ??!!!" mata bu Warni hampir keluar dari tempatnya. Sebelum kena semprot, Ica terlebih dahulu kabur.

"Maaf bu, ga sengaja ! "

"Humairaaa !!!!!" pekik perempuan paruh baya itu.

.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Imas Masripah

Imas Masripah

jihad nyari Ica,kaya nyari api padahal megang obor, berarti jodohnya mah di cicil

2024-04-25

3

daroe

daroe

hahahhahahah
hilal jodohmu mulai terlihat humaira khairunnisa
😄

2024-01-07

2

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

yaaelah Ca... udah bagus pak Muni gak ngadu soal kelakuannya eeeeeee mlah dianya keceplosan 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
dasar somplak 🤣🤣🤣

2023-06-26

1

lihat semua
Episodes
1 Yes or No
2 Rumah Bhineka Tunggal Ika
3 Mop lantai jadi saksinya
4 Rencana pulang
5 Ingin pindah
6 Resign-nya Ica
7 Jurig jariyan
8 Yeee, diterima !
9 Memulai hidup baru
10 Naik level
11 Pencarian Ica
12 Debaran pertama
13 Wajah lelah Ica
14 Pertengkaran pertama
15 Mr. Perfeksionis
16 Otak loe mesti gue cuci
17 Jemputan pertama.
18 Daddy Ji nya tuyul
19 Ekplore proyek
20 Terjebak tawuran
21 Sedang tidak percaya diri
22 Bubble bee...
23 Apel pertama
24 Obrolan abang
25 Kesalahan pertama??
26 Gara gara Tok tok
27 Ujian cinta
28 Ada orang ketiga diantara kita
29 Rasa penasaran Evi
30 Lintah darat
31 Syndrom mertuangitis
32 Sensus penduduk
33 Itu namanya ngelamar peakk !
34 Ramenya kaya tawuran
35 Penculikan Kara
36 Menualah bersamaku
37 Restu Galih
38 Rombongan hajatan
39 Mandi bareng
40 Mendadak mules
41 Bocah hilang
42 Ica calon istri saya !
43 Gatot Kaca vs Superman
44 Pengharapan terakhir
45 Serangan jantung
46 CEO gila, antimainstream
47 Anu loe, properti loe...
48 Ultah Momo
49 Jangan sakit nanti aku sedih
50 open house
51 Bye Jekardahh
52 Gue ikhlas...
53 Kau tak kan pernah sendiri, tunggulah aku pulang
54 Setelah ketegangan terbitlah kekonyolan
55 Bridal style
56 Liat aku, sentuh dia
57 Idung kamu pesek
58 Gatot ya bang ?
59 Digigit semut
60 I'm yours abang
61 Undangan reuni
62 Reuni berujung muntah
63 Yang ditunggu tunggu
64 Mabuk
65 Tindakan sulit
66 Kesabaran dan keikhlasan
67 Jangan meminta maaf
68 Dansa campuran
69 Kedatangan tamu tak terduga
70 Perhatian Mertua
71 Pose memeluk istri
72 Motto hidup konyol
73 Kalo emak bumil sudah berkunjung...
74 Office girl senior
75 Panik ngga ?
76 Emang lagi manja lagi pengen dimanja
77 Mengungsi
78 Grup gonjreng
79 Ica oh Ica...
80 Love you like crazy
81 Ngidammu bikin hati menjerit
82 Modus
83 27 minggu 3 hari
84 Suka cita berakhir tragis
85 Tersisa penyesalan
86 Always, forever...
87 Extra part
88 Extra part 2
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Yes or No
2
Rumah Bhineka Tunggal Ika
3
Mop lantai jadi saksinya
4
Rencana pulang
5
Ingin pindah
6
Resign-nya Ica
7
Jurig jariyan
8
Yeee, diterima !
9
Memulai hidup baru
10
Naik level
11
Pencarian Ica
12
Debaran pertama
13
Wajah lelah Ica
14
Pertengkaran pertama
15
Mr. Perfeksionis
16
Otak loe mesti gue cuci
17
Jemputan pertama.
18
Daddy Ji nya tuyul
19
Ekplore proyek
20
Terjebak tawuran
21
Sedang tidak percaya diri
22
Bubble bee...
23
Apel pertama
24
Obrolan abang
25
Kesalahan pertama??
26
Gara gara Tok tok
27
Ujian cinta
28
Ada orang ketiga diantara kita
29
Rasa penasaran Evi
30
Lintah darat
31
Syndrom mertuangitis
32
Sensus penduduk
33
Itu namanya ngelamar peakk !
34
Ramenya kaya tawuran
35
Penculikan Kara
36
Menualah bersamaku
37
Restu Galih
38
Rombongan hajatan
39
Mandi bareng
40
Mendadak mules
41
Bocah hilang
42
Ica calon istri saya !
43
Gatot Kaca vs Superman
44
Pengharapan terakhir
45
Serangan jantung
46
CEO gila, antimainstream
47
Anu loe, properti loe...
48
Ultah Momo
49
Jangan sakit nanti aku sedih
50
open house
51
Bye Jekardahh
52
Gue ikhlas...
53
Kau tak kan pernah sendiri, tunggulah aku pulang
54
Setelah ketegangan terbitlah kekonyolan
55
Bridal style
56
Liat aku, sentuh dia
57
Idung kamu pesek
58
Gatot ya bang ?
59
Digigit semut
60
I'm yours abang
61
Undangan reuni
62
Reuni berujung muntah
63
Yang ditunggu tunggu
64
Mabuk
65
Tindakan sulit
66
Kesabaran dan keikhlasan
67
Jangan meminta maaf
68
Dansa campuran
69
Kedatangan tamu tak terduga
70
Perhatian Mertua
71
Pose memeluk istri
72
Motto hidup konyol
73
Kalo emak bumil sudah berkunjung...
74
Office girl senior
75
Panik ngga ?
76
Emang lagi manja lagi pengen dimanja
77
Mengungsi
78
Grup gonjreng
79
Ica oh Ica...
80
Love you like crazy
81
Ngidammu bikin hati menjerit
82
Modus
83
27 minggu 3 hari
84
Suka cita berakhir tragis
85
Tersisa penyesalan
86
Always, forever...
87
Extra part
88
Extra part 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!