Me VS Crazy CEO
"Ji, loe ga akan kaya orang orang gitu ?!" tunjuk Ica pada sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta dengan mesranya duduk dempet dempetan layaknya di bus kota kalo lagi penuh. Tak kunjung mendapat respon, Ica duduk bangku kayu panjang yang dibuat tangan oleh si pedagang bakso, untuk pelanggannya duduk. Bukan cafe cafe anak kaum borjuis, ataupun restoran mahal berbahasa Italia yang kalo kesana mesti bawa kamus buat terjemahin menunya. Hanya sebuah roda pinggir jalan raya, yang di tutupin spanduk bekas obat masuk angin, dan sebuah tenda biru sebagai penutup atasnya, mungkin bekas si mamangnya hajatan kawinan. Tak ada musik klasik indah, ataupun band cafe yang bermain live. Tapi hanya sekedar pengamen jalanan dengan cup aqua bekas sebagai tempat untuk reward recehan yang mereka harapkan agar bisa menyambung hidup.
"Orang orang ngapain ? ngutang ?! atau bayar pake ktp ?" tanya Jihad memandang gadis itu dengan alis terangkat sebelah.
"Ck, elah ! tarikin kek bangkunya, biarin ladiest first gitu ! ahh...gagal keren kaya di tv tv ! " decak Ica.
"Biar apa ?!" tanya Jihad dingin, senang saja pemuda ini menggoda Ica.
"BIAR LOE ADA KERJAAN !!" sarkas Ica tepat di depan wajahnya.
"Buruan pesen, laper gue !" decak kesal Ica. Gadis ini memang nomer wahid jika urusan makan, apalagi jika gratisan. Catat !!! gratis ! Jihad tertawa, jakun di tenggorokannya sampai bergetar, pemuda yang usianya 19 tahun ini harus kembali mengulang masa SMA nya karena permintaan bos ayahnya, sampai harus meninggalkan kuliahnya di London, dan terjebak masuk ke kelas X lagi, entah bagaimana ceritanya ia bisa masuk dan berbaur bersama ketiga gadis absurd, tak mudah pula, karena ia sampai harus menjadi seseorang yang lambe turah dan nyinyir yang jelas jelas bukan dirinya. Tapi karena terbiasa, maka ia pun jadi mendalami peran dan merasa nyaman dengan ketiga gadis itu, termasuk salah satunya Ica, gadis yang biasa saja, bukan dari kalangan orang orang yang bergelimangan harta cenderung bergelimang dosa, hidung pun tak terlalu mancung, layaknya sudut segitiga 45 derajat, cukup lah untuk lubangnya bernafas, menghirup oksigen. Sikapnya pun jauh dari kata anggun, mulutnya pedas dan nyablak, menjengkelkan so pasti, tapi justru Jihad bisa menyukainya setengah mati.
"Mau pake apa aja ?!" tanya Jihad melongokkan kepalanya menengok macam macam topping dan pelengkap bakso di roda yang bertuliskan bakso berkah wong solo.
"Baso urat pake sayur toge, jangan pake mie ! " jawab Ica.
"Pake bawang goreng?"
"Engga ! takut bau badan !"
"Pake seledri?" tanya nya lagi.
"Pake biar seger, se seger kalo liat oppa korea !" jawab Ica.
"Pake kuah ?" kekeh Jihad, hanya tinggal menunggu gadis ini menghembuskan nafas seperti bantengnya saja, maka boom ! kata kata absurd bin nyeleneh pasti terlontar.
"Engga usah biar gue pake aer comberan !"
"Di mangkok apa di plastikin ? tanya nya lagi hampir meledakkan tawanya.
"Gue ditangkup aja pake tangan, biar kaya debus ! mangkoknya pisah, mau gue cemil !" jawab Ica, jangan sampai sambal di depannya ia guyurkan di kepala Jihad buat keramasin rambut pemuda itu.
"Denger kan mas, pesenan cewek kurang waras disitu ?!" tanya Jihad.
"Sat !" Ica tak terima disebut tak waras oleh pemuda yang lebih tak waras yang sedang nyemil tahu kering.
"Tuh kan mas, mana ada cewek bahasanya kaya gitu ! cuma cewek jejadian doang yang bilangnya sut sat, " ujar Jihad. Pedagang itu hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, suatu hari jika anaknya laki laki Ica akan menjadi nama yang ia blacklist dari daftar menantu idaman.
"Kompor ! ga tau malu tuh mas, masa tahu kering dicemilin gitu..maen ambil aja ! awas mas dia kalo abis cebok ga pernah di cuci lagi tangannya !" ucap Ica.
"Uhukkk !!" bukan Jihad yang tersedak tapi pelanggan lainnya yang tengah sedapnya menyantap bakso.
"Bohong..bohong Mas..mbak ! Ca, jangan fitnah ! tuh orang orang lagi makan, mulut loe jangan toxic, gue celupin juga nih ke tempat kobokan mangkok !" ucap Jihad kembali duduk.
"Ya loe yang duluan ! kaya minta dikeramasin pake sambel !" jawab Ica.
2 mangkuk baso porsi munjung melambai lambai penciuman Ica. Perutnya sudah seperti genderang perang negri Narnia.
"Wahh, mantep !" Ica sudah menyeruput salivanya sendiri menguarkan aroma daging dan kaldu ke lubang hidungnya. Kebetulan tadi di kantin ia kena omel dokter Caramel, temannya itu memang paling cerewet jika pasal makanan, meskipun satu kubu dengannya yang menjunjung tinggi perut kenyang apalagi gratisan, tapi temannya itu benar benar apik. Tak seperti dirinya yang apapun masuk selama itu enak di lidah.
Sejak mengenal Ica dan Kara, Jihad lebih merakyat. Ia tak pilih pilih pasal makanan. Bahkan Jihad sempat diare gara gara seblak buatan kedua gadis ini.
"Biasa aja muka loe, kaya ga makan seminggu !" Jihad mengusap kasar wajah Ica. Sontak saja si empunya menatap Jihad tajam.
"Tangan loe bekas tahu kering peakk ! muka gue berminyak bau bawang putih !" sewot Ica.
"Sorry gue lupa !" tawanya.
**************
"Arrhhhh..." bunyi sendawa Ica.
"Dih, jorok banget sih loe jadi cewek !"
"Sesuatu yang nikmat tuh jangan ditahan tahan, " jawabnya santai.
Jihad menatap Ica lekat, gadis itu terlihat menggemaskan saat sedang menyeruput teh dalam botolnya
"Ca,"
"Apa loe manggil manggil ?! suka ?!" jawab Ica.
" Iya, "
"Hahahahaha, mas..tuh air kaldu di dandang masih panas kan ?" tanya Ica.
"Nggeh mbak, "
"Buat apaan peak !"
"Mau siram loe biar sadar !" Jawab Ica.
Baru kali ini Jihad menyatakan perasaannya pada seorang gadis malah mau disiram kuah kaldu rebusan bakso.
"Gue sadar Ca, elah ! gue suka sama loe !" Jihad memastikan kembali ucapannya.
"Dibilangin jangan baper sama gue Ji, gue lagi ga pengen pacaran !" jawaban klasik seorang gadis jika menolak secara halus. Tidak, tidak halus. Bagaimana disebut halus jika ia saja ingin menyiramkan kuah bakso yang jelas jelas sedang mendidih.
"Selulus nanti, bahkan mungkin sebelum kelulusan gue balik ke London, nerusin kuliah gue yang tertunda !" jawab Jihad.
Ica diam sejenak, hatinya belum bisa membuka lagi ruang untuk lelaki manapun setelah Revan.
"Gue ga mau loe menaruh harapan terlalu besar sama gue Ji, apalagi loe mau pergi jauh dan lama. Gue ga mau lah kaya bininya bang toyib, nungguin sesuatu yang ga pasti. Galau ? bukan gue !" jawab Ica menggidikan bahunya santai.
"Jadi yes or no ?!" tanya Jihad.
"Or !" jawab Ica.
Sontak Jihad menoyor kepala gadis yang tak pernah bisa diajak serius ini.
"Or itu atau peak ! nilai b. inggris loe berapa sih ?!" ucap Jihad. Tapi Ica malah terkekeh.
"Tau gue ! loe pikir gue oon !" Ica balik menoyor Jihad.
"Dih nih anak, berani sama yang lebih tua !"
"Abisnya orangtuanya kurang aj4r," jawab Ica. Seperti biasa jika sudah terlampau jengkel, Jihad akan memasukkan Ica ke dalam kaus yang dipakainya.
"Jujur, dulu memang gue suka sama Caramel. Tapi ga mungkin gue sama Kara, dan ternyata itu hanya perasaan suka sesaat doang, ditambah alasan gue bisa kejebak disini ya karena Caramel, gadis pilihan Milo."
"Terus apa yang bikin loe suka sama gue ?!" sungguh Ica tak ingin melihat manik mata Jihad, ia hanya so sibuk dengan sedotan teh nya, padahal isinya sudah tandas.
"Gue ga bisa jawab, apa harus ? menyukai seseorang itu ada alasannya, karena hati yang memilih, mungkin karena kita sering bersama, "
"Kalo cuma karena sering bersama kenapa ga suka sama ka Milo, atau ka Raka, atau ka Kean?"
"Loe pikir gue belok?" Jihad gemas, ingin sekali ia memasukkan otak Ica dalam cairan nitrogen, biar beku sekalian. Ica tergelak.
"Gue ga bisa jawab sekarang Ji, dulu gue pernah berjanji sama diri gue sendiri untuk nutup hati gue. Kalo dipikir pikir ko hidup gue ngenes banget sih, jadi tempat pelarian. Dulu juga gitu, emang muka gue mirip tpa ya ?!" tanya Ica.
"Muka loe lebih mirip tps !" jawab Jihad.
"Dipikir mau nyoblos ! udah ahhh, gue mau balik, udah sore..ntar rebutan tv sama si Peter !" jawab Ica.
"Ji, " panggil Ica, Jihad mendongak.
"Jangan lupa bayar !" jawab Ica.
Entah kenapa ia bisa menyukai Ica, padahal hati besarnya ingin sekali melipat Ica seperti pesawat kertas dan menerbangkannya agar pergi menjauh. Gadis itu sukses membuatnya menjadi manusia paling galau di muka bumi saat ini.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
DozkyCrazy
owh kara toh
2024-11-21
0
DozkyCrazy
jihad kerrrennn 👏👏
2024-11-21
0
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
😁2
2024-10-24
0