Terhitung sudah hampir 4 tahun Jihad berada di negri 4 musim ini, berada dengan pasangan KaraMilo, membuatnya tak hilang kepribadian sengkleknya.
Jaket tebal membungkus badan tegapnya. Secangkir coffe latte membuatnya tetap hangat, walaupun tak sehangat di Indonesia.
"Ji, saat loe kembali inget ! gue penanam saham terbesar si perusahaan milik loe !" ucap Milo.
"Iya, gue tau lebih besar 2 persen ?!" jawab Jihad, menyeruput coffe latte nya di sebuah cafe.
"Kara sudah sidang skripsi, terus loe kapan?" tanya Jihad.
"Jadwal sidang skripsi gue bulan depan !" jawab Milo.
"Hay dude, sorry telat !" Kara sampai di cafe, kebetulan dekat dengan kampusnya.
"Kamu lama by, "
"Loh, bukannya emang masih jam 3 sore ya ?!" tanya Kara.
"Lambat, 1 menit !" jawab Milo. Lelaki ini masih saja seperti dulu, 1 menit mah ia pakai untuk berjalan dari depan cafe ke meja mereka. Untung saja Kara tidak ngesot.
"Ji, program pascasarjana loe udah selesai kan ? loe kalo mau duluan balik..balik aja, gue tau lagi ! loe kangen sama Ica !" ucap Milo santai.
"Uhukkk !" Jihad terbatuk.
"Ga usah so so batuk Ji, sugar daddy butuh baby nya kan ?!" kekeh Kara.
"Kelamaan ditahan, hati loe keburu beku, Ji.." kembali Kara berucap.
"Hahahahaha, kaya frozen food !" tawa Milo.
"Loe berdua berisik, lagian bisa aja tuh tuyul udah punya pacar, " pesimisnya.
"Sejak kapan daddy gue seorang yang pesimis ?" tanya Kara.
"Ga pengen hubungin nih ?" tanya Milo menaik turunkan alisnya.
"Kalo gue ga bisa kaya loe Ji, ga ada kabar 4 taun, mendingan gue mati aja !" jawab Milo yang melahap kue di depannya.
"Loe nya aja yang lebay Mil, " jawab Jihad.
Kara menscroll ponselnya, "Ica kerja di minimarket, Ji !" Kara menyodorkan ponselnya yang menampilkan keadaan dan penampilan Ica sekarang.
Jihad menarik senyumannya, masih sama seperti yang dulu.
"Dia sengaja ngirit biar bisa kuliah, kalo ga salah taun ini dia ambil kuliah deh !" jawab Kara.
"Bagus lah biar ga oon terus !" jawab Jihad ketus. Ada hawa hangat kembali mengisi ruang hatinya.
"Sono pulang Ji, loe disini terus ganggu gue sama Kara !" usir Milo seperti pemilik negri Ratu Elizabeth ini saja.
"Loe ngusir ngusir, ga malu sama Ratu Elizabeth ? beliau aja ga ada berani ngusir cowok se keren gue ! lah loe, yang cuma numpang buang aer ma tidur aja so so an," jawab Jihad.
"Kamvreet loe !" ucap Milo.
"Lagian emang gue udah beli tiket buat minggu depan. Selesai urusan kampus, gue balik, papah udah mulai risihin gue. Katanya beliau sudah tak bisa mengurus perusahaan sendiri, " jawab Jihad.
"Wahhh gercep, " jawab Kara.
"Loe ga ada hubungin Ica, Ji?" tanya Kara hati hati.
"Gantian, dia udah gantung perasaan gue. Sekarang gantian gue yang ga ada kabar beritanya, " ucap Jihad.
"Dih, kalo sama sama kabur kaburan gitu ! terus mau dibawa kemana kelanjutan hubungan kalian?" tanya Kara memastikan kejelasan hubungan kedua sahabatnya itu.
"Mau ke KUA by, " jawab Milo.
"Siapa?" tanya Kara.
"Ica sama Jihad, " beo Milo.
"Siapa...yang nanya !" sarkas Kara, Jihad tertawa, candaan yang biasa ia, Kara, Ica dan Ayu lakukan satu sama lain.
Milo beranjak mencubit gemas pipi Kara dari arah belakang badan gadis itu, lalu mengalungkan kedua tangannya ke arah depan Kara.
"By, ke street food di depan kuy ! jajan ! kita tinggalin aja jomblo ngenes di depan !" ajak Milo.
"Sat !!" umpat Jihad.
"Yu, mauuu..." jawab Kara.
"Mau apa ?!" tanya Milo.
"Mau jajan !" beo Kara.
"Aku juga mau, "
"Jajan ?" tanya Kara.
"Mau kamuu," jawab Milo, keduanya tertawa melihat wajah geli Jihad.
"Udah sana loe berdua, geli gue liatnya !" jawab Jihad.
"Cieee ! jomblo marah !!" ledek keduanya.
**********************
Jihad mencoba menscroll ponselnya, mencari deretan nomer bernomer depan +62. Setelah mendapatkannya, ia mencoba menghubunginya, tapi ragu. Sudah lama sekali keduanya tidak bersua, apakah akan sama seperti dulu. Jujur ia rindu dengan candaan bar bar dengannya. Jihad memberanikan diri untuk menyentuh tombol hijau. Detakan jantungnya sudah tak berirama, rasa rindu yang ia tumpuk selama 4 tahun kini semakin memuncak saat Kara memperlihatkan foto Ica. Selama ini Jihad menyimpan rapi perasaan itu, sampai sampai tak pernah ia melirik satu pun perempuan manapun disini, padahal banyak yang menyukainya tidak terkecuali perempuan bule. Ada beberapa yang menempelinya, tapi sejauh ini Jihad tidak tergoda.
Suara perempuan menjawab panggilan Jihad, tapi bukan Ica. Itu adalah suara penjawab otomatis dari operator selular, yang mengatakan jika si empunya tidak mengaktifkan nomer ponselnya.
"Minta di gantung si tuyul ! pake so so an ga aktif kaya orang sibuk aja !" Jihad menyimpan ponselnya sedikit kasar. Galau ? sudah jelas ! kembali ia menghubunginya, dan kembali suara yang sama menjawab.
"Fix, minta disusulin sama di geret ke penghulu besok ! disini cewek cewek pada ngejar gue, cantik engga...manis engga, anggun jauh, bar bar iya !" kesalnya mengumpati gadis itu, padahal belum tentu Ica sendiri sedang memikirkannya saat ini. Kembali Jihad memandangi ponselnya dan berdecak.
"Loe kemana sih Ca !!!!"
*********************
"Yahhh !!! njirrrr !!! hape gue kecemplung !" Ica panik. Jangan sampai rusak, ia belum memiliki uang untuk beli gantinya. Padahal ponsel itu ia beli memakai gaji pertamanya, setelah ponselnya yang dulu rusak.
"Apa gue mesti lempar dulu sesajen ke laut kidul ya, apes bener !" gumamnya. Baru beberapa hari kemarin ia berkelahi dengan mbak Rini, sekarang ponselnya mendadak terjun bebas ke dalam wastafel yang penuh terisi air, lubang pembuangannya masih tersumbat sampah sampah nasi bekas makan tadi.
Selesai mencuci piring Ica membawa ponselnya yang basah kuyup ke luar, ia menaruhnya di bawah sorotan sinar matahari. Kata orang jika di jemur begini ponselnya bisa menyala kembali, jika tidak masukkan saja ke dalam beras.
"Ck, elah !!! nyala dong !"
"Ngapain ?!" kekeh Riski yang sedang menggendong Momo (Morina)
"Ini bang, hape gue kecemplung wastafel, mana isinya bekas nasi sama ikan asin lagi !" ketus Ica.
"Ponsel loe pengen diajak liburan Ca, itu buktinya dia terjun bebas. Makanya ajakin mantai !" jawab Riski.
"Sue, mana ada ! itu mah curahan hati loe kali !" jawab Ica masih berusaha.
"Dih dibilangin ga caya !" Riski duduk di kursi depan membukakan bungkusan ciki yang baru saja Momo beli.
"Momo jajan apa ?!" tanya Ica duduk di depan gadis kecil berumur 3,5 tahun itu. Rambutnya yang dikucir 2 di sisi kanan dan kiri membuat Ica gemas.
"Iki..." jawab Morina tak jelas.
"Hahahaha Iki mah bapak luuu !" jawab Ica tergelak.
"Mo, tante Ica mau dong !" Ica mengulurkan telapak tangannya.
Momo menggeleng, "enda ! tata ayah halus belajal peyit, bial kaya !" Riski tergelak, usia Momo memang golden age.
"Kamvreett loe bang, ngajarin anak loe ga bener !" sarkas Ica.
Nene Ica keluar, memang jam segini kerjaannya berjemur, untuk mendapatkan sinar mentari agar kulitnya sehat. Meskipun tak akan bisa mengembalikan kekencangan kulitnya lagi.
"Ne, mau berjemur ?" tanya Ica.
"Hah?!"
"Nene, mau berjemur ?"
"Mau, nene mah makan apa aja mau, jamur boleh !" jawabnya lagi. Ica menghela nafasnya, memang perlu kesabaran ekstra untuk mengobrol dengan neneknya,
"Mamposs loe !" tawa Riski.
Ica mendekatkan mulutnya ke telinga neneknya,
"Nenek mau berjemur?" tanya Ica, keras tapi tidak membentak.
"Oh, iya nene mau berjemur," jawaban kali ini benar.
"Loe ga kerja Cot ?!" tanya Riski.
"Kerja siang, " jawab Ica. Sampai Momo menghabiskan jajanannya, ponsel Ica tetap tak mau menyala.
"Ini gimana ??! hape gue ga mau nyala !" rengek Ica.
"Sokorrrr !!! makanya sama abang sendiri jangan pelit pelit !" sarkas Galih dari dalam.
"Njirr ! diem loe ! gue tabok jadi cakep loe !" balas Ica.
"Itu artinya minta diganti markisaaa !!" jawab Galih.
"Mau beli pake apa? kertas? koran?" tanya Ica mulai kesal dan menjatuh jatuhkan ponselnya.
"Loe beliin gue bang, itung itung hadiah ultah nanti, " jawab Ica.
"Ultah loe masih lama, ntar gue beliin 10 tapi yang suaranya aiyaiya...!" Ica segera meraih sendal jepit lalu di lenpar ke arah Galih yang sudah berlari masuk ke dalam.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
DozkyCrazy
syukaaa bener deh ah
2024-11-22
0
Lalisa
ya ampun si ayah ngajarin nya bener 🤣🤣🤣
2024-09-20
0
Lalisa
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-09-20
0