Chap15. Luka yang tak Disengaja

Perjalanan menyusuri perkampungan, berlanjut ke area perkebunan sawit.

Sebuah mes yang terlihat cukup bersih berupa kamar-kamar yang berjajar. Terlihat pegawai yang telah  menyelesaikan jam kerja dan kembali ke mes untuk beristirahat. Sore sudah menjelang petang.

Anto memarkirkan kendaraan di depan mes yang terpisah di ujung area yang merupakan rumah tersendiri.

"Ayo mas masuk, aku tinggal di sini" ajak Anto kepada Johan

"Kamu tinggal sendiri di rumah  rumah ini?" tanya Johan

"Tidak sih, ada beberapa teman mandor yang menempati kamar-kamar di rumah ini" jelas Anto.

"Kalau yang tadi kita lewati?" Johan timbul rasa penasaran.

"Oh, itu mes pegawai, banyak tetangga kampung kita lho nanti tahu kamu datang, mereka pasti ramai ke sini" Ujar Anto. Johan penasaran mengapa sepupunya tinggal di tempat berbeda tapi masih segan untuk bertanya.

"Pak Murti, boleh minta tambahan satu kasur ya" pinta Anto ke pengurus mes yang datang menyambut kedatangan mereka berdua.

"Baik mas, nanti saya siapkan, ditaruh di mana?" tanya pak Murti.

"Di kamarku saja" Pak Murti mengangguk dan melangkah pergi meninggalkan mereka lalu menyiapkan segala keperluan yang dipinta oleh Anto.

"Sepertinya Anto cukup dihormati di tempat ini, apakah anak bedugal ini punya jabatan?" batin Johan semakin penasaran.

Masa SMA Anto hanya terpaut satu tahun dengan Johan. Meski tidak satu sekolah, karena mereka kerabat Johan tahu betul kenakalan sepupunya yang anak orang kaya itu.

Anto melarikan diri dari rumah selepas SMA karena dituduh menghamili temannya dan dikejar orang tua si gadis agar segera menikahinya.

Anto bersumpah kepada Johan bahwa bukan hanya dia saja yang menjalin hubungan dengan gadis itu.

Sedangkan Anto sendiri juga menjalin hubungan dengan banyak gadis karena ketampanan dan kekayaan orang tuanya yang membuat para gadis menjadi tergila-gila kepadanya.

Karena peristiwa itulah Anto terdampar di perkebunan sawit di Sumatera ini, dan tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi meski orang tuanya lebih kaya dari orang tua Johan.

"Gimana khabar Nike Mas?" Anto memecah malam dengan pertanyaan yang tidak diharapkan Johan.

Dua gelas kopi hitam kental dan dua piring nasi goreng mereka hadapi sebagai bekal nanti melampaui malam.

"Heh hhm" Johan menghela nafas dahulu setelah menelan kunyahan terakhir di di mulutnya.

"Tiga tahun kami tidak berkomunikasi" terang Johan.

"Kudengar dia bertemu mas beberapa bulan lalu" Anto menyelidik.

"Ya, aku nengok ibu, dari mana kamu tahu?" selidik Johan balik.

"Itu Suparmin pulang kampung sebulan setelah Mas balik kampung" terang Anto.

Johan hanya menghela nafas.

“Kok berasa kamu punya masalah Mas?” Anto menjadi semakin serius.

“Aku yakin kamu ke sini bukan karena ketiduran di bus yang seharusnya ke Wonosari, atau kebetulan mau pamer kepadaku bahwa kamu mau beristri, atau semacamnya?” Anto mulai ingin tahu.

“Ceritanya panjang To” keluh Johan.

“Pak Murti punya stok kopi sekarung Mas, cukup buat aku melek 3 hari buat mendengar kamu melepaskan beban” sebagai pria yang pernah lepas dari masalah remaja yang berat, Anto tumbuh menjadi sangat dewasa.

“Maafkan aku soal Nike Mas, jika itu jadi bebanmu. Aku sungguh tidak tahu kalau saat itu kamu begitu mencitai Nike sampai seperti orang gila” Anto mengungkit masa lalu.

Johan menggeleng pelan, Anto bangkit untuk menyingkirkan piring yang telah kosong ke belakang.

Melihat adik sepupu memperlakukan demikian, lamunan Johan kembali ke masa dia baru saja lulus SMA dulu……

***

“Mas Antarkan aku ketemuan ya” pinta Nike kepada Johan. Dandanannya sebenarnya tidak pantas untuk anak SMA.

Meski sejak SMP Johan mengejar cinta Nike, tetapi ia sadar status sosialnya sebagai anak pegawai rendah tak akan memenuhi selera Nike.

“Ke mana?” Johan seperti seekor kerbau saja jika sudah dihadapan Nike, apalagi ayah Johan sudah menegaskan bahwa Nike ada hubungan famili dengannya.

Johan mengambil alih kemudi motor Nike yang berpindah membonceng di belakangnya.

“Ke kota. Nanti motorku taruh dirumahmu saja ya mas” perintah Nike dalam perjalanan, Johan hanya mengangguk.

Johan faham maksud Nike agar orang tuanya mengira ia menginap di rumah Johan.

“Jemputnya besok jam dua siang di tempat yang sama ya mas” Johan hanya menggangguk.

“Anaknya ganteng lho mas, anak orang kaya” cerocos Nike tanpa perasaan.

“Anak mana?” Johan sebenarnya malas, tetapi hanya mengangguk dan menggeleng sepanjang perjalanan terasa membosankan.

“Anak kotalah, kalau anak-anak kampung kan rata-rata besok cuma bertani atau jadi kuli bangunan” cerocos Nike menghakimi.

Sampai batas kota, senja telah mulai tiba, seorang remaja yang sosoknya ia kenal menunggu Nike.

“Kenal dimana kamu Nike” Anto setengah bebisik kepada Nike.

“Ah, mau tahu saja kamu mas” Nike mengelak. Segera turun dari boncengan dan berlari menuju motor sport pria yang sudah menunggunya.

“Kamu Anto” Johan sedikit terkejut.

“Lho Mas Johan” Antopun tak kalah terkejut. Anto menjadi agak ciut.

“Kalian sudah saling kenal rupanya” Nike datar saja, seperti biasa ia tak pernah peduli perasan para pria.

“Kamu bilang gak punya pacar Nike?” tanya Anto terlihat agak jengkel mengetahui yang mengantarpria yang ia kenal baik.

“Memang tidak, Mas Johan ini masih famili denganku. Aku selalu minta tolong dia kalau sedang membutuhkan” Nike menjelaskan dengan kecentilannya.

“Ouwh tapi….” kalimat Anto dipotong oleh Johan

“Sudah...  sudah sana, bersenang-senanglah, Aku pulang” ucap Johan berpamitan dengan memotong kalimat Anto.

"Kok kamu jadi sewot begitu sih Mas" Nike merajuk maja kepada Johan.

Johan tak mempedulikan dan segera meninggalkan mereka berdua.

Johan sudah bisa menduga apa yang akan dilakukan Anto bersama Nike, ia mencoba memastikan dengan mengambil jalur melingkar menuju sebuah hotel kecil di pinggir kota.

Didapatinya motor Anto terpakir agak tersembunyi di sudut hotel.

Membayang kan apa yang akhirnya sering dilakukan Anto dan Nike, Johan jadi muak kepada Nike.

Johan kecewa kepada diri sendiri yang dilahirkan sebagai anak dari pegawai rendahan dan miskin. Johan bertekad menutup rasa malu dan kecewanya dengan segera meninggalkan kampung setelah tamat SMA.

Johan tidak pernah marah ke Anto, karena ia tahu kelakuan Nike sejak masih SMP.

***

“Mas Johan masih marah ya?” kata Anto membuyarkan lamunan Johan.

“Eh, oh tidak. Aku tidak pernah marah atas kelakuanmu To” Johan sedikit tergagap

“Lantas apa yang membuatmu seperti orang enam tahun lalu. Banyak melamun seperti orang kehilangan jiwa begitu” Rupanya Anto sempat memperhatikan saat Johan dalam lamunan.

Johan menggeleng pelan. Perjalanan yang sangat memalukan ini apakah pantas ia ceritakan. Apakah tidak akan menjadi bahan tertawaan sepupunya.

“Ceritalah mas, barangkali aku bisa menebus kesalahan masa laluku” pinta Anto.

“Kenapa sampai kamu kesasar di warung kopi, di pinggir kota Lampung ini?” anto mendesak.

“Janji kamu tidak akan mentertawakan aku To?” Johan masih enggan.

“Aduh mas. Jangan pandang Anto sebagai bocah remaja lima tahun lalu” Anto meyakinkan.

“Aku kesini mencari temanku” Anto hanya mengeryit dahi menunggu kakak sepupunya nyaman.

“Namanya Leyna” lanjut Johan.

“Leyna, sepertinya nama yang tidak asing” Anto menduga-duga nama Leyna, tapi tidak percaya kakak sepupunya yang pemalu dan rendah diri punya keberanian mencari gadis itu.

Johan yang ia kenal, adalah Johan yang sederhana dan kepribadiannya agak inverior.

“Jadi Mas Johan di jalan itu… sudah dari rumah Nona Leyna” Anto penasaran apakah benar Leyna yang dimaksud.

“Pasti aku salah alamat To, temanku salah mencatatkan alamat, dia yang kasih ke aku” dengan malas Johan meraih ponsel, membuka foto yang sama yang ia tunjukan kepada satpam rumah besar tadi siang.

“Hah. Teman bagaimana ini mas? Nona Leyna?” Anto sungguh terkejut Johan memiliki foto putri bosnya. Johan semakin bingung. Kosong seperti orang kehilangan jiwa.

“Mas, Mas, ini serius ini putri pak Hartanata, pemilik perkebunan yang kami Kelola ini” Johan semakin lemas mendengar kenyataan ini. Jelas ini bukan sedang mimpi, sepupunya sendiri yang berbicara dihadapannya.

"Tolong jangan pernah ceritakan aib ini kepada siapapun To" Anto hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

Episodes
1 Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2 Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3 Chap3. Perubahan yang Meragukan
4 Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5 Chap5. Hari-hari Baru
6 Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7 Chap7. Cuti Mendadak
8 Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9 Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10 Chap10. Tamu tak Diduga
11 Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12 Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13 Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14 Chap13. Papa, Aku Pulang
15 Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16 Chap15. Luka yang tak Disengaja
17 Chap16. Menguak Modus Pelarian
18 Chap17. Maafkan Aku Nike
19 Chap18. Sial Kamu Jo
20 Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21 Chap20. Godaan Sang Malam
22 Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23 Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24 Chap23. Tertangkap Basah
25 Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26 Chap25. Wajah Menyesatkan
27 Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28 Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29 Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30 Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31 Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32 Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33 Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34 Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35 Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36 Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37 Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38 Chap38. Lamaran Modal Nekat
39 Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40 Chap40. Pengkhianatan Erni.
41 Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42 Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43 Chap43. Terjebak Konflik
44 Lagi sakit berat.
45 Chap44. Rencana Pernikahan
46 Chap45. Minggat (Lagi)
47 Chap46. Diijinkan
48 Chap47. Bimbang
49 Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50 Chap49. Main Srondol Saja
51 Chap50. Selangkah lagi
52 Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53 Chap52. Deburan Jantung Hati
54 Chap53. Malam Pengantin
55 Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56 Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57 Chap56. Pesta Besar
58 Chap57. Test Pack
59 Chap58. Grand Opening
60 Chap59. Mabuk berat
61 Chap60. Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2
Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3
Chap3. Perubahan yang Meragukan
4
Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5
Chap5. Hari-hari Baru
6
Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7
Chap7. Cuti Mendadak
8
Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9
Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10
Chap10. Tamu tak Diduga
11
Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12
Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13
Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14
Chap13. Papa, Aku Pulang
15
Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16
Chap15. Luka yang tak Disengaja
17
Chap16. Menguak Modus Pelarian
18
Chap17. Maafkan Aku Nike
19
Chap18. Sial Kamu Jo
20
Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21
Chap20. Godaan Sang Malam
22
Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23
Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24
Chap23. Tertangkap Basah
25
Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26
Chap25. Wajah Menyesatkan
27
Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28
Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29
Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30
Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31
Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32
Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33
Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34
Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35
Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36
Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37
Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38
Chap38. Lamaran Modal Nekat
39
Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40
Chap40. Pengkhianatan Erni.
41
Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42
Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43
Chap43. Terjebak Konflik
44
Lagi sakit berat.
45
Chap44. Rencana Pernikahan
46
Chap45. Minggat (Lagi)
47
Chap46. Diijinkan
48
Chap47. Bimbang
49
Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50
Chap49. Main Srondol Saja
51
Chap50. Selangkah lagi
52
Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53
Chap52. Deburan Jantung Hati
54
Chap53. Malam Pengantin
55
Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56
Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57
Chap56. Pesta Besar
58
Chap57. Test Pack
59
Chap58. Grand Opening
60
Chap59. Mabuk berat
61
Chap60. Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!