Kos Bella tidak jauh dari kos Leyna. Hanya saja kos yang baru setahun dibangun itu terletak di pinggiran perbatasan dengan daerah persawahan.
Halamannya masih luas karena tidak semua didirikan bangunan. Dikelilingi pagar tinggi untuk memastikan keamanan dari gangguan yang tidak diinginkan.
Jalan menuju ke kos Bella cukup sepi saat malam hari, melewati beberapa kebun kosong dengan pohon-pohon besar di dalamnya.
Suasana sekitar kebun-kebun itu menjadi agak gelap dan berkesan menyeramkan buat para gadis.
“Nanti antar aku jam sepuluh saja ya Jo” pinta Leyna tadi sore.
“Kok nggak jam Sembilan saja?” Johan penasaran.
“Nggak apa-apa Jo, bapak kos nggak tutup gerbang karena malam tahun baru” kilah Leyna.
“Jalan kaki saja Jo” Leyna meminta.
Kos Johan sebenarnya berada di tengah antara kos Leyna dan kos Bella. Namun karena acara mulai cukup larut, maka Leyna meminta dijemput ke kosnya alih-alih ke kos Johan lebih dahulu.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.05 saat Johan dan Leyna meninggalkan kos. Perjalanan tidak lebih dari 15 menit meski mereka berdua berjalan lambat-lambat. Suasana cukup ramai karen malam tahun baru ini langit cerah dihiasi bintang malam.
Sepertinya semua sudah hadir di kos Bella karena sebagian anak UKM ini kos di sini. Hanya laki-lakinya yang kos berbeda-beda.
Ada sekitar lima belas muda-mudi mengelilingi perapian sambil sibuk membakar berbagai penganan. Semua terlihat ceria dari tawa yang sesekali pecah membahana.
“Makasih Jo, kamu pulang saja” ujar Leyna sesampai di gerbang kos Bella. Johan terkesiap.
“Kamu pulang jam berapa” Johan berusaha menutupi kekecewaannya.
“Aku sampai pagi, semua teman-teman juga akan di sini sampai pagi” jawab Leyna.
“Nggak aku tunggu saja?” Johan masih berusaha bertahan.
“Nggak usah, kasihan kamu nanti Lelah” kilah Leyna.
“Kamu nanti tidur di mana?” Johan ingin memastikan orang yang dicintainya nyaman selama acara.
“Sudah kamu gak usah pikirkan itu, nggak usah cemburu Jo aku baik-baik saja. Malam tahun baru pasti seru dan kami gak akan tidur sampai pagi”
Selama berhubungan, baru kali ini Leyna mengucapkan istilah dalam berpacaran dihadapan Johan, namun justru hal itu membuat Johan diliputi penasaran.
Hati Johan dibakar kecemburuan, benaknya dipenuhi berbagai pertanyaan mencurigakan.
“Hai Leyna lambat amat datangnya? ngapain aja jam segini baru nongol” seru seorang mahasiswa.
Leyna belum sempat menjawab, kawan lain sudah menimpali.
“Diantar siapa Ley, pacarmu ya?” seorang mahasiswi menimpali. Semua mata tertuju ke Leyna.
Leyna tidak menjawab. Dengan air muka yang membuat Johan penuh tanda tanya ia bergegas berbaur dengan teman-temannya meninggalkan Johan sendirian tanpa berkata-kata lagi.
Johan menduga Leyna malu karena datang diantar dirinya. Rasa minder Johan dihadapan Leyna kembali muncul setiap kali Leyna berperilaku seakan mengabaikannya.
Johan baru saja hendak membalikkan badannya ketika mendengar suara memanggil.
“Mas Jo, itu dicariin Kak Roy!” suara merdu Bella setengah berteriak.
“Masuk mas Jo, Kak Roy di dalam sedang meracik sate, dibantu gih” sambung Bella. Tidak salah Roy memilih pacar. Sikapnya yang ramah jelas cocok dengan kepribadian Roy.
“Kak Roy, ini ada mas Johan” Johan sedikit mendengar tentang pacar Roy ini memang terkenal supel dan sedikit cerewet. Johan tak menyangka Bella mengenalnya.
Meski sudah tidak sering bertemu adik-adik kelasnya itu, namun karena Johan masih kos di lingkungan kampus
beberapa anak kos baru sesekali bercerita tentang kehidupan kampus mereka.
“Ayo Mas Jo, ini acara kita Bersama kok” ujar Roy yang segera menghampiri setelah mendengar lengkingan suara pacarnya.
Tak salah Roy terpilih menjadi ketua UKM. Sikapnya yang tegas dan dewasa dapat menggerakkan organisasi
mahasiswa itu menjadi lebih hidup.
Johan dengan enggan mengikuti Langkah Bella diiringi oleh Roy. Johan bersikukuh kepada Roy untuk duduk agak jauh dari kerumunan.
Duduk dibelakang lingkaran anak-anak mahasiswa yang sedang asyik beracara. Kebosanan meliputi kepalanya. Dilihatnya Leyna gadis yang dicintainya sibuk dengan teman-temannya dan sesekali menghilang entah ke mana.
Rasa bosan yang makin mendera membuat kantuk Johan tak lagi dapat ditahan.
Johan tertidur sambil duduk di tanah dengan kepala diatas lutut. Tangannya memeluk tututnya untuk mengusir rasa dingin yang makin terasa. Jaket tebalnya tak terlalu baik melindungi tubuhnya dari hempasan angin malam.
“Jo… Jo… kita pulang ko kos kamu” Ujar Leyna sambil menggoyang-goyang tubuh Johan dengan tangan mungilnya. Johan terbangun. Entah sudah berapa lama ia tertidur memeluk lutut.
Badannya terasa pegal dan ngilu diterpa angin malam dengan posisi tidur yang tidak lazim.
Johan melihat anak-anak mahasiswa sebagian sudah merebahkan diri saling berdesakan mengelilingi api unggun yang mulai redup.
Beberapa yang masih terjaga berusaha menjaga agar apinya tetap besar dengan menambah kayu dan membalikan baranya.
“Nggak apa-apa Ley, bersenang-senanglah di sana aku di sini” Johan jatuh ke rasa bersalah telah mengganggu acara Leyna dengan menungguinya.
“Nggak Jo, kita pulang” Leyna bersikeras. Suaranya sedikit ketus.
“Baiklah aku antar kau ke kos” Sambil beranjak Johan berjalan, masih agak sempoyongan karena kantuknya tak reda dengan posisi tidur yang tidak nyaman.
Jika nada suara Leyna sudah seperti itu, Johan tak mau memperpanjang perdebatan. Johan tanpa suara melambaikan tangan kepada Roy yang rupanya masih berjaga dan berusaha memperbesar nyala api unggun.
Roy memangku kepala Bella yang lelap Roy hendak memindahkan kepala Bella, namun Johan melambaikan tangannya kembali memberi tanda agar Roy tetap duduk saja.
Berdua menyusuri jalan yang telah sepi hampir tanpa kata. Saat Leyna membelok ke gang kos Johan, Johanpun bertanya.
“Mau ke mana katanya mau pulang” Johan belum percaya tingkah Leyna
“Ke kos kamu saja" Suaranya masih ketus.
"Kenapa?" Meski ada sedikit rasa senang, tetapi menilik nada suara Leyna, Johan tidak yakin akan sungguh mendapat kebahagiaan.
"Teman-temanku pasti juga nggak pulang malam ini, percuma di kos sendirian” jawab Leyna
“Tapi Ley, mending aku antar saja ke kos kamu biar kamu bisa istirahat sampai esok” Johan memaksa.
“Ya sudah kalau nggak boleh, antar aku balik ke kos Bella saja” Leyna mulai merajuk.
“Heh…” Johan mendengus pelan. Ia tak ingin Gadis yang dicintainya melihat kekesalannya.
“Baiklah…” lanjutnya berusaha bersuara selembut mungkin.
“Baiklah apa?” Leyna lebih ketus sambil berbalik ke arah jalan menuju kos Bella. Sikapnya kembali semula.
“Ya baiklah kita ke kos aku sesuai keinginanmu” Johan menarik tangan Leyna perlahan, menahan agar tidak berbalik dan meyeret lembut menuju gang tempat kosnya.
Kos sepi, semua penghuni keluar menikmati tahun baru atau pulang ke kampung. Johan mempersilahkan Leyna beristirahat di kasurnya, sementara ia berbaring di karpet di sebelahnya.
Entah sudah berapa lama, mereka demikian dalam posisi diam.
Dalam lampu kamar yang tetap terang Johan melihat gadis yang dicintainya terpejam dalam diam. Hatinya tergoda untuk memeluk dan mencium pipi Leyna.
Lama ia memendam rasa itu, melihat nafas Leyna yang teratur, dadanya naik turun dengan lembut, Johan seperti tak tega jika harus mencuri ciuman.
Mata Johan tak juga mampu terpejam. Tidur dengan posisi tak nyaman ketika di kos Bella tadi membuatnya terjaga. Matanya terasa pedas, ototnya terasa sakit semua.
Namun dengan gadis tercinta di sampingnya, sebagai laki-laki normal, Johanpun mulai tergoda.
Johan mendekat, namun tetap tak berani menggunakan tangannya untuk meraih tubuh Leyna.
Ia beringsut semakin mendekat ke arah Leyna. setengah terduduk seperti biasanya ia hanya berani mencium kening lalu pipi lembut Leyna.
Dua kali ciuman satu di pipi kiri dan satu di kanan Johan hendak menjauh kembali berbaring saat tiba-tiba Leyna meraih kepalanya dengan kedua tangan.
Leyna mendekatkan wajah Johan ke wajahnya dan memberikan ciuman di bibirnya. Bukan ciuman biasa, ciuman yang membuat Johan lupa segalanya.
Johan terkejut hingga tak berani membalas kuluman bibir Leyna. Ia terdiam dalam kebingungan. namun tetap pasrah menikmati permainan.
Membuka mata, yang menitikkan air disudutnya, Leyna hampir terisak dan lirih berkata.
“Maafkan aku Jo, maafkan aku”
"Maaf soal apa Ley" Johan berusaha mencari jawab atas kebingungannya.
Namun Leyna segera memagut bibitnya hingga Johan hampir kehabisan nafas.
Johan makin kebingungan. Namun Leyna makin keras menggigit bibir Johan sambil memeluk erat kepala Johan menindihkan sebagian tubuhnya ke dada Johan.
Terasa sedikit pedih gigitan bibir Leyna,. Johan tak bisa bersuara karena tak bisa membuka bibirnya.
Mereka berdua terdiam tanpa suara dalam pelukan penuh cinta hingga fajar yang makin memerah.
Hari baru tahun baru, dengan perjalanan hidup yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments