Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah

“Selamat untuk kerja keras kalian semua” ujar Pak Edy menyambut kepulangan tim Kalimantan di ruang rapat.

“Sebagai ucapan terima kasih perusahaan akan memberikan bonus dan hadiah cuti tambahan” lanjut pak Edy.

“Hari ini usai rapat tim Kalimantan boleh langsung pulang untuk beristirahat, cuti tambahan satu minggu depan, sedang tim pusat mendapat cuti tambahan 3 hari bergiliran mulai minggu depan” pak edy memaparkan

“Apakah ada yang keberatan?” tanya pak Edy.

“Tidak Paak” seru para karyawan kompak dengan wajah yang puas.

“Baiklah, kita cukupkan sekian dulu, silahkan melanjutkan sesuai dengan jadwal masing-masing” Pak  Edy meninggalkan ruangan diikuti senyum ceria para karyawan yang senang mendapat limpahan rejeki tahun ini.

Johan tidak langsung pulang ke kos, kali ini ia akan mampir ke kos Leyna entah diterima atau tidak.

Dua bulan lebih lima hari akhirnya pengerjaan proyek di pedalaman tanpa jalur komunikasi dengan Leyna maupun keluarga membuat rindu dendam di hati Johan.

Alangkah terkejutnya kos sepi, dan terlihat gerbang terkunci. Johan menuju ke rumah bapak kos dan mencari tahu.

“Kos sepi ya pak?” Tanya Johan.

“Lho nak Johan, sudah lama tidak kelihatan ya, kemana saja?” bukannya menjawab pertanyaan yang memang tidak butuh jawaban, bapak kos malah seakan terkejut melihat kedatangan Johan.

“Iya pak, ada proyek luar kota” jawab Johan.

“Anak-anak sudah pulang semua mas Johan” mereka kan selesai ujian awal.

“Leyna ke mana pak?” Johan heran, selama ini Leyna tidak pernah pulang ke kota kelahirannya semenjak pertama menginjakkan Jogja.

“Lah, masa tidak tahu? Leyna pulang bersamaan dengan hari Lusi pulang kampung” terang bapak kos.

“Ah sial, cerita apalagi ini” rutuk Johan dalam hati.

“Baiklah Pak, saya pulang dulu” pamit Johan.

“Ya mas Johan” jawab bapak kos.

Sesampai di kos Johan mendapati  kanebo kering dan si Tambun menonton TV berdua saja.

“Eeey mas Johan, mana oleh-olehnya?” seru berdua.

“Nanti ambil dikamar, masih di dalam tas ini” ujar Johan

“Asyiiiik” duo anak kos merasa gembira.

“Yang lain kemana?” tanya Johan.

“Sudah pulang kampung mas” jawab Tambun.

“Kalian tidak pulang” Tanya Johan

“Yah.. nasib mahasiswa Junior mas, ujian selalu jatuh di jadwal akhir.

“Nikmatilah semasa masih Junior, naik semester dikit nggak sempat istirahat kalian nanti” nasehat Johan

“Baik senioooor” jawab duo kos sambil cekikikan.

Johan hendak beristirahat ketika kanebo kering mengganggu dengan informasi yang mengusiknya.

“Eh Mas, seminggu lalu mbak Leyna ke sini” seru kanebo kering.

Johan yang sudah masuk ke kamar melongokkan kepala di pintu.

“Nyari mas Johan” lanjutnya.

“Ya iyalah, masa nyari kamu” potong si Tambun.

“Halah kamu ini diam” kanebo kering menggertak.

“Apa benar mbak Leyna nggak tahu kalau mas Johan dapat proyek ke Kalimantan?” lanjut kanebo kering tetap dari depan televisi.

“Dia bilang apa?” Tanya Johan penasaran.

“Nggak bilang apa-apa sih, langsung lari saja keluar sana sambil menangis saat tahu mas Johan masih di Kalimantan” kata kanebo.

Johan membatalkan istirahatnya,  bersigegas menuju ke kampus menemui teman seangkatannya yang sekarang bekerja sebagai tata usaha.

***

Berbekal alamat yang didapatkan dari tata usaha kampus, Johan nekat naik bus ke lampung.

Beruntung ia memiliki teman baik yang bekerja di kampus, sehingga bisa membuka data mahasiswa. Teman Johan juga mengenal baik Leyna sebagai kekasih Johan.

Libur dan bonus yang didapatkan Johan dimanfaatkan untuk perjalanan. Anggap saja liburan akhir tahun.

Rindu dendamnya kepada Leyna membuat matahatinya gelap, sehingga ia nekat ke kota yang belum pernah ia datangi seorang diri.

Sesampai di Lampung Johan bertanya kesana kemari untuk mendapatkan angkutan menuju alamat yang dipegangnya.

Setelah beberapa waktu perjalanan Johan tiba di alamat yang dia cari. Angkutan menurunkannya di depan rumah besar dan mewah.

Dengan tas dipunggung, Johan berjalan menyusuri jalanan itu  ke kanan dan kiri sampai beberapa bangunan untuk melihat rumah-rumah di sebelah rumah besar tersebut.

Johan meneliti nomor-nomor rumah disekitar situ untuk memastikan sopir angkot tidak salah menurunkan dirinya.

Akhirnya meski ragu-ragu ia kembali ke depan rumah besar berhalaman luas dengan taman yang  asri.

Johan mengira itu adalah sebuah penginapan karena tidak ada papan nama hotel atau kantor di depannya, sementara beberapa orang satpam menjaga di pos yang jauh lebih besar dari kamar kosnya.

Melihat seorang yang terlihat seperti kebingungan penjaga keamanan menghampiri Johan, memaksa munculnya keberanian Johan untuk bertanya.

“Permisi pak, maaf numpang tanya, apa ini alamatnya sudah benar?” tanya Johan sambil menyodorkan kertas bertuliskan alamat yang diberikan pegawai TU kampus, temannya.

“Ya betul” jawab satpam itu setelah mencermati tulisan pada kertas.

“Ada keperluan apa?” tanya satpam.

“Eh, anu Pak” Johan ragu-ragu

“Apa ini rumah tinggal” Johan ingin memastikan.

“Benar, ini rumah Tuan Hartanata, pemilik perkebunan sawit terluas di Lampung” Satpam menjelaskan

“Eh.. ya sudah. Kalau begitu maaf, saya pasti salah” Johan hendak berbalik saat satpam bertanya.

“Sebenarnya ada keperluan apa?” satpam agak curiga dengan tingkah Johan.

“Nganu Pak" Johan terpaksa berhenti  dan memberanikan diri bertanya.

"Apa ada yang bernama Leyna tinggal di sini” mendengar pertanyaan Johan pak satpam mengernyitkan dahinya.

“Bagaimana anda tahu?” satpam mulai curiga.

“Berarti ada ya?” desak Johan.

“Iya betul, Nona Leyna putri kesayangan tuan Hartanata” jelas satpam.

“Putri Tuan? Nona?” Johan mengeryitkan dahi. Diambilnya ponsel lalu membuka gallery foto, satpam menunggu dan memperhatikan gerak gerik Johan dengan seksama.

“Apa Nona Leyna wajahnya seperti ini Pak?” Johan menunjukkan sebuah foto yang dia ambil saat weekend bersama Leyna di Jogja setahun lalu.

“Betul, betul mas, beliau ini Nona Leyna” jawab satpam penuh hormat melihat foto Leyna.

Mendengar kenyataan itu, darah Johan berdesir keras.

Johan tidak percaya Leyna adalah putri dari pengusaha kaya, karena dia tidak pernah menampakan tanda-tanda berasal dari kalangan orang kaya. Bahkan Leyna selalu berkilah tidak pulang saat libur semester karena ingin hemat biaya.

Leyna tidak memegang ponsel, bahkan ia tak pernah memiliki ponsel yang model jadul sekalipun seperti mahasiswa yang lain.

Kulitnya juga sawo matang tidak putih bersih layaknya seorang putri, meski memang masih terlihat halus dan bersih.

Tidak pernah mau diajak jalan ke Mall dengan berbagai dalih dan alasan yang membuat Johan mengira Leyna malu karena Mall bukan kelas dolan mereka.

Bahkan hanya sekedar nongkrong malam mingguan di alun-alun selatan yang merupakan favorit mahasiswa yang baru mengenal Jogja, Leyna tidak mau.

Leyna memilih bermalam minggu di kos, berkeliling candi-candi kecil,  jalan ke pantai yang tidak banyak dikunjungi orang.

“Putrinya…., putri.. angkat…., atau putri pembantunya barangkali Pak” Johan berhati-hati dan mengeja perlahan agar satpam tidak salah paham.

“Waduh. Anda ini wartawan atau biang gossip, jangan menghina tuan saya dong. Nona Leyna ini putri kandung tuan Hartanata” kata satpam itu mengira yang datang adalah wartawan.

“E eh, maaf pak bukan bermaksud begitu” buru-buru Johan menyahut karena tidak ingin membuat masalah.

“Tapi saat ini beliau sekeluarga sedang berlibur ke Singapura. Besok saja kalau mau wawancara, tinggalkan nomor di keamanan, nanti kami hubungi jika tuan Hartanata mengijinkan” cerocos satpam itu tanpa menanya lebih jauh tentang jati diri Johan yang dikira wartawan seperti tamu yang berseliweran sepanjang pekan untuk meliput kepulangan Nona besarnya.

“Keluarga habis pesta besar, setelah tiga tahun putrinya menghilang dan tidak mau ditemui, akhirnya pulang dengan selamat. Bahkan katanya sudah lulus kuliah di Jogja. Makanya setelah pesta, sekeluarga berlibur ke Singapura menikmati kebersamaan keluarga” Jelas satpam itu.

Johan hanya manggut-manggut, nyalinya makin menciut. Mulutnya kecut. kepala berdenyut-denyut. Ia menepuk-nepuk jidatnya memastikan tidak sedang bermimpi.

“Jika demikian gak salah kalau selama ini Leyna hanya membuatku menjadi mainan, memanfaatkan kekosongan hatinya dan sekarang mau meninggalkan diam-diam setelah selesai kuliah” begitu prasangka batin Johan menahan kelu.

“Baiklah Pak, kapan-kapan saja saya datang lagi untuk wawancara” Johan berbohong agar segera bisa hekang dari tempat itu.

“Ya..ya. , dua hari lagi sudah kembali, silahkan datang lagi ke sini” kembali satpam yang tidak sadar sedang dibohongi.

Johan melangkah gontai antara percaya atau tidak, antara mimpi atau kenyataan. Ia masih yakin ini sebuah

kesalahan.

Atau ia melakukan kesalahan karena berhubungan dengan seorang gadis tanpa pernah menggali latar belakang keluarganya. Kesalahannya karena setiap bertanya, Leyna selalu menjawab. “Sudahlah Jo, bahas yang lain saja” dan ia menyerah begitu saja.

Pusing, pening tujuh keliling, Johan memilih menikmati segelas kopi pahit di kedai pinggir jalan, menelusur isi kepala yang campur aduk hingga Johan teringat sepupunya yang bekerja di pulau Sumatera.

Johan meraih ponsel di saku bajunya, jemarinya mulai menggeser layar ponsel menelusur buku alamat hingga . didapatinya nama sepupumnya masih tersimpan.

“Hoey, ada apa Mas tumben, sudah lama sekali” suara Anto dari seberang sambungan.

“Boleh aku menginap di tempatmu To?” tanya Johan.

“Maksudmu?” tanya Anto tidak faham keinginan Johan.

“Bolehkah aku menginap di tempatmu barang semalam? Aku di Lampung ini” terang Johan

“Gila lo mas? Jangan bercanda ah?” Anto memastikan.

“Lha apa untungnya aku bohongi kamu, kamu masih di Lampung kan?” Johan meyakinkan

“Iyalah, masih di Lampung, mau ke mana lagi” Dari seberang sambungan Anto menjelaskan.

“Acara apa mas? Dimana? Sama siapa?” Anto memberondong pertanyaan.

“Sendirian kesasar, gara-gara naik bis sampai ketiduran. Aku diturunin di warung kopi ini, apa ni” Johan sedikit kesal, sambil membacakan nama kedai dan alamatnya.

“Iya deh, gak usah sewot begitu” Anto terkekeh-kekeh setengah tak percaya apa yang baru didengarnya.

“Gak terlalu jauh itu, sebentar aku jemput sekarang saja” Anto merasa senang kedatangan saudara sekaligus teman yang lama tidak berjumpa.

Johan menutup sambungan telepon, melanjutkan menyeruput kopi pahit yang tak terasa sepahit perjalannanya. Namun demikian, ia lega tak harus sepi sendirian di kamar hotel.

Ada Yulianto, putra paman, adik dari ayah Johan yang bisa diajak ngobrol sambil ngopi malam.

Episodes
1 Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2 Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3 Chap3. Perubahan yang Meragukan
4 Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5 Chap5. Hari-hari Baru
6 Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7 Chap7. Cuti Mendadak
8 Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9 Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10 Chap10. Tamu tak Diduga
11 Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12 Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13 Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14 Chap13. Papa, Aku Pulang
15 Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16 Chap15. Luka yang tak Disengaja
17 Chap16. Menguak Modus Pelarian
18 Chap17. Maafkan Aku Nike
19 Chap18. Sial Kamu Jo
20 Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21 Chap20. Godaan Sang Malam
22 Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23 Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24 Chap23. Tertangkap Basah
25 Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26 Chap25. Wajah Menyesatkan
27 Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28 Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29 Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30 Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31 Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32 Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33 Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34 Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35 Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36 Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37 Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38 Chap38. Lamaran Modal Nekat
39 Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40 Chap40. Pengkhianatan Erni.
41 Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42 Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43 Chap43. Terjebak Konflik
44 Lagi sakit berat.
45 Chap44. Rencana Pernikahan
46 Chap45. Minggat (Lagi)
47 Chap46. Diijinkan
48 Chap47. Bimbang
49 Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50 Chap49. Main Srondol Saja
51 Chap50. Selangkah lagi
52 Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53 Chap52. Deburan Jantung Hati
54 Chap53. Malam Pengantin
55 Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56 Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57 Chap56. Pesta Besar
58 Chap57. Test Pack
59 Chap58. Grand Opening
60 Chap59. Mabuk berat
61 Chap60. Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2
Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3
Chap3. Perubahan yang Meragukan
4
Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5
Chap5. Hari-hari Baru
6
Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7
Chap7. Cuti Mendadak
8
Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9
Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10
Chap10. Tamu tak Diduga
11
Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12
Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13
Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14
Chap13. Papa, Aku Pulang
15
Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16
Chap15. Luka yang tak Disengaja
17
Chap16. Menguak Modus Pelarian
18
Chap17. Maafkan Aku Nike
19
Chap18. Sial Kamu Jo
20
Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21
Chap20. Godaan Sang Malam
22
Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23
Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24
Chap23. Tertangkap Basah
25
Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26
Chap25. Wajah Menyesatkan
27
Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28
Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29
Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30
Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31
Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32
Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33
Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34
Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35
Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36
Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37
Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38
Chap38. Lamaran Modal Nekat
39
Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40
Chap40. Pengkhianatan Erni.
41
Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42
Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43
Chap43. Terjebak Konflik
44
Lagi sakit berat.
45
Chap44. Rencana Pernikahan
46
Chap45. Minggat (Lagi)
47
Chap46. Diijinkan
48
Chap47. Bimbang
49
Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50
Chap49. Main Srondol Saja
51
Chap50. Selangkah lagi
52
Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53
Chap52. Deburan Jantung Hati
54
Chap53. Malam Pengantin
55
Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56
Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57
Chap56. Pesta Besar
58
Chap57. Test Pack
59
Chap58. Grand Opening
60
Chap59. Mabuk berat
61
Chap60. Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!