“Hai Jo” membuka pintu Leyna langsung menarik tangan Johan ke dalam kamar sambil berkata.
“Masuk” Wajahnya terlihat ceria. Teman-teman satu kos yang baru saja berkumpul di kamar Leyna keluar kamar beriringan sambil menebar senyum kepada Johan.
“Makasih ya” sebuah ciuman mendarat di pipi Johan.
Kali ini tubuh mungil gadis kesayangan Johan telah dibalut gaun feminim yang pas dengan potongan tubuhnya. Rupanya tadi Leyna sedang memamerkan hadiah ulang tahun saat teman-temannya memberi selamat.
“Selamat ulang tahun Leyna” Johan seperti biasa merangkul kepala Leyna sambil mencium keningnya.
Johan membelikan hadiah gaun yang dipakai Leyna tiga hari yang lalu, namun ia memesan layanan pengantaran siang tadi agar menjadi kejutan.
“Kamu terlihat sangat cantik dengan gaun itu” puji Johan.
“Itu bukan rayuan kan, bukan memuji karena bajunya kan?” Leyna merajuk manja, menggelayut di dada Johan dengan ke dua tangan melingkar pada lehernya.
Johan menjawab dengan kembali mencium kening gadis pujaanya.
“Tumben pulang lebih awal” tanya Leyna setelah Johan duduk di lantai kamar kos.
"Ya, pekerjaan sudah beres. Minggu depan mulai proyek baru, jadi tadi minta ijin refresh tenaga" jawab Johan
Johan semakin sering pulang bekerja langsung ke kos Leyna.
Bagi Johan sehari tidak melihat Leyna dunia terasa melambat seperti kura-kura kehabisan nafas. Leyna sudah hafal jam kerja Johan.
Tak pernah lagi Johan harus menunggu di depan pintu sambil dipandangi teman-teman kos Leyna seperti awal-awal berpacaran dulu. Akhir-akhir ini Leyna selalu sudah berdandan saat waktunya Johan mampir ke kos.
Bahkan beberapa kali karena baru tiba dari kampus dan baru selesai mandi, Leyna tetap mempersilahkan Johan masuk ke kamarnya meski masih bercelana pendek seperti biasanya.
“Mau jalan buat ngerayain ultah kamu Ley?” tanya Johan.
“Ke mana?” Leyna balas bertanya.
“Kamu pengin jalan ke mana?” seperti sebuah adegan drama saja, sepasang pemuda ini hanya berbalas tanya.
“Aku pengin di rumah saja, santai menikmati waktu berdua boleh?” jawab Leyna.
“Nggak pengin kemana-mana?” Tegas Johan.
“Ke mana lagi Jo, pantai …. Bosan. Malioboro.. begitu-begitu saja. Makan…. Bisa dirumah” Leyna mengetukkan jari
telunjuknya di dagu sambil matanya menerawang ke atas seakan sedang berpikir keras.
"Yaa. kalau memang kamu benar ingin santai di rumah aku sih senang-senang saja" kata Johan
“Ting-tong” bel gerbang berbunyi pertanda ada tamu yang tidak biasa berkunjung ke kos ini.
Beberapa teman kos Leyna berebut keluar menyambut. Namun sesaat dari gerbang mereka berteriak,
“Leynaaaaa ada kiriman” rupanya ada petugas pengantaran membawa kiriman untuk Leyna, sebuah kotak besar
terbungkus rapi dengan hiasan yang indah.
"Hati-hati membawanya ya neng!" terdengar suara petugas pengantaran memberi peringatan.
Leyna tak perlu keluar karena teman-temannya setengah berlari membawa bingkisan tanpa nama pengirim itu ke kamarnya.
Teman-teman kos Leyna ikut tak sabar menunggu Leyna membuka bungkusan.
Johan berbaring saja di Kasur sudut kamar sambil memandangi gadis pujaanya sibuk membuka paket dikerubuti teman-temannya.
Teman-teman Leyna langsung bersorak sambil memberi ucapan selamat lagi.
Leyna bangkit dan menubruk Johan yang senyum-senyum nakal di sudut kamar. Menghujani dengan ciuman tanpa peduli teman-temannya geleng-geleng kepala di tengah kamar.
Sebuah kue ulang tahun besar dikeluarkan dari kemasan paket bertuliskan “Selamat ulang tahun ke 20 Leyna tersayang by Johan”, membuat Leyna semakin enggan meninggalkan kamar kos.
“Bang, ini Leyna doang yang dapet, kami gak kebagian” si centil Lusi penggoda yang suka usil jika Leyna dan Johan sedang asyik berdua mulai keisengannya.
"Yeee... emang Leyna mau diduakan" ledek teman-teman yang lain.
"Lah itu kue sebesar itu mana mungkin dihabiskan si mungil Ley sendirian Lus" Kata Johan
"Yah, Kebagian sisanya doang ntar" sungut Lusi.
“Tenang Lus, aku tahu. Kamu ini meski kurus makanmu banyak kan?” Johan terus menggoda Lusi. Leyna hanya senyum-senyum saja di samping Johan sambil erat memegang tangan, sesekali meremas jemari Johan.
“Huh, gak lakinya gak gadisnya sok tahu saja” ketus Lusi pura-pura marah.
“Lah kamu mau nggak makan besar?” goda Johan.
“Halah Gombal, mana berani traktir kita kalau dihadapan Leyna, bisa kena kartu merah nanti” Lusi ini mulutnya memang pedas bak karet gelang.
“Jagain tuh pintu gerbang, tapi awas jangan sampai buncit ntar perutmu karena menghabiskan menu. Ntar pacarmu panik dikiraaa.....” ujar Johan.
Leyna cuma senyum-senyum saja. Dia sudah hafal teman kosnya yang satu ini.
“ting-tong” ditengah kemelut kamar Leyna, bel pintu gerbang kembali bergema.
Kali ini sebuah mobil box menurunkan paket tumpeng dan nasi kotak serta beberapa kardus snack.
Anak-anak kos kegirangan dan berlarian membantu memasukkan semua makanan ke ruang depan yang biasa mereka gunakan untuk santai bersama.
“Sudaaaah, semua mandi dan berdandan, kita rayakan hari kelahiran princes kita” ujar Johan
“Banyak banget makanannya, boleh undang pasangan dong bang, boleh nggak ini bang?” teriak anak-anak kos saling bersahutan.
“Emang punya?” Johan melirik kearah Lusi, sambil mendongakkan dagu seakan menunjuk ke arah Lusi.
“Gua mah 2 porsi jatah pasangan juga kuat habisin sendiri bang, jangan meremehkan” ujar Lusi sungguh terlihat kesal.
Karena pacar Lusi sedang magang di luar kota dan hanya pulang setiap akhir pekan, kali ini dia hanya bakal menjadi penonton kemesraan teman-temannya.
Sementara Lusi sibuk berbaku kata dengan Johan, teman-teman kos yang lain sibuk membuka kardus-kardus kiriman karena ingin melihat isinya.
“eh.eh. yang itu jangan dibuka!” sergap Johan
“Memang kenapa bang?” anak-anak menatap kepada Johan.
“Buat keluarga bapak kos” jawab Johan
"Nanti biar Leyna yang antarkan ke rumah sebelah" Lanjut Johan.
"Ih, tega amat, masa princes disuruh-suruh kayak pembantu" Lusi sok sinis, sepertinya ia benar-benar mulai kesal.
"Halah, kamu ini perhatian atau sekedar kesal sama kejombloanmu" Johan nemu saja kalimat menggoda. Lusi menjulurkan lidahnya.
“Sini, biar aku saja yang antar” ketus Lusi menyahut tak lagi memperdulikan godaan Johan.
"Nggak ada maksud tersembunyi dibalik kerelaanmu itu kan Lus" Johan belum mau berhenti menggoda.
Cubitan keras Leyna yang sedari tadi menggelayut tak mau lepas dari lengan johan mendarat di pinggang. Mengigatkan agar tak kebablasan menggoda temannya. Johan malah tertawa terkekeh-kekeh.
“Lus, anak bapak kos masih kelas 1 SMP lho, jangan kebangetan” goda Johan, Lusi bersungut-sungut membawa bungkusan special sambil diiringi tawa teman-temannya.
Leyna menambah keras cubitan ke lengan Johan.
Lusi segera berlalu membawa paket untuk bapak kos.
“Kalau kalian belum mau mandi, aku numpang mandi duluan ya” kata Johan.
“Dasaaar kebiasaan” teriak anak-anak kos kompak, sambil mencibirkan bibir ke arah Johan. Johan sudah biasa menumpang mandi di kos Leyna jika mampir setelah pulang dari bekerja.
“Yang awas tuh kalian, Awas jangan kebiasaan mengintip” goda Johan.
"Huuuh, gak nafsu" teriak anak-anak.
Ya semenjak Leyna menerima Johan dengan hati lebih terbuka, hubungan mereka menjadi lebih nyaman.
Anak-anak kospun menjadi semakin akrab karena Johan lebih sering mampir dan membawa oleh-oleh yang selalu menjadi rebutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments