Chap7. Cuti Mendadak

“Pulang Jo, Ibu sakit” pesan yang disampaikan kerabat Johan melalui pesan singkat yang ia baca seusai mandi pagi.

Johan panik.

Ibunya memang sering sakit, tapi kerabatnya jarang memberitahu seperti kali ini.

Sejak Johan kuliah di Jogja ibunya tidak pernah memberitahu meski sakit. Beliau tidak ingin membebani masa depan Johan, begitu kilahnya. Maka pesan singkat itu membuat Johan khawatir.

Johan segera berusaha menghubungi orang kantornya.

“Selamat pagi Anna, maaf mengganggu ya” suara Johan membangunkan Anna yang masih enggan meninggalkan peraduan.

“Ada apa Jo, tumben sepagi ini menelepoku,suaramu seperti orang panik” tanya Anna dari seberang telepon.

“Maaf membangunkanmu An” basa-basi Johan.

“Nggak Jo, aku sudah bangun, Cuma masih santai di kamar saja” Anna meyakinkan Johan bahwa ia bersedia dihubungi.

“Maaf Anna, Aku nggak bisa menghubungi Pak Edy” Kata Johan. Pak Edy adalah kepala bagian di divisi yang membawahi tempat Johan bekerja.

“Iya Jo, akhir pekan beliau biasa mematikan alat komunikasi demi bersantai dengan keluarga” jelas Anna.

“itulah aku terpaksa langsung menghubungi kamu An” kata Johan.

“Apa yang bisa aku bantu Jo” dari seberang Anna semakin penasaran.

“Aku ingin mengajukan cuti tiga hari An, tapi tak akan sempat mengisi formulir ke kantor” Johan memohon.

“Mendadak begitu Jon, proyek bagaimana?” tanya Anna.

“Sudah kelar semalam, pekan ini kalau belum ada masuk baru divisi kami hanya bekerja rutin saja An” Johan menjelaskan.

“Ah ya, kamu tetap masuk Sabtu kemarin ya? Bahkan sampai sore?” tegas Anna

“Betul An, membereskan finishing proyek, semua sudah ada di meja pak Edy, beliau sudah tahu” jawab  Johan

“Oh ya, kok mendadak Mau ke mana Jo? Ada keluarga sakit?” Anna memang orangnya detail dalam setiap perkara.

“Iya An, saudaraku memberi kabar ibu sendang sakit, aku diminta pulang” Jawab Johan.

“Baiklah, Besok di kantor aku yang temui Pak Edy, Setelah masuk saja nanti isi formulir cutinya” kata Anna.

“Terima kasih Anna, kamu tidak hanya cantik, tapi juga baik hati” puji Johan serius.

“Halah gombal, buktikan dengan bawa sagon kesukaan mama” Anna terkekeh-kekeh diseberang telepon, sempat-sempatnya anak menengok ibu yang sakit masih diperas membawa oleh-oleh.

Johan baru menutup sambungan dan hendak meletakkan telepon ketika pintu kamar terbuka dari luar.

“Aku ikut” Johan terkejut, suara datar Leyna. Rupanya sudah lama Leyna menguping dari balik pintu.

“Jo, Aku ikut” melihat Johan masih terpaku dalam kekagetannya, Leyna mengulang dengan tegas, bukan permintaan kalimat itu seakan sebuah perintah di telinganya.

“Aku mau menengok ibuku yang sakit di kampung Ley” kata Johan setelah pulih kesadarannya.

“Aku tahu, apa kamu kira aku tuli” Leyna adalah gadis yang keras. Tidak hanya keras kepala, namun sikapnya memang keras dan tegas.

Johan terpaku dalam kebingungan.

“Aku cuti tiga hari, mungkin akan aku habiskan selama tiga hari di kampung” jelas Johan.

“Aku sudah mendengar” ketus Leyna.

Johan sebenarnya merasa bahagia jika bisa mengajak Leyna berkenalan dengan keluarganya.

Namun sayang saat ini dalam situasi yang kurang pas. Selain karena kepulangan ini karena ibunya sakit, Johan khawatir suasana rumah di kampung membuat Leyna kecewa nantinya

Rumah sederhana yang tak memiliki fasilitas apapun, bahkankomunikasi masih cukup sulit di daerah sana.

“Mau apa Ley?” tanya Johan melihat Leyna membuka pintu almari pakainnya.

“Menyiapkan pakaian yang akan kamu pakai nanti disana” jawab Leyna. Johan sambil tersenyum mendekati kekasihnya dan memegang lembut tangannya.

“Tidak usah, aku masih menyimpan pakaian yang cukup di kampung” kata Johan tetap berusaha lembut.

“Baiklah kita berangkat” Leyna membalikkan badan sedikit mendorong Johan.

“Ley, bagaimana kuliahmu? Ini bakal Tiga hari” Johan tahu Leyna mahasiswa yang berdisiplin tinggi, nilai-nilainya bagus tak pernah absen kuliah, pertemuan, bahkan setiap kegiatan UKM dia selalu aktif.

“Aku bisa ijin” Johan memandangi Leyna dengan mata melotot penuh heran. Kepalanya dimajukan seperti kura-kura yang ingin meraih makanan.

“Ijin sakit” Leyna nerocos sendiri, Johan makin takjub dengan kemauan Leyna yang biasanya sakit saja masih tetap bersikeras berangkat kuliah, meski mata kuliahnya dianggap tidak penting bagi teman-teman yang lain.

“Jo, Kamu dengar tidak. Mau berangkat tidak?” jika sudah setegas itu kalimatnya dan nada mulai meninggi, Johan sudah tahu akibat jika dia tak segera menuruti.

“Baiklah, kita ke kos kamu, ambil pakaian untuk menginap” Johan mengalah.

“Tidak perlu. Kita berangkat sekarang” tegas Leyna.

“Tiga hari Ley, itu berarti melewati 2 malam yang artinya melewati setidaknya lima kali mandi” Johan menjelaskan.

“Aku bisa pakai Tshirt kamu disana nanti” seru Leyna. Johan ngeri membayangkan Leyna hanya memakai T-shirt di hadapan ibunya yang sedang sakit.

"Ayo, nanti keburu siang" Leyna makin mendesak.

"Anak ini kalau sudah ada kemauan sudah tak pakai pikiran" batin Johan.

Johan faham betul sifat kekasih hatinya ini, meski belum faham sepenuhnya apakah dia begitu karena pelampiasan rasa marah yang ditimbulkan entah oleh apa, atau karena memang dia sungguh sudah bisa menerimanya.

Selama berhubungan, Leyna memang sering berubah-ubah. Kadang begitu baik dan manis, kadang tiba-tiba marah tak tersentuh oleh nalar Johan.

Leyna mengambil tas punggung kesayangan Johan, memasukkan dompetnya sendiri yang selalu ia bawa jika keluar dari kos.

Meski Leyna tidak pernah melarang, Johan tidak pernah berani menengok, apalagi membuka isi dompet itu. Sejak kecil Johan dipesan oleh Ibunya, bahwa barang-barang bahkan milik istri sekalipun tidak etis jika kita mengusik tanpa seijin pemiliknya.

“Biar aku saja yang membawa” sergah Johan, Leyna mengulurkan tas kepada Johan.

“Perjalanan sekitar empat sampai enam jam Leyna, harus berganti moda 3 kali” jelas Johan. Leyna hanya diam saja. Mereka meninggalkan kos menuju halte.

“Kita harus ke terminal dulu agar bisa memilih tempat duduk yang kita inginkan agar perjalanan nanti nyaman” Kali Johan seperti berbicara pada boneka barbie. Hanya berkedip-kedip saja tanpa suara.

Berdua menaiki Trans Jogja dan duduk di bangku yang masih kosong untuk berdua.

“Ibu sakit apa?” Akhirnya topik pembicaraan berubah oleh Leyna, setelah angkutan umum itu melaju meninggalkan halte menuju jalur ke terminal.

“Belum tahu” Jawab Johan.

Johan merasa tersanjung Leyna entah sengaja atau tidak menyebut ibu, bukan ibumu.

“Apakah opname di rumah sakit” tanya Leyna.

“Seharusnya tidak. Jika opname, tentu memberi penjelasan” Johan juga masih menduga-duga.

“Kamu ini bagaimana sih Jo, tahu Ibu sakit tapi gak jelas keterangannya” omel Leyna.

“Ya, khabar baru kubaca, aku langsung minta ijin ke kantor” sanggah Johan.

"Aku belum menghubungi kerabat di kampung, kamu sudah nerocos saja" lanjut Johan

“Biarlah, toh nanti kita akan tahu. Doakan saja bukan penyakit yang membahayakan, hanya penyakit orang tua biasa” keluh Johan

“Apa ibu punya Riwayat penyakit Jo?” Tanya Leyna.

Jika berbincang dengan menyebut nama, Johan tahu kemarahan Leyna sudah mereda. Johan lega dan berharap perjalanan pulang ke kampungnya menjadi lebih nyaman dengan suasana hati kekasihnya yang sejuk.

“Setahuku memang ada darah tinggi, tapi biasa untuk usia seperti itu” jelas Johan

“lagi pula ibu merbadan gemuk, sehingga memang kemungkinan penyakit kegemukan seperti kolesterol dan darah tinggi ada” lanjut Johan.

Leyna memegang tangan Johan, mulai menggenggam erat jemarinya seakan ingin meyakinkan Johan bahwa situasi baik-baik saja.

“Semoga ibu baik-baik saja ya Jo” lirih Leyna lalu menyandarkan kepalanya ke Pundak Johan. Trans Jogja melaju membawa mereka ke terminal bus antar kota yang akan mengawali perjalan panjang dua pemuda yang dimabuk cinta.

Episodes
1 Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2 Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3 Chap3. Perubahan yang Meragukan
4 Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5 Chap5. Hari-hari Baru
6 Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7 Chap7. Cuti Mendadak
8 Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9 Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10 Chap10. Tamu tak Diduga
11 Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12 Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13 Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14 Chap13. Papa, Aku Pulang
15 Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16 Chap15. Luka yang tak Disengaja
17 Chap16. Menguak Modus Pelarian
18 Chap17. Maafkan Aku Nike
19 Chap18. Sial Kamu Jo
20 Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21 Chap20. Godaan Sang Malam
22 Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23 Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24 Chap23. Tertangkap Basah
25 Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26 Chap25. Wajah Menyesatkan
27 Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28 Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29 Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30 Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31 Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32 Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33 Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34 Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35 Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36 Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37 Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38 Chap38. Lamaran Modal Nekat
39 Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40 Chap40. Pengkhianatan Erni.
41 Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42 Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43 Chap43. Terjebak Konflik
44 Lagi sakit berat.
45 Chap44. Rencana Pernikahan
46 Chap45. Minggat (Lagi)
47 Chap46. Diijinkan
48 Chap47. Bimbang
49 Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50 Chap49. Main Srondol Saja
51 Chap50. Selangkah lagi
52 Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53 Chap52. Deburan Jantung Hati
54 Chap53. Malam Pengantin
55 Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56 Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57 Chap56. Pesta Besar
58 Chap57. Test Pack
59 Chap58. Grand Opening
60 Chap59. Mabuk berat
61 Chap60. Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Chap1. Pertemuan yang Tak Sempurna
2
Chap2. Ciuman yang Tak Diharapkan
3
Chap3. Perubahan yang Meragukan
4
Chap4. Malam Tahun Baru nan Biru
5
Chap5. Hari-hari Baru
6
Chap6. Akhir Pekan yang menyebalkan
7
Chap7. Cuti Mendadak
8
Chap8. Perjalanan yang Melelahkan
9
Chap9. Mengenal Keluarga Calon Mertua
10
Chap10. Tamu tak Diduga
11
Chap10. Luka Lama yang Terkuak
12
Chap11. Tugas Penting, Proyek di Luar Kota
13
Chap12. Susah Sinyal, Derita di Pedalaman
14
Chap13. Papa, Aku Pulang
15
Chap14. Kaget dan Kehilangan Arah
16
Chap15. Luka yang tak Disengaja
17
Chap16. Menguak Modus Pelarian
18
Chap17. Maafkan Aku Nike
19
Chap18. Sial Kamu Jo
20
Chap19. Mengapa Harus Pergi Ley?
21
Chap20. Godaan Sang Malam
22
Chap21. Jangan Nodai Kehormatanku Jo
23
Chap22. Dendang Hati Dua Sejoli
24
Chap23. Tertangkap Basah
25
Chap24. Silancur Gelora Muda Penuh Cinta
26
Chap25. Wajah Menyesatkan
27
Chap26. Terhanyut dalam Dingin Malam Pegunungan
28
Chap27. Terjebak Dibawah Selimut
29
Chap28. Membangun Karier di Ibukota
30
Chap29. Membuka Peluang sang Mantan
31
Chap30. Lelaki-lelaki Kekar tak Dikenal
32
Chap31. Noda Mantan, Jejak tak Terhapuskan
33
Chap32. Papa Pulang dengan Tangan Hampa
34
Chap33. Bidadari Penyelamat itu Bernama Anna
35
Chap34. Permulaan dari Ketidakjujuran
36
Chap35. Pulanglah Ley, Tenangkan Hatimu
37
Chap36. Jadikan Aku Istrimu Jo
38
Chap38. Lamaran Modal Nekat
39
Chap39. Dendam nafsu Dewa.
40
Chap40. Pengkhianatan Erni.
41
Chap41. Kabar yang Mengejutkan
42
Chap42. Malam Kunjungan Tuan Hartanata
43
Chap43. Terjebak Konflik
44
Lagi sakit berat.
45
Chap44. Rencana Pernikahan
46
Chap45. Minggat (Lagi)
47
Chap46. Diijinkan
48
Chap47. Bimbang
49
Chap48. Akhirnya Tergelincir Juga
50
Chap49. Main Srondol Saja
51
Chap50. Selangkah lagi
52
Chap51. Perjalanan Keluarga Besar
53
Chap52. Deburan Jantung Hati
54
Chap53. Malam Pengantin
55
Chap54. Rindu yang Terlunaskan
56
Chap55. Kehebohan Menjelang Fajar
57
Chap56. Pesta Besar
58
Chap57. Test Pack
59
Chap58. Grand Opening
60
Chap59. Mabuk berat
61
Chap60. Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!