Hampir setiap sore sepulang kerja Johan selalu mampir ke kos Leyna yang letaknya tak terlalu jauh dari jalan raya. Kurang dari 500 meter jarak ke kos Johan yang lebih jauh dari jalan raya.
Kos Leyna sebenarnya hanyalah sebuah rumah keluarga dengan 5 kamar, masing-masing telah ada penghuninya. Dua temannya seangkatan dengan Leyna sedang yang lain sudah menjelang lulus.
Bapak kos tinggal di rumah yang lebih kecil disamping kos, sehingga setiap saat dibutuhkan segera datang untuk membantu.
Akhir-akhir ini Johan sering tertidur di kamar Leyna setelah menumpang mandi sore, dan Kembali ke rumah kosnya sendiri setelah makan malam bersama kekasihnya.
Leyna sendiri tidak pernah memperdulikan Johan saat tertidur di kasur yang setiap hari menjadi peraduannya.
Ia semakin terbiasa dengan rutinitas yang sudah beberapa bulan dijalani bersama.
Ia sendiri selalu sibuk dengan urusan kampus dan tugas-tugasnya sampai Johan mengajak makan.
Sampai hari ini jawaban Leyna setiap kali hendak memilih makan masih selalu sama “Terserah”, “terserah kamu Jo”, namun Johan tidak lagi ragu untuk menuju tempat makan yang ia inginkan.
Seperti senja ini akhir pekan yang cerah, Johan berjalan pelan dari halte menuju kos Leyna. Agak terlambat dari biasanya ia pulang dari kantor.
Beberapa mahasiswa yang berpapasan dengannya sebagian masih dikenalnya.
Johan tak segan menyapa duluan meskipun mahasiswa-mahasiswa disana dari angkatan yang tertaut agak jauh darinya.
“Bang Jo, sudah pulang” begitu balas anak-anak mahasiswa yang mengenalnya seakan kos Johan sudah berpindah ke kos Leyna.
Sampai di kos Leyna sudah tidak ada, ia bermaksud hendak kembali ke kos sendiri sesaat Tari, mahasiswa akhir yang kos di situ memberitahunya. Dandananya sudah rapi pertanda iapun bersiap pergi.
“Leyna mengerjakan tugas kelompok sejak sore tadi bang Jo” seperti biasa Leyna selalu berusaha menyelesaikan tugas kampus sedini mungkin agar saat nanti harus makan malam bisa bersama Johan yang selalu setia menunggunya sendirian di dalam kamar kos.
"Anak itu, malam minggu begini apa tidak bisa besok saja" gumam Johan seakan kepada diri sendiri.
"Tadi dia nunggu bang Johan, tapi sepertinya sudah nggak sabar saja mau menyelesaikan tugasnya agar esok bisa lebih santai katanya" seakan menjadi jubir Tari menjelaskan panjang lebar.
"Lagian sore amat bang Johan balik kerja, mampir-mampir ya" tanya Tari
"Ah,mau tahu saja kamu" canda Johan sambil tersenyum
“Oh iya bang, kunci kamar Leyna dititipkan ke aku kok, sebentar aku ambil” lanjut Tari. Johan beranjak dari depan pintu kamar leyna dan mendekat ke kamar Tari.
Tari masuk kamarnya dan segera kembali keluar untuk menyorongkan kunci kamar Leyna kepada Johan.
“Kamu mau weekend-nan Tar?” Johan sekedar berbasa basi. harum parfum Tari semerbak sampai ke hidung Johan.
“Iya Bang, ini lagi nunggu dijemput ini” jawab Tari.
“Yang lain kemana kok sepi” Tanya Johan menyadari hanya mereka berdua di kos saat ini.
“Sudah keluar dari sore tadi Bang, tahu tuh jam segini sudah bubar semua” Jawab Tari.
"Ada event apa di kota, aku ketinggalan info nih?" Tanya Johan.
"Enggak juga sih, biasa malam minggu paling mereka jalan atau nongkrong saja" jawab Tari.
"Kamu sendiri mau ke mana?" Johan penasaran barangkali ada acara hiburan penting di kota.
"Jalan-jalan saja bang, malam mungguan berdua" ujar Tari
Terdengar motor di luar, Johan hafal suara motor pacar Tari.
“Tuh pacarmu juga sudah datang, Kamu sudah dandan pasti sudah siap kan, mau pergi juga?” tanya Johan.
“Iya Bang, maaf titip kosan dijagain ya” Sambil mengunci pintu kamarnya, Tari berceloteh.
“Enak aja, emang aku pegadaian atau satpam” canda Johan.
“Ya maaf, pergi dulu bang” tari ngeloyor saja berlari menuju pacarnya tanpa mempedulikan reaksi Johan.
Tinggal Johan sendirian. Ia segera mandi dan berganti pakaian yang sudah ia siapkan dan bersandar di pojok tempat tidur Leyna seperti biasanya.
Di kos Leyna tidak satupun mahasiswa yang satu jurusan dengannya, sehingga jika mendapat kesulitan Leyna harus ke kos yang lain.
Tugas-tugas Leyna semakin banyak di semester yang semakin tinggi. Sesekali Johan ingin membantu, tetapi Leyna bersikeras menyelesaikan sendiri.
"Maafkan aku Jo" kalimat itu sering terngiang saat Johan sendirian di sudut kasur Leyna yang empuk dan hangat.
Kalimat itu yang membuat ia semakin dekat dengan Leyna, memberinya legitimasi untuk mencium bibir mungil Leyna, dan membuka kesempatan Johan selalu pulang ke kamar kos Leyna seperti saat ini.
Meski masih belum mengerti mengapa kata maaf diucapkan Leyna beberapa bulan lalu sepulang dari kos Bella di acara malam tahun baru, setidaknya misteri itu telah membuat hubungan Johan seperti saat ini.
Sepi, membuat pikiran Johan melayang tak tentu arah. Rasa lelah berhari-hari menggarap proyek bersama tim di tempat kerja kembali menghampiri otaknya.
Saking ketatnya jadwal deadline proyek terakhir ini di kantor Johan sampai makan sambil bekerja beberapa hari ini. rasa capek membuat akhir pekannya terasa berat. badanya yang penat akhirnya membuat Johan pulas dalam tidurnya. Di sudut kasur empuk Leyna, seorang diri.
Johan tertidur cukup lama karena lelah yang menumpuk dari pekerjaan ia selesaikan dengan keras hampir tanpa istirahat.
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.15, empat puluh lima menit lagi gerbang kos akan ditutup, Johan baru
terbagun dari tidurnya.
Di akhir pekan kos tutup pukul sepuluh malam.
Pada setengah sadarnya Johan masih merasa sendirian. Tidak ada tanda-tanda anak-anak kos sudah kembali, dan ia belum melihat kekasihnya.
Ia harus keluar dari kos pukul 22:00 tepat agar tidak melanggar aturan kos.
Bapak kos tidak pernah usil kepada anak-anak kos. Beliau percaya para mahasiswa sudah dewasa untuk memikul tanggung-jawab sosialnya. Johan tidak ingin menodai kepercayaan pemilik kos yang selalu perhatian kepada penghuninya.
Tanda-tanda Leyna pulang belum nampak. Johan masih berharap bertemu kekasihnya barang sejenak malam ini, namun malam semakin beranjak.
Johan bersiap untuk pulang ke kosnya sendiri sesaat terdengar suara motor berhenti di depan kos.
Johan mengira salah satu anak kos yang kembali dari bermalam minggu.
Terdengar suara laki-laki yang tidak ia kenal. Tak jelas apa yang diucapkan, seakan di penghujung malam ia ingin mampir ke dalam kos. Setengah berbisik perempuan menolak, dan meminta segera pergi. Terdengar motor bergegas menjauh dari tempatnya berhenti.
“Maaf Jo” suara datar dari seberang pintu yang Johan hafal betul.
Sesaat muncul kepala Leyna di pintu kamar. Johan sedikit terkejut. Perkiraannya tadi salah.
“Eh Leyna diantar siapa” tanya Johan menutup rasa terkejut dan keingintahuannya.
“Temenku” Leyna menjawab sambil masuk ke kamar dan meletakkan berkas-berkas dengan melempar ke meja belajar. Ia terlihat Lelah dan kesal.
Johan masih duduk terpaku memandangi gadis pujaanya yang melepaskan jaket dengan memunggunginya. di depan cermin.
Suasana kekesalan Leyna sangat terasa tak mengenakkan hati Johan. Ditambah rasa penasaran membuat Johan kehabisan kata-kata. Ia membiarkan gadisnya memunggunginya.
"Ada masalah apa Ley" Tanya Johan berusaha mencairkan suasana, setelah melihat Leyna duduk di depan cermin riasnya.
"Tidak apa-apa Jo, Aku hanya capek" Jawab Leyna sambil membersihkan wajahnya dengan cairan pembersih muka.
'Setidaknya kamu bisa berbicara kepadaku barang sesaat Ley" Johan masih merayu, Ia bangkit mendekat namun Leyna tak bergeming.
Bahkan dari kaca rias Johan melihat wajah Leyna berusaha membuang pandangan darinya, Johan menghentikan langkah, tak berani lebih dekat lagi.
"Sudahlah Jo, Jangan lagi dibahas" kata kunci dari Leyna yang selalu mematikan Johan setiap mereka bertengkar.
Lama terdiam, matanya terpaku kepada kekasih yang masih menyimpan sejuta tanya meski sudah berhubungan lebih dari dua tahun lamanya, hingga Johan tersadar akan situasi dirinya dan berkata:
“Aku pulang Ley, sudah malam” Leyna hanya mengangguk sambil membersihkan riasan tanpa melihat ke arah Johan.
Waktu sudah menunjuk pukul 22:50, anak-anak kos sudah kembali, namun masih bercengkerama di gerbang.
"Nggak nunggu bang" Lusi si penggoda menyapanya di depan gerbang, Ia masih duduk di motor pacarnya.
"Nunggu apa" jawab Johan setengah hati.
"Diusir" Sergah Lusi diiringi cekikikan teman-temannya, Johan hanya menyerigai, melangkah lunglai diiringi tatapan heran anak-anak kos.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments