...Happy Reading...
Sesuai dengan perintah sang Mommy, Ray datang menjemput Adelia ke tempat kerjanya, masih dengan seragam kebesarannya, karena sedari tadi ponselnya sudah berbunyi, mendapat notif pesan dari mommynya agar segera datang kerumah keluarga Simon.
" Hai seksih?" Teriak Ray sambil melambaikan tangan kearah Adelia yang langsung terkejut dengan nama panggilan dari adeknya.
" Seksi apanya, mulut kamu itu ya Ray, masih pakai seragam juga asal saja kalau ngomong!" Adelia langsung sewot sendiri, bahkan dia langsung menggulung lembaran kertas yang dia bawa untuk memukul kepala Adeknya.
" Gilak, siapa lagi itu Del? kenapa hidupmu itu selalu dikelilingi oleh pria-pria tampan sih? kenapa satupun nggak ada yang kamu bagi sama aku Del?" Hesti hanya bisa melongo melihat pria tampan, mapan apalagi berseragam, membuat matanya yang tadi ngantuk jadi terlihat kembali bersinar cerah.
" Pria tampan apaan, pecicilan kayak begitu kok!" Umpat Adelia yang menatap jengah kelakuan adeknya yang satu itu.
" Hai sayang... sini peluk dulu? kamu pasti capek ya seharian cari uang?" Bahkan orang yang berlalu lalang disana menoleh kearah mereka karena kagum melihat ada polisi yang bucin seperti itu, pikir mereka.
Plak!
Akhirnya Adelia memukulkan kertas yang dia gulung tadi pas dikepala adeknya.
" Astaga kak, kamu bisa kena pasal loh kalau sampai melukai Aparat Negara, jangan macam-macam kakak ya!" Ray sengaja pura-pura marah, padahal hobinya setiap hari memang menjahili kakak wanitanya.
" Hah? kakak? kamu suka yang berondong ternyata Del?" Tanya Hesti yang memang belum paham hubungan mereka, karena memang baru pertama kalinya melihat Ray datang menjemput Adelia.
" Berondong apaan, dia adik aku Hes, makanya jangan manggil sayang sembarangan dong, bikin orang salah sangka saja." Ucap Adelia yang langsung mencubit lengan adeknya yang malah terkekeh geli.
" Ceileeeh... kayak kakak punya cowok aja disini, takut banget aku panggil sayang!" Umpat Ray yang memang tidak perduli sama sekali.
" Adek? adek kandung gitu? beneran dia adek kamu?" Hesti langsung mengamati kemiripan diantara keduanya.
" Tuhkan, kamu saja nggak percaya kalau dia adekku, apalagi aku, kenapa bisa gitu punya adek yang setengil dia, sudahlah.. ayok kita pulang." Walau mengoceh kesana kemari, namun Adelia langsung memeluk lengan Adeknya dan mengajaknya untuk pergi menuju parkiran.
" Kamu ini, punya adek setampan dia bukannya bersyukur, kalau saja aku seumuran dengannya, pasti langsung aku ajak kencan dia." Ucap Hesti dengan santainya.
" Maaf ya kak, aku juga sudah punya gebetan, jadi walau kita seumuran juga nggak akan ada kesempatan." Jawab Ray tanpa merasa bersalah apalagi merasa berdosa sama sekali.
" Bahahahaha..." Adelia yang biasanya tertawa dengan pelan akhirnya bisa tertawa lepas juga, saat mendengar ucapan adeknya yang luar biasa itu.
" Astaga, bahkan aku sudah ditolak sebelum menembak, gw pulang duluan deh kalau begitu, bye!" Hesti yang merasa dirundung malu langsung melipir duluan untuk mencari taksi daripada tambah malu nantinya.
" Kamu ya Ray kalau ngomong, jadi malu kan dia?" Umpat Adelia yang mulutnya masih menyisakan tawa.
" Kakak juga ngapain ketawa tadi, hayo?" Ray tidak terima jika disalahkan.
" Dia kan sahabat kakak, jadi nggak masalah dong!"
" Ya sudahlah, jarang ketemu ini." Ray merangkul tubuh langsing kakaknya tanpa malu dilihat banyak orang disana.
" Emang kita mau kemana sih dek?" Adelia yang memang hanya diberi pesan untuk ikut pergi dengan Ray saja oleh mommynya.
" Kerumah aunty Raras." Jawabnya sambil membukakan pintu untuk kakaknya.
" Ngapain?" Adelia bahkan tidak jadi masuk mobil karena terkejut.
" Entahlah, mungkin karena masalah kak Ganesh!" Ray mencoba mengira saja, karena beritanya kemarin memang heboh di media sosial.
" Emang dia kenapa?" Tanya Adelia yang memang tidak terlalu suka membuka media sosial jika tidak terlalu senggang, dia lebih suka menulis, untuk sekedar mengapresiasikan apa yang ada di pikirannya.
" Kakak nggak tau?"
" Enggak, emang kenapa?"
" Ya sudahlah, nggak perlu tahu juga, dia kan memang sering bermasalah." Ucap Ray yang memang tidak begitu respect degan Ganesh bahkan sejak pertama kali bertemu.
" Kamu ini ya, nggak boleh kayak gitu dek, nggak baik tauk!" Adelia langsung menjewer telinga adeknya.
" Tauk! tapi jangan dijewer juga dong kak, pake seragam kebanggaan ini, harus tetap jaga image dong kak, harus selalu terlihat berwibawa!" Ray langsung mengitari mobilnya dan masuk kedalam.
" Siap bapak komandan yang terhormat!" Ucap Adelia bahkan memberikan penghormatan kepada adeknya.
" Kayak tua banget aku dipanggil bapak, nanti dikiranya aku udah punya anak dua lagi." Umpat Ray yang langsung mengemudikan mobilnya.
" Ray, emm... kalau kakak nggak usah ikut aja boleh nggak?" Tanya Adelia yang sebenarnya malas jika harus menahan rasa sakit hati saat melihat Ganesh, karena hatinya seolah masih dipenuhi nama Ganesh didalamnya.
" NGGAK!" Jawab Ray dengan singkat padat dan jelas.
" Diiih... tanya dulu kek, kenapa? alasannya apa?" kenapa langsung bilang enggak sih!" Adelia kesal sendiri jadinya, saat adiknya tidak bisa diajak basa-basi sedikit saja.
" Nanti mommy ngomel-ngomel, males aku dengernya." Padahal karena memang Ray ingin kakaknya tahu bagaimana kelakuan Ganesh, agar dia tidak menaruh harapan lagi dengannya.
Sebagai seorang adik, dia juga ingin yang terbaik untuk kakak wanitanya, karena dia ingin melihat kakak yang dia sayangi bisa hidup bahagia sampai akhir hayatnya.
" Tapi kakak emm... lagi nggak enak badan dek, kecapekan deh kayaknya." Adelia mencoba mencari alasan saja.
" Bohong, bilang aja takut baper kan? orang tadi aja ketawanya sampai menggelegar kok, nggak enak badan apanya, kalau nggak enak kasih micin, biar sedep rasanya!" Ucap Ray yang langsung tersenyum miring saat melirik kakaknya yang memang terlihat sekali jika dia sedang berpura-pura.
" Nggak boleh banyak-banyak pakai micin!" Umpat Adelia sambil menekuk wajahnya.
" Kenapa? takut jadi bodoh gitu? siapa bilang micin bikin orang bodoh, kalau mau pinter ya belajar, jangan salahkan micin." Ray langsung protes, karena menurutnya telor dadar saja jika tanpa micin kurang mantap rasanya.
" Luar biasa sekarang kamu ya dek? sudah bisa ceramah juga kamu ya?" Adelia langsung mengancungkan jempolnya.
" Jangankan ceramah, kalau apel pagi tuh, adek kakak yang tampannya kelewatan ini, sering mengisi pidato tauk, jangan salah ya!" Ray langsung menggoyangkan jari telunjuknya didepan wajah kakaknya dengan bangga.
" Terserah deh, kalah mulu kakak kalau berdebat denganmu!" Umpat Adelia yang langsung membuang pandangan ke arah ramainya jalanan kota.
Dan akhirnya mobil Ray sudah memasuki gerbang rumah keluarga Simon, namun saat dia hendak memarkirkan mobilnya tanpa sengaja kedua matanya menangkap dua orang yang sedang berpelukan ditaman samping rumah itu.
" Haissh... sial, kenapa aku selalu kecolongan start sih, arrgghhh!" Ray langsung memukul stang bundar mobilnya dan bergegas keluar.
" Ada apa lagi sih Ray?" Adelia langsung ikut keluar mobil dengan wajah penasaran, kenapa lagi dengan adeknya itu pikirnya.
" Wooiii... wooiii... wooiii... apa-apaan ini!" Teriak Ray yang langsung berlari mendekat kearah mereka.
" AKU YANG BERJUANG KAMU YANG DISAYANG!" Bahkan Raymod langsung melompat dengan gesit dan menarik tubuh Hana agar lepas dari pelukan Ganesh.
Sedangkan Adelia tidak mau mendekat, dia memilih melihat aksi mereka dari kejauhan dengan menyandarkan tubuh langsingnya didepan mobil mewah Ray sambil bersidekap.
Sebenarnya kamu itu orangnya seperti apa sih kak? aku jadi bingung melihatnya, haruskah aku tetap memiliki perasaan yang sama seperti dulu, atau menghapusnya saja, jika kelakuanmu sungguh sangat menyakitkan hatiku.
Berulang kali Adelia menghela nafasnya dengan kasar dan sesekali mengusap air matanya yang tanpa sadar menetes membasahi pipi.
..."Orang yang sabar bukan berarti orang yang tak akan pernah marah. Mereka hanya sebagian orang yang masih bisa tetap diam saat melihat masalah."...
... "Meski masalah selalu datang kepadamu, jangan berharap untuk dimudahkan, tetapi kamu harus berharap kuat untuk menyelesaikannya."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Yuyun Asri
kapan berhentinya salah paham ini
2022-03-23
1
Rangrizal28
salah paham lagi
2022-02-10
1
Markoneng
aku kok selalu sepakat sama kamu sih Rey, sejak awal baca cerita mak Iska ini. Sukses bikin aku ilfilll sama Ganesh. Super banget kamu maktor bikin aku emosi mulu tiap baca 🤣🤣🤣
2022-02-09
2