...Happy Reading...
Kunci dari segala kebahagiaan adalah bersyukur. Jika banyak ia bersyukur, jika sedikit ia juga bersyukur. Sehingga tak ada celah bagi kesedihan. Itulah yang Adelia coba lakukan saat ini.
(Flash back sebelum terjadinya dunia pergombalan)
Antara bahagia, sedih dan juga rindu yang sebenarnya Ganesh rasakan saat tatapan matanya menangkap sosok wanita kesayangannya empat tahun yang lalu itu.
Niat diri ingin terus pamer kemesraan dengan kekasih barunya yang baru saja jadian kemarin, setelah dia diputuskan oleh ceweknya yang saat wisuda kepergok sama orang tuanya Ganesh, dengan dalih tidak bisa melanjutkan hubungan secara LDR, padahal entah apa yang terjadi setelah itu, Ganesh pun tidak tahu dan tidak mau tahu juga alasan lainnya, karena memang sudah terbiasa bagi dirinya menjalani cinta sesaat. Karena prinsipnya selagi dia tidak menodai kesucian wanitanya, tidak akan ada masalah kedepannya.
Namun saat dua pria kekar berjalan mendekat ke arah Adelia, bahkan mengajaknya berkenalan, hatinya seolah tidak terima, apalagi saat melihat rekan Adelia malah terlihat kabur dan meninggalkan Adelia sendirian dalam ketakutan.
Seolah jiwa lelakinya merasa tergugah ingin memberikan perlindungan untuk wanita itu, dengan memberikan hadiah satu atau dua kali tonjokan kepada pria itu.
Dengan gerakan yang hanya seperskian detik, Ganesh langsung berdiri bahkan kursinya terdorong sendiri kebelakang dan menimbulkan bunyi yang sampai ditelinga Adelia. Namun saat dia hendak melangkah dan memberikan perlindungan, seketika tubuhnya memaku saat mendengar pria itu ternyata hanya menggombali sang mantan kekasih. Alhasil dia hanya menyimak saja walau hati seolah tidak terima, karena dulu dialah yang sering melakukan itu.
" Honey, what are you doing." Wanita disamping Ganesh itu adalah salah satu teman kampusnya di Universitas Harvard, walau beda angkatan namun sebenarnya dia orang pribumi sini juga, namun tumbuh besar dan sekolah disana.
" Honey, kamu naik dulu ya ke atas, aku sudah pesan kamar disana, ini kuncinya!" Ganesh langsung menyerahkan kunci kamar hotel tadi.
" Tapi honey?" Wanita itu seakan enggan terpisah dengannya.
" Nanti aku nyusul okey? naiklah terlebih dahulu, tidak akan lama, don't worry honey!" Ganesh berusaha tersenyum kembali agar wanitanya mau menurut.
" Janji ya, nggak lama, aku kangen banget soalnya." Rengek wanita itu dengan manja.
" Yes, wait a minutes right!" Ganesh mengusap pipi gebu wanita itu dan menyuruhnya untuk pergi duluan.
Wanita itu memang tidak berubah, selalu saja membuat aku kesal, sudah ditinggal bertahun-tahun masih saja tergoda dengan pria lain.
Ganesh menunggu sejenak dan saat dua pria itu sudah pergi, dia langsung berjalan mendekati meja Adelia dan berbicara dengannya.
Flash back off
" Adelia Aghata, aku mau ngomong sebentar, tapi tidak disini!" Ucapnya dengan tegas dan lugas, seolah dia seperti Tentara baru pulang bertugas dari militer.
" Why? disini juga bisa kan, tinggal ngomong doang kok susah." Jawabnya dengan cuek, sambil terus memotong daging steak itu dengan pisau.
" Apa kita tidak bisa bicara ditempat lain, yang tidak terlihat oleh banyak orang?" Pinta Ganesh walau seolah seperti memaksa.
Sreett!
Adelia menancapkan pisau yang dia pegang dengan kuat kedalam potongan steaknya yang masih tersisa dan melirik wajah Ganesh sekilas, itu membuat diri Ganesh merasa terkejut bukan kepalang saat melihat aksi Adelia yang diluar dugaannya.
" Astaga!" Ganesh mengusap da danya sambil memundurkan tubuhnya, takut kalau Adelia khilaf dan menusuk atau melukai dirinya.
Wuidih... dia Adelia yang dulu bukan sih? perasaan dia dulu bahkan lembutnya bukan main, aku berulah apa saja dia terima, selalu tersenyum dan luluh dengan segala ucapanku, kenapa sekarang jadi lebih menantang begini ya?
Ganesh masih mencoba untuk mengatur nafasnya sambil memperhatikan gadis yang telah menjadikannya pria yang tidak lagi percaya dengan apa yang disebut cinta, dia berpacaran saat ini hanya sekedar untuk mengusir rasa kebosanan juga mengusir rasa kesepian, karena kalau pikirannya kosong kembali, rentetan bayangan gadis didepannya ini langsung memenuhi setiap celah di otaknya.
" Okey.. okey.. kita bicara disini saja." Ganesh lebih memilih mengalah saja, karena wanita selembut apapun jika hatinya sedang tidak baik-baik saja bisa berubah menjadi Singa Betina.
" Say it!" Ucap Adelia kembali sambil meletakkan pisau yang berkilau itu didalam piringnya.
" Emm... kenapa kamu gampang berkenalan dengan pria yang tidak kamu kenal?"
" Dan lagi kamu lihat kan tadi, pria itu bertato, sudah mirip preman, jangan mudah tertipu dengan ucapan seorang pria Del!"
" Bisa saja tadi dia ngomong manis, pake acara nge-gombal juga, tapi nanti kalau ketemu diluar kamu diincarnya menjadi korban!"
" Atau mungkin sekarang mereka sedang nungguin kamu diluar, waspada Adelia, jadi wanita itu jangan lemah, jangan mudah tergoda!" Ucap Ganesh yang seolah menyindir Adelia, dia berbicara panjang lebar tanpa jeda.
Sreet!
Adelia kembali bertingkah diluar perkiraan Ganesh, dia menancapkan garpu kedalam daging steak yang sudah terpotong dengan kuat, bahkan mengenai piringnya, sehingga menimbulkan suara yang membuat Ganesh kembali memundurkan tubuhnya.
Buset dah, apa setelah aku tinggal pergi dia mulai mengikuti ilmu bela diri juga seperti Hana? kenapa tangannya kuat sekali, tapi ototnya nggak kelihatan dah?
Terlalu lama dipuja-puja oleh para wanita-wanita di luar negri sana, Ganesh sedikit syock saat diperlakukan seperti ini oleh Adelia.
" Terus?" Hanya itu yang keluar dari mulut Adelia, dia malah terlihat enjoy dan menikmati potongan daging steak itu dengan anggunnya, bahkan dia menyilangkan kakinya dengan sangat elegan.
" Terus ya... pokoknya kamu jangan mudah berkenalan dengan orang asing saja, jaga dirimu baik-baik!" Jawab Ganesh sambil mengusapkan telapak tangannya yang tiba-tiba basah.
" Memangnya apa hubungannya denganmu?" Pertanyaan Adelia seolah membuat mulut Ganesh kelu.
Iya juga ya? aku kan bukan lagi kekasihnya, kenapa aku masih mengkhawatirkan dirinya.
" Eherm... aku cuma memberi saran saja kok." Jawabnya sambil menetralkan kondisi wajahnya.
" Memangnya aku siapa bagimu!" Tanya Adelia dengan cuek, padahal jantungnya sudah berdegub dengan kencang.
" Kamu... kamu itu---" Ganesh malah terlihat kebingungan sendiri, terlihat dari garis wajahnya.
Ayo kak, ngomong dong kak, seberapa berharganya aku dihati kakak? kalau kakak mau jujur aku juga pasti akan jujur dan menjelaskan semuanya, saat ini juga.
Adelia berharap lebih didalam hatinya.
" Apa?" Adelia masih sangat berharap juga nasip baik berpihak kepadanya.
" Kamu teman aku, ya... walau kita sudah nggak ada hubungan lagi, setidaknya orang tua kita masih bersahabat rasa saudara sampai sekarang, so... aku cuma ingin mengingatkan kamu saja, itu pun kalau kamu terima, kalau tidak juga tidak masalah." Jawab Ganesh yang sontak membuat bahu Adelia seolah melemas, jawaban dari Ganesh tidak sesuai dengan harapannya.
Astaga kak, apa aku sudah tidak ada dihatimu lagi? apa karena wanita seksih itu aku jadi terhapuskan? hah... jelas saja, body ku tidak seyahuud dia? padahal aku ingin sekali mengklarifikasi kejadian empat tahun lalu, tapi ya sudahlah, aku yang berbody 'gitar triplek' ini bisa apa!
" Kalau begitu aku pergi, maaf sudah menggangumu!" Ganesh langsung beranjak pergi dari sana bahkan saat Adelia belum berkata apa-apa lagi.
Adelia hanya bisa duduk terdiam dan terpaku ditempat, tanpa berani menoleh kearah sang mantan yang pergi meninggalkannya.
" Adelia... are you okey?" Tiba-tiba terdengar suara berisik Hesti yang kembali datang saat tidak melihat pria berbadan kekar itu lagi.
" Hmm." Jawab Adelia dengan lemah.
" Apa pria itu yang menolongmu membasmi dua preman tadi?" Hesti terlihat merasa bersalah kali ini.
" Tidak!" Jawab Adelia dengan malas.
" Lalu, ngapain dia ke meja kita? kamu mengenalnya? apa baru mau kenalan?" Tanya Hesti yang sekilas melihat tadi.
" Maybe." Jawab Adelia dengan bi bir yang terasa berat.
" Tapi dia kan sudah punya cewek, tapi gw yakin deh, kamu pasti tahu sesuatu tentang pria tampan itu kan? aarghh... aku selalu kalah start kalau sudah bertemakan pria tampan jika denganmu." Hesti pura-pura terlihat memelaskan agar Adelia tidak memarahinya karena meninggalkannya tadi.
" Bukan, dia hanya---"
" Hanya apa?"
" Hanya sepenggal kisah masa lalu!"
" WHAT?"
" Diem, ayo kita pulang! besok kita 'healing' ke puncak! kita ambil cuti kerja saja!"
" Benarkah? yeayy asyik, kita healing kemana bestie?"
" Ke Kasur!" Jawab Adelia langsung beranjak berdiri dan pergi ke kasir untuk membayar semua pesanan makanannya.
" Yaelah! ternyata cuma healing di mimpi doang!"
Akhirnya mereka berdua berjalan lunglai dengan pemikiran mereka masing-masing, yang satu tentang cinta, yang satu tentang pria tampan.
..."Hidup ini terlalu berharga untuk menghabiskan waktumu memikirkan dia, yang tak memperlakukanmu dengan baik dan tak pernah menganggapmu ada."...
..."Jangan salahkan dirimu atas keputusan yang salah. Setiap orang membuatnya. Jadikan mereka pelajaran untuk keputusanmu selanjutnya."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Eka
kasian bgt si Hesti dah seneng" ehhhh cuma di ajak mimpi🤣🤣🤣
2022-08-21
0
mbak i
new Adel😁😁😁😁
2022-02-12
1
Rangrizal28
malah ilfil liat ganesh
2022-02-10
2