...Happy Reading...
Hari Minggu yang cerah, namun tak secerah hati seorang Hanami saat ini, dia menghirup udara segar dipagi hari lewat balkon kamarnya, mengingat tentang story dirinya yang sering menangis hanya karena seorang pria yang sudah seperti kakak kandungnya sendiri ditempat itu.
Namun setelah berjalannya waktu, ternyata dia bisa baik-baik saja tanpanya, tempat belajar baru dan teman yang baru membuat dunia Hana seolah berubah, dia tidak lagi menjadi Hana yang tomboy seperti dulu lagi, walau sifat nyablaknya masih tetap sama, hanya penampilannya saja yang berubah, ketangkasannya sebagai ahli seni bela diri taekwondo pun masih dia pertahankan sampai sekarang.
Setelah kejadian beberapa tahun silam itu, Hanami sendirilah yang meminta kepada Mark dan Shanum untuk melanjutkan kuliah di Singapore bersama kakek dan neneknya, dan tadi malam Hana baru saja pulang kembali kerumahnya, setelah perjalanannya dari Singapore. Semenjak dia pergi, ini pertama kalinya dia kembali, biasanya Mark dan Shanum lah yang mengunjungi Hana ke sana.
Pada mulanya Hana masih merasa tidak terima dengan semua yang terjadi, terlebih lagi dia melihat Adelia berpelukan dengan pria lain, seolah pengorbanan besarnya terasa sia-sia, namun saat dia memberanikan diri untuk curhat dengan Dave sang guru Taekwondonya, hatinya sedikit terbuka atas semua wejangan dan nasehatnya, Dave selain dewasa juga asyik sebagai teman ngobrol, jadi dia menasehatinya dengan cara santai, tidak memaksa dan tidak memojokkan, itulah mengapa hati Hana bisa lebih menerima semua saran dan kritik dari Dave, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi saja.
Karena terkadang memang sulit untuk merelakan dan melupakam seseorang yang kita sayang saat kita masih sering melihatnya, dan ternyata keputusan yang dia ambil memang tepat, setidaknya dia tidak lagi menjadi seorang 'bad girl' yang sangat menyedihkan, sifat hangat dan cerianya kembali muncul seperti dulu kala, bahkan dengan penampilannya yang baru, banyak pria tampan dikantornya dulu yang sering stalking dirinya diam-diam.
Dan sebenarnya disana Hana sudah bekerja sebagai sekertaris di salah satu perusahaan yang cukup besar, namun karena permintaan Ayahnya untuk membantu mengurus salah satu perusahaan yang Simon percayakan kepada Mark sendiri, mau tidak mau Hana harus menurutinya, karena Shanum juga setiap hari terus saja menelpon dirinya dan memintanya untuk segera kembali pulang.
" Good morning kesayangan mama." Suara riang Shanum langsung memecahkan lamunan Hana pagi ini.
" Morning ma." Hana berjalan mendekati mamanya yang sudah membawakan segelas air susu hangat dan roti bakar untuknya.
" Kirain belum bangun tadi, jadi mama tinggal sarapan duluan, karena papamu harus berangkat kerja pagi-pagi sekali untuk menangani proyek barunya.
" Ya kali anak perawan jam segini belum bangun ma, cuma tadi badannya agak pegel-pegel dikit karena mungkin kurang kasih sayang kali ya, hehe." Jawab Hana yang sengaja dia buat nyeleneh.
" Bukan kurang kasih sayang, mungkin cuma kurang disayang aja." Jawab Shanum yang selalu bisa mengimbangi banyolan putrinya.
" Aaaaaa... kenapa bisa ketahuan sih, mau disayang-sayang dong sama mama." Hana langsung merengek dan hampir memeluk tubuh mamanya.
Namun saat jarak mereka hampir dekat, ternyata Shanum langsung menarik lengan Hana dengan kuat dan sengaja ingin membanting tubuh putrinya di karpet kamarnya, untuk sekedar menguji kemampuan bela diri putrinya masih bagus apa tidak.
" Heeeittttt... nggak kena.. nggak kena, haha." Dengan sigap Hanami langsung menangkis serangan mamanya dan langsung menghindar dan tertawa.
" Heish.. mama lega akhirnya kamu masih mendalami ilmu bela dirimu itu." Senyum Shanum kembali terbit.
" Ya jelas dong ma, tadi mama mau ngeprank Hana ya, owh tidak akan bisa! haha.." Hana langsung mengibaskan rambutnya yang sudah tidak lagi pendek seperti dulu saat masih remaja.
" Cuma mau ngetes doang, takut kalau kamu lupa, dunia sekarang ini sering tidak aman, dan bela diri adalah salah satu cara untuk melindungi diri dari orang-orang yang mungkin ingin berniat jahat kepadamu." Shanum merasa lega, ketika Hana bisa tumbuh menjadi wanita yang mandiri sampai saat ini.
Walau tinggal bersama kakek dan neneknya disana namun pasti berbeda rasanya, jika kita tinggal bersama orang tua kandung kita sendiri.
" Tenang saja ma, aku selalu ingat semua pesan-pesan mama." Hana akhirnya memeluk mamanya dengan erat.
" Kamu memang anak kesanyangan mama, god girl nak." Shanum mengusap kepala Hana dengan lembut.
" Ya.. gimana nggak ingat, tiap hari ponselku dipenuhi pesan dari mama, isinya itu-itu aja, sampai bosan bacanya." Hana langsung melepas pelukannya dan mulai mengantisipasi serangan berikutnya.
" Kamu ya, ow... begitu ternyata, kamu bosan mendengar nasehat mama kamu yang cantik ini ya!" Shanum langsung memasang kuda-kuda, siap mengeluarkan salah satu jurus taekwondo nya.
" Hahaha... ampun ma, aku mau mandi, bentar lagi janjian sama papa mau nemenin ketemu sama klien yang lain." Hana langsung terkekeh melihat aksi mamanya.
" Kamu sudah mau bantuin papa kerja nak? nggak mau nyantai dulu gitu, jalan-jalan atau sekedar kulineran dulu? udah lama banget lho kamu nggak makan makanan sini kan?" Tanya Shanum yang terkejut melihat semangat putrinya.
" Loh... Hana pulang kan memang mau bantuin papa kerja kan ma?"
" Iya... tapi ya jangan kayak orang takut 'missquen' gitu dong Hana, kamu kan baru pulang, duit papa kamu nggak akan habis kalau untuk membiayai kita bersenang-senang seharian ini?"
" Astaga ma, bukannya takut miskin, cuma kasian aja sama papa, sering kerja lembur bagai kuda, berangkat pagi pulang malam." Jawab Hana sambil menenteng handuknya.
" Tapi mama kangen jalan-jalan sama kamu nak, ayolah temenin mama shoping, mama tuh serasa kayak wanita yang dipenjara dalam sangkar emas tau nak, 'gabut' banget!" Shanum langsung memasang wajah melownya.
" Yaelah... mama ini lebay banget deh?" Hana menatap jengah wajah mamanya, kalau sudah seperti ini mana bisa dia menolaknya.
" Mama merasa kesepian nak." Shanum bahkan akting menjadi wanita yang merana.
" Ya sudah berangkat.. berangkat, aku mandi dulu, mama siap-siap aja dulu sana."
" Haisshh... orang tua jaman sekarang, gayanya bahkan melebihi anak muda!" Akhirnya Hana berjalan melenggang sambil menutup kepalanya dengan handuk ke dalam kamar mandi.
" Yeaayy... otewe piknik biar nggak panik!" Ucap Shanum sambil terkekeh geli sendiri.
Dan akhirnya dua wanita ibu dan anak ini sudah masuk ke dalam mobil dan bersiap untuk hang out ala anak muda.
" Mama yang nyetir ya, aku sudah lama banget nggak bawa mobil disini, kayak udah banyak yang berubah tempatnya gitu." Ucap Hana yang memilih menjadi penumpang saja kali ini.
" Okey, tidak masalah nak, mari kita membelah jalanan yang sudah padat merayap ini." Jawab Shanum dengan senang hati.
" Gass poll ma, hehe.." Teriak Hana seolah menyemangati.
Mereka bercanda tawa sambil menghibah tentang gosip-gosip terkini, dari tetangga yang tadinya miskin jadi tiba-tiba menjadi milyader karena tanahnya dibeli oleh negara untuk pembuatan jalan raya, sampai pengusaha kaya raya yang terciduk berselingkuh dengan pelakor, semua terangkum dalam obrolan gila dua wanita ini didalam mobil sampai tanpa sadar mereka menerobos trafic light yang sudah berwarna kuning, alhasil sampai ditengah-tengah jalan mereka terjebak saat lampu sudah berwarna hijau dan terjadilah sedikit kemacetan karena mobil Shanum dan Hana menghalangi jalan pengendara dari arah lain.
" Habislah kita hari ini nak, kenapa kamu nggak bilang kalau lampunya sudah hijau tadi." Umpat Shanum yang sudah pasrah saat beberapa anggota kepolisian terlihat mendatangi mereka.
" Tadi kayaknya belum hijau deh ma, masih kuning kok." Jawab Hana yang ikut ketar-ketir juga.
" Sim mama mana? cepat cari nak!" Teriak Shanum panik saat polisi itu sudah berjarak dekat dengan mereka.
" Kok nggak ada ma?" Hana sudah mengobrak- abrik tas milik Shanum namun tidak menemukannya.
" Haish... ya sudah, kita gantian tempat duduk, kamu bawa sim kan?" Shanum langsung panik dan bersiap tukaran posisi duduknya.
" Tapi aku sim Singapore ma? emang berlaku disini?" Hana yang memang belum mengurus sim baru dan kartu tanda pengenal baru disini ikut panik juga jadinya.
" Selamat siang, bisa ikut kami ke kantor sekarang, anda telah melakukan pelanggaran lalu lintas." Ucap salah seorang anggota kepolisian saat mengetuk pintu mobil mereka.
" Hah.. wasalam kita nak, ayo masuk!"
" Kemana ma?"
" Sebagai warga negara yang baik, kita harus berani menerima sanksi dari segala keteledoran kita!"
" Cakeeeeep! ngalamat jalan-jalan di kantor polisi ini mah." Umpat Hana yang langsung mengacungkan jempol dan mengikuti mamanya keluar mobil dan berjalan menuju kantor polisi yang berada di ujung jalan.
..."Layang-layang dapat terbang tinggi dengan melawan angin, bukan dengan mengikuti arah angin."...
..."Terkadang, kamu harus mengikuti logikamu agar hatimu tidak terluka."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Bzaa
wow ketemu berondong kesayangan kyknya nih
2022-12-24
0
raditha astriani
ini hana kenapa jd kaya mala..mereka bukan anak yg ketuker kan..haaaahhh
2022-04-18
1
guest1054251266
kjdian mala dulu ada dia anak nya shanum
2022-03-16
1