...Happy Reading...
Saat pagi menjelang Ganesh meringis saat menatap wajah tampannya didepan kaca kamar mandi, tonjokan pria itu semalam, berhasil membuat pipi kanannya memar dan berubah warna menjadi kebiruan.
Masih baik dia tidak jadi dibawa ke kantor polisi, kalau sampai terjadi, bisa kena marah dia sama orang tuanya, bahkan mungkin sang mommy bisa mengamuk tiga hari tiga malam, apalagi dengan alasan karena pergi berkencan dengan istri orang.
" Haish... jadi berkurang sepuluh persen ini ketampananku, gara-gara istri orang!" Umpat Ganesh sambil mengusap pipinya.
" Cantik sih cantik tuh bini orang, semlehot juga, tapi kalau begini caranya mending gw cari yang body triplek saja, nggak butuh tenaga buat bolak balikin atas bawah biar nggak gosong!" Rasa memar di pipinya memang baru terasa saat dia bangun tidur tadi.
Tadi malam saat dia pulang, orang tuanya sudah tertidur, hanya asisten rumah tangganya yang bangun, namun dia sengaja menutup wajahnya dengan jacket, jadi bibi pun tidak merasa curiga.
" Sayang... sudah bangun kamu nak?" Tiba-tiba Raras muncul dari depan pintu.
" Mommy?" Dia sontak menjawab dan keluar dari kamar mandi.
" Heh? wajahmu kenapa nak?" Raras langsung memicingkan kedua matanya dan berjalan mendekati tubuh putranya.
" Owh, ini nggak papa mom." Ganesh pura-pura tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.
" Nggak papa gimana? orang memar kebiruan gini kok, kamu berantem ya tadi malam?" Raras langsung berkacak pinggang siap memberikan ceramah jika memang itu yang terjadi.
" Enggak, berantem sama siapa sih mom, Ganesh mana ada musuh, orang baik hati, ramah tamah dan tidak sombong begini kok, hehe!" Seperti biasa Ganesh sudah ahli dalam bersandiwara sekarang.
" Trus ini kenapa?" Tanya Raras kembali.
" Tapi malam tuh saat mau masuk ke kamar mandi, lupa belom hidupin lampu, tiba-tiba pipi Ganesh kejedot dinding kamar mandi tuh, saking ngantuknya, jadi nggak kelihatan kalau ada tembok." Ganesh akhirnya menemukan alasan yang cukup masuk akal baginya.
" Kan mommy sudah bilang, jangan pulang malam-malam nak, untung saja tidak terjadi apa-apa dijalan kan." Raras langsung mengambil kotak p3k dari laci kamar Ganesh.
" Iya mom, maaf lupa." Dia hanya mengiyakan saja, asal tidak ketahuan pikirnya.
" Kamu ini sudah dewasa kenapa bisa ceroboh, sini baring dipangkuan, mommy obatin lukanya, nanti berbekas kan repot, aset utama masak bercalar sih." Ucap Raras sambil duduk diranjang putranya.
" Mom." Ganesh tersenyum saat memandang wajah mommynya, sudah lama dia tidak bermanja-manjaan seperti ini dengannya.
" Apa sayang?" Jawab Raras yang masih sibuk mengoleskan krim diwajah putranya.
" Kalau misalnya nih, ini cuma misal loh mom." Ucap Ganesh yang sebenarnya ingin curhat namun takut di omelin Raras kalau tahu kejadian yang sebenarnya.
" Iya, katakan saja." Jawab Raras sambil meniup-niup salep diwajah putranya agar cepat kering.
" Mommy dulu punya mantan kekasih nggak?" Tanya Ganesh dengan cepat.
" Banyak." Jawab Raras tanpa sadar.
" Apa? banyak?" Ganesh bahkan sampai melongo mendengarnya.
" Ehh.. bukan, maksud mommy ada beberapa gitu, nggak banyak dong, hehe.." Raras langsung membuang pandangan takut kalau ketahuan.
Nggak banyak, cuma nggak kehitung aja maksudnya nak, hihi..
" Kirain mommy juga seorang playgirl, hehe.." Ganesh kembali memejamkan matanya saat Raras memijit kepalanya seperti saat dulu mereka sering bermanja-manjaan dikala waktu senggang.
" Ya enggaklah nak." Raras sebenarnya juga malu kalau mengingat masa-masa nakal saat remaja dulu.
Nggak salah maksudnya, hehe..
" Gini mom, kalau misal nih, mommy punya mantan kekasih yang sudah lama tidak bertemu, trus mommy sudah punya pasangan baru, nah... tiba-tiba mommy bertemu dengan mantan mommy itu tidak sengaja dan bawa pasangan pula itu."
" Dan sebenarnya mommy masih punya perasaan lebih dengannya, bahkan seolah dia tidak tergantikan, dan sepertinya dia juga masih ada rasa walau mungkin cuma sedikit gitu." Ganesh berbicara panjang lebar yang malah membuat Raras tambah bingung.
" Intinya saja nak, nggak usah muter-muter, mom jadi bingung malah." Pinta Raras yang sudah tidak sabar mendengar cerita putranya.
" Ya intinya tuh... kira-kira mantan mommy itu masih mau nggak ya nerima mommy, kalau mommy mengutarakan kembali perasaanya dan ingin memulai kembali hubungan yang dulu sempat putus?" Akhirnya cerita Ganesh sampai pada titik klimaksnya.
" Kalau memang masih saling ada rasa, mungkin mau nak, atau bahkan sudah pasti mau, soalnya begini nak, terkadang untuk menjalin hubungan dengan orang baru itu sedikit malas, karena harus mencari tahu apa yang disukai apa yang tidak, dan sebagainya, sedangkan kalau kembali dengan yang lama kan kita sudah tahu, bagaimana baik buruknya, jadi nggak usah capek-capek mikir gitu."
" Tapi itu cuma pendapat mommy sih, karena mommy juga nggak pernah balikan sama mantan." Jawab Raras dengan jujur, dia memang anti balikan sama mantan, karena selalu mendapatkan yang lebih dari sebelumnya, apalagi suaminya yang sekarang, menurutnya Simon sudah sempurna lahir dan batin.
" Tapi, kalau dia pernah melihat kita bermesraan dengan yang baru? setelah itu apa dia masih mau menerima kita lagi?" Ganesh semalaman tidak bisa tidur saat mengingat wajah Adelia kembali.
" Ya kalau menerima sih bisa saja, tapi mungkin perasaannya tidak akan sama seperti dulu lagi, ibarat kata nih ya, kertas yang kita sobek-sobek itu masih bisa kita satukan lagi seperti semula dengan plaster atau lem, tapi bentuk dan kondisinya tidak akan bisa sama seperti sedia kala." Raras mencoba memberikan contoh yang lebih mudah dimengerti.
" Yaah... menyesal deh jadinya." Ucap Ganesh tanpa sadar.
" Kok jadi kamu yang menyesal? memang kamu orangnya?" Mata Raras langsung menjeling ke arah putranya.
" Hah? emm---" Belum sempat Ganesh menjawab dugaan sang mommy, terdengar suara teriakan yang menggelegar dari pintu utama rumah mereka.
" GANESH.. GANESH KAMU DIMANA!"
" Siapa itu? kayak suara daddy ya mom?" Ganesh dan Raras bahkan langsung tersentak.
" Apa iya? tapi ngapain daddy kamu teriak-teriak? selama berpuluh-puluh tahun menikah dengan mommy tidak pernah menaikkan suara sekeras itu nak?" Raras bahkan memegang da danya karena terkejut.
" Ayo kita lihat mom." Ganesh langsung menggandeng lengan mommynya menuju ke ruang utama.
" GANESH.. KELUAR KAMU SEKARANG JUGA, JANGAN SEMBUNYI ATAU AKU SERET KAMU TURUN KE BAWAH!"
Suara Simon sungguh membuat seisi rumah itu berbondong-bondong keluar dari tempat mereka masing-masing, bahkan tukang kebon pun ikut melongok dari jendela, masih dengan clurit tajam ditangannya. Dia terlihat murka, padahal sudah lama sekali dia tidak pernah mengamuk seperti itu semenjak ada Sang Pawang di hidupnya.
" What happen dad? apa yang terjadi? kenapa daddy teriak-teriak?" Ganesh bahkan setengah berlari mendekat kearah Simon yang sudah berkacak pinggang dengan ditemani Mark disampingnya.
" Ada apa bang? kenapa abang marah-marah? nanti gantengnya berkurang lho?" Sang Pawang langsung mulai beraksi, digapainya kedua tangan kokoh itu dan ditempelkannya ke kedua pipinya sambil mencoba untuk tersenyum walau jantungnya berdegub dengan kencang, sepertinya suaminya sedang marah besar kali ini.
" Anak kamu itu!" Simon menunjuk putranya dengan mata yang sudah memerah.
" Anak kita bang, apa abang lupa kalau kita buatnya nggak sengaja waktu itu?" Raras mencoba untuk membuat suaminya tetap tenang.
" Whatever!" Ucap Simon masih dengan mata yang tidak lepas dari wajah Ganesh yang mulai merasa gelisah dan tidak tenang.
" Ada apa abang sayang, coba cerita sama aku dong?" Raras langsung memeluk tubuh suaminya, dia takut jikalau nanti sampai menyakiti putranya.
" Mark, lempar surat kabar itu ke wajahnya!" Perintah Simon kepada Mark yang wajahnya terlihat sangat kecewa sekali.
" Bacalah." Ucap Mark sambil memberikan surat kabar itu kepada Ganesh, namun tidak benar-benar melemparkannya, Mark malah menepuk bahu Ganesh perlahan, mencoba untuk menguatkan, karena dia memang sangat menyayangi Ganesh seperti putranya sendiri.
Dan saat Ganesh membaca dan melihat apa yang ada didalam surat kabar itu, lututnya mendadak melemas, tenaganya seolah hilang dan akhirnya dia terduduk dilantai sambil menundukkan kepalanya.
... "Hidup adalah perjalanan,...
...pilihan kendaraan dan jalan yang akan dilalui sudah tersedia, namun kemudi kehidupan ada di tanganmu, baik buruknya dirimu, kamu sendirilah yang akan menentukan."...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Yuyun Asri
ternyata sifat playboy ganesh nurun dari mamanya
2022-03-23
1
Fenty arifian
haaahaaaa....nikmati akibat ulahmu sendiri ganesh...menjijikkan kamu..dasar playboy cap buaya buntung..
2022-02-13
1
Fenty arifian
haaahaaaa...mampus kamu ganesh...
2022-02-13
1